SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

Doa Meluluhkan Hati Seseorang

Ya Allah sungguh Engkau Maha Mulia Maha Besar. Sedangkan saya HambaMu yang sangat hina dina. Tiada upaya dan kekuatan kecuali karena Kau. Ya Allah, tundukkanlah

Doa Agar di Beri kerjaan Bisnis

Ya Allah, Raja segala Kerajaan, Tuhan memberikan Kerajaan pada yang Tuhan kehendaki, melepas Kerajaan dari yang Tuhan kehendaki, menjayakan orang yang Tuhan kehendaki, dan merendahkan orang yang Tuhan kehendaki

Sapaan Nabi Membuat Khowat Sungkan

Rasulullah SAW keluar dari tenda dan bersabda pada saya ‘hai Ayah Abdillah, apa yang mendorong kau duduk bersama mereka ?’

Hibah Menurut Bukhori

Hibah Menurut Bukhari Ibrahim Annakhai tergolong Tabiin yang sangar alim. Beliau murid Ibrhaim Attaimi, murid Amer bin Maimun, murid Abu Abdillah Al-Jadali, murid Khuzaimah sahabat Nabi SAW.

Masuk Surga Paling Awal

Rasulullah SAW bersabda, “Jibril AS telah datang untuk memegang tanganku untuk menunjukkan saya Pintu Gerbang Surga, yang akan dimasuki oleh umatku.”

Tampilkan postingan dengan label Abu Nuaim. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Abu Nuaim. Tampilkan semua postingan

2016/04/18

Doa Ibrohim Bin Adham





Abu Nuaim seorang Muhaddits (ahli Hadits) penyusun kitab Hilyah. Melalui isnad, beliau memberitakan, “Khalaf bin Tamim berkata ‘Ibrohim bin Adham pernah mengarungi lautan’. Tiba-tiba angin kencang datang mengerikan. Beliau berselimut dengan selimutnya. Dengan heran, penghuni perahu mengamati beliau yang berselimut. Seorang lelaki memberanikan diri berkata ‘hai orang ini ! kau melihat kami kebingungan, namun kamu malahan berselimut ?!.
Ibrohim membuka selimut agar wajahnya tampak, lalu keluar dari selimut. Lalu mengangkat wajahnya ke langit, berdoa :

اللهُمَّ قَدْ أَرَيْتَنَا قُدْرَتَكَ فَأَرِنَا عَفْوَكَ
Baca :
Alloohumma qod aroiTanaa QudrotaKa fa arinaa ‘AfwaKa.
Artinya :
Ya Allah, sungguh Kau telah menunjukkan QodarMu pada kami, sekarang tunjukkan pada kami AmpunanMu.
Sontak laut menjadi tenang bagaikan minyak. [1]





[1] حلية الأولياء وطبقات الأصفياء (8/ 5)
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ جَعْفَرٍ , ثنا مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ سُلَيْمَانَ الْهَرَوِيُّ , قَالَ: سَمِعْتُ الْعَبَّاسَ بْنَ مُحَمَّدٍ، يَقُولُ: سَمِعْتُ خَلْفَ بْنَ تَمِيمٍ، يَقُولُ: كَانَ إِبْرَاهِيمُ بْنُ أَدْهَمَ فِي الْبَحْرِ فَعَصَفَ الرِّيحُ وَاشْتَدَّتْ , وَإِبْرَاهِيمُ مَلْفُوفٌ فِي كِسَائِهِ فَجَعَلَ أَهْلُ السَّفِينَةِ يَنْظُرُونَ إِلَيْهِ فَقَالَ لَهُ رَجُلٌ مِنْهُمْ: يَا هَذَا مَا تَرَى مَا نَحْنُ فِيهِ مِنْ هَذَا الْهَوْلِ وَأَنْتَ نَائِمٌ فِي كِسَائِكَ قَالَ: فَكَشَفَ إِبْرَاهِيمُ رَأْسَهُ فَأَخْرَجَهُ مِنَ الكِسَاءِ ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ إِلَى السَّمَاءِ فَقَالَ: " اللهُمَّ قَدْ أَرَيْتَنَا قُدْرَتَكَ فَأَرِنَا عَفْوَكَ , قَالَ: فَسَكَنَ الْبَحْرُ حَتَّى صَارَ كالدُّهْنِ ".

2014/08/02

Arti Kokok Ayam




Hadits Abu Nuaim sering disebut, “Chilyatul-Auliya,” artinya hiasan para Wali. Beberapa Riwayat dari Hadits ini sering dinukil di dalam Kanzul-Ummal. Ada sebuah Riwayat bahwa:
Allah memiliki malaikat berbentuk ayam jantan. Dua kakinya terbenam kebumi paling bawah, kepalanya sampai Arasy (Singgasana Allah). Tiada satu malam pun, kecuali pasti Allah Al-Jabbar, turun kelangit dunia. Untuk berfirman, “Masyak tiada orang berdoa untuk diberi? Masyak tiada orang bertobat, agar diterima tobatnya? Masyak tiada orang istighfar, agar diberi ampunan?.”

