SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

Doa Meluluhkan Hati Seseorang

Ya Allah sungguh Engkau Maha Mulia Maha Besar. Sedangkan saya HambaMu yang sangat hina dina. Tiada upaya dan kekuatan kecuali karena Kau. Ya Allah, tundukkanlah

Doa Agar di Beri kerjaan Bisnis

Ya Allah, Raja segala Kerajaan, Tuhan memberikan Kerajaan pada yang Tuhan kehendaki, melepas Kerajaan dari yang Tuhan kehendaki, menjayakan orang yang Tuhan kehendaki, dan merendahkan orang yang Tuhan kehendaki

Sapaan Nabi Membuat Khowat Sungkan

Rasulullah SAW keluar dari tenda dan bersabda pada saya ‘hai Ayah Abdillah, apa yang mendorong kau duduk bersama mereka ?’

Hibah Menurut Bukhori

Hibah Menurut Bukhari Ibrahim Annakhai tergolong Tabiin yang sangar alim. Beliau murid Ibrhaim Attaimi, murid Amer bin Maimun, murid Abu Abdillah Al-Jadali, murid Khuzaimah sahabat Nabi SAW.

Masuk Surga Paling Awal

Rasulullah SAW bersabda, “Jibril AS telah datang untuk memegang tanganku untuk menunjukkan saya Pintu Gerbang Surga, yang akan dimasuki oleh umatku.”

Tampilkan postingan dengan label Ustadz Abdul-Mannan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ustadz Abdul-Mannan. Tampilkan semua postingan

2012/03/13

BA 11: Bedah Al-Qur’an




وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ [الحجر/26].
Dan niscaya Kami benar-benar telah membuat manusia dari tanah (busuk), dari lumpur yang dituangkan.

Mujahid menjelaskan, “Shalshal adalah tanah dicampur pasir.”
Ahli tafsir terkenal bernama Qurthubi menjelaskan Ayat di atasتفسير القرطبي - (ج 1 / ص 280)
روى السدي عن أبي مالك وعن أبي صالح عن ابن عباس وعن مرة الهمداني عن ابن مسعود في قصة خلق آدم عليه السلام قال: فبعث الله جبريل عليه السلام إلى الارض ليأتيه بطين منها، فقالت الارض: أعوذ بالله منك أن تنقص مني أو تشينني، فرجع ولم يأخذ وقال يا رب إنها عاذت بك فأعذتها فبعث مكائيل فعاذت منه فأعاذها، فرجع فقال كما قال جبريل، فبعث ملك الموت فعاذت منه فقال: وأنا أعوذ بالله أن أرجع ولم أنفذ أمره فأخذ من وجه الارض وخلط، ولم يأخذ من مكان واحد، وأخذ من تربة حمراء وبيضاء وسوداء، فلذلك خرج بنو آدم مختلفين - ولذلك سمي آدم لانه أخذ من أديم الارض - فصعد به، فقال الله تعالى له: (أما رحمت الارض حين تضرعت إليك) فقال: رأيت أمرك أوجب من قولها فقال: (أنت تصلح لقبض أرواح ولده) فبلّ التراب حتى عاد طينا لازبا، اللازب: هو الذي يلتصق بعضه ببعض، ثم ترك حتى أنتن، فذلك حيث يقول: " من حمإ مسنون " [ الحجر: 26 ].

Artinya:
(Seorang tabik mashur bernama) Assuddi menyampaikan Kisah Penciptaan Adam AS, dari Abi Malik dari Abi Shalih dari Ibnu Abbas RA.[1] Suatu kali Abi Malik menyampaikan Kisah ini, dari gurunya bernama Al-Hamdani dari Ibnu Masud RA:
Maka Allah mengutus Jibril AS agar turun, untuk mengambil sebagian tanah bumi.
Pada Jibril, bumi berkata, “Saya berlindung pada Allah, jika kau mengambil sebagianku, atau membuat jelek padaku.”
Sontak Jibril kembali, tidak jadi mengambil tanah, dan berkata, “Ya Rabb, sungguh dia telah berlindung padaMu, maka saya damai padanya.”
Allah mengutus Mikail AS, namun bumi berlindung pada Allah lagi darinya AS. Mikail AS kembali lalu berkata, seperti Jibril AS.
Allah mengutus malaikat maut AS, agar mengambil tanah bumi. Bumi berlindung lagi pada Allah dari dia. Dia juga berlindung pada Allah, “Saya juga berlindung pada Allah, jika kembali dengan tidak melaksanakan PerintahNya.”
Malaikat maut RA mengambil tanah dari wajah bumi, dan menyampur. Yang diambil tanah merah, putih, dan hitam. Oleh karena itu anak-cucu Adam yang lahir, juga berbeda-beda.
Dan karena itu pula, dia dinamakan Adam yang artinya lebih (atasnya) kulit, maksudnya kulit bumi. Karena dibuat dari kulit bumi (paling atas).
Dia membawa naik pada tanah itu, menuju Allah yang lalu berfirman padanya, “Apa kau tidak kasian ketika bumi memohon belas-kasihan padamu?.”
Dia AS menjawab, “Hamba berpandangan Melaksanakan PerintahMu lebih wajib hukumnya, daripada melaksanakan permintaannya.”
Allah berfirman, “Kau akan baik jika ditugaskan mencabut ruh anak-cucucnya nanti.”

Maka Allah membasahi hingga tanah itu menjadi lengket. Maksudnya sebagian lengket pada sebagian. [2] Lalu lumpur itu ditinggalkan hingga berbau tidak sedap. Itulah penjelasan Firman, “Min chamain masnun (مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ).”


