Ditinjau dari asalnya, hidup adalah anugrah. Segala sesuatu berasal dari kecil, termasuk manusia. Ketika nuthfah (sperma) kecil membuahi sel telor (ovum) kecil, maka Allah
memproses dengan
kecepatan luar biasa, hingga menjadi janin. Hanya dalam waktu 6 hingga 9 bulan
10 hari atau lebih, nuthfah (sperma) menjadi besar (bayi) yang siap dilahirkan.
“Di zaman modern ini nuthfah (sperma) belum dan takkan bisa diproses oleh
manusia agar menjadi bayi yang sesuai dengan kehendak mereka.”
Dalam proses menjadi bayi, ada waktu yang disebut spesialisasi, karena beberapa
titik sel berubah menjadi sempurna. Saat itu ada yang lalu menjadi kaki, usus,
tangan, mata, kepala, dan lain sebagainya.
Kalau manusia bisa mengambil alih kekuasaan dalam memproses nuthfah
(sperma), niscaya akan ditemukan cara agar :
1.
Wanita hamil hanya tiga bulan.
2.
Agar ketampanan atau kecantikan bayinya, sempurna.
3. Cara mempersiapkan bayi-bayi yang nantinya menjadi kaum hebat.
Yang terjadi di lapangan adalah, sesuai Firman Tuhan yang
artinya: “Hakikinya Perintah Dia ketika menghendaki sesuatu, hanya berfirman ‘jadi!’ maka menjadi. Maka Maha
Suci Zat yang di TanganNya 'kekuasaan segala sesuatu'. Dan kalian
akan dikembalikan padaNya.” [Qs Yasin 82-83].
Dalam kenyataan, ada suami tampan dan istri cantik yang duanya
dokter senior. Ternyata bayi mereka berkepala sangat besar, tidak seperti
dua orang tuanya. Ada lagi dokter senior tampan yang
anak gadisnya idiot. Bahkan dulu di zaman Musa AS, pernah ada sepasang suami istri yang putra mereka berjumlah sepuluh, cacat semuanya. Ada yang buta, ada
yang lumpuh, ada yang bisu, ada yang tuli, ada yang terserang penyakit panas
seumur hidupnya, ada yang terserang lepra, ada yang bertestis sangat besar
sebelah, ada yang gila, ada yang buta sebelah, ada yang pincang.
Maksud penulis
sederhana:
“Mengenai proses nuthfah
(sperma) menjadi
bayi hingga kematiannya, bahkan apa saja yang terjadi di bumi ini, bukti nyata
bahwa Allah yang mengkodar segala-galanya. Dan kita hidup dengan keadaan apapun,
Anugrah dari yang Maha Murah. Oleh karena itu bersyukur, dan menyembahlah, pada
Allah! Yang telah menghidupkan dan akan mematikan kita semuanya.”
0 komentar:
Posting Komentar