Bermacam-macam penyakit hati, membuat
penderitanya kasihan, karena tingkah-perbuatannya ‘menjadi aneh atau jelek’. Di antaranya: iri, dengki, dendam, tamak, dan sombong. Yang paling mengerikan ‘syirik atau kufur’.
Allah berfirman:
وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَى
بَعْضٍ لِلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبُوا وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِمَّا
اكْتَسَبْنَ وَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُلِّ
شَيْءٍ عَلِيمًا [النساء/32].
Artinya:
Jangan
mengangan-angan Kefadholan yang Allah berikan sebagian kalian atas
sebagian! Kaum Lelaki mendapatkan (anugrah) karena usaha mereka; kaum Wanita
mendapatkan (anugrah) karena usaha mereka. Mintalah pada Allah sebagian dari
KefadholanNya! Sungguh Allah Maha Alim mengenai segala sesuatu.
Rasulullah SAW juga menyampaikan makalah bermanfaat, sebagai ‘obat iri dan dengki’: سنن أبي داود -
(ج 13 / ص 56)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ
كَمَا تَأْكُلُ النَّارُ الْحَطَبَ أَوْ قَالَ الْعُشْبَ
Artinya:
Dari Abu Hurairah RA, “Sungguh Nabi SAW bersabda ‘jauhilah
oleh kalian, akan dengki! Sebab dengki makan kebaikan-kebaikan, seperti
api makan kayu-bakar’, atau, ‘rumput kering’."
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ وَلَا تَحَسَّسُوا
وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا تَحَاسَدُوا وَلَا تَدَابَرُوا وَلَا تَبَاغَضُوا
وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا.
Artinya:
Dari Nabi SAW: “Jauhilah persangkaan
(jelek)! Sebab sungguh persangkaan (jelek), cerita lebih bohong. Jangan mengoreksi (kekurangan orang lain) dengan telinga! Jangan mengoreksi
(kekurangan orang lain, dengan mata)! Jangan mendengki! Jangan membelakangi
(meremehkan)! Jangan saling memarahi! Jadilah Hamba-Hamba Allah bersaudara!.”
لَيْسَ لَكَ مِنَ الْأَمْرِ شَيْءٌ أَوْ يَتُوبَ عَلَيْهِمْ أَوْ
يُعَذِّبَهُمْ فَإِنَّهُمْ ظَالِمُونَ [آل عمران/128].
Artinya:
Sedikitpun kau tak memiliki hak dari perkara tersebut; Allah
akan memberi tobat mereka? Ataukan akan mengadzab mereka? Sungguh mereka
orang-orang Aniaya.
وَلَا يَأْتَلِ أُولُو الْفَضْلِ مِنْكُمْ وَالسَّعَةِ أَنْ
يُؤْتُوا أُولِي الْقُرْبَى وَالْمَسَاكِينَ وَالْمُهَاجِرِينَ فِي سَبِيلِ
اللَّهِ وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ
لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ [النور/22].
Artinya:
Dan kaum yang memiliki kefadholan dan
keluasan (rizqi) dari kalian, jangan meng-ilak (merenggangkan
cinta kasih)! Tidak mau memberi (santunan) pada pemilik kerabat, kaum Miskin, dan kaum Hijrah di
Jalan-Allah! Hendaklah memaafkan! Hendaklah berbuat baik! Bukankah kalian
senang jika Allah ‘mengampuni kalian?’ Allah
Maha Pengampun Maha Penyayang.
