Dalam Kanzul ‘Ummal, Hadits Ibnu Syahin dikutib, “Bila awal Romadhon tiba,
Penyeru Allah menyeru ‘ya Ridhwan!’ pada malaikat penguasa Surga.
Ridhwan menjawab ‘labbaik wasa’daik (ya, siap!)’.
Pada Ridhwan, Dia perintah ‘hiasi Surga-Surga, untuk
(menghormat) kaum Puasa yang shalat tarwih, umat Muhammad SAW! Jangan ditutup!
Hingga mereka menyelesaikan ibadah Romadhon!’.
Di hari kedua, Allah memberikan Wahyu ‘tutup pintu-pintu Neraka!
Untuk (menghormat) umat Muhammad SAW yang berpuasa, dan shalat tarwih! Jangan
kau buka hingga mereka menyelesaikan ibadah Romadhon!’ pada malaikat penjaga Neraka.
Di hari ketiga, Allah memberikan Wahyu ‘ya Jibril! Turun ke
bumi! Belenggulah syaitan-syaitan liar, dan jin-jin sombong! Agar tidak merusak
puasa Hamba-HambaKu!’
Allah memiliki malaikat besar, yang kepalanya di bawah Arasy (Singgasana Allah), dua
kakinya di dasar bumi ketujuh. Sayap satunya sampai Timur; sayap lainnya di
Barat. Sayap satunya dari mutiara merah; yang lain dari Zabarjad hijau. Tiap
malam Romadhon, dia menyerukan ‘apa ada yang mau bertobat pada Allah? Apa ada
yang minta Ampun pada Allah? Apa ada yang membutuhkan pertolongan? Hai pencari
kebaikan, berbahagialah! Hai pencari kejelekan, berhenti! Gunakan akalmu!
Ketahuilah! Tiap malam, waktu sahur dan berbuka, Allah azza wajalla membebaskan 7.000 orang dari api
Neraka! Sebetulnya mereka telah dipastikan mendapat Adzab dari Robbil Aalamiiin!’.
Di waktu Lailatul
Qodar, Jibril turun bersama kumpulan
malaikat. Dia membentangkan dua bulu sayap berwarna hijau. Tiap helai bulunya,
mutiara dan intan Yaqut. Dua sayap ini hanya
dibentangkan setahu sekali, tepat Lailatul Qodar. Itulah yang dimaksud ‘tanazzalul malaaikatu warruuhu bi
Idzni Robbihim {تَنَزَّلُ الْمَلائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ}‘.
Mereka malaikat yang di bawah Sidrotul
Muntaha. Ruh, adalah ‘Jibril AS’, yang mengusap sayap lalu mengucapkan ‘Assalamu alaika ya Mukmin.
Assalamu alaika ya Mukmin’ pada
orang yang berpuasa, yang shalat tarwih, yang shalat di daratan, atau di
lautan.
Bila fajar telah menyingsing, Jibril naik, diiringi oleh para
malaikat. Di atas, mereka disambut ‘ya Jibril!’ Bagaimana Rohman azza
wajalla memperlakukan kaum yang berfaham ‘laa Ilaaha illalloohu?’ Oleh
penduduk beberapa langit.
Jibril AS berkata ‘baik’.
Pada mereka, sejumlah Karubiyyun (tokoh-tokoh malaikat) menyambut ‘bagaimana
Rohman memperlakukan kaum yang berpuasa di bulan Romadhon?’.
Setelah menjawab ‘baik’, Jibril dan para malaikat pendampingnya,
bersujud. Hingga Al-Jabbar azza
wajalla berfirman ‘ya Malaikat-MalaikatKu! Angkat kepala kalian! Aku
mempersaksikan pada kalian:
Sungguh Aku telah mengampuni kaum Puasa Romadhon! Kecuali yang
tidak menerima Salam Jibril! Yang tidak mendapatkan Salam dari Jibril:
1.
Peminum
arak.
2.
Pemeras (Penjahat).
3.
Penyihir.
4.
Penabuh
kendang atau tambur (pemusik).
5.
Dan
yang menentang dua orang tua!’.
Bila telah Idul Fitri, para malaikat turun, memenuhi ujung-ujung
jalan. Mereka berkata ‘hai Umat Muhammad! Meruputlah menuju Tuhan Maha Mulia!’.
Bila mereka telah memenuhi tempat shalat hari raya, (hingga
selesai), Al-Jabbar berfirman ‘hai Malaikat-MalaikatKu! Apa upah hamba yang
telah melakukan tugas?’.
Mereka berkata ‘balasannya agar segera diberikan’.
Al-Jabbar berfirman ‘mereka Hamba-HambaKu, anak-cucu
Hamba-HambaKu! Telah melaksanakan puasa, PerintahKu! Telah mentaati Aku! Telah
melakukan Kewajiban yang Aku perintahkan!’.
Penyeru (Malaikat) berteriak ‘hai Umat Muhammad! Silahkan pulang
sebagai kaum Benar! Sungguh Aku
telah mengampuni kalian!’.”