Termasuk gagasan agung yang patut diacungi jempol adalah UB yang artinya usaha bersama. Yang punya gagasan pertama kali KH Nur Hasan, hanya ketika itu baru dipraktikkan di kalangan keluarga dengan dinamai syarikah. KH Abdul-Dlohir lah yang pertama kali meluncurkan ijtihad UB dengan harapan membanguh ekonomi jamaah. Saat itu beliau berharap, “UB ini nantinya akan lebih besar daripada IMF.”
Liti berkata, “Yang pertama kali punya gagasan mengenai UB Allah, hanya saat itu tidak diistilahkan UB. Firman di dalam surat Al-Baqarah ayat 282-284 mengandung pelajaran usaha bersama secara nyata, karena ayat itu diturunkan ketika para sahabat melakukan usaha bersama yang disebut Assalam atau Assalaf. Pada dasarnya semua jual-beli adalah usaha bersama dalam tingkatan sederhana.”
Yu Sane bertanya, “Berarti cita-cita KH Abdul-Dlohir yang luhur terbengkelai? Padahal sudah didanai banyak sekali dan diperjuangkan dengan gigih oleh semua kalangan?.” Dila mengingatkan, “Kalau istirjak Allah memberi shalawat, rahmat dan hidayat, yakni memberi ganti yang lebih baik.”
Lana, Tini dan Tengah bertanya, “Sebetulnya apa yang perlu dibenahi dalam UB?.” Semua diam, hanya Kang Sastro yang berkata, “Allahu a’lam. Hanya mestinya kekuatan usaha bersama dibagi menjadi dua untuk keseimbangan dan penjagaan aktif. Dalilnya kan juga begitu:
أَنَا ثَالِثُ الشَّرِيكَيْنِ مَا لَمْ يَخُنْ أَحَدُهُمَا صَاحِبَهُ فَإِذَا خَانَهُ خَرَجْتُ مِنْ بَيْنِهِمَا. Aku (Allah) ketiganya dua syarikah selama yang satu tidak mengkhianati sahabatnya. Namun ketika dia telah mengkhianatinya; Aku keluar dari antara keduanya.”
Bento bertanya, “Sampean keminter, Kang Sastro. Yang menangani UB orang-orang pandai lho.” Sastro bersumpah, “Demi Allah saya tidak keminter, tetapi merujuk dua dalil di dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah dan Hadits Abu Dawud di atas.”
Elan dan Iti membenarkan, “Kang Sastro benar! Karena dia hanya menjawab pertanyaan sesuai pengetahuan yang dia miliki. Coba kita perhatikan ‘Hadits di atas kan menjelaskan bahwa usaha bersama yang disertai Allah yang terbagi menjadi dua kubu atau dua syarikah tho?. Sementara dalam usaha bersama kita tidak dibagi menjadi dua kubu bahkan kekuatan tertinggi adalah MPPS yang berarti satu kubu. Kalau dua kubu maka ada keseimbangan, dan pengawasannya pun ada dengan sendirinya, karena masing-masing kubu saling mengawasi dan memberi masukan. Jangan salah paham, ini bukan menyalahkan ijtihad adanya MPPS, tetapi agar fungsi dari MPPS disempurnakan, yakni membentuk dua kubu yang di Hadits disebut syarikain.”
Kang Sastro, Elan dan Iti diserbu pertanyaan oleh Bento dan teman-temannya: “Kenapa tidak kita temukan dalil yang menunjukkan sekelompok orang Islam zaman dulu yang usaha bersamanya berhasil?.” Sastro menjawab, “Ada saja. Tetapi dalil kias, lihatlah berapa kali Allah berfirman, “Aliim (عَلِيمٌ) yang artinya Maha Alim, ketika mengajarkan usaha bersama di dalam dua ayat di atas? Dua kali kan, bahkan Allah berfirman ‘Aliim (عَلِيمٌ)’ dua kali setelah berfirman ‘wayu’allimukumullaah (وَيُعَلِّمُكُمُ اللَّهُ)’ yang artinya: Allah mengajarkan (ini semua) pada kalian.”
Elan dan Iti berkata, “Sebetulnya Hadits dari Abu Dawud di atas dalil kias bahwa jika dua kubu yang bersyarikah amanat pasti berhasil, karena ada Allah di situ.”
Beberapa orang bertanya, “Bukan yang itu yang kami maksud. Kisah mengenai dua golongan bersyarikah atau usaha bersama yang berhasil?.” Liti menjawab, “Nabi Muhammad SAW dulu ikut usaha bersama di perniagaan Khadijah di Syam. Keuntungan perniagaan Khadijah melimpah ruah mengalahkan sebelum nabi bekerja di situ. Maisarah sampai terheran-heran pada kenyataan. Rahasianya karena nabi amanat dan baik hati. Kitab yang menjelaskan mengenai ini banyak. Yang perlu diketahui bahwa Islam ini dulu berjaya karena mengamalkan jihad. Pada masa Utsman bin Affan menjadi khalifah, di dunia ini tidak ada kerajaan yang berani melawan Islam karena semua kerajaan raksasa telah ditumbangkan. Mereka mengalami kemakmuran yang berlebih. Setelah mereka tenggelam dalam anugrah yang melimpah, mereka tidak rukun sehingga diperangi kaum Salibis hingga tumbang. Semakin hari semakin memprihatinkan. Jika ada tokoh Islam zaman sekarang kok peduli dengan ekonomi Islam, berarti dia orang hebat. Apa lagi beliau telah meluncurkannya menjadi ijtihad. Yang perlu dibenahi dalam UB tinggal satu: SISTEM agar amanat. Dan itu sudah ada dalam uraian ini, tinggal disempurnakan agar makin baik. Maaf jika salah mohon diluruskan. Tulisan ini bukan mengkritik ijtihad tetapi peduli ijtihad. Wallahu a’lamu wa archam.”
0 komentar:
Posting Komentar