SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

Doa Meluluhkan Hati Seseorang

Ya Allah sungguh Engkau Maha Mulia Maha Besar. Sedangkan saya HambaMu yang sangat hina dina. Tiada upaya dan kekuatan kecuali karena Kau. Ya Allah, tundukkanlah

Doa Agar di Beri kerjaan Bisnis

Ya Allah, Raja segala Kerajaan, Tuhan memberikan Kerajaan pada yang Tuhan kehendaki, melepas Kerajaan dari yang Tuhan kehendaki, menjayakan orang yang Tuhan kehendaki, dan merendahkan orang yang Tuhan kehendaki

Sapaan Nabi Membuat Khowat Sungkan

Rasulullah SAW keluar dari tenda dan bersabda pada saya ‘hai Ayah Abdillah, apa yang mendorong kau duduk bersama mereka ?’

Hibah Menurut Bukhori

Hibah Menurut Bukhari Ibrahim Annakhai tergolong Tabiin yang sangar alim. Beliau murid Ibrhaim Attaimi, murid Amer bin Maimun, murid Abu Abdillah Al-Jadali, murid Khuzaimah sahabat Nabi SAW.

Masuk Surga Paling Awal

Rasulullah SAW bersabda, “Jibril AS telah datang untuk memegang tanganku untuk menunjukkan saya Pintu Gerbang Surga, yang akan dimasuki oleh umatku.”

Tampilkan postingan dengan label Ponpes Mulya Abadi Mulungan Sleman Jogjakarta. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ponpes Mulya Abadi Mulungan Sleman Jogjakarta. Tampilkan semua postingan

2015/01/30

PS 24: Pembebasan Syam


Cerbung (Cerita Bersambung)





Setelah menyimak laporan Khaulah, Khalid berkata dengan lantang, “Kami akan menyerang mereka secara serempak! Untuk membebaskan saudara laki-lakimu!.” 
Ucapan Khalid membuat Khaulah terhibur, sekaligus membuat emosi pasukan Islam berkobar. Ingin mengalahkan kaum Romawi.

Amir bin Thufail
yang saat itu ikut bertempur, berkisah:

“Saat Khalid menyerang kaum Romawi, saya berada di kanan dia. Khaulah dan pasukan wanita justru di depan Khalid. Pasukan Islam menyerang dengan semangat. Hampir bisa dikatakan mereka bagaikan harimau dan singa yang mengamuk. Serangan Khaulah dan pasukannya membuat kaum Romawi ketakutan, hingga mereka berkata, Kalau sejak kemarin kaum Arab mengamuk seperti dia (Khaulah), pasti kita tak mampu melawan mereka’.
Khalid ikut mengamuk
. Kaum Romawi berlarian pontang-panting bagaikan sampah disapu oleh badai.

Pimpinan tertinggi mereka, Wardan, bingung
dan gusar. Dia mengingatkan pasukannya, berteriak, Jangan lari dari mereka! Kalau kalian bertahan terus, justru mereka yang akan ketakutan menghadapi kita. Bala bantuan dari Damaskus segera datang membantu kalian!’.
Khalid semakin garang. Ia melancarkan serangan ke kanan dan kiri hingga membuat pasukan Romawi kocar-kacir
. Yang lain berguguran dari kuda, tak berdaya. Mayat-mayat berserakan di mana-mana.

2013/12/22

Perang Badar Al-Kubra [14]



Seorang pria dari keluarga besar Ghifar berkata, “Ketika masih musyrik dulu, saya bersama anak paman saya dari jalur ayah, mendaki gunung. Menyaksikan jalannya Pertempuran Badar. Kami menonton sambil menunggu siapa yang akan menjadi pemenang. Untuk bergabung mengambil rampasan perang. Tiba-tibaada mendung bergeser ke atas kami. Ternyata ada ringkikan kuda dari dalam mendung. Bahkan ada suara orang berteriak ‘majulah Haizum!’.
Anak paman pingsan hingga meninggal dunia. Saya juga terkejut hingga hampir pingsan. Tetapi saya berpegangan erat.”


