SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

Doa Meluluhkan Hati Seseorang

Ya Allah sungguh Engkau Maha Mulia Maha Besar. Sedangkan saya HambaMu yang sangat hina dina. Tiada upaya dan kekuatan kecuali karena Kau. Ya Allah, tundukkanlah

Doa Agar di Beri kerjaan Bisnis

Ya Allah, Raja segala Kerajaan, Tuhan memberikan Kerajaan pada yang Tuhan kehendaki, melepas Kerajaan dari yang Tuhan kehendaki, menjayakan orang yang Tuhan kehendaki, dan merendahkan orang yang Tuhan kehendaki

Sapaan Nabi Membuat Khowat Sungkan

Rasulullah SAW keluar dari tenda dan bersabda pada saya ‘hai Ayah Abdillah, apa yang mendorong kau duduk bersama mereka ?’

Hibah Menurut Bukhori

Hibah Menurut Bukhari Ibrahim Annakhai tergolong Tabiin yang sangar alim. Beliau murid Ibrhaim Attaimi, murid Amer bin Maimun, murid Abu Abdillah Al-Jadali, murid Khuzaimah sahabat Nabi SAW.

Masuk Surga Paling Awal

Rasulullah SAW bersabda, “Jibril AS telah datang untuk memegang tanganku untuk menunjukkan saya Pintu Gerbang Surga, yang akan dimasuki oleh umatku.”

Tampilkan postingan dengan label Lisanul-Arab. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Lisanul-Arab. Tampilkan semua postingan

2015/03/27

Nasehat



Dalam kamus bahasa Arab 'Lisanul-Arab' dijelaskan, Ibnul-Atsir berkata, “Nasehat ialah untaian kalimat yang disampaikan, untuk ‘memperbaiki’ orang yang dinasehati. Yang dinasehati tidak mungkin bisa menerima, kecauli dengan ‘kalimat nasehat’ tersebut. Asal lafal nasehat’ dari ‘annushch’ yang artinya murni.

Beberapa makna nasehat:
1.     Nasehat untuk Allah’ ketika beribadah beriktikad benar, berniat ikhlas, dan semata-mata untuk Allah.
2.     Nasehat untuk Kitab Allah’ meyakini kebenarannya, dan mengamalkan isinya.
3.     Nasehat RasulNya SAW’ mempercayai kenabian dan risalah (ajaran)nya, melakukan perintahnya, dan menjauhi larangannya.
4.     Nasehat Aimmah (para imam)’ mentaati mereka untuk kebenaran dan bersabar, ketika mereka jaaruu (belok dari keadilan).
5.     Nasehat umumnya Muslimiin’ berupaya (masholih) memperbaiki mereka.” [1]


Ponpes Mulya Abadi Mulungan


 قَالَ ابْنُ الأَثير: النَّصِيحَةُ كَلِمَةٌ يُعَبَّرُ بِهَا عَنْ جُمْلَةٍ هِيَ إِرادة الْخَيْرِ لِلْمَنْصُوحِ لَهُ، فَلَيْسَ يُمْكِنُ أَن يُعَبَّرَ عَنْ هَذَا الْمَعْنَى بِكَلِمَةٍ وَاحِدَةٍ تَجْمَعُ مَعْنَاهَا غَيْرُهَا. وأَصل النُّصْحِ: الْخُلُوصُ. وَمَعْنَى النصيحة لله: صِحَّةُ الِاعْتِقَادِ فِي وَحْدَانِيَّتِهِ وإِخلاص النِّيَّةِ فِي عِبَادَتِهِ. وَالنَّصِيحَةُ لِكِتَابِ اللَّهِ: هُوَ التَّصْدِيقُ بِهِ وَالْعَمَلُ بِمَا فِيهِ. وَنَصِيحَةُ رَسُولِهِ: التَّصْدِيقُ بِنُبُوَّتِهِ وَرِسَالَتِهِ وَالِانْقِيَادُ لِمَا أَمر بِهِ وَنُهِيَ عَنْهُ. وَنَصِيحَةُ الأَئمة: أَن يُطِيعَهُمْ فِي الْحَقِّ وَلَا يَرَى الْخُرُوجَ عَلَيْهِمْ إِذا جَارُوا. وَنَصِيحَةُ عَامَّةِ الْمُسْلِمِينَ: إِرشادهم إِلى الْمَصَالِح.


2013/09/14

Lisanul-Arab




Lisanul-Arab kamus bahasa Arab sohor di kalangan ulama lughot. Kamus ini lebih berbobot daripada Al-Munjid, karena isinya lebih banyak. Melalui kamus ini kita bisa membaca: لسان العرب (3/ 385)
والمُلَبِّدُ مِنَ الْمَطَرِ: الرَّشُّ؛ وَقَدْ لَبَّد الأَرضَ تَلْبِيدًا. ولُبَدٌ: اسْمُ آخَرِ نُسُورِ لُقْمَانَ بْنِ عادٍ، سَمَّاهُ بِذَلِكَ لأَنه لَبِدَ فَبَقِيَ لَا يَذْهَبُ وَلَا يَمُوتُ كاللَّبِدِ مِنَ الرِّجَالِ اللَّازِمِ لِرَحْلِهِ لَا يُفَارِقُهُ؛ ولُبَدٌ يَنْصَرِفُ لأَنه لَيْسَ بِمَعْدُولٍ، وَتَزْعُمُ الْعَرَبُ أَن لُقْمَانَ هُوَ الَّذِي بَعَثَتْهُ عَادٌ فِي وَفْدِهَا إِلى الْحَرَمِ يَسْتَسْقِي لَهَا، فَلَمَّا أُهْلِكُوا خُيِّر لُقْمَانُ بَيْنَ بَقَاءِ سَبْعِ بَعْرات سُمْر مِنْ أَظْبٍ عُفْر فِي جَبَلٍ وَعْر لَا يَمَسُّها القَطْرُ، أَو بَقَاءِ سَبْعَةِ أَنْسُرٍ كُلَّمَا أُهْلِكَ نَسْرٌ خلَف بَعْدَهُ نَسْرٌ، فَاخْتَارَ النُّسُور فَكَانَ آخِرُ نُسُورِهِ يُسَمَّى لُبَداً.

