SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

Doa Meluluhkan Hati Seseorang

Ya Allah sungguh Engkau Maha Mulia Maha Besar. Sedangkan saya HambaMu yang sangat hina dina. Tiada upaya dan kekuatan kecuali karena Kau. Ya Allah, tundukkanlah

Doa Agar di Beri kerjaan Bisnis

Ya Allah, Raja segala Kerajaan, Tuhan memberikan Kerajaan pada yang Tuhan kehendaki, melepas Kerajaan dari yang Tuhan kehendaki, menjayakan orang yang Tuhan kehendaki, dan merendahkan orang yang Tuhan kehendaki

Sapaan Nabi Membuat Khowat Sungkan

Rasulullah SAW keluar dari tenda dan bersabda pada saya ‘hai Ayah Abdillah, apa yang mendorong kau duduk bersama mereka ?’

Hibah Menurut Bukhori

Hibah Menurut Bukhari Ibrahim Annakhai tergolong Tabiin yang sangar alim. Beliau murid Ibrhaim Attaimi, murid Amer bin Maimun, murid Abu Abdillah Al-Jadali, murid Khuzaimah sahabat Nabi SAW.

Masuk Surga Paling Awal

Rasulullah SAW bersabda, “Jibril AS telah datang untuk memegang tanganku untuk menunjukkan saya Pintu Gerbang Surga, yang akan dimasuki oleh umatku.”

Tampilkan postingan dengan label Saling Cinta dan Kerjasama. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Saling Cinta dan Kerjasama. Tampilkan semua postingan

2012/06/11

BB 8: Bedah Bukhari



Pada zaman Imam Maliki, kitab tershahih sejagad setelah Al-Qur’an, Al-Muattha. Tetapi setelah Bukhari dan Muslim memunculkan kitab mereka, hingga kapanpun kitab tershahih sejagad setelah Al-Qur’an adalah Bukhari dan Muslim.
Bukhari menjelaskan mengenai kerukunan dan kerja-sama kaum Muhajiriin dan Anshar yang patut dicontoh: صحيح البخاري - (ج 9 / ص 100)

2437 - حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ حَدَّثَنَا يُونُسُ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ لَمَّا قَدِمَ الْمُهَاجِرُونَ الْمَدِينَةَ مِنْ مَكَّةَ وَلَيْسَ بِأَيْدِيهِمْ يَعْنِي شَيْئًا وَكَانَتْ الْأَنْصَارُ أَهْلَ الْأَرْضِ وَالْعَقَارِ فَقَاسَمَهُمْ الْأَنْصَارُ عَلَى أَنْ يُعْطُوهُمْ ثِمَارَ أَمْوَالِهِمْ كُلَّ عَامٍ وَيَكْفُوهُمْ الْعَمَلَ وَالْمَئُونَةَ وَكَانَتْ أُمُّهُ أُمُّ أَنَسٍ أُمُّ سُلَيْمٍ كَانَتْ أُمَّ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي طَلْحَةَ فَكَانَتْ أَعْطَتْ أُمُّ أَنَسٍ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِذَاقًا فَأَعْطَاهُنَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُمَّ أَيْمَنَ مَوْلَاتَهُ أُمَّ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ قَالَ ابْنُ شِهَابٍ فَأَخْبَرَنِي أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا فَرَغَ مِنْ قَتْلِ أَهْلِ خَيْبَرَ فَانْصَرَفَ إِلَى الْمَدِينَةِ رَدَّ الْمُهَاجِرُونَ إِلَى الْأَنْصَارِ مَنَائِحَهُمْ الَّتِي كَانُوا مَنَحُوهُمْ مِنْ ثِمَارِهِمْ فَرَدَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى أُمِّهِ عِذَاقَهَا وَأَعْطَى رَسُولُ اللَّه صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُمَّ أَيْمَنَ مَكَانَهُنَّ مِنْ حَائِطِهِ وَقَالَ أَحْمَدُ بْنُ شَبِيبٍ أَخْبَرَنَا أَبِي عَنْ يُونُسَ بِهَذَا وَقَالَ مَكَانَهُنَّ مِنْ خَالِصِهِ.

