SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

Doa Meluluhkan Hati Seseorang

Ya Allah sungguh Engkau Maha Mulia Maha Besar. Sedangkan saya HambaMu yang sangat hina dina. Tiada upaya dan kekuatan kecuali karena Kau. Ya Allah, tundukkanlah

Doa Agar di Beri kerjaan Bisnis

Ya Allah, Raja segala Kerajaan, Tuhan memberikan Kerajaan pada yang Tuhan kehendaki, melepas Kerajaan dari yang Tuhan kehendaki, menjayakan orang yang Tuhan kehendaki, dan merendahkan orang yang Tuhan kehendaki

Sapaan Nabi Membuat Khowat Sungkan

Rasulullah SAW keluar dari tenda dan bersabda pada saya ‘hai Ayah Abdillah, apa yang mendorong kau duduk bersama mereka ?’

Hibah Menurut Bukhori

Hibah Menurut Bukhari Ibrahim Annakhai tergolong Tabiin yang sangar alim. Beliau murid Ibrhaim Attaimi, murid Amer bin Maimun, murid Abu Abdillah Al-Jadali, murid Khuzaimah sahabat Nabi SAW.

Masuk Surga Paling Awal

Rasulullah SAW bersabda, “Jibril AS telah datang untuk memegang tanganku untuk menunjukkan saya Pintu Gerbang Surga, yang akan dimasuki oleh umatku.”

Tampilkan postingan dengan label Nabi Yusuf AS. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Nabi Yusuf AS. Tampilkan semua postingan

