SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

Doa Meluluhkan Hati Seseorang

Ya Allah sungguh Engkau Maha Mulia Maha Besar. Sedangkan saya HambaMu yang sangat hina dina. Tiada upaya dan kekuatan kecuali karena Kau. Ya Allah, tundukkanlah

Doa Agar di Beri kerjaan Bisnis

Ya Allah, Raja segala Kerajaan, Tuhan memberikan Kerajaan pada yang Tuhan kehendaki, melepas Kerajaan dari yang Tuhan kehendaki, menjayakan orang yang Tuhan kehendaki, dan merendahkan orang yang Tuhan kehendaki

Sapaan Nabi Membuat Khowat Sungkan

Rasulullah SAW keluar dari tenda dan bersabda pada saya ‘hai Ayah Abdillah, apa yang mendorong kau duduk bersama mereka ?’

Hibah Menurut Bukhori

Hibah Menurut Bukhari Ibrahim Annakhai tergolong Tabiin yang sangar alim. Beliau murid Ibrhaim Attaimi, murid Amer bin Maimun, murid Abu Abdillah Al-Jadali, murid Khuzaimah sahabat Nabi SAW.

Masuk Surga Paling Awal

Rasulullah SAW bersabda, “Jibril AS telah datang untuk memegang tanganku untuk menunjukkan saya Pintu Gerbang Surga, yang akan dimasuki oleh umatku.”

Tampilkan postingan dengan label Yuqana Dakwah ke Negeri Izaz. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Yuqana Dakwah ke Negeri Izaz. Tampilkan semua postingan

2011/11/27

KW 153: Dakwah ke Negeri Izaz



(Bagian ke-153 dari seri tulisan Khalid bin Walid)

Beruntung sekali mata-mata bernama Ishmah tidak menjelaskan di dalam suratnya pada raja negeri Izaz, bahwa ada pasukan Arab di bawah pimpinan Malik Al-Asytar akan menyerang. 
Di dalam persembunyian, Malik mengikat tawanannya bernama Thariq, lalu menunggu kedatangan raja negeri Rawandat dan 500 pasukannya. 

Ketika malam telah kelam, derap kaki kuda mengusir sepi. Malik dan pasukannya menyergap dan mengikat raja dan 500 pasukannya.
Malik menawarkan pada Thariq, “Maukah kau masuk Agama Allah dan Rasul-Nya? Agar dosa yang telah kau lakukan lebur? Dan agar kau menjadi saudara kami?.” 
Thariq berkata, “Sebetulnya saya pernah menyatakan Islam pada Umar, tetapi Muhammad SAW pernah bersabda ‘barang siapa murtad, maka bunuhlah!’.”
Malik berkata, “Tetapi hukum dalam Hadits itu disalin dengan perkataan ‘laa Ilaaha illaa Allah’ berdasarkan firman Allah ‘illaa man taaba wa aamana wa amila shaalichan faulaaaika yubaddilu Allahu sayyiaatihim chasanaat’ yang artinya: Kecuali orang yang bertobat, beriman dan beramal shalih. Maka Allah menggantikan kejelekan mereka pada kebaikan.[1] Oleh karena itu Rasulullah menerima tobat Wachsyi yang telah membunuh pamannya bernama Chamzah. Dan Allah juga menurunkan ayat mengenai itu.”
Thariq menyimak penjelasan Malik dengan senang lalu berkata, Asyhadu an laa Ilaaha illaa Allah, wa asyhadu anna Muhammadan Abdu-Hu wa Rasulu-H. Sekarang hatiku senang dan kebingungaku telah hilang. Semoga Allah menyelamatkan kau di hari kiamat.” 
Malik senang dan berkata, “Semoga Allah memberi kau petunjuk dan menetapkan keimananmu.” Lalu berkata, “Ya Hamba Allah, saya ingin dosa yang telah kau lakukan lebur.” 
Thariq bertanya, “Maksud kau bagaimana?.” 
Malik berkata, “Pergilah menuju raja negeri Izaz! Untuk memberi tahu bahwa raja negeri Rawandat akan datang untuk menolong.” 
Thariq menjawab, “In syaa Allah akan saya lakukan. Kalau meragukan kejujuranku, silahkan kau menyuruh orang kepercayaanmu agar mengawasi aku. Malam telah larut; sementara yang berjaga di benteng berpintu gerbang dikunci rapat itu 'sangat banyak'. Untuk itu saya hanya bisa berteriak dari bibir jurang.” 

Malik perintah agar kemenakannya mendampingi Thariq, pergi ke benteng kerajaan Izaz, dan agar selalu waspada. Mereka berdua segera pergi menuju benteng yang dijaga ketat oleh pasukan bersenjata. Beberapa orang terkejut oleh suara lonceng berdentang keras sekali. Dan ada keributan di dalam benteng. 
Thariq berkata pada kemenakan Malik, “Ini jelas ada peperangan atau pembunuhan di dalam benteng.” Mereka berdua menyimak kegaduhan dan teriakan dari dalam benteng.

