Persangkaan sering-kali tidak benar. Oleh karena itu, orang pintar selalu berbicara berdasarkan bukti. Saya pernah marah besar pada anak yang saya yakini telah bohong. “Kalau betul goresan di pipimu karena jatuh ! Mestinya goresannya lurus ! Tidak bengkok seperti ini!.”
Aswid membela ayahnya, “Kamu jangan bohong ! Abah telah pengalaman ! Tidak bisa dibohongi !.”
Chafidz yang datang, ditunjuk oleh anak yang menangis, “Ini yang melihat saya jatuh !.”
Chafidz membela, “Betul ! Dia jatuh disini !.”
Kejadian selain di atas banyak kita
jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan zaman nabi SAW juga pernah terjadi :
Ketika
Perang Banil-Mushthaliq usai, para sahabat Rasulillah SAW dilanda rasa capek
yang berlebihan. Mereka yang ditugaskan membawa tandu (sekedup) Aisyah RA, yakin bahwa Aisyah telah berada di dalam tandu yang akan diangkat untuk diletakkan
di atas punggung unta, untuk segera dibawa pulang. Mereka tidak tahu bahwa sebetulnya
Aisyah keluar dari tandu tersebut, untuk mencari kalungnya yang lepas dan hilang.
Aisyah terkejut, karena dikira semua rombongan telah pulang semuanya. Beruntung sekali
Shafwan datang dan mendekamkan untanya agar dinaiki oleh Aisyah RA. Shafwan menuntun
unta yang dikendarai oleh Aisyah menuju pasukan induk yang telah berjalan jauh
di depan. Ketika pasukan induk beristirahat; Shafwan dan Aisyah datang dan
bergabung pada mereka.
Kesempatan
itu digunakan oleh Abdullah bin Ubai bin Salul dan kawan-kawannya, untuk
memfitnah Shafwan dan Aisyah RA. Fitnah mereka, “Mereka berdua telah melakukan
kemaksiatan,” disebar-lusakan di mana-mana.
Ketika tahu bahwa fitnah mengenai dirinya telah disebarkan di mana-mana, maka Aisyah menangis hingga dua hari atau lebih. Karena telah sebulan tidak ada Wahyu yang
turun pada nabi, yang membicarakan mengenai fitnah tersebut. Maka fitnah
tersebut semakin dibicarakan di mana-mana oleh orang banyak. Banyak orang yang
meyakini bahwa fitnah itu, benar.
Aisyah
RA surprise setelah Rasulullah SAW yang keringatnya bercucuran membacakan Firman
Allah yang termasuk intinya, menjelaskan ‘Fitnah Tersebut Bohong’:
إِنَّ الَّذِينَ جَاءُوا بِالْإِفْكِ عُصْبَةٌ
مِنْكُمْ لَا تَحْسَبُوهُ شَرًّا لَكُمْ بَلْ هُوَ خَيْرٌ لَكُمْ لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ
مَا اكْتَسَبَ مِنَ الْإِثْمِ وَالَّذِي تَوَلَّى كِبْرَهُ مِنْهُمْ لَهُ عَذَابٌ عَظِيمٌ
(11) لَوْلَا إِذْ سَمِعْتُمُوهُ ظَنَّ الْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بِأَنْفُسِهِمْ
خَيْرًا وَقَالُوا هَذَا إِفْكٌ مُبِينٌ (12) لَوْلَا جَاءُوا عَلَيْهِ بِأَرْبَعَةِ
شُهَدَاءَ فَإِذْ لَمْ يَأْتُوا بِالشُّهَدَاءِ فَأُولَئِكَ عِنْدَ اللَّهِ هُمُ الْكَاذِبُونَ
(13) وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآَخِرَةِ
لَمَسَّكُمْ فِي مَا أَفَضْتُمْ فِيهِ عَذَابٌ عَظِيمٌ (14) إِذْ تَلَقَّوْنَهُ بِأَلْسِنَتِكُمْ
وَتَقُولُونَ بِأَفْوَاهِكُمْ مَا لَيْسَ لَكُمْ بِهِ عِلْمٌ وَتَحْسَبُونَهُ هَيِّنًا
وَهُوَ عِنْدَ اللَّهِ عَظِيمٌ (15) وَلَوْلَا إِذْ سَمِعْتُمُوهُ قُلْتُمْ مَا يَكُونُ
لَنَا أَنْ نَتَكَلَّمَ بِهَذَا سُبْحَانَكَ هَذَا بُهْتَانٌ عَظِيمٌ (16) يَعِظُكُمَ
اللَّهُ أَنْ تَعُودُوا لِمِثْلِهِ أَبَدًا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ (17) وَيُبَيِّنُ
اللَّهُ لَكُمُ الْآَيَاتِ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ (18) إِنَّ الَّذِينَ يُحِبُّونَ
أَنْ تَشِيعَ الْفَاحِشَةُ فِي الَّذِينَ آَمَنُوا لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ فِي الدُّنْيَا
وَالْآَخِرَةِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ (19) وَلَوْلَا فَضْلُ
اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ وَأَنَّ اللَّهَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ (20) [النور/11].
