Di tengah lautan pasukan Salib itu, Raja Hiraqla berbahagiaketika mendengar dan menyaksian pernyataan, maupun kesemangatan para raja
bawahan. Apalagi para raja sahabat hadir. Dari mereka, Hiraqla memilih lima Raja
Romawi agar menjadi pemimpin besar.
Hiraqla memasang panji dari sutra Dibaj dihias emas. Lalu
memindahkan Salib dari jauhari yang bertengger di atas kepalanya, pada sisi
raja Rusia, bernama Qanathir (قناطير). Sebagai kehormatan. Sekaligus sebagai pertanda Pasukan akan
segera diberangkatkan.
Qanathir diperintah agar memimpin 100.000 pasukan berkuda, dari
Kaum Shaqalibah (الصَّقَالِبَةُ) dan lainnya. Dengan bangga, Raja Qanathir menerima mahkota,
busana, ikat pinggang, dan gelang kehormatan, dari Raja Hiraqla. Qanathir juga menerima panji besar dari sutra Dibaj putih, digambari matahari dari
emas.
Salib dari batu mulia jenis Zabarjad (الزَّبَرْجَدُ) hijau menaungi Raja
Hiraqla, dipindahkan agar menaungi raja Amuriyah dan Maluriyah, bernama Jarjir
(جرجير). Raja Jarjir diberi
mahkota, busana, dan ikat pinggang kehormatan. Lalu diperintah agar memimpin
100.000 pasukan berkuda, yang terdiri dari bangsa Romawi.
Dua Raja menyiapkan pasukan yang jumlahnya banyak sekali.
Dua Raja menyiapkan pasukan yang jumlahnya banyak sekali.
Raja Hiraqla memasang panji ketiga bergambar Salib, untuk
diserahkan pada raja Constantinople (Qusthanthiniyah/القُسْطَنْطِينِيَة), bernama Raja Dirjan
(الديرجان). Agar selanjutnya memimpin
100.000 pasukan berkuda, yang terdiri dari Bangsa Mughlith dan Perancis (Fraks/Ifranj/الإفْرَنْج). Raja Dirjan tampak
lebih gagah, setelah diberi mahkota, busana, ikat pinggang, dan gelang
kehormatan, dari Raja Hiraqla. Pasukan berkuda sejumlah 100.000 yang dipimpin,
segera disiapkan.
Panji keempat berhias mutiara jenis Durr (الدُرّ), Jauhar (الجَوْهَر), dan segenggam emas.
Dipasang lalu diberikan pada Mahan, raja Arman (Armenia). Mahan pembawa Salib
dari mutiara jenis Yaqut (الياقوت), adalah raja bawahan Hiraqla yang sangat dicintai. Karena
sangat pemberani dan pandai. Dia lah yang telah berkali-kali bergabung pada
Raja Hiraqla, untuk memerangi dan mengobrak-abrik pasukan Persia dan Turki.
Rasa cinta Hiraqla padanya ditampakkan dengan perlakuan istimewa. Pemberian anugrah
padanya melebihi raja-raja sebelumnya.
Busana Mahan ditanggalkan untuk diganti busana mewah pemberian
Hiraqla. Kepalanya diberi mahkota, tangannya diberi gelang, dan perutnya diberi
ikat pinggang gemerlapan. Bahkan sejumlah pemberian lainnya diberikan, sebagai
pertanda dia yang akan disuruh memimpin Raja-Raja lainnya.
Semua pasukan disiapkan. Teriakan Hiraqla didengarkan oleh
lautan Pasukan, “Hai Mahan! Kau kuperintah agar memimpin ini semuanya! Perintah
dan segala keputusan, berada ditanganmu!.”
Wakil-Wakil Raja Mahan adalah Raja Qanathir, Raja Jarjir, Raja
Dirjan, dan Raja Qurin (قورين). Kepada mereka Hiraqla berkata, “Ketahuilah bahwa Salib-Salib
yang kalian bawa berada di bawah Salib Mahan. Segala urusan penting maupun
kebijakan harus kalian rundingkan dengan Mahan. Gerakkan pasukan-pasukan ini!
Untuk mencari kaum Arab! Jangan takut! Belalah agama kalian yang tua dan
syariat kalian yang lurus! Bagilah pasukan menjadi empat! Agar tidak merusak
lingkungan yang akan dilalui atau ditempati! Karena jumlah kalian yang terlalu
banyak ini!.”
Raja Hiraqla bergerak mendekat dan melepas, untuk mengganti
busana Raja Jabalah dengan yang lebih mewah. Pada Jabalah, Hiraqla menyerahkan
semua pasukan Nashrani dari Arab Ghasan (غسان), Lakhm (لخم), dan Judzam (جذام). “Barisan kalian
agar berada di paling depan! Karena segala sesuatu rusaknya justru dengan
jenisnya sendiri. Yang mematahkan besi juga besi yang lebih keras!” Perintah
Hiraqla.
Sebelum berangkat, semua Ulama Nahrani diperintah, agar
memandikan para tokoh penting, dengan air Al-Ma'mudiyah (المعمودية). Para ulama Nashrani
membacakan Injil, lalu menyalati-mati pada tokoh-tokoh penting. Upacara sakral
ini sebagai pertanda 'perang mati-matian' akan segera dimulai.
0 komentar:
Posting Komentar