Kemanqulan rujukan utama, demi kemaslahatan umat. Namun KH Nurhasan pernah berkata, “Sepandai apapun, pasti terkadang tidak tahu, atau keliru.”
KH Sulthon Aulia pernah menyampaikan pesan KH Nurhasan, “Asalnya, kemanqulan saya terima dengan bahasa Arab. Maka kalau terjadi perselisihan atau
kekeliruan, agar dirujukkan pada kitab yang berkaitan, yang berbahasa Arab.”
Ustadz Muhsin Blawe pernah menyampaikan ajaran KH Nurhasan,
“Kalau mengaji cepat, catatan yang diutamakan rujukannya saja. Kalau hanya
makna, bisa tanya ‘ahli bahasa’, atau membuka ‘Kamus Bahasa Arab’
yang
keterangannya juga dengan bahasa Arab.”
‘Asshihah’ ini
termasuk Kamus Bahasa Arab yang dimaksud, telah saya terjemahkan:
Dhobb binatang melata tergolong
kecil. Bentuk jamaknya Dhibab atau Adhubb.
Seperti Kaff, jamaknya ‘akuff’.
Dalam misal (istilah kaum Arab 'peribahasa') dijelaskan, “(Dia) lebih
brutal daripada dhobb.” Karena terkadang Dhobb, makan anak-anaknya yang baru menetas
dari telor-telornya. Dhobb betina disebut Dhobbah.
Pernyataan mereka (berkaitan Dhobb):
1.
“Saya
takkan melakukan hingga ada Dhobb mendatangi
air bekas kawanan unta.”
2.
“(Maksud kalimat di atas) Saya
takkan melakukan hingga ada Dhobb yang mendatangi (air).”
Menunjukkan mereka takkan mau melakukan. Karena selamanya Dhobb takkan minum air. [1]
Kalau Dhobb diartikan biawak, berarti biawak yang
sifatnya seperti yang dijelaskan di dalam kamus di atas. Ada yang menjelaskan, “Itu
hanya mendekatkan contoh. Karena contoh di Indonesia yang mirip Dhobb,
adalah Biawak.”
Mulungan Sleman Yogyakarta Indonesia Ponpes Kutubussittah Mulya Abadi
والضب: دويبة،
والجمع ضباب وأضب، مثل كف وأكف. وفى المثل: " أعقُّ من ضبّ " لأنّه
ربّما أكل حُسولَهُ. والأنثى ضَبَّةٌ. وقولهم " لا أفعلُه حتّى يحنَّ الضبُّ
في أثَر الإبل الصادرة " و: " لا أفعله حتّى يرد الضبّ "، لأن
الضبّ لا يشرب ماء.
0 komentar:
Posting Komentar