SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

Doa Meluluhkan Hati Seseorang

Ya Allah sungguh Engkau Maha Mulia Maha Besar. Sedangkan saya HambaMu yang sangat hina dina. Tiada upaya dan kekuatan kecuali karena Kau. Ya Allah, tundukkanlah

Doa Agar di Beri kerjaan Bisnis

Ya Allah, Raja segala Kerajaan, Tuhan memberikan Kerajaan pada yang Tuhan kehendaki, melepas Kerajaan dari yang Tuhan kehendaki, menjayakan orang yang Tuhan kehendaki, dan merendahkan orang yang Tuhan kehendaki

Sapaan Nabi Membuat Khowat Sungkan

Rasulullah SAW keluar dari tenda dan bersabda pada saya ‘hai Ayah Abdillah, apa yang mendorong kau duduk bersama mereka ?’

Hibah Menurut Bukhori

Hibah Menurut Bukhari Ibrahim Annakhai tergolong Tabiin yang sangar alim. Beliau murid Ibrhaim Attaimi, murid Amer bin Maimun, murid Abu Abdillah Al-Jadali, murid Khuzaimah sahabat Nabi SAW.

Masuk Surga Paling Awal

Rasulullah SAW bersabda, “Jibril AS telah datang untuk memegang tanganku untuk menunjukkan saya Pintu Gerbang Surga, yang akan dimasuki oleh umatku.”

Tampilkan postingan dengan label Israk wa Mikraj. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Israk wa Mikraj. Tampilkan semua postingan

2015/06/12

Bathriq Sampaikan Persaksian


Rahasia yang ditutup oleh Abu Sufyan, ‘terungkap’ oleh Ibnu Katsir yang agung. Yakni mengenai ‘saat dia dipanggil’ oleh raja terbesar sejagad bernama Hiraqla. Di hadapannya, dia ditanya panjang lebar mengenai nabi SAW. Ada ‘Pertanyaan’ yang ditutup oleh beliau atau oleh para ahli Hadits setelahnya. Yakni tentang ucapan dia di hadapan Hiraqla, dan persaksian Bathriq (kepala Gereja yang membawahi setidaknya 5.000 orang). Bathriq berkata, “Semalam Masjid Iliya ini dimasuki oleh seorang Nabi SAW.”

Dengan serius, Abu Sufyan berusaha menjatuhkan dan merendahkan nama nabi SAW, di hadapan Kaisar Hiraqla.
Uraian ini, (dalam kitab lain) dijelaskan oleh Abu Sufyan, “Demi Allah, yang mencegah saya menjelaskan keadaan nabi SAW:
1.     ‘Takut dicap bohong.
2.     Takut Beliau tak percaya lagi pada saya’.
Hingga saya menjelaskan Sabda Nabi SAW:
‘Di malam saya dinaikkan (ke langit)’.
Pada Hiraqla, saya berkata, ‘kepada yang Mulia, bolehkah saya bercerita? Agar Tuan tahu bahwa ‘dia (SAW) telah berbohong?’.
Beliau bertanya ‘apa itu?’.
Saya berkata ‘dia’ berkata pada kami ‘di suatu malam, dia sungguh telah keluar dari kota kami (Tanah Haram), menuju Masjid Tuan, Masjid Iliyak ini. Malam itu juga, sebelum subuh, dia telah kembali menuju kami’.
Seorang Bathriq (Kepala Gereja) Iliyak berada di arah kepala Hiraqla, berkata ‘malam itu saya tahu’.
(Dengan takjub) Hiraqla memandang dan bertanya ‘dengan apa kau bisa tahu?’.
Dia menjawab ‘biasanya saya tidak tidur, sebelum menutup seluruh pintu Masjid. Malam itu semua pintu saya tutup, kecuali satu, karena sulit ditutup. Semua bawahan saya, saya minta agar membantu. Bahkan siapa saja yang ada, saya minta membantu. Namun pintu tetap tidak bisa ditutup, bahkan tidak bisa digerakkan. Kami sangat kesulitan, bagai ‘memindahkan’ gunung. Hingga saya memanggil beberapa tukang kayu. Setelah meneliti, mereka berkata ‘ternyata terganjal oleh najaf (benda di atas pintu) dan bangunan. Kami takkan mampu menggerakkan ini hingga subuh. Di waktu subuh, kita cek penyebabnya apa?’.
Dua pintu saya biarkan terbuka hingga pagi.
Setelah saya cek, ternyata batu yang dibalik pintu ‘dilobang’. Dan ternyata di situ, ada bekas ikatan kendaraan. Pada para sahabat, saya berkata ‘semalam pintu ini tidak bisa ditutup, karena dimasuki oleh seorang Nabi SAW. Tadi malam Beliau telah shalat di Masjid kita.”  [1]



وَجَعَلَ أَبُو سُفْيَانَ يَجْهَدُ أَنْ يُحَقِّرَ أَمْرَهُ وَيُصَغِّرَهُ عِنْدَهُ. قَالَ فِي هَذَا السِّيَاقِ عَنْ أَبِي سُفْيَانَ: وَاللَّهِ مَا يَمْنَعُنِي أَنْ أَقُولَ عَلَيْهِ قَوْلًا أُسْقِطُهُ مِنْ عَيْنِهِ إِلَّا أَنِّي أَكْرَهُ أَنْ أَكْذِبَ عِنْدَهُ كَذْبَةً يَأْخُذُهَا عَلَيَّ، وَلَا يُصَدِّقُنِي بِشَيْءٍ. قَالَ: حَتَّى ذَكَرْتُ قَوْلَهُ لَيْلَةَ أُسْرِيَ بِهِ قَالَ: فَقُلْتُ: أَيُّهَا الْمَلَكُ، أَلَا أُخْبِرُكَ خَبَرًا تَعْرِفُ أَنَّهُ قَدْ كَذَبَ؟ قَالَ: وَمَا هُوَ؟ قَالَ: قُلْتُ: إِنَّهُ يَزْعُمُ لَنَا أَنَّهُ خَرَجَ مِنْ أَرْضِنَا -أَرْضِ الْحَرَمِ-فِي لَيْلَةٍ فَجَاءَ مَسْجِدَكُمْ هَذَا-مَسْجِدَ إِيلِيَاءَ، وَرَجَعَ إِلَيْنَا تِلْكَ اللَّيْلَةَ قَبْلَ الصَّبَاحِ. قَالَ: وبَطْرِيقُ إِيلِيَاءَ عِنْدَ رَأْسِ قَيْصَرَ، فَقَالَ: بَطْرِيق إِيلِيَاءَ: قَدْ عَلِمْتُ تِلْكَ اللَّيْلَةَ، قَالَ: فَنَظَرَ قَيْصَرُ، وَقَالَ: وَمَا عِلْمُكَ بِهَذَا؟ قَالَ: إِنِّي كُنْتُ لَا أَنَامُ لَيْلَةً حَتَّى أُغْلِقَ أَبْوَابَ الْمَسْجِدِ، فَلَمَّا كَانَ تِلْكَ اللَّيْلَةُ أَغْلَقْتُ الْأَبْوَابَ كُلَّهَا غَيْرَ بَابٍ وَاحِدٍ غَلَبَنِي، فَاسْتَعَنْتُ عَلَيْهِ بِعُمَّالِي وَمَنْ يَحْضُرُنِي كُلِّهِمْ فَعَالَجْتُهُ فَغَلَبَنِي، فَلَمْ نَسْتَطِعْ أَنْ نُحَرِّكَهُ، كَأَنَّمَا نُزَاوِلُ بِهِ جَبَلًا فَدَعَوْتُ إِلَيْهِ النَّجَاجِرَةَ، فَنَظَرُوا إِلَيْهِ فَقَالُوا: إِنَّ هَذَا الْبَابَ سَقَطَ عَلَيْهِ النِّجَافُ وَالْبُنْيَانُ وَلَا نَسْتَطِيعُ أَنْ نُحَرِّكَهُ حَتَّى نُصْبِحَ فَنَنْظُرَ مِنْ أَيْنَ أَتَى. قَالَ: فَرَجَعْتُ وَتَرَكْتُ الْبَابَيْنِ مَفْتُوحَيْنِ. فَلَمَّا أَصْبَحْتُ غَدَوْتُ عَلَيْهِمَا فَإِذَا الْحَجَرُ الَّذِي فِي زَاوِيَةِ الْبَابِ (3) مَثْقُوبٌ، وَإِذَا فِيهِ أَثَرُ مَرْبَطِ الدَّابَّةِ قَالَ: فَقُلْتُ لِأَصْحَابِي: مَا حُبِسَ هَذَا الْبَابُ اللَّيْلَةَ إِلَّا عَلَى نَبِيٍّ، وَقَدْ صَلَّى اللَّيْلَةَ فِي مَسْجِدِنَا.  