Arti (selain isnad)nya:
Dari Anas bin Malik RA: “Ketika para Muhajirin telah datang (dari Makkah) ke Madinah; tangan mereka kosong tak membawa (harta) sedikitpun. Konon saat itu; kaum Anshar ahli pertanahan dan perkebunan.
Kaum Anshar menganjurkan agar kaum Muhajirin menerima harta (kebun) merekadengan imbalan menyetorkan buah dari harta (kebun mereka) tiap tahun, dan membereskan pekerjaan, serta pembiayaan (kebun) mereka.”

Konon Ibu Anas, Ummu Sulaim; adalah Ibunya Abdullah bin Abi Thalchah. Dia menyerahkan pohon pada Rasulallah SAW. Namun pohon itu, oleh nabi SAW diserahkan pada Umma Aiman mantan budaknya, yakni Ibunya Usamah bin Zaid.

Ibnu Syihab diberi khabar oleh Anas bin Malik: “Sungguh ketika telah membunuh penduduk Khaibar, Rasulallah SAW pulang ke Madinah. Maka segera mengembaikan manihah-manihah (pohon-pohon) yang buahnya diberikan tersebut.[1] 
Nabi SAW mengembalikan pohon pada Ibunya Anas RA. Sebagai gantinya, nabi SAW memberikan pohon dari kebunnya, pada Umma Aiman.”
Pelajaran Hadits Yunus pada Syabib pada Achmad: “Pohon-pohon tersebut diberikan oleh nabi SAW pada Umma Aiman, diambilkan dari harta khusus nabi SAW.”[2]

Kesimpulan:
Nabi SAW mengajarkan pada umatnya agar saling mencintai dan kerjasama dengan amanat. Karena jika sudah tidak ada orang yang amanat, dunia kiamat.


Ponpes Mulya Abadi Mulungan


[1] Pohon yang diserahkan agar diambil buahnya, bisa diistilahkan manihah.
وَكَانَ مِنْ شَأْنِ أُمّ أَيْمَن أَنَّهَا كَانَتْ وَصِيفَةً لِعَبْد اَللَّه بْن عَبْد اَلْمُطَّلِبِ وَكَانَتْ مِنْ اَلْحَبَشَةِ فَلَمَّا وَلَدَتْ آمِنَةُ رَسُولَ اَللَّهِ صَلَّى اَللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدَمَا تُوُفِّيَ أَبُوهُ كَانَتْ أُمّ أَيْمَن تَحْضُنُهُ حَتَّى كَبِرَ فَأَعْتَقَهَا ثُمَّ أَنْكَحَهَا زَيْد بْن حَارِثَة وَتُوُفِّيَتْ بَعْدَهُ صَلَّى اَللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِخَمْسَةِ أَشْهُر.
Artinya:
Konon sebagian informasi mengenai Ummu Aiman: “Sungguh dia hamba-sahaya milik Abdullah bin Abdil-Muthallib yang berasal dari Chabasyah. Ketika Aminah melahirkan Rasulallah SAW; setelah ayah Rasulillah SAW diwafatkan; Ummu Aiman yang merawat Rasulillah kecil, hingga dewasa. 
Nabi pun memerdekan lalu menikahkan dia dengan Zaid bin Charitsah. 
Ummu Aiman wafat 5 bulan setelah wafat Rasulillah SAW.

Ada catatan menarik di dalam Tajul-Urus: تاج العروس - (ج 1 / ص 1603)
منه حديثُ أُمِّ أَيْمَنَ " أَنها عَطشَتْ مهاجِرةً في يومٍ شديدِ الحرِّ فدُلِّيَ إِليها دَلْوٌ من السَّماءِ فشَرِبتْ حتَّى أَراحَتْ.
Artinya:
Termasuk penggunakan lafal ‘rachat’ adalah di dalam Hadits Ummu Aiman: Sungguh Ummu Aiman kehausan di waktu berhijrah (ke Madinah) di hari yang sangat panas. Tiba-tiba ada ember yang diturunkan dari langit menuju dia. Sontak dia meminum (isi)nya hingga (puas) dan bisa istirahat (rachat).