(Bagian
ke-109 dari seri tulisan Khalid bin Walid)
Berkumpul
di Alam Kubur
Mereka mengamati Abu Sufyan menjawab Khalid,
“Jangan menyelisihi Sunnah Allah! Karena
akan menjadi orang lalim.
[1] Saya yakin keputusan ini kurang
menguntungkan. Kalau tiap seorang dari kami ditugaskan memerangi 200 Orang, akan lebih ringan, daripada melawan 2.000 Pasukan. Selain itu Allah
Maha penyayang pada Hamba-Nya.
Apa bedanya dengan kau perintah seorang,
agar melawan 60.000 Pasukan
itu? Ada kah yang mau melaksanakan perintahmu yang berat ini? Kalau ada yang mau berarti bunuh diri;
menganiaya dirinya sendiri.”
Jawaban Khalid pada Abu Sufyan
diperhatikan semua Pasukan
Muslimiin: “Hai Aba
Sufyan! Di zaman Jahiliyyah dulu kau sangat pemberani! Jangan setelah Islam justru
menjadi penakut! Amatilah Jagoan-Jagoan Muslimiin dan para Pahlawan tauhid! Jika kau amati
sepak terjang mereka! Kau akan sadar bahwa mereka menyerahkan diri sepenuhnya
pada Allah. Mereka siap memerangi musuh semata-mata karena Allah Ta’ala.
Siapapun yang sadar ‘Allah
yang menanggung dirinya’, pasti ditolong oleh Allah. Meskipun dia menyeberangi
kobaran api yang mengerikan.”
Abu Sufyan mengalah, “Terserah kau, hai ayah Sulaiman. Saya hanya kasihan pada Pasukan Muslimiin. Kalau
kau telah bertekat begitu silahkan saja. Tetapi hendaklah berjumlah 60 Pasukan! Jangan 30! Tiap seorang bertugas
melawan 1.000 Pasukan berkuda
Nashrani.”
Abu Ubaidah menengahi: “Usulan Abu Sufyan benar! Hai ayah
Sulaiman.”
Khalid (Ayah Sulaiman) berkata, “Yang mulia! Tujuan
saya sebagai siasat menakut-nakuti lawan. Jika mereka telah lari tunggang-langgang, oleh benturan Kekuatan Allah, Pasti mereka akan ditanya ‘siapa
lawan kalian?’. Mereka akan menjawab ‘tigapuluh lelaki’. Teman-teman mereka
pasti lalu takut, dan Raja Mahan panglima besar mereka akan sadar bahwa ‘Pasukan kita’ yang hanya sedikit ini, akan mampu melawan
mereka yang jumlahnya melaut.”
Abu Ubaidah membenarkan, “Kau benar. Tetapi 60 Pasukan akan lebih baik. Agar tolong menolong.”
Muslimiin sekitar 30.000 Orang mengerumuni Abu
Ubaidah dan Khalid RA. Khalid mentaati perintah Abu Ubaidah dan berkata,
“Pasukan yang akan saya tunjuk,
yang benar-benar tabah dan semangat berjihad.
Keputusan tuan dan kemauan
saya, akan saya katakan
pada mereka. Kalau memang mereka senang bertemu Allah dan berniat mencari
pahala, pasti akan mengabulkan
perintah. Tapi kalau mereka cinta kehidupan dunia dan takut mati, pasti takkan sanggup
melaksanakan perintah ini.”
Khalid sendiri telah mempersiapkan diri
untuk tewas. Demi meraih Cinta dan Keridoan
Allah.
Khalid memanggil 60 Pasukan berkuda dari para Sahabat
Rasulillah SAW. Dia berteriak, “Mana Umar Attamimi! Syurachbil bin Chsanah (شُرَحْبِيل بْن حَسَنَةَ) penulis Wahyu Rasulillah SAW! Khalid bin Sa’ed!
Yazid bin Abi Sufyan! Shafwan bin Umayah (صَفْوَانُ
بْنُ أُمَيّةَ)! Sahl bin Amer!
Dhirar bin Al-Azwar! Rafi bin Umairah Atthoi (رافع بن
عميرة الطائي) ! Zaid Al-Khail!
Chudzaifah bin Al-Yaman (حُذَيْفَةُ بْنُ الْيَمَانِ) ! Qais bin Sa’ed! Ka’eb bin Malik! Suwaid
bin Amer! Ubadah bin Shamit (عُبَادَة بْن الصّامِتِ)! Jabir bin Abdillah! Abu Ayub! Abdur
Rohman bin Abi Bakr Asshiddiq RA! Abdullah bin Amer bin Khatthab! Rafi bin Sahl
(رافع بن سهل)!
