SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

Doa Meluluhkan Hati Seseorang

Ya Allah sungguh Engkau Maha Mulia Maha Besar. Sedangkan saya HambaMu yang sangat hina dina. Tiada upaya dan kekuatan kecuali karena Kau. Ya Allah, tundukkanlah

Doa Agar di Beri kerjaan Bisnis

Ya Allah, Raja segala Kerajaan, Tuhan memberikan Kerajaan pada yang Tuhan kehendaki, melepas Kerajaan dari yang Tuhan kehendaki, menjayakan orang yang Tuhan kehendaki, dan merendahkan orang yang Tuhan kehendaki

Sapaan Nabi Membuat Khowat Sungkan

Rasulullah SAW keluar dari tenda dan bersabda pada saya ‘hai Ayah Abdillah, apa yang mendorong kau duduk bersama mereka ?’

Hibah Menurut Bukhori

Hibah Menurut Bukhari Ibrahim Annakhai tergolong Tabiin yang sangar alim. Beliau murid Ibrhaim Attaimi, murid Amer bin Maimun, murid Abu Abdillah Al-Jadali, murid Khuzaimah sahabat Nabi SAW.

Masuk Surga Paling Awal

Rasulullah SAW bersabda, “Jibril AS telah datang untuk memegang tanganku untuk menunjukkan saya Pintu Gerbang Surga, yang akan dimasuki oleh umatku.”

Tampilkan postingan dengan label Kisah Abu Thalib. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kisah Abu Thalib. Tampilkan semua postingan

2012/01/30

BI 1: Bedah Ibnu Katsir





Sungguh kau tak mampu menunjukkan (memberi Hidayah) orang yang kau cintai. Tetapi sungguh Allah yang menunjukkan orang yang Dia kehendaki. Dia lebih tahu kaum yang mendapat Hidayah. (إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ [القصص/56]).

Beberapa orang bertanya, “Bagaimana ‘Kisah Abu Thalib paman Rasulillah SAW yang disinggung di dalam Ayat di atas?.” 

Kitab-kitab yang membahas secara lengkap mengenai Abu Thalib adalah: Al-Kamil, Al-Bidayah wa Annihayah karya Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qurthubi, dan masih banyak lagi.
Ibnu Katsir juga menulis banyak tentang Ayat 56 dari surat Al-Qashash di atas. di dalam Tafsirnya: تفسير ابن كثير - (ج 6 / ص 246)

