SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

Doa Meluluhkan Hati Seseorang

Ya Allah sungguh Engkau Maha Mulia Maha Besar. Sedangkan saya HambaMu yang sangat hina dina. Tiada upaya dan kekuatan kecuali karena Kau. Ya Allah, tundukkanlah

Doa Agar di Beri kerjaan Bisnis

Ya Allah, Raja segala Kerajaan, Tuhan memberikan Kerajaan pada yang Tuhan kehendaki, melepas Kerajaan dari yang Tuhan kehendaki, menjayakan orang yang Tuhan kehendaki, dan merendahkan orang yang Tuhan kehendaki

Sapaan Nabi Membuat Khowat Sungkan

Rasulullah SAW keluar dari tenda dan bersabda pada saya ‘hai Ayah Abdillah, apa yang mendorong kau duduk bersama mereka ?’

Hibah Menurut Bukhori

Hibah Menurut Bukhari Ibrahim Annakhai tergolong Tabiin yang sangar alim. Beliau murid Ibrhaim Attaimi, murid Amer bin Maimun, murid Abu Abdillah Al-Jadali, murid Khuzaimah sahabat Nabi SAW.

Masuk Surga Paling Awal

Rasulullah SAW bersabda, “Jibril AS telah datang untuk memegang tanganku untuk menunjukkan saya Pintu Gerbang Surga, yang akan dimasuki oleh umatku.”

Tampilkan postingan dengan label Berhijrah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Berhijrah. Tampilkan semua postingan

2011/03/03

Wajibnya Umat Islam Bersatu



(تلاوة) Pembacaan Al-Qur’an malam Rabu di Ponpes Mulya Abadi sampai: وَكَيْفَ يُحَكِّمُونَكَ وَعِنْدَهُمُ التَّوْرَاةُ فِيهَا حُكْمُ اللَّهِ ثُمَّ يَتَوَلَّوْنَ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ وَمَا أُولَئِكَ بِالْمُؤْمِنِينَ (43). Sedangkan kajian ma’na Al-Qur’an  sampai: إِنَّ الَّذِينَ تَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ ظَالِمِي أَنْفُسِهِمْ قَالُوا فِيمَ كُنْتُمْ قَالُوا كُنَّا مُسْتَضْعَفِينَ فِي الْأَرْضِ قَالُوا أَلَمْ تَكُنْ أَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُوا فِيهَا فَأُولَئِكَ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَسَاءَتْ مَصِيرًا (97) إِلَّا الْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَاءِ وَالْوِلْدَانِ لَا يَسْتَطِيعُونَ حِيلَةً وَلَا يَهْتَدُونَ سَبِيلًا (98) فَأُولَئِكَ عَسَى اللَّهُ أَنْ يَعْفُوَ عَنْهُمْ وَكَانَ اللَّهُ عَفُوًّا غَفُورًا (99) وَمَنْ يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَجِدْ فِي الْأَرْضِ مُرَاغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً وَمَنْ يَخْرُجْ مِنْ بَيْتِهِ مُهَاجِرًا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا (100).
Artinya:
Sesungguhnya kaum yang diwafatkan oleh para malaikat dalam keadaan aniaya terhadap diri mereka (sendiri).[1] Para malaikat berkata, “Sebab apa kalian kemarin?.” [2][3] (Maksudnya sudah Islam kok tidak hijrah)?.
Mereka menjawab, “Kemarin kami dilemahkan di dalam bumi.”
Para malaikat berkata, “Bukankah bumi Allah luas, kalian bisa berhijrah di dalamnya?.”
Mereka itu tempat tinggalnya Jahannam dan sejelek-jeleknya tempat kembali.[4] (97). Kecuali orang-orang yang dilemahkan:
1.     Beberapa pria.
2.     Para wanita.
3.     Para anak-anak yang tak mampu berpindah dan tidak mendapatkan petunjuk jalan. (98)
Semoga Allah mengampuni terhadap mereka. Sejak dulu Allah Maha Pengampun Maha Pemaaf.[5] (99) Barang siapa berhijrah di Jalan Allah, maka akan menjumpai tempat-hijrah banyak, dan keluasan. Barang siapa keluar dari rumahnya untuk berhijrah pada Allah dan Rasul-Nya, lalu direnggut oleh maut (di perjalanan), maka pahalanya telah jatuh pada Allah. Dan Allah telah Maha Pengampun Maha Penyayang. (100)
Termasuk di antara hikmah pelajaran dalam beberapa ayat di atas adalah ummat Islam wajib bersatu.




[1] Maksudnya tidak mau berhijrah, padahal mempunyai kemampuan.
[2] فِيمَ diartikan ‘sebab apa’ karena sababiyyah.
[3] كُنْتُمْ diartikan ‘kalian kemarin’ karena lampau, bentuk sedang dan akannya تكونوا.
[4] Ada dua pendapat mengenai
Ayat tersebut:
1.     Ikrimah berkata, “Ayat itu turun membahas para pemuda Quraisy, di saat mereka di Makkah telah menyatakan Islam. Di antara mereka, Ali bin Umyah bin Khalaf, Abu Qais bin Al-Walid bin Al-Mughirah, Abul-’Ash bin Munabbih, Charits bin Zam’ah.”
2.     Ad-Dhachak berkata, “Ayat tersebut turun membahas sejumlah kaum Munafiq di Makkah yang tidak mau mengikuti Nabi SAW hijrah ke Madinah. Di saat terjadi Perang Badar, mereka justru keluar bersama kaum Musyrik ke Badar. Ternyata mereka tergolong kaum yang mendapat musibah, yakni mati terbunuh dalam peperangan tersebut. Akhirnya Ayat mulia yang membahas semu orang yang tidak mampu manjalankan agama yang tinggal di pertengahan kaum Musyrik, padahal mampu berhijrah tersebut, turun. Berdasarkan Ijma’ dan berdasar nass ini ayat: orang tersebut menganiaya diri-sendiri dan melakukan keharaman.

[5]وَكَانَ diartikan ‘dan sejak dulu’ karena bentuk lampau, bentuk sedangnya يكون.