Artinya:
Sungguh
orang-orang yang mendatangkan kebohongan (fitnah) itu, sekelompok dari kalian. Jangan
kalian sangka fitnah itu jelek untuk kalian ! Bahkan dia baik untuk kalian ! Tiap
seorang dari mereka mendapatkan dosa yang dilakukan. Dari mereka yang mengatur
besarnya fitnah, mendapatkan siksa sangat besar. Hendaklah ketika kalian
mendengar fitnah; orang-orang Iman pria dan wanita, menyangka baik diri mereka !
Dan berkata, “Ini fitnah nyata !” Hendaklah mereka mendatangkan empat
saksi untuk fitnah tersebut ! Ketika mutlak tidak mendatangkan saksi-saksi
tersebut; mereka orang-orang Bohong disisi Allah. Kalau tiada Kefadholan
dan Rahmat Allah atas kalian di dunia dan akhirat, niscaya siksaan besar
karena yang telah kalian bicarakan, telah menyentuh kalian. Ketika itu; kalian
berbohong dengan lisan kalian, dan mengucapkan yang kalian tidak memiliki
ilmunya dengan lisan kalian. Kalian menyanga dosa memfitnah itu remeh; padahal
dia di sisi Allah Maha Besar. Hendaklah ketika kalian mendengarkan fitnah
tersebut, kalian berkata, “Demikian ini tidak pantas untuk kami! SubhanaKa
(Maha Suci Engkau Allah) ! Ini fitnah besar!” Allah nasehat agar kalian
tidak mengulangi semisal itu, untuk selamanya; jika kalian orang-orang Iman. Allah menjelaskan Ayat-Ayat pada kalian. Allah Maha Alim Maha memiliki
hikmah. Sungguh orang-orang yang senang jika berita keji tersiar di kalangan
orang-orang iman, akan mendapatkan siksaan sangat pedih di dunia dan
akhirat. Allah tahu; kalian tidak tahu. Kalau tiada Kefadholan dan Rahmat Allah
atas kalian, dan sungguh Allah Maha pengasih Maha penyayang, (niscaya kalian telah rusak).
Tanggapan Majlis Taklim:
Beberapa orang berkata, “Berarti
memfitnah adalah dosa besar!.”
Difa, Tika, dan Dila, berkata, “Makanya
jangan tergesa-gesa menuduh dulu!.”
Mbah Man, Kang Sastro, Joko Bodo dan beberapa
orang, berkata ricuh bersaut-sautan. Inti pembicaraan mereka, “Ada fitnah yang
dibukukan dan diterbitkan berkali-kali lalu disebarkan ke seluruh pelosok
Indonesia. Isinya bermacam-macam. Tujuannya agar kita ini dibenci oleh semua
orang.”
Mbok Berek, Mbok Sabar, dan Yu Sane dan
teman-temanya menjawab, dengan kalimat yang berbeda-beda. Intinya mereka berkata,
“Sepertinya tujuannya lebih jahat daripada itu. Karena buku tebal itu, mulai
halaman pertama hingga terakhir isinya hanya menjelek-jelekkan kita. Kalau
penyusunnya adil; mestinya ada kebaikan yang diungkapkan.”
Perkataan Liti yang duduk di samping
Letu, didengarkan oleh semua Majlis:
“Kajian
ini kelihatannya sederhana, padahal sebetulnya sangat berbobot. Kalau orang
bisa mengendalikan lisan ketika mendengar fitnah. Niscaya Kefadholan dan Rahmat
Allah, menenggelamkan kita semuanya, hingga kita mendapatkan lebih daripada
yang kita harapkan.”
Ponpes Mulya Abadi Mulungan
Ponpes Mulya Abadi Mulungan
0 komentar:
Posting Komentar