Ponpes Mulya Abadi Mulungan

2012/07/29

BTh 1: Bedah Athabari


BTh 1: Bedah Athabari


Dunia indah menawan bagi kaum yang kehidupannya dipermudahkan oleh Tuhan, seperti Firaun dan yang sepadan. Jika memilih dunia meninggalkan akhirat, merekalah orang-orang yang tertipu. Allah berfirman, “Dunia telah dihias-hiaskan untuk orang-orang yang telah kafir. Mereka menghina sebagian kaum yang telah beriman. Padahal di hari Kiamat nanti, orang-orang yang telah bertaqwa (jauh) di atas mereka. Allah memberi rizqi pada orang yang Dia kehendaki dengan tanpa hisab-an (perhitungan).”[1]

Ibnu Jarir Atthabari (الطبري) pernah meriwayatkan bahwa, ketika nabi SAW Israk sebelum Mikraj, dijumpai oleh seorang wanita (jelita) mengenakan segala macam perhiasan menawan: تفسير الطبري - (ج 17 / ص 344)
حدثنا محمد بن عبد الأعلى، قال: ثنا محمد بن ثور، عن معمر، عن أبي هارون العبدي، عن أبي سعيد الخدري؛ وحدثني الحسن بن يحيى، قال: أخبرنا عبد الرزاق، قال: ثنا معمر، قال: أخبرنا أبو هارون العبدي، عن أبي سعيد الخدري، واللفظ لحديث الحسن بن يحيى، في قوله( سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأقْصَى ) قال: ثنا النبيّ صلى الله عليه وسلم عن ليلة أُسري به فقال نبيّ الله: "أُتِيتُ بِدَابَّة هي أَشْبَهُ الدَّوَاب بالبَغْلِ، لَهُ أذُنانِ مُضّطَرِبَتان وَهُوَ البُرَاقُ، وَهُوَ الَّذِي كانَ تَرْكَبُهُ الأنَبْيِاءُ قَبْلِي، فَرَكِبْتُهُ، فانْطَلَقَ بِي يَضَعُ يَدَهُ عِنْدَ مُنْتَهَى بَصَرِه، فَسَمِعْتُ نِدَاءً عَنْ يَمِينِي: يا مُحَمَّد عَلى رِسْلِك أسألْكَ، فَمَضَيْتُ ولَمْ أُعَرِّجْ عَلَيْهِ؛ ثُمَّ سَمِعْتُ نِدَاءً عَنْ شمِالي: يا مُحَمَّد عَلى رِسْلِك أسألْكَ ، فَمَضَيْتُ ولَمْ أُعَرِّجْ عَلَيْهِ؛ ثُمَّ اسْتَقْبَلْتُ امْرَأةً فِي الطَّرِيقِ، فَرأيْتُ عَلَيْها مِنْ كُلّ زِينَةٍ مِنْ زِينَةِ الدُّنْيَا رَافعَةً يَدَها، تَقُولُ: يا مُحَمَّدُ على رِسْلِكَ أسألْكَ، فَمَضَيْتُ ولَمْ أُعَرِّجْ عَلَيْهَا، ثُمَّ أتَيْتُ بَيْتَ المَقْدِسِ، أوْ قالَ المَسْجِدَ الأقْصَى، فَنزلْتُ عَنِ الدَّابَّةِ فَأوْثقْتُها بالحَلْقَة التي كانَت الأنْبِياءُ تُوثِقُ بِها، ثُمَّ دَخَلْتُ المَسْجِدَ فَصَلَّيْتُ فِيهِ، فقالَ لي جَبْرَئِيل: ماذَا رأيْتَ فِي وَجْهِكَ، فَقُلْتُ: سَمِعْتُ نِدَاءً عَنْ يَمِينِي أنْ يا مُحَمَّدُ عَلى رِسْلِكَ أسألْكَ، فَمَضَيْتُ ولَمْ أُعَرِّجْ عَلَيْهِ، قالَ: ذاكَ دَاعِيَ اليَهُود، أما لَو أنَّك وَقَفْتَ عليه لتهودت أُمَّتُكَ، قال: ثُمَّ سَمِعْتُ ندَاءً عَنْ يَسارِي أنْ يا مُحَمَّدُ عَلى رِسْلِكَ أسألْكَ، فَمَضَيْتُ وَلَمْ أُعَرِّجْ عَلَيْهِ، قالَ: ذَاكَ داعي النَّصَارَى، أمَا إِنَّكَ لَوْ وَقَفْتَ عَلَيْهِ لَتَنَصَّرَتْ أُمَّتُكَ، قُلْتُ: ثُمَّ اسْتَقْبَلَتْنِي امْرأةٌ عَلَيْها مِنْ كُلّ زِينَةٍ مِنْ زِينَةِ الدُّنْيَا رَافِعَةً يَدَها تَقُولُ عَلى رِسْلِكَ، أسألْكَ، فَمَضَيْتُ ولَمْ أُعَرِّجْ عَلَيْهَا، قال: تِلْكَ الدُّنْيا تَزَيَّنَتْ لَكَ، أمَا إنَّكَ لَوْ وَقَفْتَ عَلَيْها لاخْتارَتْ أُمَّتُكَ الدُّنْيا على الآخِرَةِ، ثُمَّ أُتِيتُ بإناءَيْنِ أحَدُهُما فِيهِ لبَنٌ، والآخرُ فيه خَمْرٌ، فَقِيلَ لي: اشْرَبْ أيَّهُما شِئْتَ، فَأخَذْتُ اللَّبَنَ فَشَرِبْتُهُ، قال: أصَبْتَ الفِطْرَةَ أوْ قالَ: أخَذْتَ الفِطْرَةَ".

