Suatu
hari, nabi SAW keluar sendirian dari rumah Aisyah RA, menuju jurang tersebut, dan dijumpai oleh Rukanah. Dan disapa, ‘hai Muhammad! Kau yang mencaci
Tuhan-Tuhan Lata dan Uza? Dan berdakwah agar menyembah Tuhanmu Al-Aziizul-Hakiim?
(Yang Maha Mulia Maha Bijak). Kalau tidak ada hubungan famili antara saya dan kau, saya tidak sudi berbicara baik-baik dengan kau! (Kau langsung saya
bunuh!) Kau saya beri kesempatan berdoa pada Al-Aziizul-Hakiim? Agar
selamat dari serangan saya! Dalam urusan ini, saya menawarkan pada kau! Kau
akan saya serang! Dan boleh berdoa pada Al-Aziizul-Hakiim! Agar
menolong mengalahkan saya! Karena saya juga akan berdoa pada Tuhan Lata dan
Uza! Kalau bisa mengalahkan saya! Kau berhak memiliki 10 kambing saya. Terserah
mana yang kau pilih!’
Nabi SAW menjawab, ‘ya, kalau memang itu yang kau inginkan’.
Kata Rukanah ‘ulangi lagi! Kalau bisa mengalahkan lagi, kau berhak mendapatkan 10
kambing lagi. Terserah yang kau pilih!’.
(Setelah
mempersiapkan seluruh tenaga), Rukanah berkata ‘ulangi lagi! Kalau bisa
mengalahkan saya, kau berhak mengambil 10 kambing saya. Terserah mana yang kau
pilih’.
Nabi
dan Rukanah telah siaga, dan telah berdoa seperti sebelumnya. Dengan gerak
cepat, nabi menangkap untuk membanting Rukanah yang ketiga kalinya.
Rukanah
berkata ‘yang mengalahkan saya ini, bukan kau. Tapi Tuhanmu Al-Aziizul-Hakiim!
Saya dibuat hina oleh Tuhan Lata dan Uza! Ambillah kambing saya 30 ekor! Pilihlah yang kau sukai!’.
Nabi
SAW bersabda ‘bukan itu yang saya kehendaki. Saya ini berdakwah agar kau Islam.
Agar kau bebas dari Api Neraka. Islamlah agar selamat!’.
Dia
menjawab ‘nggak mau! Kecuali jika kau menunjukkan Mukjiat pada saya!’.
Nabi
bersbada ‘Allah menjadi saksi atas kau! Saya telah berdoa pada Tuhanku,
hingga mampu menunjukkan Mukjiat! Kau harus mengabulkan dakwahku?’.
Dia
menjawab ‘betul!’.
Oleh nabi SAW, pohon samurah (kelampis) bercabang dan beranting, ditunjuk
dan diperintah ‘kemari! Dengan Izin Allah!’.
Tiba-tiba pohon
terbelah menjadi dua. Lengkap dengan batang dan cabangnya. (Akar) sebagian pohon
keluar dari tanah, dan berjalan ke hadirat Nabi Allah SAW.
Rukanah masih di situ, (terperangah).
Rukanah
berkata ‘kau telah menunjukkan Keanehan Luar Biasa pada saya. Coba perintahlah
agar pohon ini kembali lagi!’.
Nabi
bersabda ‘Allah sebagai Saksimu, jika doa saya dikabulkan olehNya, kau harus
mengabulkan dakwahku?’.
Dia
menjawab ‘betul!’.
Setelah
diperintah oleh nabi SAW, belahan pohon berjalan, untuk kembali dan bersatu lagi
dengan belahannya.
Pada
Rukanah, nabi perintah ‘islamlah! Kau akan selamat!’.
Rukanah
menjawab ‘memang saya telah menyaksikan keajaiban luar biasa’. Namun saya
takkan mau, para wanita dan anak-anak Madinah mengatakan ‘saya Islam
karena takut kau’. Mereka tahu bahwa saya belum pernah dikalahkan oleh
seorang. Di waktu siang maupun malam, saya tak pernah merasa takut siapapun.
Ambillah kawanan kambing! Dan pilihah!’.
Nabi
bersabda ‘kalau kau nggak mau Islam, saya takkan menerima kawanan kambingmu!’.
Abu
Bakr dan Umar datang ke rumah Aisyah, mencari nabi SAW. Dan diberi kabar bahwa
‘nabi sedang pergi’ ke Jurang Idhm. Yaitu jurang yang tiap hari
dikunjungi oleh Rukanah pemiliknya. Sontak mereka berdua mencari nabi SAW. Khawatir jika beliau SAW dibunuh oleh Rukanan.
Tanah-tanah tinggi didaki oleh mereka
berdua RA.
Tiba-tiba
mereka berdua bertemu nabi SAW, yang sedang dalam perjalanan pulang. Mereka
memanggil ‘ya Nabi Allah! Bagaimana mungkin baginda bisa keluar dari kawasan
ini tanpa kawan? Padahal baginda tahu bahwa ini wilayah kekuasaan Rukanah? Dia
termasuk pembunuh yang sangat kuat, dan termasuk orang paling
mendustakan baginda?’.
Setelah
tersenyum, nabi bersabda ‘bukankah Allah telah berfirman’ pada saya ‘Allah akan
menjaga kau dari (serangan) manusia (والله يعصمك من الناس) ?’ Sungguh serangan dia takkan membahayakan saya, ‘karena saya
disertai oleh Allah’.
Semua
yang dilakukan hingga takjubnya Rukanah, diceritakan oleh nabi SAW. Hingga
mereka berdua takjub dan bertanya ‘betulkah baginda mampu mengalahkan Rukanah?
Demi yang telah mengutus baginda dengah hak, belum pernah ada orang yang mampu
mengalahkan dia’.
Nabi
bersabda ‘karena saya berdoa pada Tuhanku, agar saya bisa mengalahkan dia.
Tuhan saya menolong dengan belasan Kekuatan, ditambah sepuluh Kekuatan’.”
Abu
Abdil Malik yang ada di dalam isnad ini adalah Ali bin Yazid Assyami.
Dia tidak kuat (dalam urusan Hadits). Namun ada Hadits yang memperkuat Hadits
ini. Wallohu a’lam.