Dalam waktu cepat, berita ‘Pasukan Muslimiin menaklukkan pasukan Chimsh, Rostan, dan Syaizar’, sampai pada Raja Hiraqla. Hiraqla juga mendapat
laporan 'Hadiyah' yang dikirim pada Harbis, dirampas oleh pasukan Muslimiin, di
tengah perjalanan.
Di hari yang menegangkan itu, Hiraqla menunggu bala bantuan dari
beberapa kerajaan yang telah disurati. Luar biasa, belum pernah ada Pasukan Berdatangan melaut 'sebanyak itu'. Ujung Pasukan berada di Antiokhia
(Anthaqiyah/أَنْطَاكِيَة), ekornya berada di kota Romawi (Rumiyatul-Kubra/روميةالكبرى).
Hiraqla mengutus agar sejumlah Pasukan pergi ke kota Kaisarea
(Qaisariyyah/قَيْسَارِيَّة), untuk mengamankan kota Eka (Akka/عَكَّاءَ) dan Tiberias
(Thobariyyah/طَبَرِيَّة).
Sejumlah Pasukan lainnya diutus agar pergi ke Baitul-Maqdis,
untuk menunggu Mahan Al-Armani (ماهان الأرمني), raja Armenia dan
Pasukannya, yang akan segera datang.
Raja Mahan Al-Armani telah mengumpulkan pasukan berjumlah jauh
lebih banyak daripada pasukan Raja Hiraqla.
Beberapa hari kemudian Mahan datang, untuk menemui Raja Hiraqla di kerajaan. Ketika telah mendekat pada Hirqla, Mahan dan pasukannya turun dari
kuda untuk berjalan kaki, dan mengamalkan amalan kufur. Di depan Hiraqla,
mereka menangis sambil melaporkan kota-kota besar yang direbut oleh kaum
Muslimiin.
Hiraqla berkata, “Hai pemeluk agama Nashrani dan Putra Air Amudiyah! [1] Sejak dulu kalian
sudah saya suruh agar waspada terhadap kekuatan kaum Arab yang mengancam! Namun
saat itu kalian tidak menerima Anjuran saya! Demi kebenaran Al-Masih dan Injil
yang shahih, dan orang yang menjadi sembelihan kurban! Dan tempat penyembelihan
yang bernama Al-Makmadan (المعمدان)! Pasukan Arab pasti
akan merebut singgasana yang saya duduki ini! Yang pantas menangis saat ini
hanyalah kaum Wanita! Di dunia! Hari ini jumlah kumpulan Pasukan pendukung
kalian, tidak ada yang membandingi! Saya sendiri telah mengorbankan kekayaan
dan Pasukan saya, untuk membela kalian! Agama kalian! Dan Harem kalian! Kini
bertobatlah! Agar Al-Masih mengampuni dosa kalian! Dan berniat baiklah untuk
rakyat kalian! Jangan berbuat aniaya! Tabahlah di dalam berperang! Jangan
berselisih! Jangan merasa hebat maupun dengki! Karena pelakunya justru akan
hina! Saya ingin kalian menjawab pertanyaan saya.”
Para Pejabat Tinggi menjawab, “Bertanyalah! Akan kami jawab.”
Hiraqla berkata, “Kalian semua jumlahnya sangat banyak! Dan
kekuatan kalian sangat dahsyat! Namun kenapa kalian saat ini telah dihinakan
oleh kaum Arab?! Padahal kaum Persia, Turki, dan Jaramiqah yang
dahsyat, ‘ketakutan’ pada kalian. [2] Mereka semua telah
berkali-kali menyerang kalian! Namun serangan mereka kalian patahkan, hingga
mereka pulang dengan menderita kekalahan! Kini justru Kaum Arab yang lemah,
berbusana compang-camping! Berperut lapar! Berpedang sederhana! Mengalahkan kalian!