2013/09/29

Nabi Yusuf AS






قَوْلُهُ تَعَالَى: (وَقالَ الَّذِي اشْتَراهُ مِنْ مِصْرَ لِامْرَأَتِهِ أَكْرِمِي مَثْواهُ) قِيلَ: الِاشْتِرَاءُ هُنَا بِمَعْنَى الاستبدال، أذا لَمْ يَكُنْ ذَلِكَ عَقْدًا، مِثْلُ:" أُولئِكَ الَّذِينَ اشْتَرَوُا الضَّلالَةَ بِالْهُدى " [البقرة: 16] . قَالَ الضَّحَّاكُ: هَذَا الَّذِي اشْتَرَاهُ مَلِكُ مِصْرَ، وَلَقَبُهُ الْعَزِيزُ. قَالَ السُّهَيْلِيُّ: وَاسْمُهُ قِطْفِيرُ. وَقَالَ ابْنُ إِسْحَاقَ: إِطْفِيرُ بْنُ رُوَيْحِبٍ اشْتَرَاهُ لِامْرَأَتِهِ رَاعِيلَ، ذَكَرَهُ الْمَاوَرْدِيُّ. وَقِيلَ: كَانَ اسْمُهَا زَلِيخَاءَ. وَكَانَ اللَّهُ أَلْقَى مَحَبَّةَ يُوسُفَ عَلَى قَلْبِ الْعَزِيزِ، فَأَوْصَى بِهِ أَهْلَهُ، ذَكَرَهُ الْقُشَيْرِيُّ. وَقَدْ ذَكَرَ الْقَوْلَيْنِ فِي اسْمِهَا الثَّعْلَبِيُّ وَغَيْرُهُ. وَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: إِنَّمَا اشْتَرَاهُ قِطْفِيرُ وَزِيرُ مَلِكِ مِصْرَ، وَهُوَ الرَّيَّانُ بْنُ الْوَلِيدِ. وَقِيلَ: الْوَلِيدُ بْنُ الرَّيَّانِ، وَهُوَ رَجُلٌ مِنَ الْعَمَالِقَةِ. وَقِيلَ: هُوَ فِرْعَوْنُ مُوسَى، لِقَوْلِ مُوسَى:" وَلَقَدْ جاءَكُمْ يُوسُفُ مِنْ قَبْلُ بِالْبَيِّناتِ" [غافر: 34] وَأَنَّهُ عَاشَ أَرْبَعَمِائَةِ سَنَةٍ. وَقِيلَ: فِرْعَوْنُ مُوسَى مِنْ أَوْلَادِ فِرْعَوْنِ يُوسُفَ، عَلَى مَا يَأْتِي فِي" غَافِرٍ" بَيَانُهُ. وَكَانَ هَذَا الْعَزِيزُ الَّذِي اشْتَرَى يُوسُفَ عَلَى خَزَائِنِ الْمَلِكِ، وَاشْتَرَى يُوسُفَ مِنْ مَالِكِ بْنِ دُعْرٍ بِعِشْرِينَ دِينَارًا، وَزَادَهُ حُلَّةً وَنَعْلَيْنِ. وَقِيلَ: اشْتَرَاهُ مِنْ أَهْلِ الرُّفْقَةِ. وَقِيلَ: تَزَايَدُوا فِي ثَمَنِهِ فَبَلَغَ أَضْعَافُ وَزْنِهِ مسكا وعنبرا وحريرا وورقا وذهبا ولآلي وَجَوَاهِرَ لَا يَعْلَمُ قِيمَتَهَا إِلَّا اللَّهُ، فَابْتَاعَهُ قِطْفِيرُ مِنْ مَالِكٍ بِهَذَا الثَّمَنِ، قَالَهُ وَهْبُ بْنُ مُنَبِّهٍ. وَقَالَ وَهْبٌ أَيْضًا وَغَيْرُهُ: وَلَمَّا اشْتَرَى مَالِكُ بْنُ دُعْرٍ يُوسُفَ مِنْ إِخْوَتِهِ كَتَبَ بَيْنَهُمْ وَبَيْنَهُ كِتَابًا: هَذَا مَا اشْتَرَى مَالِكُ بْنُ دُعْرٍ مِنْ بَنِي يَعْقُوبَ، وَهُمْ فُلَانٌ وَفُلَانٌ مَمْلُوكًا لَهُمْ بِعِشْرِينَ دِرْهَمًا، وَقَدْ شَرَطُوا لَهُ أَنَّهُ آبِقٌ، وَأَنَّهُ لَا يَنْقَلِبُ بِهِ إِلَّا مُقَيَّدًا مُسَلْسَلًا، وَأَعْطَاهُمْ عَلَى ذَلِكَ عَهْدَ اللَّهِ. قَالَ: فَوَدَّعَهُمْ يُوسُفَ عِنْدَ ذَلِكَ، وَجَعَلَ يَقُولُ: حَفِظَكُمُ اللَّهُ وَإِنْ ضَيَّعْتُمُونِي، نَصَرَكُمُ اللَّهُ وَإِنْ خَذَلْتُمُونِي، رَحِمَكُمُ اللَّهُ وَإِنْ لَمْ تَرْحَمُونِي، قَالُوا: فَأَلْقَتِ الْأَغْنَامُ مَا فِي بُطُونِهَا دَمًا عَبِيطًا لِشِدَّةِ هَذَا التَّوْدِيعِ، وَحَمَلُوهُ عَلَى قَتَبٍ بِغَيْرِ غِطَاءٍ وَلَا وِطَاءٍ، مُقَيَّدًا مُكَبَّلًا مُسَلْسَلًا، فَمَرَّ عَلَى مَقْبَرَةِ آلِ كَنْعَانَ فَرَأَى قَبْرَ أُمِّهِ- وَقَدْ كَانَ وُكِّلَ بِهِ أَسْوَدُ يَحْرُسُهُ فَغَفَلَ الْأَسْوَدُ- فَأَلْقَى يُوسُفُ نَفْسَهُ عَلَى قبر أمه فجعل يتمرغ وَيَعْتَنِقُ الْقَبْرَ وَيَضْطَرِبُ وَيَقُولُ: يَا أُمَّاهُ! ارْفَعِي رَأْسَكَ تَرَيْ وَلَدَكَ مُكَبَّلًا مُقَيَّدًا مُسَلْسَلًا مَغْلُولًا، فَرَّقُوا بَيْنِي وَبَيْنَ وَالِدِي، فَاسْأَلِي اللَّهَ أَنْ يَجْمَعَ بَيْنَنَا فِي مُسْتَقَرِّ رَحْمَتِهِ إِنَّهُ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ، فَتَفَقَّدَهُ الْأَسْوَدُ عَلَى الْبَعِيرِ فَلَمْ يَرَهُ، فَقَفَا أَثَرَهُ، فَإِذَا هُوَ بَيَاضٌ عَلَى قَبْرٍ، فَتَأَمَّلَهُ فَإِذَا هُوَ إِيَّاهُ، فَرَكَضَهُ بِرِجْلِهِ فِي التُّرَابِ وَمَرَّغَهُ وَضَرَبَهُ ضَرْبًا وَجِيعًا، فَقَالَ لَهُ: لَا تَفْعَلُ! وَاللَّهِ مَا هَرَبْتُ وَلَا أَبَقْتُ وَإِنَّمَا مَرَرْتُ بِقَبْرِ أُمِّي فَأَحْبَبْتُ أَنْ أُوَدِّعَهَا، وَلَنْ أَرْجِعَ إِلَى مَا تَكْرَهُونَ، فَقَالَ الْأَسْوَدُ: وَاللَّهِ إِنَّكَ لَعَبْدُ سُوءٍ، تَدْعُو أَبَاكَ مَرَّةً وَأُمَّكَ أُخْرَى! فَهَلَّا كَانَ هَذَا عِنْدَ مَوَالِيكَ، فَرَفَعَ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ وَقَالَ: اللَّهُمَّ إِنْ كَانَتْ لِي عِنْدَكَ خَطِيئَةٌ أَخَلَقْتَ بِهَا وَجْهِي فَأَسْأَلُكَ بِحَقِ آبَائِي إِبْرَاهِيمَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ أَنْ تَغْفِرَ لِي وَتَرْحَمَنِي، فَضَجَّتِ الْمَلَائِكَةُ فِي السَّمَاءِ، وَنَزَلَ جِبْرِيلُ فَقَالَ لَهُ: يَا يُوسُفُ! غُضَّ صَوْتَكَ فَلَقَدْ أَبْكَيْتَ مَلَائِكَةَ السَّمَاءِ! أَفَتُرِيدُ أَنْ أَقْلِبَ الْأَرْضَ فَأَجْعَلُ عَالِيَهَا سَافِلَهَا؟ قَالَ: تَثَبَّتْ يَا جِبْرِيلُ، فَإِنَّ اللَّهَ حَلِيمٌ لَا يَعْجَلُ، فَضَرَبَ الْأَرْضَ بِجَنَاحِهِ فَأَظْلَمَتْ، وَارْتَفَعَ الْغُبَارُ، وَكَسَفَتِ الشَّمْسُ، وَبَقِيَتِ الْقَافِلَةُ لَا يَعْرِفُ بَعْضُهَا بَعْضًا، فَقَالَ رَئِيسُ الْقَافِلَةِ: مَنْ أَحْدَثَ مِنْكُمْ حَدَثًا؟ - فَإِنِّي أُسَافِرُ مُنْذُ كَيْتَ وَكَيْتَ مَا أَصَابَنِي قَطُّ مِثْلُ هَذَا- فَقَالَ الْأَسْوَدُ: أَنَا لَطَمْتُ ذَلِكَ الْغُلَامَ الْعِبْرَانِيَّ فَرَفَعَ يَدَهُ إِلَى السَّمَاءِ وَتَكَلَّمَ بِكَلَامٍ لَا أَعْرِفُهُ، وَلَا أَشُكُّ أَنَّهُ دَعَا عَلَيْنَا، فَقَالَ لَهُ: مَا أَرَدْتَ إِلَّا هَلَاكَنَا! ايتَنَا بِهِ، فَأَتَاهُ بِهِ، فَقَالَ لَهُ: يَا غُلَامُ! لَقَدْ لَطَمَكَ فَجَاءَنَا مَا رَأَيْتَ، فَإِنْ كُنْتَ تَقْتَصُّ فَاقْتَصَّ مِمَّنْ شِئْتَ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْفُو فَهُوَ الظَّنُّ بِكَ، قَالَ: قَدْ عَفَوْتُ رَجَاءَ أَنْ يَعْفُوَ اللَّهُ عَنِّي، فَانْجَلَتِ الْغَبَرَةُ، وَظَهَرَتِ الشَّمْسُ، وَأَضَاءَ مَشَارِقُ الْأَرْضِ وَمَغَارِبُهَا، وَجَعَلَ التَّاجِرُ يَزُورُهُ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ وَيُكْرِمُهُ، حَتَّى وَصَلَ إِلَى مِصْرَ فَاغْتَسَلَ فِي نِيلِهَا وَأَذْهَبَ اللَّهُ عَنْهُ كَآبَةَ السَّفَرِ، وَرَدَّ عَلَيْهِ جَمَالَهُ، وَدَخَلَ بِهِ الْبَلَدُ نَهَارًا فَسَطَعَ نُورُهُ عَلَى الْجُدَرَانِ، وَأَوْقَفُوهُ لِلْبَيْعِ فَاشْتَرَاهُ قِطْفِيرُ وَزِيرُ الْمَلِكِ، قَالَهُ ابْنُ عَبَّاسٍ.