[1] Nama Assuddi sebetulnya adalah Ismail. Nama dia disebut di dalam Hadits Abu Dawud sebanyak 6 kali, di dalam kitabnya.
[2] Penulis merubah tulisan Qurthubi versi Maktabatussyamilah yang salah: تفسير القرطبي - (ج 1 / ص 280)
قبل التراب حتى عاد طينا لازبا. Yang benar yang saya tulis di atas, berdasarkan tulisan Ibnu Katsir.

2011/09/22

Yang Sulit Dikaji


(Bukhari Nomer Hadits 5544)
Yang Sulit Dikaji 


Cukup banyak Hadits Bukhari yang sulit dikaji. Ada lima tokoh yang pernah diberitahu oleh KH Nurhasan:
1.     KH Abdudz Zhohir pernah diberi pesan, "Sepandai apapun manusia, pasti terkadang keliru, atau tidak tahu, atau tidak mampu."
2.     KH Sulthon Auliya’, pernah diberi pesan, “Kemanqulan yang saya sampaikan asalnya dari Arab dan berbahasa Arab. Jika ada yang keliru atau kurang, rujukkan pada rujukan yang tepat! Atau dikembalikan pada kaidah bahasa Arab!."
3.     Ustadz Muchsin Blawe, pernah diberi pesan, “Kalau mengikuti pengajian cepat, yang kamu tulis justru rujukan, lampau atau sedangnya. Kalau hanya makna lughotnya yang ketinggalan, bisa ditanyakan.”
4.     Ustadz Abdul-Mannan Klaten, pernah diberi pesan, “Dul, mengajinya orang yang menguasai nahwu dan shorof akan lebih enak dan lebih menguasai, daripada yang tidak menguasai ilmu itu. Ibaratnya kamu mencari ikan dengan tangan, lalu di waktu yang lain kamu mencari ikan dengan jala. Pasti ketika menggunakan jala, hasilnya lebih banyak dan pekerjaannya lebih ringan. Semua kemanqulan segera saya tuangkan karena yang lebih penting saat ini, menumbuhkan dan memupuk Jamaah. Jika kemanqulan sudah dideres, akan sempurna dengan sendirinya. Bagaikan pacul dan parang yang dibeli dari penempa besi, akan tajam jika telah diasah oleh petani.”
5.     KH Ahmad Ibroham pernah diberi pesan, "Manqul yang sempurna adalah dibacakan, dimaknai, diterangkan hingga paham. Pahamnya bisa belakangan. Mengaji ialah mengajar, diajar, atau menderes. Menderes ialah memperdalam pengertian yang dikaji."

Ketika mengkaji Hadits Bukhari nomer Hadits 5544 dari Ustadz Muchsin, saya belum paham: صحيح البخاري - (ج 18 / ص 413)

5544 - حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا عَارِمٌ حَدَّثَنَا الْمُعْتَمِرُ بْنُ سُلَيْمَانَ يُحَدِّثُ عَنْ أَبِيهِ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا تَمِيمَةَ يُحَدِّثُ عَنْ أَبِي عُثْمَانَ النَّهْدِيِّ يُحَدِّثُهُ أَبُو عُثْمَانَ عَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْخُذُنِي فَيُقْعِدُنِي عَلَى فَخِذِهِ وَيُقْعِدُ الْحَسَنَ عَلَى فَخِذِهِ الْأُخْرَى ثُمَّ يَضُمُّهُمَا ثُمَّ يَقُولُ اللَّهُمَّ ارْحَمْهُمَا فَإِنِّي أَرْحَمُهُمَا وَعَنْ عَلِيٍّ قَالَ حَدَّثَنَا يَحْيَى حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ عَنْ أَبِي عُثْمَانَ قَالَ التَّيْمِيُّ فَوَقَعَ فِي قَلْبِي مِنْهُ شَيْءٌ قُلْتُ حَدَّثْتُ بِهِ كَذَا وَكَذَا فَلَمْ أَسْمَعْهُ مِنْ أَبِي عُثْمَانَ فَنَظَرْتُ فَوَجَدْتُهُ عِنْدِي مَكْتُوبًا فِيمَا سَمِعْتُ


Arti (selain isnadnya):
Usamah bin Zaid RA berkata, “Dulu Rasulullah SAW pernah memegang saya, untuk mendudukkan saya di atas pahanya. Dan mendudukkan Chasan atas pahanya yang lain. Lalu memeluk (mereka) berdua, lalu bersabda ‘ya Allah, sayangilah mereka berdua. Sebab sungguh saya sayang mereka berdua’.”

(Selain pada Abdullah), Bukhari juga berguru pada Ali, murid Yahya, murid Sulaiman, murid Abi Utsman. Attaimi (Sulaiman) berkata:
“Ada sesuatu (keraguan) yang bersarang di hati saya.
Saya berkata ‘saya telah terlanjur menceritakan Hadits itu begini begini. Saya mutlak belum pernah mendengar Hadits itu dari Abi Utsman?’.
Sontak saya mengecek. Ternyata Hadits itu saya jumpai tertulis di dalam yang telah saya katakan.” Maksudnya ternyata menurut catatan saya, saya telah mendengarkan Hadits itu dari Abi Utsman.

Yang perlu dicatat, “Ada tiga Tabi’iin dalam isnad di atas, semuanya dari Bashrah:
1.     Sulaiman.
2.     Abu Tamimah.
3.     Abu Utsman Annahdi. 

Usamah lebih tua daripada Chasan. Ketika Nabi SAW wafat, umur dia 19 atau 20 tahun; Chasan masih berumur 8 tahun. Mungkin karena saat itu sakit, sehingga Usamah dipangku oleh Nabi SAW. Lalu Nabi SAW memangku Chasan yang datang mendekati mereka berdua.”  


Ponpes Kutubussittah Mulya Abadi Mulungan Sleman Jogjakarta Indonesia