Abu Dawud Al-Mazini veteran Perang Badar, berkisah, “Sungguh saat itu, saya mengejar lelaki musyrik, untuk saya tebas dengan pedang. Ternyata kepalanya jatuh ke tanah, sebelum pedang saya menyentuh lehernya. Maka saya yakin bahwa yang membunuh bukan saya.”

Sahel bin Hunaif berkata, “Seorang kami mengayunkan pedang atas orang musyrik. Ternyata kepalanya jatuh ke tanah, sebelum pedang menyentuh lehernya.”

Setelah kaum Musyrikin pulang ke Makkah, yang tinggal di Badar, para tawanan dan yang sama tewas. Rasulullah SAW perintah agar mayat-mayat lawan dimasukkan ke dalam lobang. Semua mayat dimasukkan kesana, kecuali Umayah bin Khalaf. Tubuhnya membengkak hingga sulit dikeluarkan dari baju perang. Ketika dikeluarkan dengan paksa, anggota badannya sama lepas. Akhirnya hanya ditimbun tanah dan bebatuan.

Setelah semua mayat dimasukkan ke dalam lobang, Rasulullah SAW diam di situ, untuk bersabda, “Hai yang berada di dalam lobang! Sejelek-jelek keluarga pada nabi SAW adalah kalian! Kalian telah mendustakan saya; padahal kaum lain percaya pada saya!” Lalu menyeru, “Hai Utbah! Syaibah! Umayah bin Khalaf! Aba Jahl bin Hisyam! Bukankah kalian telah merasakan janji Tuhan kalian dengan hak? Saya juga telah menikmati janji Tuhan saya dengan hak!.”
Para sahabat bertanya, “Masyak Baginda bertanya pada kaum yang telah meninggal dunia?.”
Nabi SAW bersabda, “Yang lebih mendengar ucapan saya daripada mereka bukan kalian! Hanya sungguh mereka tidak mampu menjawab saya!.”

Nabi SAW terkejut saat melihat wajah Abi Hudzaifah bersedih. Lalu bertanya, “Apakah kau tersinggung karena ucapan saya pada ayahmu barusan?.”
Dia menjawab, “Demi Allah tidak! Ya Rasulallah SAW. Hanya memang saya berpikir; ayah saya memiliki akal dan kepandaian. Saya susah karena dia wafat dalam keadaan kafir.”
Nabi SAW berdoa baik untuk Abi Hudzaifah. [1]