Telah terjadi pembunuhan atas Raja Daris di dalam benteng oleh Lawan putranya sendiri. 
Lawan adalah lelaki pemberani yang pernah diutus oleh ayahnya, agar mengirimkan hadiah pada Raja Yuqana yang masih kerabatnya. Di sana, Lawan ditempatkan pada rumah mewah agar senang. 
Dalam waktu beberapa bulan itu Lawan sering memasuki istana Yuqana. 
Dia pernah terkejut saat melihat puri Yuqana yang cantik jelita dikelilingi sejumlah pelayan dan kasim (pelayan rendahan). [2] Lawan jatuh cinta pada putri itu dan pulang, untuk memberitahukan isi hatinya pada ibunya di Izaz

Ibunya berkata, “Akan saya laporkan agar ayahmu mengutus utusan, untuk melamar dan menikahkan dia denganmu. Berapa maskawin yang diminta akan kami berikan.” 
Di saat Lawan sedih karena dilanda rindu terhadap putri itu; Raja Yuqana dan 100 pasukan Arab datang ke kerajaan Izaz, dan ditawan oleh ayahnya. 

Raja Yuqana dan 100 pasukan Arab dipenjara di dekat rumah mewah Lawan. 
Ayah Lawan berpesan, “Jagalah!.” 
Lawan berpikir, “Sungguh Raja Yuqana putra paman saya ini, lebih tahu mengenai segala agama. Kalau Islam tidak benar, tentu Raja Yuqana tidak Islam. Karena sebelumnya Raja Yuqana memerangi kaum Arab dengan mati-matian. Saya juga heran kenapa pasukan Yuqana bisa ditaklukkan oleh kaum Arab yang lemah? Karena Allah menolong mereka. Saya sangat mencintai putri dia. Mereka akan saya lepas dan saya akan mengikuti agama mereka, dengan syarat Yuqana menikahkan saya dengan putrinya. Saya akan memeluk agama yang benar, dan akan segera menyunting putrinya.”

Bersambung.


[1] إِلَّا مَنْ تَابَ وَآَمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُولَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا  [الفرقان/70].
[2] Kasim berasal dari bahasa Arab: حَشيمٌ. Artinya: pelayan rendahan yang sering dibentak-bentak. Dasar pengartian ini: الصحاح في اللغة - (ج 1 / ص 131)
.ورجلٌ حَشيمٌ، أي مُحْتَشِمٌ. وحَشْمُ الرجل: خَدَمُهُ ومَن يغضب له، سُمَّوا بذلك لأنهم يغضبون له

2011/11/25

KW 152: Dakwah ke Negeri Izaz



 (Bagian ke-152 dari seri tulisan Khalid bin Walid)

Amir bin Zaid (عَامِرُ بْنُ زَيْدٍ) veteran Perang Futuchussyam (فتوح الشام) berkisah:
“Saya termasuk veteran Perang Futuchssyam. Saya juga ikut merebut kota Qinasrin dan Chalab (Aleppo) di bawah pimpinan Abu Ubaidah. Banyak sekali kaum Romawi yang akhirnya masuk Islam. Hanya di antara mereka yang masuk Islam yang berjihadnya paling semangat dan niatnya paling tulus hanya Yuqana. Dia benar-benar telah berjuang demi kaum Muslimiin, untuk mencari Keridhoan Rabbul-aalamiin. Banyak orang bersaksi tentang jihadnya yang sangat gigih.”

Abu Ubaidah menyerahkan 100 pasukan berkuda berbusana medel Romawi pada Yuqana. Tiap sepuluh orang dari mereka diberi satu komandan yang dari kabilah mereka. 
Yang dari Thayi dikomandani oleh Khazal bin Ashim (خزعل بن عاصم). 
Yang dari Fihr dikomandani oleh Fihr bin Muzachim (فهر بن مزاحم). 
Yang dari Khuzaah dikomandani oleh Salim bin Adi (سالم بن عدي). 
Yang dari Sanis dikomandani oleh Masruq bin Sinan (مسروق ابن سنان). 
Yang dari Numair dikomandani oleh Asad bin Chazim (أسد بن حازم). 
Yang dari Al-Chadharamah (الحَضَارِمَة) dikomandani oleh Majid bin Umairah (ماجد بن عميرة). 
Yang dari Chimyar dikomandani oleh raja Chimyar bernama Dzul-Kala Al-Chimyari (ذو الكلاع الحميري). 
Yang dari Bahilah dikomandani oleh Saif bin Qadich (سيف بن قادح). 
Yang dari Tamim dikomandani oleh Saed bin Chasan (سعد بن حسن). 
Yang dari Murad dikomandani oleh Malik bin Fayyaad (مالك بن فياض)."
Abu Ubaidah berkata, “Semoga Allah menyayang kalian. Ketahuilah bahwa sepuluh komandan ini saya perintah agar mentaati Yuqana, yang telah menyerahkan diri untuk Allah dan Rasul-Nya. Selama dia berniat mencari Keridhoan Allah, maka taatilah!.”