يقول تعالى لرسوله، صلوات الله وسلامه عليه: إنك يا محمد { إِنَّكَ لا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ } أي: ليس إليك ذلك، إنما عليك البلاغ، والله يهدي من يشاء، وله الحكمة البالغة والحجة الدامغة، كما قال تعالى: { لَيْسَ عَلَيْكَ هُدَاهُمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ} [ البقرة : 272 ]، وقال: { وَمَا أَكْثَرُ النَّاسِ وَلَوْ حَرَصْتَ بِمُؤْمِنِينَ } [ يوسف : وهذه الآية أخص من هذا كله؛ فإنه قال: { إِنَّكَ لا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ } أي: هو أعلم بِمَنْ يستحق الهداية بِمَنْ يستحق الغِوَاية، وقد ثبت في الصحيحين أنها نزلت في أبي طالب عَمّ رسول الله صلى الله عليه وسلم، وقد كان يَحوطُه وينصره، ويقوم في صفه ويحبه حبًّا [شديدا] طبعيًّا لا شرعيًّا، فلما حضرته الوفاة وحان أجله، دعاه رسول الله صلى الله عليه وسلم إلى الإيمان والدخول في الإسلام، فسبق القدر فيه، واختطف من يده، فاستمر على ما كان عليه من الكفر، ولله الحكمة  التامة قال الزهري: حدثني سعيد بن المسَيَّب، عن أبيه -وهو المسيب بن حَزْن المخزومي، رضي الله عنه -قاللَمَّا حَضَرَتْ أَبَا طَالِبٍ الْوَفَاةُ جَاءَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَوَجَدَ عِنْدَهُ أَبَا جَهْلِ بْنَ هِشَامٍ وَعَبْدَ اللَّهِ بْنَ أَبِي أُمَيَّةَ بْنِ الْمُغِيرَةِ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِأَبِي طَالِبٍ يَا عَمِّ قُلْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ كَلِمَةً أَشْهَدُ لَكَ بِهَا عِنْدَ اللَّهِ فَقَالَ أَبُو جَهْلٍ وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ أَبِي أُمَيَّةَ يَا أَبَا طَالِبٍ أَتَرْغَبُ عَنْ مِلَّةِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ فَلَمْ يَزَلْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْرِضُهَا عَلَيْهِ وَيَعُودَانِ بِتِلْكَ الْمَقَالَةِ حَتَّى قَالَ أَبُو طَالِبٍ آخِرَ مَا كَلَّمَهُمْ هُوَ عَلَى مِلَّةِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ وَأَبَى أَنْ يَقُولَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَا وَاللَّهِ لَأَسْتَغْفِرَنَّ لَكَ مَا لَمْ أُنْهَ عَنْكَ فَأَنْزَلَ اللَّهُ تَعَالَى فِيهِ { مَا كَانَ لِلنَّبِيِّ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَنْ يَسْتَغْفِرُوا لِلْمُشْرِكِينَ وَلَوْ كَانُوا أُولِي قُرْبَى } [ التوبة : 113 ] ، وأنزل في أبي طالب: { إِنَّكَ لا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ أخرجاه من حديث الزهري  وهكذا رواه مسلم في صحيحه، والترمذي، من حديث يزيد بن كَيْسَان، عن أبي حازم، عن أبي هُرَيْرَةَ قال: لما حَضَرَتْ وفاةُ أبي طالب أتاه رسولُ الله صلى الله عليه وسلم فقال: "يا عماه، قُلْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ أَشْهَدُ لَكَ بِهَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ قَالَ لَوْلَا أَنْ تُعَيِّرَنِي قُرَيْشٌ يَقُولُونَ إِنَّمَا حَمَلَهُ عَلَى ذَلِكَ الْجَزَعُ لَأَقْرَرْتُ بِهَا عَيْنَكَ فَأَنْزَلَ اللَّهُ  { إِنَّكَ لا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ } . وقال الترمذي: حسن غريب ، لا نعرفه إلا من حديث يزيد بن كيسان ورواه الإمام أحمد، عن يحيى بن سعيد القَطَّان، عن يزيد بن كيسان، حدثني أبو حازم، عن أبي هريرة، فذكره بنحوه

Artinya:
Yang Maha Tinggi berfirman, “Sungguh kau ya Muhammad, takkan mampu menunjukkan orang yang telah kau cintai” pada RasulNya SSA. [1] Maksudnya memberi petunjuk (Hidayah) bukan hakmu. Sungguh kewajibanmu, menyampaikan. Allah yang menunjukkan orang yang Dia kehendaki. Hikmah besar dan hujah paten, hak khusus Allah. Kedudukan Firman ini seperti yang Allah firmankan:
1.     ‘Petunjuk mereka bukan urusanmu, tetapi Allah yang menunjukkan orang yang Dia kehendaki’. [Qs Al-Baqarah 272].
2.     ‘Kebanyakan manusia tidak beriman, walau kau menginginkan’. [Qs Yusuf 103].

Namun Ayat 56 dari Surat Al-Qashash (إِنَّكَ لا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ) ini, pembahasannya lebih khusus dari dua Ayat kelanjutannya. Maksud Ayat itu: Allah lebih tahu orang yang berhak mendapat Hidayah, dan mengenai orang yang berhak mendapatkan kesesatan.

Telah ditegaskan di dalam dua kitab shahih (Bukhari dan Muslim), bahwa Ayat di atas diturunkan berkenaan Abu Thalib paman Rasulillah SAW, yang tadinya mengayomi, menopang, mengistimewakan, bahkan mencintai padanya SAW. Dengan cinta yang besar secara tabiat, bukan secara syar’i.