Bersambung 

Ponpes Mulya Abadi Mulungan Sleman Jogjakarta

[1] الكامل في التاريخ (2/ 23)
فَلَمَّا هَزَمَ اللَّهُ الْمُشْرِكِينَ، وَقَتَلَ مِنْهُمْ مَنْ قَتَلَ، وَأَسَرَ مَنْ أَسَرَ، أَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - أَنْ تُطْرَحَ الْقَتْلَى فِي الْقَلِيبِ، فَطُرِحُوا فِيهِ إِلَّا أُمَيَّةُ بْنُ خَلَفٍ؛ فَإِنَّهُ انْتَفَخَ فِي دِرْعِهِ فَمَلَأَهَا، فَذَهَبُوا بِهِ لِيُخْرِجُوهُ فَتَقَطَّعَ، وَطَرَحُوا عَلَيْهِ مِنَ التُّرَابِ وَالْحِجَارَةِ مَا غَيَّبَهُ، وَلَمَّا أُلْقُوا فِي الْقَلِيبِ وَقَفَ عَلَيْهِمْ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - وَقَالَ: «يَا أَهْلَ الْقَلِيبِ، بِئْسَ عَشِيرَةُ النَّبِيِّ كُنْتُمْ لِنَبِيِّكُمْ! كَذَّبْتُمُونِي وَصَدَّقَنِي النَّاسُ! ثُمَّ قَالَ: يَا عُتْبَةُ، يَا شَيْبَةُ، يَا أُمَيَّةُ بْنَ خَلَفٍ، يَا أَبَا جَهْلِ بْنَ هِشَامٍ - وَعَدَّدَ مَنْ كَانَ فِي الْقَلِيبِ - هَلْ وَجَدْتُمْ مَا وَعَدَكُمْ رَبُّكُمْ حَقًّا؟ فَإِنِّي وَجَدْتُ مَا وَعَدَنِي رَبِّي حَقًّا. فَقَالَ لَهُ أَصْحَابُهُ: أَتُكَلِّمُ قَوْمًا مَوْتَى؟ فَقَالَ: مَا أَنْتُمْ بِأَسْمَعَ لِمَا أَقُولُ مِنْهُمْ، وَلَكِنَّهُمْ لَا يَسْتَطِيعُونَ أَنْ يُجِيبُونِي» . «وَلَمَّا قَالَ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - لِأَهْلِ الْقَلِيبِ مَا قَالَ رَأَى فِي وَجْهِ أَبِي حُذَيْفَةَ بْنِ عُتْبَةَ الْكَرَاهِيَةَ وَقَدْ تَغَيَّرَ، فَقَالَ: لَعَلَّكَ قَدْ دَخْلَكَ مِنْ شَأْنِ أَبِيكَ شَيْءٌ؟ قَالَ: لَا وَاللَّهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا شَكَكْتُ فِي أَبِي وَفِي مَصْرَعِهِ، وَلَكِنَّهُ كَانَ لَهُ عَقْلٌ وَحِلْمٌ وَفَضْلٌ، فَكُنْتُ أَرْجُو لَهُ الْإِسْلَامَ، فَلَمَّا رَأَيْتُ مَا مَاتَ عَلَيْهِ مِنَ الْكُفْرِ أَحْزَنَنِي ذَلِكَ، فَدَعَا لَهُ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - بِخَيْرٍ» .

2013/12/21

Perang Badar Al-Kubra [13]




Kaum Kafir yang masih hidup kabur ke Makkah, meninggalkan kawan-kawan mereka yang tewas berserakan. Kecuali yang ditawan oleh kaum Muslimiin. Di antara mereka; Abul-Bakhtari bin Hisyam bersama sahabat dekat yang mendampingi perjalanan menuju Badar.

Nabi SAW melarang membunuh Abul-Bakhtari, pada para sahabat. Karena ketika di Makkah, dia orang paling melindungi nabi SAW. Dia pula yang pernah akan merusak tulisan ‘Pemboikotan’ atas keluarga besar nabi SAW. 

Al-Mujadzzar bin Ziad datang untuk berkata, “Sungguh Rasulallah SAW melarang jika kau dibunuh!” pada Abul-Bakhtari yang berdampingan dengan kawannya. 
Dia memohon, “Apa anugrah ini berlaku untuk kawan saya ini?.”
Al-Mujadzzar menjawab, “Nggak! Demi Allah.”
Dia berkata, “Kalau begitu sebaiknya saya dibunuh, bersama kawan saya ini! Jangan sampai para wanita nati berkata ‘karena ingin hidup, dia tega mengorbankan kawan’.”
Setelah membunuh mereka berdua, Al-Mujadzzar menghadap untuk laporan pada Rasulillah SAW.

Abbas berbadan besar, ditawan oleh Abul-Yasar yang berbadan kecil.
Pada Abul-Yasar, ada yang bertanya, “Bagaimana mungkin kau mampu menawan orang ini?."
Abul-Yasar menjawab, “Ada lelaki yang tidak saya kenal, menolong saya. Keadaan dia begini dan begini.”
Rasulullah SAW menimpal, “Yang telah menolong kau, sungguh malaikat sangat mulia.”

