SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

Doa Meluluhkan Hati Seseorang

Ya Allah sungguh Engkau Maha Mulia Maha Besar. Sedangkan saya HambaMu yang sangat hina dina. Tiada upaya dan kekuatan kecuali karena Kau. Ya Allah, tundukkanlah

Doa Agar di Beri kerjaan Bisnis

Ya Allah, Raja segala Kerajaan, Tuhan memberikan Kerajaan pada yang Tuhan kehendaki, melepas Kerajaan dari yang Tuhan kehendaki, menjayakan orang yang Tuhan kehendaki, dan merendahkan orang yang Tuhan kehendaki

Sapaan Nabi Membuat Khowat Sungkan

Rasulullah SAW keluar dari tenda dan bersabda pada saya ‘hai Ayah Abdillah, apa yang mendorong kau duduk bersama mereka ?’

Hibah Menurut Bukhori

Hibah Menurut Bukhari Ibrahim Annakhai tergolong Tabiin yang sangar alim. Beliau murid Ibrhaim Attaimi, murid Amer bin Maimun, murid Abu Abdillah Al-Jadali, murid Khuzaimah sahabat Nabi SAW.

Masuk Surga Paling Awal

Rasulullah SAW bersabda, “Jibril AS telah datang untuk memegang tanganku untuk menunjukkan saya Pintu Gerbang Surga, yang akan dimasuki oleh umatku.”

Tampilkan postingan dengan label Mushthalah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Mushthalah. Tampilkan semua postingan

2013/11/25

Mushthalah




Mushthalah ialah ilmu mengenai hal-ihwal Hadits secara rinci. Sekitar 13 tahun yang lalu, penulis sering mendengar KH Su’udi Ridhwan, membahas ‘ilmu ini’ bersama KH Kasmudi dan lainnya, di Daengan Yogyakarta.
Muhadditsin salaf yang jago mengenai ‘mushthalah’ banyak. Paling menonjol adalah Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan banyak lagi. 
Kelebihan kitab Abu Dawud, dalam ‘mushthalahnya
Penulis menunjukkan contoh bahasan ‘mushthalah’ Abu Dawud: سنن أبي داود (3/ 233)
3292 - حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْمَرْوَزِيُّ، حَدَّثَنَا أَيُّوبُ بْنُ سُلَيْمَانَ، عَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ أَبِي أُوَيْسٍ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ بِلَالٍ، عَنِ ابْنِ أَبِي عَتيِقٍ، وَمُوسَى بْنِ عُقْبَةَ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ أَرْقَمَ، أَنَّ يَحْيَى بْنَ أَبِي كَثِيرٍ، أَخْبَرَهُ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا، قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَا نَذْرَ فِي مَعْصِيَةٍ، وَكَفَّارَتُهُ كَفَّارَةُ يَمِينٍ» ، قَالَ أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْمَرْوَزِيُّ، إِنَّمَا الْحَدِيثُ حَدِيثُ عَلِيِّ بْنِ الْمُبَارَكِ، عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الزُّبَيْرِ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرَادَ أَنَّ سُلَيْمَانَ بْنَ أَرْقَمَ وَهِمَ فِيهِ وَحَمَلَهُ عَنْهُ الزُّهْرِيُّ، وَأَرْسَلَهُ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ، عَنْ عَائِشَةَ رَحِمَهَا اللَّهُ، قَالَ أَبُو دَاوُدَ: رَوَى بَقِيَّةُ، عَنِ الْأَوْزَاعِيِّ، عَنْ يَحْيَى، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الزُّبَيْرِ، بِإِسْنَادِ عَلِيِّ بْنِ الْمُبَارَكِ، مِثْلَهُ
__________

[حكم الألباني] : صحيح لغيره.

Arti (selain isnad)nya:
Rasulullah SAW bersabda, “Tiada nadzar untuk maksiat. Kafarahnya; kafarah sumpah.”
Ahmad bin Muhammad Al-Marwazi berkata, “Sungguh yang benar, ini Hadits Ali bin Al-Mubarak, dari Yahya bin Abi Katsir, dari Muhammad bin Azzubair, dari ayahnya, dari Imran bin Chushain RA, dari nabi SAW.
Maksud Ahmad bin Muhammad Al-Marwazi, “Sungguh Sulaiman bin Arqam ‘telah salah’ dalam (penyampaian) Hadits tersebut. Namun Azzuhri membawa Hadits dari Sulaiman bin Arqam tersebut. Azzuhri telah memursalkan Hadits ini ‘dari Abi Salamah, dari Aisyah RA’.”

Abu Dawud berkata, “Baqiyah telah meriwayatkan dari Al-Auza’i, dari Yahya, dari Muhammad bin Azzubair, dengan isnad Ali bin Al-Mubarak; semisal Hadits Ayub bin Sulaiman.”

Albani menghukumi Hadits ini ‘shahih lighoirih’.