Artinya:
Firman Dia Taala, “Dan orang dari Mesir yang telah membeli (Yusuf) AS, berkata ‘muliakan kedudukan dia!’ pada istrinya.
Ada yang menjelaskan membeli di sini, artinya menukar, karena saat itu belum ada perdagangan. Semisal Firman ‘mereka orang-orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk’ (yang dimiliki). [QS Al-Baqarah 16]. 
Addhochak berkata ‘yang membeli dia AS, raja Mesir’, yang panggilan kehormatannya ‘Al-Aziz’.
Assuhaili berkata ‘nama dia Qithfir’.”
Ibnu Ishaq berkata, “Nama dia Ithfir bin Ruwaichib. Dia membeli Yusuf AS, untuk istrinya, Rail” Jelas Al-Mawardi.
Ada yang berkata, “Nama (istri Qithfir), ‘Zalikha’. Konon Allah meletakkan rasa cinta di hati (Qithfir) Al-Aziz, terhadap Yusuf AS. Dia berpesan pada istrinya” Terang Al-Qusyairi.
Atssalabi dan lainnya telah menjelaskan dua penjelasan, tentang nama Zalikha.
Ibnu Abbas AS berkata, “Yang membeli Yusuf AS, Qithfir patih raja Mesir. (Nama rajanya) Rayyan bin Al-Walid.” [1]
Ada yang berkata, “Nama raja Al-Walid bin Rayyan, lelaki dari Amaliqah.”
Ada yang berkata, “Raja inilah Firaunnya Musa AS, berdasarkan ucapan Musa AS (dalam Al-Qur’an):
‘Padahal niscaya sungguh sejak sebelum ini, Yusuf AS’ telah datang pada kalian dengan (membawa) keterangan-keterangan. [Qs Al-Ghafir 34]. Firaun hidup 400 tahun.”
Ada yang berkata, “Firaunnya Musa AS termasuk cucu Firaunnya Yusuf AS. Penjelasan ini akan dipaparkan di dalam (tafsir) Surat Al-Ghafir. Orang Mulia ini bertugas menangani perbendaharaan kerajaan Mesir. Dia membeli Yusuf AS, duapuluh dinar, dari Malik bin Duer. Memberi tambahan pakaian hullah dan dua sandal.”
Ada yang menjelaskan, “Dia membeli Yusuf AS, dari penduduk Rufqah.”
Ada yang berkata, “Mereka bersaing membeli Yusuf AS. Hingga beliau ditukar dengan barang-barang mahal yang lebih berat dari badannya:
1.     Parfum Misik.
2.     Parfum Anbar.
3.     Sutra.
4.     Perak.
5.     Emas.
6.     Mutiara Jauhari.
Hanya Allah yang tahu harganya. Hanya Qithfir yang mampu membayar dengan barang-barang berharga sebanyak itu” Terang Waheb bin Munabbih.
Waheb dan lainnya juga menjelaskan, “Ketika membeli Yusuf AS dari saudara-saudaranya, Malik bin Duer menulis surat perjanjian:
1.     Ini pembelian Malik bin Duer dari putra-putra Yaqub AS. Mereka; fulan dan fulan.
2.     Budak milik mereka dibeli 20 dirham.
3.     Mereka menyatakan ‘budak ini sering minggat’.
4.     Malik tidak mau membawa, kecuali dalam keadaan diikat tangannya dengan rantai.
5.     Malik telah menyumpah mereka.
Saat itu Yusuf AS berpesan pada mereka ‘semoga Allah menjaga kalian, meskipun kalian telah menyia-nyiakan saya. Semoga Allah menolong kalian, meskipun kalian telah menghina saya. Semoga Allah menyayang kalian, meskipun kalian tidak sayang saya’.
Mereka berkata ‘maka mendung mengguyurkan darah segar pada mereka, karena dahsyatnya ucapan Yusuf AS’.
Yusuf AS dibawa oleh mereka, tanpa diberi tutup, dan tidak diberi sanggurdi pada kakinya. Diikat dengan tali dan rantai. Setelah melewati kubur keluarga besar Kanan, dia AS melihat kubur ibunya. Saat itu orang hitam penjaga dia sedang lengah.