Sungguh Kami telah memberi Kemenangan untukmu, dengan Kemenangan nyata. Agar Allah mengampuni dosamu yang telah berlalu
dan berakhir. Untuk menyempurnakan NikmatNya atasmu, dan menunjukkan kau, pada Jalan
Lurus. Agar Allah
menolong kau dengan Pertolongan Dahsyat. Dia yang telah menurunkan Sakinah (Ketenangan) di
dalam hati orang-orang Iman,
agar mereka bertambah imannya,
bersamaan iman mereka (yang ada). Tentara-tentara beberapa langit dan bumi,
milik Allah. Sejak dulu Allah Maha Alim Maha Berhikmat. Sebagai upaya (Allah)
memasukkan orang-orang Iman
pada Surga-Surga yang dari bawahnya mengalir sungai-sungai. Mereka kekal di
dalamnya. Dan melebur kesalahan-kesalahan mereka untuk mereka. Dan demikian itu
Keuntungan Besar di sisi Allah. Dan akan menyiksa kaum Munafiq dan kaum Musyrik, lelaki maupun perempuan,
yang menyangka jelek pada Allah. Putaran jelek (akan menimpa) atas mereka; Allah murka
dan melaknat mereka. Dan menyediakan Jahannam untuk mereka, sejelek-jelek
tempat kembali. Tentara-tentara beberapa langit dan bumi ‘milik Allah’.
Allah telah nyata Maha Dahsyat Maha Berhikmat. Sungguh Kami telah mengutus kau
sebagai saksi, pemberi kabar gembira dan menakut-nakuti. Agar kalian:
2.
Mendukung, dan mengagungkan padanya.
3. Dan bertasbih di pagi
dan petang padaNya. [1]
Dalam Hadits Abu Dawud, Rasulullah
SAW bersabda,
“Barangsiapa menahan marah (atau dendam), padahal mampu melangsungkan kemarahan
(dendam)nya, di
hari kiamat nanti, Allah azza wajalla mengundang dia di atas
pimpinan-pimpinan makhluq. Hingga Allah menyuruh dia memilih mana
bidadari-bidadari bermata indah yang dia kehendaki.” [2]
Anas RA berkata, “Sutu hari Rasulullah
SAW duduk. Tiba-tiba kami melihat beliau tersenyum, hingga gigi depannya tampak. Menanggapi hal itu, Umar RA
berkata ‘apa yang membuat baginda tersenyum, ya
Rasulallah? Baginda dengan ayah dan ibu saya’.
Baginda bersabda ‘dua lelaki dari umatku bersimpuh di hadirat
Tuhan Kejayaan.
Satunya berkata ‘ya Tuhan saya, balaskan untuk saya teraniaya
saya oleh saudara
saya ini’.
Pada penuntut peradilan, Allah Tabaraka
wa Taala berfirman ‘bagaimana mungkin kau tega menuntut saudaramu,
padahal kebaikan-kebaikan dia mutlak (habis) tak tersisa sedikitpun?’.
Dia berdoa ‘ya Tuhan, kalau begitu hendaklah dia menanggung
sebagian dosa-dosa saya’.”
Anas RA berkata, “Dua mata
Rasulullah SAW berlinang karena menangis,
lalu bersabda ‘sungguh demikian itu,
akan terjadi di hari yang sangat dahsyat. Manusia sangat membutuhkan ‘sebagian dosa-dosa mereka dibebaskan’ untuk
(meringankan beban-dosa).”
Sontak ia menengadahkan kepalanya, lalu berdoa ‘ya Tuhan, saya
melihat kota-kota dan gedung-gedung dari emas yang dihias dengan mutiara. Milik
Nabi siapakah ini, atau
milik seorang Shiddiq siapakah
ini, atau milik Syuhadak siapakah
ini?’. [3]
Allah berfirman ‘kau mampu membeli’.
Dia berdoa ‘dengan apa?’.
Allah menjawab ‘dengan mengampuni
saudaramu’.
Allah azza wajalla berfirman ‘peganglah tangan
saudaramu, lalu
bawalah masuk ke surga!’.”
Saat itulah,
Rasulullah SAW bersabda, “Maka takutlah Allah, dan ‘pastikan
damai’ antar kalian. Karena sungguh Allah, Taala juga
akan mendamaikan antar Muslimiin (hingga yang teraniaya puas seperti itu).” [4]