Artinya:
Al-Mulabbid (Becek lengket) dari hujan, artinya ‘guyuran’ (hujan). Sungguh hujan telah membuat tanah lengket secara nyata.
Lubad nama akhir burung Nasr (milik) Luqman bin Ad. Luqman menamakan burung tersebut Lubad, karena burung itu lengket dan menetap. Tidak bisa pergi dan tidak mati. Seperti kaum lelaki yang lengket pada rumah mereka; tidak bisa keluar dari rumah. Lafal ‘Lubad’ bisa ditashrif karena bukan ma’dul (dibelokkan).
Kaum Arab yakin bahwa Luqman inilah yang pernah diutus oleh Ad (kaum Nabi Hud AS), untuk berkunjung ke Tanah Haram, untuk beristisqa’ (memohon hujan pada Allah), untuk kaumnya.
Ketika mereka telah dibinasakan oleh Allah (dengan hujan dan angin); Luqman disuruh memilih akan hidup:
1.    Sepanjang umur tujuh unta liar, yakni kawanan kijang berwarna terang, di gunung Wa’r kering, yang tak tersentuh air hujan.
2.    Atau seumur tujuh burung Nasr. Tiap seekor burung mati; diteruskan lagi dengan burung Nasr lainnya. Luqman memilih beberapa burung Nasr (untuk dipelihara). Burung yang terakhir dinamakan Lubad.

Catatan “Luqman ini” bukan yang dijelaskan di dalam Al-Qur’an yang diberi hikmah oleh Allah.


Ponpes Mulya Abadi Mulungan

2012/08/23

Umar RA Galakkan Bahasa Arab




Penulis tidak tahu judul yang lebih pas: Membumikan Bahasa Arab? Atau Galakkan Bahasa Arab. Maksud dari tulisan ini sederhana; Islam berjaya bertepatan ketika bahasa Arab membumbung; dan roboh dari kejayaan ketika bahasa Arab diabaikan.

K Iskandar dan KH Mudzakkir pernah berkata, “Dengan bahasa Arab, maka kita akan lebih mudah memahami Al-Qur’an dan Assunnah.” 
Bahkan pada Ustadz Abdul-Mannan MurisanKH Nurhasan pernah berkata, “Mencari ikan dengan alat, lebih mudah daripada tanpa alat. Mengaji bagi yang menguasai bahasa Arab juga akan lebih mudah paham, daripada yang tidak tahu bahasa Arab.”
Ketika merobohkan Kekholifahan Islam yang terakhir di Turki, kaum Salibis memaksa bangsa Turki agar adzan dengan bahasa Turki. Agar bangsa Turki meninggalkan hingga akhirnya bodoh dari bahasa Arab.
Setidaknya tulisan ini akan mengilhami pada kaum Muslimiin bahwa bahasa Arab pemersatu umat Islam ini barokahnya luar biasa. Di dalam kamus bahasa Arab bernama Lisanul-Arab, dijelaskan: لسان العرب - (ج 1 / ص 154)
وكَتَب عمرُ بنُ الخطاب إِلى أَبي موسى خُذِ الناسَ بالعَرَبيَّةِ فإِنه يَزيدُ في العَقْل ويُثْبِتُ المروءة وقيل للأَحْنَفِ ما المُرُوءة ؟ فقال العِفَّةُ والحِرْفةُ وسئل آخَرُ عن المُروءة فقال المُرُوءة أَن لا تفعل في السِّرِّ أَمراً وأَنت تَسْتَحْيِي أَن تَفْعَلَه جَهْراً.
Artinya:
Pada Abi Musa RA, Umar bin Al-Khatthab menulis surat, “Galakkan bahasa Arab pada manusia! Karena bahasa ini menambah akal (kecerdasan)! Dan meneguhkan Al-Muruah!.[1]
Ditanyakan pada Al-Achnaf, “Apakah Al-Muruah?.
Dia menjawab, “Terjaga dan perwira."
Jawab Alim selain beliau ketika ditanya (dengan pertanyaan yang sama), "Kalau kamu malu melakukan perkara dengan terang-terangan; kamu pun juga tidak melakukan di waktu rahasia!.”


[1] Wa di awal lafal ‘wakataba (وكَتَب)’ tidak diartikan, karena ibtidaiyah atau istiknaf. Khudz (خُذ) diartikan galakkan, karena melihat kontek yang ada. Perbandingannya seperti:
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ [الأعراف/199]
Artinya: Galakkan pemaafan! Perintahkan kebajikan! Dan berpalinglah dari orang-orang bodoh!