Yusuf AS koprol dalam keadaan tangannya terikat. Di atas kubur ibunya, Yusuf AS berguling-guling dan memeluk kubur. Sambil memukul-mukul, dia berkata ‘ya Ibu! Angkatlah kepalamu! Agar melihat tangan anakmu dibelenggu! Diikat erat dengan rantai! Mereka memisahkan saya dari ayah! Berdoalah agar Allah mengumpulkan kita di dalam ketenangan RahmatNya! Sungguh Dia lebih sayangnya para penyayang!.” [2]
Si hitam penjaga Yusuf AS terkejut, karena unta yang dikendarai oleh Yusuf, kosong. Dia terkejut ketika melihat di atas kubur ada sosok berwarna putih. Setelah diamati dengan cermat, ternyata dia Yusuf AS yang dicari.
Dia menjejakkan kakinya agar Yusuf  jatuh ketanah. Yusuf di kotori dengan tanah, dan dipukul dengan pukulan keras, membuat kesakitan.
Yusuf AS berkata ‘jangan! Demi Allah saya tidak lari dan tidak kabur! Yang benar karena melihat kubur ibu, saya datang untuk berziarah! Saya takkan mengulangi kelakuan yang kalian benci!’.
Dia berkata ‘sungguh kau budak jahat! Kau berdoa jelek untuk ayahmu! Lalu berdoa jelek untuk ibumu!? Jangan-jangan tadinya kau juga mendoakan jelek pada majikanmu!?’.
Yusuf AS mengangkat dua tangannya dan berdoa ‘ya Allah! Jika saya memiliki dosa di sisiMu, apa Kau menciptakan dosa di wajahku? Dengan hak ayah-ayah saya; Ibrahim, Ishaq dan Yaqub AS, ampuni dan sayangilah saya!’.
Sontak para malaikat di langit sama meledakkan tangisan. Jibril AS turun untuk berkata ‘ya Yusuf! Pelankan suaramu! Kau telah membuat menangis para malaikat di langit! Setujukah kau? Jika atasnya bumi ini saya balik ke bawahnya?’.
Yusuf AS berkata ‘sebentar ya Jibril! Allah Maha penyantun tidak tergesa-gesa!’.
Jibril AS mengibaskan sayap ke bumi; sontak dunia menjadi gelap, debu-debu beterbangan, matahari gerhana. Kafilah pembawa Yusuf tidak bisa melihat teman-teman mereka.
Pimpinan kafilah berkata ‘siapa kalian yang melakukan dosa? Saya telah pergi jauh berkali-kali, belum pernah mengalami seperti ini!?’.
Si hitam berkata ‘saya tadi memukul remaja dari Ibrani. Lalu dia mengangkat tangan, mengucapkan perkataan yang tidak saya pahami. Saya yakin dia berdoa atas kita’.
Dia berkata ‘kau tidak menghendaki pada kami kecuali jelek! Datangkan dia kemari!’.
Si hitam segera mendatangkan Yusuf AS.
Pada pimpinan rombongan, Yusuf  berkata, ‘ya Nak! Dia telah memukul kau, lalu membawa kau kemari! Kalau kau akan membalas orang yang telah menganiaya kau, silahkan! Namun jika kau memaafkan dia, itu yang saya yakini!.”
Yusuf berkata ‘dia saya maafkan, karena saya berharap Allah mengampuni saya’.
Debu-debu turun ke bumi. Matahari kembali menerangi alam semesta. Pedagang yang tadinya jahat, tiap pagi dan sore berkunjung untuk memuliakan Yusuf AS.
Setelah sampai Mesir, Yusuf AS mandi di sungai Nil. Allah menghilangkan beratnya perjalanan dari dia AS. Dan mengembalikan lagi ketampanannya. Dia masuk kota pada waktu siang. Sinar wajahnya menerangi dinding-dinding.

