SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

2015/04/17

PS 111: Pembebasan Syam





Di saat yang mendebarkan itu, Abu Ubaidah berbincang-bincang dengan Ubadah bin Shamit, mengenai yang telah diperdebatkan dengan Jabalah. Pasukan Muslimiin terkejut oleh datangnya pasukan Raja Jabalah yang terdiri dari kaum Arab Nashrani. Mereka telah mendekati kaum Muslimiin.

Pasukan Muslimiin sama ribut karena kedatangan mereka yang berjumlah terlalu banyak. Mereka berteriak, “Hai Muslimiin semua! Kaum Arab Nashrani telah datang kemari untuk menyerang kita! Bagaimana sebaiknya?.”
Semua pasukan menjawab, “Kami akan melawan dengan harapan semoga Allah menolong kita menaklukkan mereka dan lainnya!.”

Sejumlah pasukan Muslimiin telah siaga penuh dengan senjata. Khalid bin Al-Walid berteriak, “Tunggu! Semoga Allah menyayang kalian! Akan saya makar dulu agar mereka celaka!.”
Pada Abu Ubaidah, Khalid berkata, “Yang mulia! Kaum Arab Nashrani berjumlah banyak sekali! Jika kita lawan, kita kewalahan! Saya akan mengutus agar seorang menyampaikan jawaban kita pada mereka! Untuk menjebak dan menghancurkan mereka dan kaum musyrik umumnya, dengan cepat! Namun jika mereka bersikeras akan memerangi kita! Kita justru akan menghadapi mereka dengan pasukan berjumlah sedikit! Dengan Kedahsyatan Allah azza wa jalla!.”
Abu Ubaidah terkejut oleh pandangan yang di luar dugaan itu, dan berkata, “Hai Ayah Sulaiman! Laksanakan keinginanmu.”  

Khalid memanggil Qais bin Saed, Ubadah bin Shamit, Jabir bin Abdillah, dan Abi Ayub RA. Di hadapan mereka Khalid berkata, “Hai Penolong-Penolong Allah dan Rasul-Nya! Pasukan Arab Nashrani yang keluarga kalian sendiri ini, akan memerangi kalian! Datangilah mereka dan ajaklah berbicara agar mereka menggagalkan serangan! Jika berhasil ya sudah! Namun jika gagal! Pedangku dan pedang kalian kita tebaskan pada mereka!.”   

Sesampai di tujuan, Khalid dan kawan-kawan melihat pasukan Jabalah sedang mempersiapkan perbekalan, untuk mendekat dan menyerang pasukan Muslimiin. Jabir bin Abdillah bereriak, “Hai orang Lakhm! Ghasan! Dan Judzam! Kami datang kemari untuk bersilatur rahim pada kalian!.”
Raja Jabalah mempersilahkan mereka, memasuki tendanya paling mewah di antara tenda-tenda lainnya. Untuk itu, pasukan Muslimiin harus menyeberangi kerumunan orang banyak sekali, menuju tenda utama yang terbuat dari sutra Dibaj, beralas permadani sutra kuning. Raja Jabalah dikelilingi dan dihormat oleh raja-raja bawahannya.

Raja Jabalah berkata, “Hai para putra paman! Kalian masih keluarga dan kerabat kami. Saya dan pasukan saya berasal dari lautan pasukan yang berada di sana, yang rencananya akan memerangi kalian. Namun seorang dari kalian telah menjumpai dan berbicara kasar pada saya. Sekarang apa tujuan kalian kemari?.”  
Yang pertama menjawab Jabir, “Hai Anak paman! Jangan menindak kami karena ucapan saudara kami. Agama kami memang mengutamakan kebenaran dan nasehat. Nasehat pada kau hukumnya wajib, karena sebagai famili dan kerabat. Kedatangan kami untuk mengajak kau masuk Islam, agar seagama dengan kami, agar hak dan kewaiban kita sama. Agama kami mulia, nabi kami suci.”
Jabalah berkta, “Jika saya tidak memerangi kalian lalu ternyata kalian ditaklukkan oleh kaum Romawi, saya pasti tidak akan aman bertempat tinggal di negeriku. Karena kaum Romawi telah mengutus agar saya memerangi kalian. Mereka telah mengangkat saya sebagai pimpinan tertinggi kaum Arab. Kalau saya masuk agama kalian, pasti saya dipandang hina oleh mereka, dan rakyatku akan meninggalkan saya.”  
Jabir berkata, “Jika kau tidak menerima tawaran kami, kami akan membunuh kau, jika telah memenangkan peperangan! Sekarang menyingkirlah! Karena pedang kami bisa membelah kepala dan mematahkan tulang! Berperang melawan selain kalian lebih kami senangi, daripada melawan kalian.”

Tujuan kaum Anshar menakut-nakuti, agar Jabalah menyingkir pergi. Namun Jabalah bersikeras dan berkata, “Demi kebenaran Al-Masih dan Salib! Saya akan memerangi kalian untuk kaum Romawi! Meskipun kalian adalah keluarga kami sendiri yang jumlahnya memenuhi bumi.”
Qais bin Sa’ed berkata, “Hai Jabalah! Kau ingin syaitan bersarang di hatimu, agar menjerumuskan kau ke dalam neraka, hingga kau binasa?! Sungguh tujuan kami mengajak kau masuk Islam, karena demi kerabat. Kalau membangkang, kau akan menyaksikan serangan kami yang dahsyatnya mampu membuat anak kecil menjadi beruban!.”
Qais bergerak cepat dan berteriak pada pasukan Muslimiin, “Bersiaplah untuk berperang dengan barakah dan pertolongan! Untuk mentaati Allah! Jabalah yang jauh dari rahmat!.”

Jabalah segera mempersiapkan senjata.
Kaum Anshar berlari dengan kuda untuk melaporkan pada Abu Ubaidah dan Khalid bin Al-Walid RA, mengenai Jabalah yang bersikeras akan memerangi mereka.

Khalid berteriak, “Demi kehidupan yang telah dijalani oleh Rasulullah, tuan besar para rasul SAW! Niscaya Jabalah akan menyaksikan sungguh pada serangan kita.” [1]
Khalid berkata lagi, “Hai Muslimiin semuanya! Ketahuilah bahwa jumlah mereka 60.000 pasukan berkuda dari Arab Nashrani! Mereka pasukan syaitan! Jumlah kita 30.000 Pasukan Berkuda Rohman. Kalau kita memerangi mereka dengan seluruh pasukan ini! Maka tugas kita terlalu ringan! Tetapi yang akan menghadapi mereka semua, hanya beberapa jagoan saja!.”
Pada Khalid, Abu Sufyan bin Charb (أَبُو سُفْيَانَ بْنُ حَرْب) berkata, “Kau ditolong oleh Allah hai Ayah Sulaiman! Sungguh pandanganmu telah tepat! Maka laksanakanlah! Tunjuklah siapa yang ditugaskan di antara kami!.”  
Pasukan Muslimiin memandang Khalid berkata, “Saya berencana mengutus tigapuluh pasukan berkuda, agar masing-masing orang memerangi 2.000 pasukan.” 
Semua pasukan terbengong-bengong, mendengar keputusan Khalid yang di luar akal. Mereka menyangka itu gurauan Khalid. Yang pertama kali bertanya, Abu Sufyan, “Hai Putra Walid! Ini serius atau gurauan?.”   




In syaa Allah bersambung.



[1] Mungkin Khalid RA tidak tahu bahwa bersumpah dengan selain Nama Allah ‘terlarang’.  


Mulungan Mulya Abadi Ponpes Kutubussittah Melati Sleman Yogyakarta Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar