SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

Doa Meluluhkan Hati Seseorang

Ya Allah sungguh Engkau Maha Mulia Maha Besar. Sedangkan saya HambaMu yang sangat hina dina. Tiada upaya dan kekuatan kecuali karena Kau. Ya Allah, tundukkanlah

Doa Agar di Beri kerjaan Bisnis

Ya Allah, Raja segala Kerajaan, Tuhan memberikan Kerajaan pada yang Tuhan kehendaki, melepas Kerajaan dari yang Tuhan kehendaki, menjayakan orang yang Tuhan kehendaki, dan merendahkan orang yang Tuhan kehendaki

Sapaan Nabi Membuat Khowat Sungkan

Rasulullah SAW keluar dari tenda dan bersabda pada saya ‘hai Ayah Abdillah, apa yang mendorong kau duduk bersama mereka ?’

Hibah Menurut Bukhori

Hibah Menurut Bukhari Ibrahim Annakhai tergolong Tabiin yang sangar alim. Beliau murid Ibrhaim Attaimi, murid Amer bin Maimun, murid Abu Abdillah Al-Jadali, murid Khuzaimah sahabat Nabi SAW.

Masuk Surga Paling Awal

Rasulullah SAW bersabda, “Jibril AS telah datang untuk memegang tanganku untuk menunjukkan saya Pintu Gerbang Surga, yang akan dimasuki oleh umatku.”

Tampilkan postingan dengan label Bukhari. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bukhari. Tampilkan semua postingan

2016/01/27

Kalimat ‘Aroja





Mengenai Nabi SAW Naik ke Langit, melalui Mi’roj, Bukhari hanya meriwayatkan, “Hattaa ‘aroja bii ilassamaaits tsaaniyah (حَتَّى عَرَجَ بِي إِلَى السَّمَاءِ الثَّانِيَةِ).” Artinya “Lalu Jibril AS membawa sayanaik ke langit kedua.”
Di halaman ini, Bukhari tidak menyebutkan Mi’roj. Tetapi di dalam kitabnya, Ibnu Hajar menjelaskan:
“Maksudnya (Nabi SAW) naik. Firman Allah Dzil-Ma’aarij’. Kepadanya, para malaikat naik. Ada yang berkilah Al-Mi’roj adalah tangga yang dipergunakan naik, oleh para malaikat, ruh-ruh, dan amalan-amalan’.
Ada yang berkilah ‘dia termasuk lebih indahnya sesuatu. Ruh yang melihat, takkan tahan menahan diri (hingga) keluar padanya. Mata orang yang akan meninggal, terbelalak melihat, karena indahnya’.
Ibnu Abbas juga berkata Al-Ma’aarij adalah tangga’.” [1]




قَوْله عرج بِي إِلَى السَّمَاء أَي صعد قَوْله ذِي المعارج قَالَ تعرج الْمَلَائِكَة إِلَيْهِ وَقيل الْمِعْرَاج سلم تصعد فِيهِ الْمَلَائِكَة والأرواح والأعمال وَقيل هُوَ من أحسن شَيْء لَا تتمالك النَّفس إِذا رَأَتْهُ أَن تخرج إِلَيْهِ واليه يشخص بصر المحتضر من حسنه وَقَالَ بن عَبَّاس المعارج درج.

2015/12/12

Wudhu Tiga-Tiga



Utsman bin Affan RA minta air untuk dituangkan 3 x, atas dua dua tangannya. Setelah membasuh dua tangannya, dia memasukkan tangan kanannya ke dalam wadah (air). Lalu berkumur. Lalu menghirup air melalui hidung. Lalu membasuh wajahnya 3 x. Dan tangannya 3 x. Lalu mengusap rambutnya. Lalu membasuh dua kaki hingga dua mata kakinya 3 x. Lalu berkata:
“Rasulullah SAW bersabda ‘barangsiapa berwudhu seperti wudhu saya ini, lalu shalat dua rakaat. Dalam dua rakaat tersebut, dia (khusuk) tidak bercerita pada hatinya. Maka dosa yang telah dia dahulukan diampuni (oleh Allah)’.” [1]



159 - حَدَّثَنَا عَبْدُ العَزِيزِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الأُوَيْسِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، أَنَّ عَطَاءَ بْنَ يَزِيدَ، أَخْبَرَهُ أَنَّ حُمْرَانَ مَوْلَى عُثْمَانَ أَخْبَرَهُ أَنَّهُ، رَأَى عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ دَعَا بِإِنَاءٍ، فَأَفْرَغَ عَلَى كَفَّيْهِ ثَلاَثَ مِرَارٍ، فَغَسَلَهُمَا، ثُمَّ أَدْخَلَ يَمِينَهُ فِي الإِنَاءِ، فَمَضْمَضَ، وَاسْتَنْشَقَ، ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلاَثًا، وَيَدَيْهِ إِلَى المِرْفَقَيْنِ ثَلاَثَ مِرَارٍ، ثُمَّ مَسَحَ بِرَأْسِهِ، ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَيْهِ ثَلاَثَ مِرَارٍ إِلَى الكَعْبَيْنِ، ثُمَّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «مَنْ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا، ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ لاَ يُحَدِّثُ فِيهِمَا نَفْسَهُ، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ»


Ponpes Mulya Abadi Mulungan

2015/02/24

Pertimbangan Tuhan



Allah Subhanah juga mempertimbangkan, Bat
Tapi Maha Cepat
Dan berfirman, “Barangsiapa memusui Kekasih Ana
Maka Ana mengumumkan ‘Perang’ padanya
Belum pernah Hamba mendekat Ana
Dengan amalan yang lebih menyenangkan 
Aku (Tuhan)
Daripada mengamalkan yang telah Aku wajibkan
Tak henti-henti Hamba mendekati Ana
Dengan amalan sunnah hingga
Ana cinta dia
Jika Ana telah cinta dia
Ana ‘Pendengaran’ yang dia gunakan mendengarkan
‘Mata’ yang dia gunakan memperhatikan
‘Tangan’ yang dia gunakan berpegangan
Dan ‘Kaki’ yang dia gunakan berjalan
Jika minta; sungguh Ana memberi dia
Jika minta perlindungan; Aku benar-benar melindungi dia
Secara serius, Aku belum bernah mempertimbangkan
Seperti Aku mempertimbangkan ruh orang iman
Dia takut mati; Aku benci dia menderita.”  [1]


[1] صحيح البخاري (8/ 105)
6502 - حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عُثْمَانَ بْنِ كَرَامَةَ، حَدَّثَنَا خَالِدُ بْنُ مَخْلَدٍ، حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ بِلاَلٍ، حَدَّثَنِي شَرِيكُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي نَمِرٍ، عَنْ عَطَاءٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " إِنَّ اللَّهَ قَالَ: مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالحَرْبِ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ: كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا، وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ، وَمَا تَرَدَّدْتُ عَنْ شَيْءٍ أَنَا فَاعِلُهُ تَرَدُّدِي عَنْ نَفْسِ المُؤْمِنِ، يَكْرَهُ المَوْتَ وَأَنَا أَكْرَهُ مَسَاءَتَهُ "
__________

[تعليق مصطفى البغا]
6137 (5/2384) -[ش (وليا) هو العالم بدين الله تعالى المواظب على طاعته المخلص في عبادته. (آذنته بالحرب) أعلمته بالهلاك والنكال. (مما افترضت عليه) من الفروض العينية وفروض الكفاية. (كنت سمعه. .) أحفظه كما يحفظ العبد جوارحه من التلف والهلاك وأوفقه لما فيه خيره وصلاحه وأعينه في المواقف وأنصره في الشدائد. (استعاذني) استجار بي مما يخاف
(ما ترددت) كناية عن اللطف والشفقة وعدم الإسراع بقبض روحه
(مساءته) إساءته بفعل ما يكره].

2014/11/27

Al-Karim



Yusuf AS Model Tertampan



Dalam bahasa Arab, sangat mulia disebut Al-Karim atau Al-‘Aziz. Tetapi lafal Al-Karim sering dipergunakan menyatakan "Sangat sopan atau Maha Sopan." Contoh: Yusuf putra Yaqub putra Ishaq putra Ibrahim AS. Beliau, ayah, dan kakek-kakeknya, kaum Sangat Sopan. Maka dalam Al-Hadits diistilahkan Al-Karim. Nabi SAW bersabda, “(Al-Karim) orang Sangat Sopan, putra (Al-Karim) orang Sangat Sopan, putra (Al-Karim) orang Sangat Sopan, putra (Al-Karim) orang Sangat Sopan, adalah ‘Yusuf bin Yaqub, bin Ishaq, bin Ibarhim AS (AlaihimusSalam).” [1]

Dalam riwayat lain, ketika nabi SAW bersabda tentang ‘Kesopanan Yusuf AS’, juga dengan lafal karim. Tapi sudah dirubah wazan atau bentuknya:
“Sungguh saya benar-benar takjub terhadap Yusuf, kesabaran, dan (karomihi) kesopanannya. Ketika dia AS ditanya tentang (mimpi) beberapa sapi. Semoga Allah mengampuni dia. Kalau aku menjadi dia, tidak mau memberi tahu mereka (tentang takwil mimpi tersebut), kecauli dengan sarat mereka ‘mengeluarkan saya’ dari penjara). Saya juga heran terhadap dia, ketika didatangi oleh utusan raja. Kalau aku menjadi dia, niscaya telah mendahului mereka menuju pintu (keluar), (untuk menghadap raja).”  [2]



Ponpes Kutubussittah Mulya Abadi Mulungan Sleman Jogjakarta Indonesia Sedang Butuh Dana Bebaskan Tanah


عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «الكَرِيمُ، ابْنُ الكَرِيمِ، ابْنِ الكَرِيمِ، ابْنِ الكَرِيمِ يُوسُفُ بْنُ يَعْقُوبَ بْنِ إِسْحَاقَ بْنِ إِبْرَاهِيمَ عَلَيْهِمُ السَّلاَمُ».
قَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:" لَقَدْ عَجِبْتُ مِنْ يُوسُفَ وَصَبْرِهِ وَكَرَمِهِ وَاللَّهُ يَغْفِرُ لَهُ حِينَ سُئِلَ عَنِ الْبَقَرَاتِ لَوْ كُنْتُ مَكَانَهُ لَمَا أَخْبَرْتُهُمْ حَتَّى أَشْتَرِطَ أَنْ يُخْرِجُونِي وَلَقَدْ عَجِبْتُ مِنْهُ حِينَ أَتَاهُ الرَّسُولُ وَلَوْ كُنْتُ مَكَانَهُ لَبَادَرْتُهُمُ الْبَابَ".

2014/04/03

Berita Sangat Unik


Annisa 155 - 159


Firman Allah dalam Surat An-Nisa’:

{فَبِمَا نَقْضِهِمْ مِيثَاقَهُمْ وَكُفْرِهِمْ بِآيَاتِ اللَّهِ وَقَتْلِهِمُ الْأَنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ وَقَوْلِهِمْ قُلُوبُنَا غُلْفٌ بَلْ طَبَعَ اللَّهُ عَلَيْهَا بِكُفْرِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُونَ إِلَّا قَلِيلًا () وَبِكُفْرِهِمْ وَقَوْلِهِمْ عَلَى مَرْيَمَ بُهْتَانًا عَظِيمًا () وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا () بَلْ رَفَعَهُ اللَّهُ إِلَيْهِ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا () وَإِنْ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ إِلَّا لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يَكُونُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا ()} [النساء: 155 - 159].

Adalah ‘Berita Sangat Unik’, karena banyak hikmah tersembunyi di dalamnya, seperti yang akan dibahas di bawah ini.

Arti beberapa Ayat di atas:
Karena mereka telah:
1.     Merusak sumpah mereka. [1]
3.     Membunuh para nabi dengan tidak benar.
4.     Mengatakan,“Hati kami tertutup.” Yang benar justru Allah yang menutup hati mereka, karena kekufuran mereka. Hingga mereka tidak beriman kecauli sangat sedikit.
5.     Melontarkan Tuduhan Dosa Besar atas Maryam.
6.   Berkata,“Kami telah membunuh Al-Masih bin Maryam AS, Utusan Allah.” Padahal mereka tidak membunuh dan tidak menyalib dia AS. Tetapi (yang benar), mereka telah dibuat serupa (bingung). [2] [3] Kaum yang telah berselisih mengenai Isa AS, niscaya di dalam ragu-ragu tentang hal itu. Mereka tidak memiliki ilmu sedikitpun mengenai hal itu, kecuali hanya mengikuti persangkaan. Mereka tidak membunuh dia AS secara yakin. [4] Yang benar, Allah telah mengangkat dia AS pada-Nya. [5] Sejak dulu, Allah Maha Dahsyat Maha Kaya Hikmah. [6] Dan tak seorangpun dari kaum Ahli Kitab, kecuali pasti sungguh akan beriman padanya, sebelum wafatnya. [7] Dan di hari kiamat nanti, dia akan menjadi saksi atas mereka.


Hikmah yang terkandung dalam lima ayat tersebut:
1.     Allah menunjuk 6 kesalahan kaum Yahudi, termasuk di antaranya menuduh Maryam berzina. Mengatakan ‘Isa AS telah wafat di atas Salib, berarti membenarkan pernyataan kaum Yahudi, yang dinilai bohong oleh Allah.
3.     Dalil yang menunjukkan 'Allah menuding 6 kesalahan kaum Yahudi', berada sejak di kalimat fabimaa naqdhihim (فَبِمَا نَقْضِهِمْ) (ayat 155), hingga kalimat wa qaulihim (وَقَوْلِهِمْ) (ayat 167), yakni selalu di-khafadh (dikasrah akhir lafalnya):
·        فَبِمَا نَقْضِ lengkapnya, “فَبِمَا نَقْضِهِمْ مِيثَاقَهُمْ.”
·        وَكُفْرِ lengkapnya, “وَكُفْرِهِمْ بِآيَاتِ اللَّهِ.”
·        وَقَتْلِ lengkapnya, “وَقَتْلِهِمُ الْأَنْبِيَاءَ بِغَيْرِ حَقٍّ.”
·        وَقَوْلِ lengkapnya, “وَقَوْلِهِمْ قُلُوبُنَا غُلْفٌ.”
·        وَبِكُفْرِهِمْ وَقَوْلِ lengkapnya, “وَبِكُفْرِهِمْ وَقَوْلِهِمْ عَلَى مَرْيَمَ بُهْتَانًا عَظِيمًا.”
·        وَقَوْلِ lengkapnya, “وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ.” Ini semua menunjukkan bahwa Firman tersebut sebagai kesatuan yang tak terpisahkan.

Ada yang bertanya, “Kenapa perkataan mereka ‘hati kami tertutup’ disalahkan oleh Allah, dengan kalimat 'justru Allah yang telah menutup hati mereka, karena kekufuran mereka?'."

Jawabannya, karena kalimat itu menunjukkan mereka, atau orang lain, yang menutup, dan itu berarti ada kemungkinan bisa dibuka. Kalau Allah yang menutup, siapa yang mampu membuka? Agar mereka tahu Allah tidak bersalah, maka Allah berfirman “Karena kekufuran mereka."


Ponpes Mulya Abadi Mulungan



[1] Arti مِيثَاقَ sebenarnya ikatan, namun maksudnya sumpah.
[2] وَ diartikan padahal, karena haliyyah. (Lafal padahal berasal dari pada hal, lalu digabung menjadi padahal. Padahal artinya di dalam hal (kedaan), kalau dalam bahasa Arab disebut haliyyah, adapun dalam tulisan cukup ditulis waw (وَ).
[3] Az-Zamakhsyari termasuk Mufassir (ahli tafsir Al-Qur’an terkenal) yang teliti. Dia membahas kalimat syubbiha lahum: تفسير الزمخشري = الكشاف عن حقائق غوامض التنزيل (1/ 587)
فإن قلت: شُبِّهَ مسند إلى ماذا؟ إن جعلته مسنداً إلى المسيح، فالمسيح مشبه به وليس بمشبه، وإن أسندته إلى المقتول فالمقتول لم يجر له ذكر قلت: هو مسند إلى الجار والمجرور وهو قَوْلِهِمْ كقولك خيل إليه، كأنه قيل: ولكن وقع لهم التشبيه

Artinya: 
Jika kau berkata lafal شُبّهَ dialamatkan ke mana? Jika dialamatkan pada Al-Masih, justru dia AS yang dibuat master: bukannya dibuat serupa, namun jika kau alamatkan pada orang yang dibunuh, dia mutlak tidak disebutkan dalam kisah ini?. 
Saya menjawab, "Dialamatkan pada jar-majrur (لَهُمْ), seperti ucapanmu خيل إليه yang artinya dikhayalkan padanya (artinya dia diberi khayalan). Sungguh sepertinya, penyerupaan telah terjadi untuk (mengecoh) mereka.

Al-Alusi (ahli tafsir Al-Qur’an yang tak kalah mashur dibanding Az-Zamakhsyari), juga menjelaskan seperti itu.

[4] Firman ini, mukjizat atau nubuwat, yang menyatakan bahwa pelaku sejarah, kaum Yahudi, saat itu, tidak yakin bahwa mereka telah membunuh ‘Isa AS.
[5] بَلْ di sini, dan dalam ayat 155, sebelumnya, diartikan yang benar atau justru, berdasarkan:

1.      
صحيح البخاري (8/ 43)
جَلَسْتُ إِلَى سَعِيدِ بْنِ المُسَيِّبِ، فَحَدَّثَنِي: أَنَّ جَدَّهُ حَزْنًا قَدِمَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: «مَا اسْمُكَ» قَالَ: اسْمِي حَزْنٌ، قَالَ: «بَلْ أَنْتَ سَهْلٌ» قَالَ: مَا أَنَا بِمُغَيِّرٍ اسْمًا سَمَّانِيهِ أَبِي قَالَ ابْنُ المُسَيِّبِ: «فَمَا زَالَتْ فِينَا الحُزُونَةُ بَعْدُ»

Artinya: 
Saya pernah duduk di dekat Sa’id bin Al-Musayyab. Dia bercerita padaku bahwa, kakeknya bernama Hazn, pernah datang pada Nabi SAW. Nabi SAW bertanya, “Siapa namamu?” 
Dia menjawab, “Nama saya Hazn (artinya susah).” 
Nabi SAW bersabda, “Bal (justru atau yang benar) kau ini Sahl (artinya mudah atau senang).” 
Dia menjawab, “Saya takkan merubah nama pemberian ayahku.” 
Ibnul-Musayyab berkata, “Akhirnya kesusahan terus-menerus melanda kami.”

2.       
صحيح مسلم (1/ 250)
جَاءَتْ أُمُّ سُلَيْمٍ، - وَهِيَ جَدَّةُ إِسْحَاقَ -، إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ لَهُ، وَعَائِشَةُ عِنْدَهُ: يَا رَسُولَ اللهِ، الْمَرْأَةُ تَرَى مَا يَرَى الرَّجُلُ فِي الْمَنَامِ، فَتَرَى مِنْ نَفْسِهَا مَا يَرَى الرَّجُلُ مِنْ نَفْسِهِ، فَقَالَتْ عَائِشَةُ: يَا أُمَّ سُلَيْمٍ، فَضَحْتِ النِّسَاءَ، تَرِبَتْ يَمِينُكِ، فَقَالَ لِعَائِشَةَ: «بَلْ أَنْتِ، فَتَرِبَتْ يَمِينُكِ، نَعَمْ، فَلْتَغْتَسِلْ يَا أُمَّ سُلَيْمٍ، إِذَا رَأَتْ ذَاكِ »

Artinya: 
Ummu Sulaim (nenek Ishaq) datang pada Rasulillah SAW, untuk berkata, “Ya Rasulallah (saat itu ‘Aisyah berada di sisi Nabi SAW), bagaimana pendapat tuan, mengenai seorang wanita yang mimpi basah seperti lelaki, di waktu tidur?. Dia mengalami seperti yang dialami oleh lelaki?.” 
‘Aisyah langsung menegur dia, “Ya Umma Sulaim! Kau telah mempermalukan kaum wanita! Jatuh tanganmu!.” Pada ‘Aisyah RA, nabi SAW menegur, “Bal (Justru) kau yang jatuh tangannya. Betul! Wanita memang ada juga yang mengalami mimpi basah. Kalau terjadi demikian, hendaklah dia mandi junub seperti laki-laki yang mimpi basah.”

[6] كَانَ diartikan sejak dulu, karena fiil madhi (kata-kerja lampau).
[7] إِنْ مِنْ di sini, diartikan tak seorangpun karena min-nya tab’idhiyyah, berdasarkan: تفسير ابن كثير (2/ 452)
وَقَالَ أَبُو مَالِكٍ فِي قَوْلِهِ: {إِلا لَيُؤْمِنَنَّ بِهِ قَبْلَ مَوْتِهِ} قَالَ: ذَلِكَ عِنْدَ نُزُولِ عِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ، عَلَيْهِ السَّلَامُ، لَا يَبْقَى أَحَدٌ من أهل الكتاب إلا آمن به.

Artinya: 
Abu Malik (Muhaddits yang sering ditulis oleh Bukhari di dalam kitabnya. Dia murid Rib’i), membahas tentang Firman Allah, “Kecuali pasti sungguh (mereka) akan beriman padanya, sebelum wafatnya. ‘Ini akan terjadi pada saat turunnya Isa bin Maryam AS. Tak seorang pun kaum Ahli Kitab, kecuali pasti beriman pada Isa AS’.”