Sehingga mereka merebut Bosra (Bushro/بصرى)! Horan (Chauran/حوران)! Ajnadin (أَجْنَادِين)! Damaskus (Dimasqa/دِمَشْقَ)! Balbek (Balabak/بَعْلَبَكَّ)! Dan Homs (Chimsh/حمص)?!.”
Semua Raja di hadapan Hiraqla diam tidak bisa menjawab.
Seorang qisis (alim) besar dalam bidang agama Nashrani, berdiri
untuk berkata, “Yang mulia tidak tahu kenapa kaum Arab mengalahkan kaum kita?.”
Hiraqla menjawab, “Demi kebenaran Al-Masih saya tidak tahu.”
Dia berkata, “Yang mulia! Karena kaum kita merubah agama dan
menentang Ajakan Al-Masih Isa bin Maryam AS! Banyak orang kita yang tidak
peduli kaumnya berbuat aniaya! Tidak ada yang beramar makruf nahi munkar!
Keadilan dan Ichsan (احسان) tidak ditegakkan!
Tidak melakukan ketaatan, dan menyia-nyiakan waktu shalat! Makan riba! Suka
berzina! Dan berbuat maksiat! Sementara kaum Arab ‘sangat taat’ pada Tuhan
mereka! Memurnikan agama! Menjadi rahib (shalat) di malam hari! Berpuasa di siang
hari! Selalu menyebut Tuhan mereka dan mendoakan sholawat untuk nabi mereka! Di
Kalangan mereka tidak ada ‘penganiayaan maupun permusuhan!’ Tidak ada yang
sombong! Busana luar mereka kebenaran dan busana dalam mereka ibadah! Kalau
mereka menyerang kita! Pasti menang! Kalau kita menyerang mereka! Mereka takkan
mundur! Karena mereka tahu bahwa dunia akan fana! Akhirat akan baka!.”
Hiraqla dan beberapa orang berkata, “Demi kebenaran Al-Masih kau
benar! Ini semua yang menyebabkan kaum Arab ‘mengalahkan’ kaum kita! Kalau kaum
kita melakukan yang mereka lakukan, pasti juga akan menang.”
Hiraqla berkata, “Kalau begitu tak ada gunanya saya berjuang!
Semua bala bantuan yang datang kemari, akan saya persilahkan pulang! Saya dan keluarga
saya akan meninggalkan kota Syria (Suriyah/سورية) menuju Asbuk! Yakni
Constantinople (Qusthanthiniyah/الْقُسْطَنْطِينِيَّةُ)! Agar di sana saya
merasa aman dari serangan Bangsa Arab!.”
Pasukan berjumlah banyak sekali itu, sangat khawatir jika Hirqla melaksanakan ucapannya. Sebagaian mereka bergerak cepat untuk mendekat dan
berkata, “Tuan yang mulia! Jangan! Jangan tuan biarkan agama Al-Masih dihina
oleh manusia! Karena Al-Masih pasti akan menuntut tuan di hari kiamat nanti!
Selain itu para raja akan mencerca tuan yang mulia! Akan menila tuan bodoh! Ada
lagi tuan! Musuh-Musuh kita akan bersuka-ria, jika tuan meninggalkan surga kota
Syam, yang akan segera diduduki oleh mereka! Selain pasukan yang jumlahnya
banyak bagaikan lautan ini! Ada lagi pasukan yang akan membantu tuan! Yang
pasti, sepanjang sejarah, belum pernah ada pasukan berjumlah sebanyak ini! Kami
berjanji ‘akan berperang dengan penuh’ semangat melawan kaum Arab! Dan berdoa
semoga Al-Masih menolong kita mengalahkan mereka! Angkatlah panglima perang
yang tuan inginkan! Kami akan mentaati untuk memerangi kaum Arab! Apapun yang
terjadi!.”
[1] Kaum Romawi meyakini
‘air Amudiyah’ suci dan barokah. Dan mereka menamakan diri keturunan air
Amudiyah.
0 komentar:
Posting Komentar