SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

Doa Meluluhkan Hati Seseorang

Ya Allah sungguh Engkau Maha Mulia Maha Besar. Sedangkan saya HambaMu yang sangat hina dina. Tiada upaya dan kekuatan kecuali karena Kau. Ya Allah, tundukkanlah

Doa Agar di Beri kerjaan Bisnis

Ya Allah, Raja segala Kerajaan, Tuhan memberikan Kerajaan pada yang Tuhan kehendaki, melepas Kerajaan dari yang Tuhan kehendaki, menjayakan orang yang Tuhan kehendaki, dan merendahkan orang yang Tuhan kehendaki

Sapaan Nabi Membuat Khowat Sungkan

Rasulullah SAW keluar dari tenda dan bersabda pada saya ‘hai Ayah Abdillah, apa yang mendorong kau duduk bersama mereka ?’

Hibah Menurut Bukhori

Hibah Menurut Bukhari Ibrahim Annakhai tergolong Tabiin yang sangar alim. Beliau murid Ibrhaim Attaimi, murid Amer bin Maimun, murid Abu Abdillah Al-Jadali, murid Khuzaimah sahabat Nabi SAW.

Masuk Surga Paling Awal

Rasulullah SAW bersabda, “Jibril AS telah datang untuk memegang tanganku untuk menunjukkan saya Pintu Gerbang Surga, yang akan dimasuki oleh umatku.”

Tampilkan postingan dengan label Al-Anfal dan Attaubah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Al-Anfal dan Attaubah. Tampilkan semua postingan

2012/01/09

Bedah Tirmidzi

Tirmidzi Hadits yang muatannya sangat lengkap. Hadits Tirmidzi tidak hanya memusthalahi Hadits yang diriwayatkan, bahkan menjelaskan para sahabat nabi SAW, tabiin, maupun Imam muhadditsiin, di dalam mengamalkan Hadits yang diriwayatkan. Tirmidzi juga membahas mengenai tidak ditulisnya بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ di dalam surat Attaubah atau Al-Bara’ah: (سنن الترمذي - (ج 10 / ص 352)

3011 - حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ وَمُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ وَابْنُ أَبِي عَدِيٍّ وَسَهْلُ بْنُ يُوسُفَ قَالُوا حَدَّثَنَا عَوْفُ بْنُ أَبِي جَمِيلَةَ حَدَّثَنَا يَزِيدُ الْفَارِسِيُّ حَدَّثَنَا ابْنُ عَبَّاسٍ قَالَ قُلْتُ لِعُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ مَا حَمَلَكُمْ أَنْ عَمَدْتُمْ إِلَى الْأَنْفَالِ وَهِيَ مِنْ الْمَثَانِي وَإِلَى بَرَاءَةٌ وَهِيَ مِنْ الْمِئِينَ فَقَرَنْتُمْ بَيْنَهُمَا وَلَمْ تَكْتُبُوا بَيْنَهُمَا سَطْرَ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ وَوَضَعْتُمُوهَا فِي السَّبْعِ الطُّوَلِ مَا حَمَلَكُمْ عَلَى ذَلِكَ فَقَالَ عُثْمَانُ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِمَّا يَأْتِي عَلَيْهِ الزَّمَانُ وَهُوَ تَنْزِلُ عَلَيْهِ السُّوَرُ ذَوَاتُ الْعَدَدِ فَكَانَ إِذَا نَزَلَ عَلَيْهِ الشَّيْءُ دَعَا بَعْضَ مَنْ كَانَ يَكْتُبُ فَيَقُولُ ضَعُوا هَؤُلَاءِ الْآيَاتِ فِي السُّورَةِ الَّتِي يُذْكَرُ فِيهَا كَذَا وَكَذَا وَإِذَا نَزَلَتْ عَلَيْهِ الْآيَةَ فَيَقُولُ ضَعُوا هَذِهِ الْآيَةَ فِي السُّورَةِ الَّتِي يُذْكَرُ فِيهَا كَذَا وَكَذَا وَكَانَتْ الْأَنْفَالُ مِنْ أَوَائِلِ مَا أُنْزِلَتْ بِالْمَدِينَةِ وَكَانَتْ بَرَاءَةٌ مِنْ آخِرِ الْقُرْآنِ وَكَانَتْ قِصَّتُهَا شَبِيهَةً بِقِصَّتِهَا فَظَنَنْتُ أَنَّهَا مِنْهَا فَقُبِضَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَمْ يُبَيِّنْ لَنَا أَنَّهَا مِنْهَا فَمِنْ أَجْلِ ذَلِكَ قَرَنْتُ بَيْنَهُمَا وَلَمْ أَكْتُبْ بَيْنَهُمَا سَطْرَ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ فَوَضَعْتُهَا فِي السَّبْعِ الطُّوَلِ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ لَا نَعْرِفُهُ إِلَّا مِنْ حَدِيثِ عَوْفٍ عَنْ يَزِيدَ الْفَارِسِيِّ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ وَيَزِيدُ الْفَارِسِيُّ هُوَ مِنْ التَّابِعِينَ قَدْ رَوَى عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ غَيْرَ حَدِيثٍ وَيُقَالُ هُوَ يَزِيدُ بْنُ هُرْمُزَ وَيَزِيدُ الرَّقَاشِيُّ هُوَ يَزِيدُ بْنُ أَبَانَ الرَّقَاشِيُّ وَهُوَ مِنْ التَّابِعِينَ وَلَمْ يُدْرِكْ ابْنَ عَبَّاسٍ إِنَّمَا رَوَى عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ وَكِلَاهُمَا مِنْ أَهْلِ الْبَصْرَةِ وَيَزِيدُ الْفَارِسِيُّ أَقْدَمُ مِنْ يَزِيدَ الرَّقَاشِيِّ 