"Rombongan berhenti untuk menjual dia AS. Dia dibeli oleh Qithfir, patih raja Mesir" Terang Ibnu Abbas, sebagaimana yang telah berlalu.



Ponpes Kutubussittah Mulya Abadi Mulungan Sleman Jogjakarta Indonesia

[1] Kaum Arab menganggap ‘patih’ adalah raja di bawah raja.
[2] Penulis yakin kisah ini ada yang salah. Tidak mungkin Yusuf AS berkata pada ibunya yang telah dikubur. Apalagi sampai minta agar didoakan oleh ibunya yang telah dikubur.

2012/09/15

Belajar Bahasa Asing



Entah tahun berapa, KH Abdul Adzohir (عبد الظاهر) perintah, "ِِِِAgar para muballigh dan muballighot mempelajari bahasa English" untuk berdakwah pada kaum asing. Saya ingat betul saat itu Mas Haji Barjo lalu mengundang guru bahasa English. Saat itu saya juga diundang agar belajar bersama. Tetapi saya belum pernah bisa mengabulkan ajakannya karena kesibukan yang menumpuk.
Yang pasti bahwa perintah itu merujuk pada Hadits: سنن الترمذي - (ج 9 / ص 351)
2639 - حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ حُجْرٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ أَبِيهِ عَنْ خَارِجَةَ بْنِ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ عَنْ أَبِيهِ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ قَالَ أَمَرَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ أَتَعَلَّمَ لَهُ كَلِمَاتٍ مِنْ كِتَابِ يَهُودَ قَالَ إِنِّي وَاللَّهِ مَا آمَنُ يَهُودَ عَلَى كِتَابِي قَالَ فَمَا مَرَّ بِي نِصْفُ شَهْرٍ حَتَّى تَعَلَّمْتُهُ لَهُ قَالَ فَلَمَّا تَعَلَّمْتُهُ كَانَ إِذَا كَتَبَ إِلَى يَهُودَ كَتَبْتُ إِلَيْهِمْ وَإِذَا كَتَبُوا إِلَيْهِ قَرَأْتُ لَهُ كِتَابَهُمْ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ وَقَدْ رُوِيَ مِنْ غَيْرِ هَذَا الْوَجْهِ عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ رَوَاهُ الْأَعْمَشُ عَنْ ثَابِتِ بْنِ عُبَيْدٍ الْأَنْصَارِيِّ عَنْ زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ قَالَ أَمَرَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ أَتَعَلَّمَ السُّرْيَانِيَّةَ
Arti (selain isnad)nya:
Dari ayah Kharijah (bernama) Zaid bin Tsabit RA: Rasulullah SAW telah perintah agar saya mempelajari beberapa kalimat dari kaum Yahudi. Dia bersabda, “Sungguh saya demi Allah, merasa tidak tenang pada kaum Yahudi, mengenai surat saya.”
Zaid berkata, “Tak sampai lewat waktu setengah bulan, saya berhasil belajar untuk beliau. Setelah berhasil mempelajari, jika dia SAW kirim surat pada kaum Yahudi; saya yang menulis jawaban untuk mereka. Jika kaum Yahudi kirim surat pada nabi SAW; saya yang membacakan surat-surat mereka untuk nabi SAW.”

Abu Isa berkata, “Hadits ini hasan shohih. Sungguh ini telah diriwayatkan dari selain ini arah, dari Zaid bin Tsabit. Al-Akmasy juga meriwayatkan Hadits ini, dari Tsabit bin Ubaid Al-Anshori dari Zaid bin Tsabit: Rasulullah SAW telah perintah agar saya mempelajari bahasa Suryani.