1.     Malaikat berbentuk ayam, bertasbih dengan memuji Allah. Lalu berkokok keras, hingga membuat semua makhluq yang di sekeliling Arasy, terkejut. Sontak mereka bertasbih dengan memuji Allah.
2.     Semua makhluq yang di langit bawahnya, juga berbuat demikian.
3.     Semua makhluq yang di langit bawahnya, juga berbuat demikian.
4.     Semua makhluq yang di langit bawahnya, juga berbuat demikian.
5.     Semua makhluq yang di langit bawahnya, juga berbuat demikian.
6.     Semua makhluq yang di langit bawahnya, juga berbuat demikian.
7.     Semua makhluq yang di langit bawahnya, juga berbuat demikian.
Ayam-ayam jantan, makhluq bumi yang pertama kali tahu, bahwa para malaikat di langit dunia, bertasbih hingga menggemuruh. Mereka berkokok yang artinya, “Hai para hamba!.”
Kokokan ketiga artinya, “Berdirilah! Hai kaum Patuh!.”
Kokokan keempat artinya, “Berdiri! Hai kaum Suka Sholat!.”
Kokokan kelima artinya, “Berdiri! Hai kaum Ahli Dzikir!.”
Jika telah masuk waktu subuh, mereka berkokok, “Berdirilah! Hai kaum Lengah!.”
Barangsiapa sebelum subuh, membaca 10 Ayat, maka tidak terdaftar sebagai kaum Lengah.
Barangsiapa sebelum subuh, membaca 20 Ayat, maka didaftar tergolong kaum Ahli Dzikir.
Barangsiapa sebelum subuh, membaca 50 Ayat, maka didaftar sebagai kaum Pengamal Sholat.
Barangsiapa sebelum subuh, membaca 100 Ayat, maka didaftar sebagai kaum Patuh.
Barangsiapa sebelum subuh, membaca 150 Ayat, maka diberi pahala satu Qinthar; 100 Rathl. Satu Rathl; 72 Mitsqal. Satu Mitsqal; 24 Qirath. Qirath adalah tumpukan pahala setinggi gunung Uhud. [1]


[1]

حلية الأولياء وطبقات الأصفياء (6/ 4)
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدٍ، ثنا أَبُو الْعَبَّاسِ مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ سُلَيْمَانَ الْهَرَوِيُّ، ثنا أَبُو عَامِرٍ، ثنا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ، حَدَّثَنِي إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَيَّاشٍ، عَنْ عُتْبَةَ بْنِ أَبِي حَكِيمٍ، عَنْ أَبِي رَاشِدٍ الْحَرَّانِيِّ، عَنْ كَعْبٍ، قَالَ: إِنَّ لِلَّهِ تَعَالَى مَلَكًا عَلَى صُورَةِ دِيكٍ رِجْلَاهُ فِي التُّخُومِ الْأَسْفَلِ مِنَ الْأَرْضِ وَرَأْسُهُ تَحْتَ الْعَرْشِ، فَمَا مِنْ لَيْلَةٍ إِلَّا وَالْجَبَّارُ تَعَالَى يَنْزِلُ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا فَيَقُولُ: أَلَا مِنْ سَائِلٍ فَيُعْطَى، أَلَا مِنْ تَائِبٍ فَيُتَابَ عَلَيْهِ، أَلَا مِنْ مُسْتَغْفِرٍ فَيُغْفَرَ لَهُ، فَيُسَبِّحُ اللهَ تَعَالَى وَيَحْمَدُهُ، ثُمَّ يُصَوِّتُ حَتَّى يَفْزَعَ لِذَلِكَ مَنْ حَوْلَ الْعَرْشِ فَيُسَبِّحُونَ اللهَ وَيَحْمَدُونَهُ، ثُمَّ أَهْلُ السَّمَاءِ الثَّانِيَةِ، ثُمَّ الثَّالِثَةِ، ثُمَّ الرَّابِعَةِ، ثُمَّ الْخَامِسَةِ، ثُمَّ السَّادِسَةِ، ثُمَّ هَذِهِ السَّمَاءُ الدُّنْيَا، فَأَوَّلُ مَنْ يَعْلَمُ بِذَلِكَ مِنْ أَهْلِ الْأَرْضِ الدَّجَاجُ، فَأَوَّلُ مَنْ يَزْقُو الدِّيكُ فَيَقُولُ: قُومُوا أَيُّهَا الْعَابِدُونَ، فَإِذَا زَقَا الثَّانِيَةَ قَالَ: قُومُوا أَيُّهَا الْمُسَبِّحُونَ، فَإِذَا زَقَا الثَّالِثَةَ قَالَ: قُومُوا أَيُّهَا الْقَانِتُونَ، فَإِذَا زَقَا الرَّابِعَةَ قَالَ: قُومُوا أَيُّهَا الْمُصَلُّونَ فَإِذَا زَقَا الْخَامِسَةَ قَالَ: قُومُوا أَيُّهَا الذَّاكِرُونَ، فَإِذَا أَصْبَحَ ضَرَبَ بِجَنَاحَيْهِ وَقَالَ: قُومُوا أَيُّهَا الْغَافِلُونَ. فَمَنْ قَرَأَ بِعَشْرِ آيَاتٍ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ لَمْ يُكْتَبْ مِنَ الْغَافِلِينَ، وَمَنْ قَرَأَ بِعِشْرِينَ آيَةً قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ كُتِبَ مِنَ الذَّاكِرِينَ، وَمَنْ قَرَأَ بِخَمْسِينَ آيَةً كُتِبَ مِنَ الْمُصَلِّينَ، وَمَنْ قَرَأَ بِمِائَةِ آيَةٍ كُتِبَ مِنَ الْقَانِتِينَ، وَمَنْ قَرَأَ بِخَمْسِينَ وَمِائَةِ آيَةٍ أُعْطِيَ قِنْطَارًا مِنَ الْأَجْرِ، وَالْقِنْطَارُ مِائَةُ رِطْلٍ وَالرِّطْلُ اثْنَانِ وَسَبْعُونَ مِثْقَالًا، وَالْمِثْقَالُ أَرْبَعَةٌ وَعِشْرُونَ قِيرَاطًا، وَالْقِيرَاطُ مِثْلُ أُحُدٍ.