Sejak sore, Abbas ditahan dengat tangan terikat.
Di awal malam, nabi SAW ditanya oleh beberapa sahabat, “Kenapa baginda terjaga?.”
Nabi SAW bersabda, “Saya mendengar rintihan Abbas yang diikat. Ini yang membuat saya kesulitan tidur.”
Setelah beberapa orang melepaskan ikatan Abbas; Rasulullah SAW tidur pulas.

Di hari itu Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh saya tahu bahwa sungguh banyak lelaki keluarga besar Hasyim dan lainya, yang memerangi kita, karena dipaksa oleh kaumnya. Maka tawanan dari keluarga besar Hasyim, jangan dibunuh! Abbas bin Abdil-Mutthalib juga jangan dibunuh! Dia memerangi kita karena dipaksa oleh kaumnya!.”
Abu Hudzaifah bin Utbah bin Rabiah menegur, “Masyak kita disuruh membunuh anak-anak, ayah-ayah, dan saudara-saudara kita? Namun Abbas tidak boleh dibunuh? Demi Allah kalau saya bertemu dia, akan saya potong-potong dengan pedang, menjadi beberapa bagian!.”
Ketika telah mendengar bantahan tersebut, nabi SAW bertanya pada Umar, “Hai Ayah Hafsh! Apa kau tidak mendengar ucapan Abu Hudzaifah? Masyak wajah paman Rasulillah harus dipukul dengan pedang?.”

Abu Hudzaifah menyesal karena telah membantah nabi SAW. Dia bertekat mengkafarohi perbuatannya dengan berjihad hingga mati syahid. Dan akhirnya berhasil mati syahid, ketika Perang Yamamah.

Rasulullah SAW bersabda, “Saya telah menyaksikan Jibril AS tersenyum. Giginya putih bersih berkilauan.” [1]



