(Kajian surat Annisa’ ayat 1)
Pertanyaan fulanah mutu, “Terhadap istri-istri bapak selain ibu kita, dan terhadap anak-anak istri bapak semuanya, terkena dalil shilaturrohim atau tidak? Pahala dan dosanya? Adakah kewajiban kita untuk menyambungkan anak-anak kita dengan mereka?.”
Jawabannya, “Sebetulnya termasuk inti dari ajaran nabi adalah agar kita menjalin hubungan yang baik sesama keluarga. Dan manusia seluruh dunia adalah keluarga dari Adam dan Chawa. Ketika Allah perintah agar kita menjaga hubungan keluarga atau arham, Dia memulai dengan Firman: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا [النساء/1].
Artinya: Hai khususnya manusia, bertaqwalah pada Tuhan (Pencipta) kalian yang telah mencipta kalian dari jiwa satu (Adam). Dan dari (jiwa) itu, Dia telah mencipta istrinya (Chawa). Dan dari mereka berdua, Dia telah mencipta pria sangat banyak dan para wanita. Maka jagalah hubungan pada Allah yang Nama-Nya kalian pergunakan saling meminta, dan jagalah hubungan famili (arham). Sungguh Allah Maha mengintai atas kalian.
Muslim meriwayatkan Hadits mengenai nabi SAW terharu ketika menyaksikan famili jauhnya yang miskin yang telah masuk Islam: صحيح مسلم - (ج 5 / ص 198)
1691 - حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى الْعَنَزِيُّ أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ عَوْنِ بْنِ أَبِي جُحَيْفَةَ عَنْ الْمُنْذِرِ بْنِ جَرِيرٍ عَنْ أَبِيهِ قَالَ كُنَّا عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي صَدْرِ النَّهَارِ قَالَ فَجَاءَهُ قَوْمٌ حُفَاةٌ عُرَاةٌ مُجْتَابِي النِّمَارِ أَوْ الْعَبَاءِ مُتَقَلِّدِي السُّيُوفِ عَامَّتُهُمْ مِنْ مُضَرَ بَلْ كُلُّهُمْ مِنْ مُضَرَ فَتَمَعَّرَ وَجْهُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِمَا رَأَى بِهِمْ مِنْ الْفَاقَةِ فَدَخَلَ ثُمَّ خَرَجَ فَأَمَرَ بِلَالًا فَأَذَّنَ وَأَقَامَ فَصَلَّى ثُمَّ خَطَبَ فَقَالَ { يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ إِلَى آخِرِ الْآيَةِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا } وَالْآيَةَ الَّتِي فِي الْحَشْرِ { اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ } تَصَدَّقَ رَجُلٌ مِنْ دِينَارِهِ مِنْ دِرْهَمِهِ مِنْ ثَوْبِهِ مِنْ صَاعِ بُرِّهِ مِنْ صَاعِ تَمْرِهِ حَتَّى قَالَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ قَالَ فَجَاءَ رَجُلٌ مِنْ الْأَنْصَارِ بِصُرَّةٍ كَادَتْ كَفُّهُ تَعْجِزُ عَنْهَا بَلْ قَدْ عَجَزَتْ قَالَ ثُمَّ تَتَابَعَ النَّاسُ حَتَّى رَأَيْتُ كَوْمَيْنِ مِنْ طَعَامٍ وَثِيَابٍ حَتَّى رَأَيْتُ وَجْهَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَهَلَّلُ كَأَنَّهُ مُذْهَبَةٌ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ وَمَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ
Artinya (isnadnya tidak diartikan):
Jarir berkata, “Kami dulu pernah di sisi Rasulillah SAW di pertengahan siang. Tiba-tiba kaum yang telanjang kaki berbusana telanjang (tidak menutup aurat). Busana mereka disebut nimar atau abak telah robek besar. Mereka yang memanggul pedang itu umunya dari Mudhar, bahkan semuanya dari Mudhar. Sontak wajah Rasulillah SAW berubah (menjadi merah), karena menyaksikan derita berbentuk kemiskinan melanda mereka. Sontak nabi SAW masuk lalu keluar (dari tenda) untuk perintah Bilal agar adzan dan iqamah. Lalu nabi SAW shalat dan berkhutbah ‘hai khususnya manusia, bertaqwalah pada Tuhan (Pencipta) kalian yang telah mencipta kalian dari jiwa satu (Adam). Dan dari (jiwa) itu, Dia telah mencipta istrinya (Chawa). Dan dari mereka berdua, Dia telah mencipta pria sangat banyak dan para wanita. Maka jagalah hubungan pada Allah yang Nama-Nya kalian pergunakan saling meminta, dan jagalah hubungan famili (arham). Sungguh Allah Maha mengintai atas kalian!’. Beliau juga membaca ayat yang di dalam surat Al-Chasyr (ayat 18): ‘takutlah pada Allah, dan jiwa agar memikirkan yang telah dia lakukan untuk besok’. (Tiba-tiba) seorang pria menshodaqahkan sebagian dinarnya, ada yang sebagian dirhamnya, ada yang sebagian busananya, ada yang sebagian shok dari gandumnya, ada yang sebagian buahnya. Hingga akhirnya nabi bersabda ‘walaupun (hanya) separuh kurma (juga boleh)’.” Maka seorang lelaki Anshar datang dengan membawa kantung yang tangannya keberatan membawanya, bahkan memang tak mampu membawanya. Lalu orang berdatangan untuk shadaqah, hingga saya menyaksikan dua tumpuk makanan dan pakaian. Hingga saya menyaksikan wajah Rasulillah SAW cerah mirip seperti dilapisi emas. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa melakukan percontohan baik di dalam Islam maka mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang mengamalkannya setelah itu. Tidak mengurangi pahala mereka yang mengamalkan sedikitpun. Barang siapa melakukan percontohan jelek di dalam Islam, maka mendapatkan beban dosa amalannya dan dosa yang mengamalkannya setelahnya. Tidak mengurangi dosa-dosa mereka sedikitpun.”
0 komentar:
Posting Komentar