Hadits yang mulia di atas, menunjukkan pentingnya bahasa bagi kita, karena sebagai alat komunikasi. Azzamakhsyari menulis riwayat memikat mengenai Penguasaan Bahasa Asing, untuk kita semua: الكشاف - (ج 3 / ص 183)
روي أنّ الرسول جاءه فقال : أجب الملك ، فخرج من السجن ودعا لأهله : اللهم أعطف عليهم قلوب الأخيار ولا تعم عليهم الأخبار ، فهم أعلم الناس بالأخبار في الواقعات . وكتب على باب السجن : هذه منازل البلوى وقبور الأحياء وشماتة الأعداء وتجربة الأصدقاء ، ثم اغتسل وتنظف من درن السجن ، ولبس ثياباً جدداً فلما دخل على الملك قال : اللهمّ إني أسألك بخيرك من خيره ، وأعوذ بعزتك وقدرتك من شره ، ثم سلم عليه ودعا له بالعبرانية ، فقال : ما هذا اللسان؟ قال لسان آبائي ، وكان الملك يتكلم بسبعين لساناً ، فكلمه بها فأجابه بجميعها ، فتعجب منه وقال : أيها الصدّيق ، إني أحب أن أسمع رؤياي منك . فقال : رأيت بقرات فوصف لونهنّ وأحوالهنّ ومكان خروجهنّ ، ووصف السنابل وما كان منها على الهيئة التي رآها الملك لا يخرم منها حرفاً ، وقال له : من حقك أن تجمع الطعام في الأهراء ، فيأتيك الخلق من النواحي يمتارون منك ، ويجتمع لك من الكنوز ما لم يجتمع لأحد قبلك.
Artinya:
Diriwayatkan bahwa sungguh utusan (dari raja) datang untuk berkata pada Yusuf AS: “Kabulkan undangan raja!.”
Yusuf AS keluar dari penjara, dan untuk keluarganya, berdoa, “Ya Allah! Buatlah hati orang-orang pilihan, sayang pada mereka! Dan  jangan Kau tutup, berita-berita untuk mereka” 
(Berkat doa tersebut), mereka menjadi kaum yang lebih tahu kejadian-kejadian yang muncul.
Di pintu penjara, Yusuf AS menulis, “Ini tempat kaum terkena cobaan. Dan kuburan kaum hidup. Tempat penjeblosan yang membuat musuh bergembira. Dan tempat cobaan berat kaum jujur.” Lalu mandi dan membersihkan diri dari kotoran. Dan mengenakan pakaian yang bagus.

Ketika telah bertemu raja di istana raja, dia AS berdoa, “Ya Allah! Dengan KebaikanMu, saya mohon bagian kebaikan dia. Dengan Kedahsyatan dan QodratMu, saya berlindung dari kejelekan dia.”
Yusuf AS mengucapkan salam dan memanggil raja, dengan bahasa Ibrani
Raja bertanya, “Ini bahasa Apa?.”
Yusuf AS menjawab, “Ini bahasa kakek-kakek saya.”
Konon sang raja menguasai 70 bahasa. Ketika raja mempergunakan 70 bahasa tersebut; Yusuf AS bisa mengimbangi dengan baik. Raja takjub padanya AS.
Raja berkata, “Hai orang yang sangat benar! Sungguh saya senang jika bisa mendengar langsung darimu, penjelasan mengenai Mimpi Saya.”
Yusuf AS berkata, “Saat itu Tuan bermimpi melihat kawanan sapi.” 
Dia AS menjelaskan warna, keadaan, dan tempat keluar kawanan sapi tersebut. Juga menjelaskan dengan lengkap mengenai keadaan tujuh tangkai gandum yang dilihat di dalam mimpi oleh raja. Penjelasannya lengkap sekali, mutlak tidak ada yang ketinggalan.
Raja perintah, “Termasuk tugasmu mengumpulkan bahan makan di dolok-dolok. Jika orang-orang berdatangan dari segala penjuru untuk membeli gandum; kau yang bertugas melayani mereka. Semua simpanan harta-kekayaan milik negara, kau yang akan menanganinya. Bidang yang kau tangani takkan tertandingi oleh seorangpun sebelum kau.”[1]


Ponpes Mulya Abadi Mulungan

[1] Baidhowi jugamenulis riwayat ini di dalam kitabnya.