Arti (selain isnad)nya:
Abu Said Al-Khudri berkata, “Maha Suci yang telah menjalankan HambaNya dari Masjidil-Haram menuju Masjidil-Aqsha. Nabi SAW pernah bercerita pada saya mengenai ketika dia diisrakkan: ‘Saya diberi binatang kendaraan yang lebih miripnya, keledai (bagal). Kendaraan bertelinga panjang menjuntai itu, bernama Buraq, yang pernah dikendarai oleh Nabi-Nabi sebelumku AS. Dia saya naiki agar membawa saya Israk. Langkah kaki depannya mencapai ujung pandanganya’.
(Dalam perjalanan tersebut), tiba-tiba saya mendengar seruan ‘ya Muhammad! Berhenti! Saya akan bertanya!’ Dari kanan saya. Namun saya berjalan terus, tidak berhenti.
Lalu dari kiri saya, saya mendengar seruan ‘ya Muhammad! Berhenti! Saya akan bertanya!’ Namun saya berjalan terus, tidak berhenti.
Lalu saya berpapasan wanita (jelita) di jalan, yang mengenakan segala perhiasan dunia. Dia mengangkat tangan sambil menyeru ‘ya Muhammad! Berhenti! Saya akan bertanya!’; namun saya berjalan terus, tidak berhenti.
Lalu saya memasuki Masjid untuk melakukan shalat di dalamnya. 
Jibril AS berkata ‘apa yang telah kau saksikan dalam perjalanan?’ Saya menjawab ‘saya telah mendengar seruan’ dari sebelah kanan: ‘Ya Muhammad! Berhenti! Saya akan bertanya!’; namun saya berjalan terus, tidak berhenti. 
Jibril berkata ‘itu dai Yahudi! Ingat! Kalau kau tadi berhenti! Niscaya umatmu beragama Yahudi’.
Saya berkata ‘lalu saya mendengar seruan dari sebelah kiri saya: ‘Ya Muhammad! Berhenti! Saya akan bertanya!’; namun saya berjalan terus, tidak berhenti. Jibril menjawab ‘itu dai Nashrani! Ingat! Kalau kau tadi berhenti! Niscaya umatmu beragama Nashrani’.
Saya berkata ‘lalu saya berpapasan dengan wanita (menawan) mengenakan segala perhiasan dunia, mengangkat tangan dan berkata: ‘Ya Muhammad! Berhenti! Saya akan bertanya!’; namun saya berjalan terus, tidak berhenti. Jibril menjawab ‘itu dunia yang bersolek untukmu! Ingat! Kalau kau tadi berhenti, niscaya umatmu memilih dunia mengalahkan akhirat’.
Lalu saya diberi dua wadah; yang satu berisi susu; yang lain berisi arak. Ada yang mempersilahkan padaku ‘minumlah terserah kau’. Namun saya mengambil untuk meminum susu. Jibril berkata ‘kau telah meraih fitrah’ atau ‘kau telah mengambil fitrah’.”[2]

Kesimpulan:
Kita ini dipengaruhi oleh syaitan melaui tiga arah: Kaum Yahudi, Kaum Nashrani, dan kehidupan duniawi.

Ponpes Mulya Abadi Mulungan


[1] زُيِّنَ لِلَّذِينَ كَفَرُوا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَيَسْخَرُونَ مِنَ الَّذِينَ آَمَنُوا وَالَّذِينَ اتَّقَوْا فَوْقَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَاللَّهُ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ [البقرة/212]
[2] Fitrah artinya perbuatan suci, atau perbuatan yang sesuai dengan fungsinya sebagai makhluk.