Yuqa dan 100 pasukan berkuda berkemas-kemas. Setelah mereka berjalan sejauh satu farsakh, 1.000 pasukan berkuda di bawah pimpinan Malik Al-Asytar Annakhai, dipersiapkan untuk menyusul. 
Kepada Malik, Abu Ubaidah berkata, “Bawalah pasukanmu! Mengikuti jejak Yuqana dan pasukannya! Jika kau telah mendekati benteng negeri Izaz! Bersembunyilah! Hingga waktu sahur. Tugasmu menggerakkan pasukanmu agar menyerbu kaum di dalam benteng di waktu sahur.”
Malik dan pasukannya berjalan mengendarai kuda, menyusuri jalan panjang hingga malam. Mereka berhenti di kampung dekat benteng untuk menunggu fajar menyingsing. 
Kampung tempat persembunyian mereka sepi dan penduduknya jarang. 

Saat itu Yuqana telah berjalan menuju benteng, setelah menyusuri jalan yang berbeda dari yang dilewati oleh Malik dan pasukannya.  

Khazal bin Ashim veteran Perang Chalab (Aleppo) berkisah, “Saat itu saya menjadi prajurit Yuqana berjumlah 100 pasukan berkuda. Yuqana berkata pada kami 'hai para pemuda! Kita telah sampai tujuan. Semuanya supaya diam, karena bahasa kalian berbeda dengan mereka'. Sayalah yang akan menerjemahkan bahasa mereka untuk kalian. Dan waspadalah jangan sembrono. Jika saya telah memukul raja mereka, kalian agar segera menyerang dengan garang! Semoga qodar baik tidak memihak dia.”

Akwa bin Abbad Al-Mazini (الأكوع بن عباد المازني) termasuk veteran Perang Izaz, sebagai prajurit Malik yang berjumlah 1.000 orang; berada di belakang Yuqana penguasa Chalab (Aleppo). 

Dia berkisah, "Kami memasuki kampung di dekat benteng Izaz, sambil menunggu fajar menyingsing. Kami terkejut oleh datangnya pasukan dari belakang kami, tepatnya dari sebelah barat. 
Malik pergi meninggalkan kami sejenak, lalu kembali dengan membawa lelaki Arab Nashrani." 
Malik berkata, “Hai para pemuda! Dengarkan perkataan lelaki ini!.” 
Kami menjawab, “Dia akan mengatakan apa?.” 
Malik perintah, “Tanyalah! Dia akan menjawab!.” 
Kami bertanya, “Kau berasal dari mana?.” 
Lelaki tawanan menjawab, “Dari Ghassan.” 
Malik bertanya, “Namamu siapa?.” 
Dia menjawab, “Thariq bin Syaiban.” 
Malik memanggil, “Hai Thariq! Demi hak dziminya kaum Arab, kamu jangan merahasaiakan pada kami! Yang kau ketahui tentang musuh kami!.” 
Dia menjawab, “Demi Allah saya takkan merahasiakan yang saya ketahui. Tetapi kalian agar bersiap sebelum musuh kalian datang.” 
Malik bertanya, “Bagaimana maksudmu?.” 
Dia menjawab, “Semalam kami kedatangan mata-mata bernama Ishmah bin Arfajah (عصمة بن عرفجة) yang telah memata-matai kalian. Ketika kalian dan Yuqana merencanakan makar, dia mendengarkan. Apa yang kalian rencanakan, ditulis pada lembaran, lalu diikatkan pada burung, agar diantar pada raja Izaz. Raja Izaz membaca lalu perintah agar saya menghubungi dan minta bala-bantuan pada Raja Luqa, dari negeri Rawandat. 
Raja Luqa telah pergi kemari membawa 500 pasukan berkuda. Bersiaplah menghadapi mereka. Sepertinya mereka hampir datang kemari.”

Ketika Yuqana sampai, Raja Daris telah menunggu di luar benteng, dengan 3.000 pasukan berkuda dari Romawi, dan 1.000 pasukan berkuda dari Arab Nashrani, dan sejumlah pasukan lainnya yang disuruh bersembunyi. Tali kendali kuda Yuqana dipotong oleh Daris lalu Yuqana jatuh, kepalanya membentur tanah. 
Pasukan berkuda Daris berjumlah 4.000 mengepung, menangkap dan mengikat pasukan Yuqana yang terdiri dari sahabat Rasulillah SAW. 
Daris meludahi wajah dan membentak Yuqana, “Sungguh Al-Masih dan Salib pasti akan memurkai kau! Karena kau murtad dari agamamu! Untuk memasuki agama musuhmu. Demi Al-Masih! Kau akan saya hadapkan pada Raja Hiraqla yang mulia! Agar kau disalib di pintu gerbang negeri Anthakiyah! Setelah orang-orangmu saya penggal kepala mereka.” 
Daris bergegas masuk kedalam benteng.

Bersambung.