Ketika kematian menghampiri dan ajal telah tiba, Abu Thalib diajak oleh Rasulullah SAW, agar beriman dan masuk Islam. Namun qodar telah duluan menghanyutkan dia, dan Hidayah lepas dari tangannya. Beliaupun menetapi kekufuran yang telah ditetapi sebelumnya. Hikmah yang sempurna hak mutlak Allah.

Azzuhri mendapatkan pelajaran Hadits dari Said bin Al-Musayyab, dari ayahnya bernama Al-Musayyab RA:
“Ketika kematian telah menghadiri; Abu Thalib dihadiri oleh Rasulullah SAW.
Ternyata di sana beliau SAW menjumpai Abu Jahl dan Abdullah bin Umayah bin Al-Mughirah. Rasulullah SAW bersabda ‘hai paman’, katakan ‘laa Ilaaha illaa Allah’; kalimat yang akan saya pergunakan sebagai Persaksian untukmu ‘di sisi Allah’.
Abu Jahl dan Abdullah bin Umayah berkata ‘hai Abu Thalib, masyak kau benci terhadap agama Abdul-Muthallib?’.
Rasulullah SAW pun tak henti-henti menganjurkan pada Abu Thalib, agar membaca ‘laa Ilaaha illaa Allah’.
Mereka berdua juga mengulangi pertanyaan itu padanya. Hingga di akhir perkataannya, Abu Thalib menyatakan, menetapi agama Abdul-Muthallib, dan enggan mengatakan ‘laa Ilaaha illaa Allah’.
Rasulullah SAW bersabda ‘ingat, niscaya saya benar-benar akan memintakan ampunan untukmu, selama saya tidak dilarang melakukan’. 
Allah azza wajalla menurunkan Firman:
‘Sejak dulu, nabi dan orang-orang iman tidak berhak memintakan ampunan pada kaum Musyrik’, walaupun mereka memiliki (tali) kerabat, setelah jelas mengenai ‘sungguh mereka penghuni Neraka Jachim’. [Qs Attaubah 113].
‘Sungguh kau tak mampu menunjukkan orang yang kau cintai, tetapi Allah lah yang menunjukkan orang yang Dia kehendaki. Dia lebih tahu mengenai kaum yang mendapat Hidayah’.” [Qs Al-Qashash 56].

Bukhari dan Muslim mengeluarkan riwayat ini dari Azzuhri. Muslim juga meriwayatkan Hadits yang seperti ini, di dalam shahihnya.
Tirmidzi juga mengeluarkan riwayat ini dari Yazid bin Kaisan dari Abi Chazim dari Abi Hurairah:
“Ketika kematian telah datang, Abu Thalib didatangi oleh Rasulullah SAW, untuk dituntun, ‘ya Paman, katakan ‘laa Ilaaha illaa Allah’, dengan itulah saya akan menyaksikan kau di sisi Allah.   
Abu Thalib menjawab ‘kalau kaum Quraisy takkan mencela saya dengan kalimat itu. Mereka nanti akan berkata ‘yang mendorong dia mengatakan demikian karena susah dalam sakaratnya’. Kalu tidak akan demikian, niscaya kalimat itu telah saya katakan di hadapanmu’.
Maka Allah menurunkan Firman ‘Sungguh kau tak mampu menunjukkan orang yang kau cintai. Tetapi Allah yang menunjukkan orang yang Dia kehendaki. Dia lebih tahu mengenai kaum yang mendapat hidayah’.

Tirmidzi berkata ‘Hadts ini hasan gharib. Kami tak mengetahui Hadits ini kecuali dari Yazid bin Kaisan’.
Achmad juga meriwayatkan hadits ini dari Yachya bin Said Al-Qatthan dari Yazid bin Kaisan murid Abu Chazim murid Abu Hurairah RA. Achmad menuturkan yang sepadan Hadits itu.”


Ponpes Mulya Abadi Mulungan


[1] SSA: Shalawatullahi wasalamuHu alaihi. Artinya: Semoga Shalawat dan Salam Allah melimpah padanya. Kedudukannya sama dengan SAW.