Yazid bin Amir! Ubaid bin Aus! Malik bin Nashr! Nashr bin Al-Charits! Abdullah
bin Dlafar (عبد الله بن ظفر) ! Abu Lubabah! Auf bin Abis! Ubadah bin Abdillah! Rafi bin
Ujrah (رافع بن عجرة)! Ubaid bin Abdillah! Muqib bin Qais (معقب بن قيس)!
Hilal! Usaid Assaidi (أسيد الساعدي) ! Kilal
bin Al-Charits (كلال بن الحرث) ! Chamzah bin Umar (حمزة بن عمر)
! Yazid bin Amir!.” [2]
Al-Waqidi sejarawan Islam, berkata:
“Sebetulnya
semua nama 60 orang,
disebut oleh Khalid,
untuk melawan Jabalah dan Pasukannya. Tetapi daftar di atas
saya potong. Saya sengaja mendahulukan nama-nama Kaum Anshar, karena memang saat itu Khalid menganggap
mereka unggul. Keributan menyeruak keras dari beberapa Orang; ‘sungguh hari ini Khaid
mengajukan Kaum
Anshar dan mengakhirkan Kaum
Muhajiriin, dari Keluaga besar Mughirah. Mungkin untuk
menguji kesabaran, atau agar mereka tewas di medan tempur. Dan menyayang keluarga
Mughirah!?’.”
Kaum Anshar terkejut oleh Khalid yang
datang dengan kudanya,
untuk membelah celah-celah mereka. Khalid berteriak, “Hai Anak-Cucu
Amir! Demi Allah, adanya saya memilih dan
perintah pada kalian,
karena saya benar-benar cinta kalian. Bangga
berjuang bersama kalian dan bersama keimanan kalian. Karena kalian jelas berhati bersih!.”
Sejumlah Kaum Anshar menjawab Khalid, “Kau telah benar
hai Ayah Sulaiman” Lalu sama menyalami.
Di hari yang sangat menegangkan itu, Pasukan berkuda berjumlah
60 Orang yang dipanggil oleh Khalid, telah berkumpul. Tiap seorang diperintah menghabisi
satu Jaisy (جَيْشٌ) yang terdiri 1.000 Pasukan berkuda. Di
antara mereka, banyak yang menitikkan
air-mata, ketika berdoa ‘semoga Allah menolong
mereka’.
Khalid berkata pada mereka, “Hai Penolong-Penolong Allah! Bagaimana
tanggapan kalian mengenai rencana saya bersama kalian memerangi mereka yang
akan menyerang kita ini?! Jika kalian tabah!
Allah akan membantu kalian dengan PertolonganNya! Karena ketabahan kalian!
Dan kalian akan membuat mereka porak-poranda! Ketahuilah bahwa Pasukan kalian akan menaklukkan mereka! Jika kalian telah
membuat mereka morat-marit; sisa-sisa mereka akan kabur ketakutan! Hingga akhirnya pasukan
lainnya juga akan kabur!.”
Dengan penuh semangat, sejumlah Orang berkata, “Ya ayah
Sulaiman! Perintahlah kami! Terserah
kau! Demi Allah, kami akan memerangi
musuh-musuh kami, seperti Kaum
Penolong Agama Allah, berperang! Kami akan berserah
pada Allah dan Kekuatan-Nya. Kami ingin mencari akhirat!.”
Banyak pipi yang basah oleh air-mata,
ketika mereka berdoa dan menyerahkan diri sepenuhnya pada Allah.
Khalid dan Abu Ubaidah mengucapkan, “Jazaakumulloohu
khoiro,” artinya: semoga Allah membalas baik pada kalian.
Perintah Khalid meledak, “Bersiaplah!
Semoga Allah menyayang kalian! Siapkanlah senjata dan perbekalan! Peperangan
akan dilakukan dengan jarak pendek,
dengan pedang! Karena tombak atau panah
sering meleset. Yang akan beraksi adalah pedang dan perisai. Pilihlah kuda
kalian yang larinya cepat! Tapi
jangan pinjaman dari kawannya. Kita sepakat, akan berperang ‘mati-matian’ untuk berkumpul di alam kubur!.” [3]
[1] Sunnah
Allah sama dengan Sunnatullah: kejadian alami yang sebetulnya karena
Kehendak Allah.
[2] Kaum yang di waktu Perang Uhud
bersabar, yang ketika itu Allah menyatakan ‘maka jika ada seratus orang
sabar dari kalian, akan mengalahkan duaratus’ juga dipanggil. {فَإِنْ يَكُنْ مِنْكُمْ
مِائَةٌ صَابِرَةٌ يَغْلِبُوا مِائَتَيْنِ} [الأنفال: 66]. Baca: Fa in yakun minkum miatun
shaabiratun yaghlibuu miatain.
[3] Bagi yang memiliki kitab
Futuchus-Syam silahkan disimak. Futuchus-Syam yang di Maktabatus-Syamilah
di: فتوح الشام - (1 /
161).
0 komentar:
Posting Komentar