SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

Doa Meluluhkan Hati Seseorang

Ya Allah sungguh Engkau Maha Mulia Maha Besar. Sedangkan saya HambaMu yang sangat hina dina. Tiada upaya dan kekuatan kecuali karena Kau. Ya Allah, tundukkanlah

Doa Agar di Beri kerjaan Bisnis

Ya Allah, Raja segala Kerajaan, Tuhan memberikan Kerajaan pada yang Tuhan kehendaki, melepas Kerajaan dari yang Tuhan kehendaki, menjayakan orang yang Tuhan kehendaki, dan merendahkan orang yang Tuhan kehendaki

Sapaan Nabi Membuat Khowat Sungkan

Rasulullah SAW keluar dari tenda dan bersabda pada saya ‘hai Ayah Abdillah, apa yang mendorong kau duduk bersama mereka ?’

Hibah Menurut Bukhori

Hibah Menurut Bukhari Ibrahim Annakhai tergolong Tabiin yang sangar alim. Beliau murid Ibrhaim Attaimi, murid Amer bin Maimun, murid Abu Abdillah Al-Jadali, murid Khuzaimah sahabat Nabi SAW.

Masuk Surga Paling Awal

Rasulullah SAW bersabda, “Jibril AS telah datang untuk memegang tanganku untuk menunjukkan saya Pintu Gerbang Surga, yang akan dimasuki oleh umatku.”

Tampilkan postingan dengan label PS 19: Pembebasan Syam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PS 19: Pembebasan Syam. Tampilkan semua postingan

2015/01/29

PS 19: Pembebasan Syam




Pasukan Romawi berjumlah ratusan ribu, di bawah pimpinan menantu Raja Hiraqla (Hercules) sudah sigap, di suatu pagi. Mereka telah semakin dekat. 
Khalid bin Al-Walid berkata, “Sebetulnya hati mereka ketakutan! Ayo kita serang!” pada Abu Ubaidah, yang segera menjawab, “Ayo!.”

Khalid, Abu Ubaidah, dan semua pasukan Islam, menyerbu dengan cepat. Takbir membahana. Pertempuran berkobar-kobar riuh. Musuh sama tewas bersimbah darah.
Para sahabat nabi SAW berjihad dengan penuh semangat.


Peperangan berlangsung tidak lebih satu jam itu, berakhir dengan kemenangan besar di pihak Islam. Tentara musuh yang masih hidup, lari terbirit-birit masuk ke kota. Mayat-mayat berdarah ber
serakan di sepanjang dusun, hingga Pintu Gerbang Timur.

Pejabat-pejabat Damaskus yang tahu bahwa pasukan mereka dikalahkan, segera menutup semua pintu gerbang kota. Tak mempedulikan kaum mereka yang masih tertinggal di luar.

Qais bin Hubairah (قيس ابن هبيرة) RA yang ikut dalam perang tersebut, berkata, “Orang-orang yang masih di luar, ada yang kami bunuh, ada yang kami tawan.

Khalid pulang dari medan perang, dan menjumpai Abu Ubaidah, untuk berkata, “Sebaiknya pasukan kita bagi dua. Saya bersama sejumlah pasukan, bersiaga di dekat Pintu Gerbang Timur. Engkau bersama sejumlah pasukan, menempati dekat Pintu Gerbang Jabiyah.”
Abu Ubaidah menjawab, “Ini idea yang sangat tepat.”

Pasukan dibagi menjadi dua. Satu golongan dipimpin oleh Khalid menuju Pintu Gerbang Timur; satu golongan lagi dipimpin oleh Abu Ubaidah menuju Pintu Gerbang Jabiyah.

Arak-arakan pasukan Muslimiin yang panjang, dan gema takbir mereka, membuat hati bergetar.

Penduduk Damaskus ketakutan di dalam benteng
, karena telah dikepung dari dua sisi. Khalid mendatangkan dua tokoh besar kaum Romawi, yaitu Bathriq Kalus dan Bathriq Azazir, penguasa Damaskus. Dua tokoh tersebut sengaja diikat, dipertontonkan di depan umum.
Mereka berdua disuruh masuk Islam. 
Karena menolak, Dhirar bin Al-Azwar diperintah agar memotong kepala mereka berdua.
Dhirar bergerak cepat melaksanakan perintah.

Melihat kejadian mengerikan tersebut,
kaum Damaskus marah. Mereka menulis surat untuk raja mereka. Di antara isinya:
1.     Tindakan kaum Arab atas Kalus dan Azazir.
2.     Tentara Islam telah mendekati Pintu Gerbang Timur Damaskus.
3.     Pintu gerbang Jabiyah juga telah didatangi ribuan tentara Islam.
4.     Tentara Islam menggerakkan kaum muda dan remaja.
5.     Kota Balqa dan tanah Sawad telah disita oleh tentara Islam.
6.     Ujung-ujungnya dalam surat tersebut, memohon bala-bantuan. Kalau tidak dikabulkan, mereka akan menyerahkan negeri Damaskus pada tentara Islam.

Mereka mengutus seseorang agar mengantar surat tersebut pada Raja Hiraqla
, dengan imbalan tinggi. Sedemikian rupa rahasia diatur, agar tentara Islam tidak mengetahui bahwa mereka telah mengirim surat pada Hiraqla.