In syaa Allah bersambung


Ponpes Mulya Abadi Mulungan Sleman Jogjakarta

[1] الكامل في التاريخ (2/ 22)
وَلَمَّا انْهَزَمَ الْمُشْرِكُونَ أَمَرَ النَّبِيُّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - أَنْ لَا يُقْتَلَ أَبُو الْبَخْتَرِيِّ بْنُ هِشَامٍ؛ لِأَنَّهُ كَانَ أَكَفَّ الْقَوْمِ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - وَهُوَ بِمَكَّةَ، وَكَانَ مِمَّنِ اهْتَمَّ فِي نَقْضِ الصَّحِيفَةِ، فَلَقِيَهُ الْمُجَذَّرُ بْنُ ذِيَادٍ الْبَلَوِيُّ حَلِيفُ الْأَنْصَارِ وَمَعَهُ زَمِيلٌ لَهُ، فَقَالَ لَهُ: إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ قَدْ نَهَى عَنْ قَتْلِكَ. فَقَالَ وَزَمِيلِي؟ فَقَالَ الْمُجَذَّرُ: لَا وَاللَّهِ. قَالَ: إِذًا وَاللَّهِ لَأَمُوتَنَّ أَنَا وَهُوَ، وَلَا تَتَحَدَّثُ نِسَاءُ قُرَيْشٍ أَنِّي تَرَكْتُ زَمِيلِي حِرْصًا عَلَى الْحَيَاةِ. فَقَتَلَهُ، ثُمَّ أَخْبَرَ رَسُولَ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – بِخَبَرِهِ «وَجِيءَ بِالْعَبَّاسِ، أَسَرَهُ أَبُو الْيَسَرِ، وَكَانَ مَجْمُوعًا، وَكَانَ الْعَبَّاسُ جَسِيمًا، فَقِيلَ لِأَبِي الْيَسَرِ: كَيْفَ أَسَرْتَهُ؟ قَالَ: أَعَانَنِي عَلَيْهِ رَجُلٌ مَا رَأَيْتُهُ قَبْلَ ذَلِكَ، بِهَيْئَةِ كَذَا وَكَذَا، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَقَدْ أَعَانَكَ عَلَيْهِ مَلَكٌ كَرِيمٌ» . «وَلَمَّا أَمْسَى الْعَبَّاسُ مَأْسُورًا بَاتَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - سَاهِرًا أَوَّلَ لَيْلَةٍ، فَقَالَ لَهُ أَصْحَابُهُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَا لَكَ لَا تَنَامُ؟ فَقَالَ: سَمِعْتُ تَضَوُّرَ الْعَبَّاسِ فِي وَثَاقِهِ، فَمَنَعَ مِنِّي النَّوْمَ. فَقَامُوا إِلَيْهِ فَأَطْلَقُوهُ، فَنَامَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -» . «وَقَدْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - قَالَ لِأَصْحَابِهِ يَوْمَئِذٍ: قَدْ عَرَفْتُ رِجَالًا مِنْ بَنِي هَاشِمٍ وَغَيْرِهِمْ أُخْرِجُوا كُرْهًا، فَمَنْ لَقِيَ مِنْكُمْ أَحَدًا مِنْ بَنِي هَاشِمٍ فَلَا يَقْتُلْهُ، وَمَنْ لَقِيَ الْعَبَّاسَ بْنَ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ فَلَا يَقْتُلْهُ؛ فَإِنَّهُ أُخْرِجَ كُرْهًا. فَقَالَ أَبُو حُذَيْفَةَ بْنُ عُتْبَةَ بْنِ رَبِيعَةَ: أَنَقْتُلُ أَبْنَاءَنَا وَآبَاءَنَا وَإِخْوَانَنَا وَنَتْرُكُ الْعَبَّاسَ؟ وَاللَّهِ لَئِنْ لَقِيتُهُ لَأُلْحِمَنَّهُ بِالسَّيْفِ. فَبَلَغَ النَّبِيَّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - فَقَالَ لِعُمَرَ: يَا أَبَا حَفْصٍ، أَمَا تَسْمَعُ قَوْلَ أَبِي حُذَيْفَةَ؟ أَيُضْرَبُ وَجْهُ عَمِّ رَسُولِ اللَّهِ بِالسَّيْفِ؟ فَقَالَ أَبُو حُذَيْفَةَ: لَا أَزَالُ خَائِفًا مِنْ تِلْكَ الْكَلِمَةِ، وَلَا يُكَفِّرُهَا عَنِّي إِلَّا الشَّهَادَةُ. فَقُتِلَ يَوْمَ الْيَمَامَةِ شَهِيدًا. وَقَدْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - قَالَ لِأَصْحَابِهِ: قَدْ رَأَيْتُ جَبْرَائِيلَ وَعَلَى ثَنَايَاهُ النَّقْعُ».


2013/12/17

Perang Badar Al-Kubra [12]



Abdur Rohman bin Auf telah mendapatkan rampasan beberapa baju perang. Dan melihat Umayah bin Khalaf besama putranya, berjalan sambil berkata, “Tinggalkan rampasanmu! Ikutlah kami yang lebih baik daripada rampasanmu!.”
Abdur Rohman meletakkan rampasannya untuk berjalan mengikuti mereka berdua. Dan ditanya oleh Umayah, “Siapa lelaki yang membawa bulu burung Naamah (Unta) itu?.”
Abur Rohman menjawab, “Hamzah bin Abdil-Mutthalib.”
Umayah berkata, “Dia yang pernah melakukan berbuatan tidak terpuji pada kami.”

Bilal melihat Umayah yang dulu pernah menyiksa, ketika dia masih di Makkah. Dulu dia dibawa keluar menuju tanah lapang yang panas. Dibiarkan terlentang dalam keadaan lunglai; setelah disiksa. Rasa sakit makin menyiksa, ketika dadanya ditindih batu besar yang berat. Perasaannya makin sakit, ketika diancam, “Kau akan saya siksa terus! Hingga kau keluar dari agama Muhammad!.”
Bilal berdoa, “Ahad! Ahad!.” Maksudnya ‘ya Allah yang Esa’.