Arti (selain isnad)nya:
Pada Utsman bin Affan RA, Ibnu Abbas RA berkata, “Apa yang mendorong kalian dengan sengaja menggabungkan Surat Al-Anfal sebagai Surat Matsani (الْمَثَانِي/yang diulang-ulang)?  Dan menggolongkan Surat Baraah (بَرَاءَةٌ/Taubah) Al-Mi’iin (الْمِئِينَ/ratusan)?  Kalian telah menggandeng duanya dan tidak menulis tulisan: بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ? Dua Surat itu telah kalian letakkan di deretan Sab’utthuwal (السَّبْعُ الطُّوَلِ/tujuh yang panjang)? Apa yang mendorong kalian melakukan demikian?.”
Utsman berkata, “Dulu Rasulullah SAW memasuki suatu zaman dituruni sejumlah Surat. Ketika ada (Ayat) yang turun, beliau memanggil orang yang bisa menulis, untuk bersabda ‘letakkanlah Ayat-Ayat ini! Pada Surat yang ada penjelasannya begini dan begini!’. Ketika ada Ayat turun lagi, beliau bersabda ‘letakkan! Ayat ini di Surat yang ada penjelasannya begini dan  begini!’. 
Konon surat Al-Anfal termasuk awal Surat yang diturunkan pada beliau di Madinah; Surat Bara’ah (بَرَاءَةٌ) termasuk akhir Surat Al-Qur’an yang turun. Kisah Surat Bara’ah (بَرَاءَةٌ) mirip dengan kisah Surat Al-Anfal. Atas dasar itu saya yakin bahwa surat Bara’ah (بَرَاءَةٌ) adalah bagian dari Surat Al-Anfal. 
Rasulullah SAW diwafatkan, namun mutlak belum menjelaskan bahwa surat Bara’ah (بَرَاءَةٌ) adalah bagian dari Surat Al-Anfal. Sayalah yang menggandengkan Surat Bara’ah (بَرَاءَةٌ) dan Surat Al-Anfal. Saya tidak menulis: بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ di antara duanya. Lalu saya meletakkan di dalam deretan Sab’utthuwal (السَّبْعُ الطُّوَلِ/tujuh yang panjang).”

Abu Isa berkata, “Ini Hadits chasan shahih. Kami tidak mengetahui riwayat ini kecuali dari Hadits Auf dari Yazid Al-Farisi (يَزِيدُ الْفَارِسِيُّ) dari Ibnu Abbas RA. 
Yazid memang tergolong tabi’iin (التَّابِعِينَ), namun belum pernah bertemu Ibnu Abbas RA. Mestinya dia meriwayatkan Hadits ini dari Anas bin Malik RA, karena mereka berdua tergolong penduduk Bashrah (الْبَصْرَةِ/Basra). 
Yazid Al-Farisi (يَزِيدُ الْفَارِسِيُّ) lebih tua daripada Yazid Arraqasyi (يَزِيدَ الرَّقَاشِيِّ).”