Pada Umayah, Bilal berteriak, “Umayah! Pimpinan kafir! Jika dia hidup; saya tak selamat!” Lalu berteriak ‘hai kaum Anshar! Pimpinan kafir bernama Umayah bin Khalaf! Jika dia hidup; saya tidak selamat!’.
Sejumlah Muslimiin mengepung Umayah dan anaknya. Dalam waktu cepat mereka berdua tewas oleh amukan mereka. Abdur Rohman berkata, “Semoga Allah menyayang Bilal! Baju perang saya hilang dan dua tawanan saya tewas, karena dia.”
Handzalah bin Abi Sufyan dibunuh oleh Ali bin Abi Thalib. [1]


Bersambung

Ponpes Mulya Abadi Mulungan Sleman Jogjakarta

[1] الكامل في التاريخ (2/ 22)
وَكَانَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ قَدْ غَنِمَ أَدْرَاعًا، فَمَرَّ بِأُمَيَّةَ بْنِ خَلَفٍ وَابْنِهِ عَلِيٍّ، فَقَالَا لَهُ: نَحْنُ خَيْرٌ لَكَ مِنْ هَذِهِ الْأَدْرَاعِ. فَطَرَحَ الْأَدْرَاعَ وَأَخَذَ بِيَدِهِ وَبِيَدِ ابْنِهِ وَمَشَى بِهِمَا، فَقَالَ لَهُ أُمَيَّةُ: مَنِ الرَّجُلُ الْمُعَلَّمُ بِرِيشَةِ نَعَامَةٍ فِي صَدْرِهِ؟ قَالَ: حَمْزَةُ بْنُ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ. قَالَ أُمَيَّةُ: هُوَ الَّذِي فَعَلَ بِنَا الْأَفَاعِيلَ وَرَأَى بِلَالٌ أُمَيَّةَ، وَكَانَ يُعَذِّبُهُ بِمَكَّةَ، فَيَخْرُجُ بِهِ إِلَى رَمْضَاءِ مَكَّةَ، فَيُضْجِعُهُ عَلَى ظَهْرِهِ، ثُمَّ يَأْمُرُ بِالصَّخْرَةِ الْعَظِيمَةِ فَتُوضَعُ عَلَى صَدْرِهِ، وَيَقُولُ: لَا تَزَالُ هَكَذَا حَتَّى تُفَارِقَ دِينَ مُحَمَّدٍ، فَيَقُولُ بِلَالٌ: أَحَدٌ أَحَدٌ، فَلَمَّا رَآهُ بِلَالٌ قَالَ: أُمَيَّةُ! رَأْسُ الْكُفْرِ! لَا نَجَوْتُ إِنْ نَجَا! ثُمَّ صَرَخَ: يَا أَنْصَارَ اللَّهِ، رَأْسُ الْكُفْرِ رَأْسُ الْكُفْرِ أُمَيَّةُ بْنُ خَلَفٍ، لَا نَجَوْتُ إِنْ نَجَا! فَأَحَاطَ بِهِمُ الْمُسْلِمُونَ، وَقُتِلَ أُمَيَّةُ وَابْنُهُ عَلِيٍّ، وَكَانَ عَبْدُ الرَّحْمَنِ يَقُولُ: رَحِمَ اللَّهُ بِلَالًا، ذَهَبَتْ أَدْرَاعِي وَفَجَّعَنِي بِأَسِيرِيَّ وَقُتِلَ حَنْظَلَةُ بْنُ أَبِي سُفْيَانَ بْنِ حَرْبٍ، قَتَلَهُ عَلِيُّ بْنُ أَبِي طَالِبٍ.