SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

Hikmah

Makna Al - Fatihah


[4]بِسْمِ[1] اللَّهِ[2] الرَّحْمَنِ[3] الرَّحِيمِ – Dengan Nama Allah Maha pengasih Maha penyayang.
Maksud “Dengan,” ialah dengan menggunakan ataudengan beserta.[5]
Ibnu Katsir menulis: مِنْ هاَهُناَ يَنْكَشِفُ لَكَ أَنَّ الْقَوْلَيْنِ عِنْدَ النُّحاَةِ فِيْ تَقْدِيْرِ الْمُتَعَلِّقِ بِاْلباَءِ فِيْ قَوْلِكَ: بِاسْمِ اللهِ، هَلْ هُوَ اسْمٌ أَوْ فِعْلٌ مُتَقاَرِباَنِ وَكُلٌّ قَدْ وَرَدَ بِهِ اْلقُرْآنُ؛ أَماَّ مَنْ قَدَّرَهُ بِاسْمٍ، تَقْدِيْرُهُ: بِاسْمِ اللهِ ابْتِداَئِيْ، فَلِقَوْلِهِ تَعاَلَى: { وَقَالَ ارْكَبُوا فِيهَا بِسْمِ اللَّهِ مَجْرَاهَا وَمُرْسَاهَا إِنَّ رَبِّي لَغَفُورٌ رَحِيمٌ } [هود: 41]، وَ مَنْ قَدَّرَهُ بِاْلفِعْلِ [أَمْرًا وَخَبْرًا نَحْو: أَبْدَأُ بِبِسْمِ اللهِ أَوِ ابْتَدَأْتُ بِبِسْمِ اللهِ]، فَلِقَوْلِهِ: { اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ } [العلق: 1] وَكِلاَهُماَ صَحِيْحٌ، فَإنَّ الْفِعْلَ لاَ بُدَّ لَهُ مِنْ مَصْدَرٍ، فَلَكَ أَنْ تُقَدِّرَ الْفِعْلَ وَمَصْدَرَهُ، وَذَلِكَ بِحَسْبِ اْلفِعْلِ الَّذِيْ سَمَّيْتَ قَبْلَهُ، إِنْ كاَنَ قِياَمًا أَوْ قُعُوْدًا أَوْ أَكْلاً أَوْ شُرْباً أَوْ قِراَءَةً أَوْ وُضُوْءًا أَوْ صَلاَةً، فَاْلمَشْرُوْعُ ذِكْرُ [اسْمِ] اللهِ فِي الشُّرُوْعِ فِي ذَلِكَ كُلِّهِ، تَبَرُّكًا وَتَيَمُّناً وَاسْتِعَانَةً عَلَى اْلإِتْماَمِ وَالتَّقَبُّلِ، وَاللهُ أَعْلَمُ؛ وَلِهَذَا رَوَى ابْنُ جَرِيْرٍ وَابْنُ أَبِي حاَتِمٍ، مِنْ حَدِيْثِ بِشْرِ بْنِ عُمَارَةَ ، عَنْ أَبِي رَوْقٍ، عَنِ الضَّحاَّكِ، عَنِ ابْنِ عَباَّسٍ، قاَلَ: إِنَّ أَوَّلَ ماَ نَزَلَ بِِهِ جِبْرِيْلُ عَلَى مُحَمَّدٍ - صّلى اللّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلّمَ قاَلَ: "ياَ مُحَمَّدُ قُلْ: أَسْتَعِيْذُ بِالسَّمِيْعِ الْعَلِيمِ ، مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ ، ثُمَّ قاَلَ: قُلْ: { بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ } قَالَ: قَالَ لَهُ جِبْرِيْلُ: قُلْ: بِاسْمِ اللهِ ياَ مُحَمَّدُ، يَقُوْلُ: اقْرَأْ بِذِكْرِ اللهِ رَبَّكَ، وَقُمْ، وَاقْعُدْ بِذِكْرِ اللهِ. [هَذاَ] لَفْظُ ابْنِ جَرِيْرٍ. – Dari sini akan terungkap jelas untukmu bahwa sungguh menurut para ahli nahwu ‘dua keterangan mengenai perkiraan ketentuan yang berhubungan dengan huruf ba (kasrah)dalam ucapanmu بِسْمِ adalah isim (kata benda) atau fiil (kata kerja) yang (مُتَقاَرِباَنِ) berdekatan, yakni duanya hampir sama. Semua penjelasan tersebut ditunjukkan oleh Al-Qur’an:
1.  Adapun orang yang memperkirakan ba (kasrah) adalah isim (kata benda), perkiraan kalimat tersebut menjadi ‘dengan Nama Allah memulaikumendasari firman Allah ‘وَقَالَ ارْكَبُوا فِيهَا بِسْمِ اللَّهِ مَجْرَاهَا وَمُرْسَاهَا إِنَّ رَبِّي لَغَفُورٌ رَحِيمٌ – Dan berkata naiklah di dalamnya dengan permulaan Nama Allah di waktu berjalan dan di waktu berhentinya. Sungguh Tuhanku Maha pengampun Maha Penyayang.
2.  Sedangkan orang yang memperkirakan ba (kasrah) tersebut sebagai fiil(kata kerja) yang menjelaskan perintah atau berita, seperti saya akan memulai dengan  بِسْمِ اللَّه  atau saya telah memulai dengan  بِسْمِ اللَّه, karena mendasari firman Allah ‘اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ – Bacalah dengan permulaan Nama Tuhanmu yang telah mencipta’.

Dua pendapat tesebut shahih, karena semua fiil dipastikan ada mashdar (kata dasar)nya, oleh karena itu kau boleh memperkirakan fiil dan mashdar-nya. Sesuai pekerjaan yang kau sebutkan sebelumnya: berdiri, duduk, makan, minum, membaca, wudhu dan shalat, diatur dalam syari’at agar menyebut nama Allah untuk melakukan itu semua, agar mendapat barakah, kebaikan, pertolongan, agar sempurna dan diterima; dan Allah lah yang lebih tahu. Oleh karena itu Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Chatim meriwayatkan dari Haditsnya Bisyr bin Umarah dari Abi Rauq dari Ad-Dhach-chaq dari Ibni Abbas “Sesungguhnya awal yang Jibril turunkan pada Muhammad صَلّى اللّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلّمَ adalah ‘ya Muhammad, katakan أَسْتَعِيْذُ بِالسَّمِيْعِ الْعَلِيمِ ، مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ  Saya berlindung pada yang Maha mendengar Maha Alim dari Syaitan yang dirajam. Lalu Jibril berkata lagi katakan bismillah ya MuhammadMaksudnya membacalah dengan menyebut Allah Tuhanmu, berdiri dan duduklah dengan menyebut Allah’. Ini lafadl Ibnu Jarir.

Ada pertanyaan di manakah lafadl الرَّحْمنِ yang diartikan Maha, begitu pula di dalam lafadl الرَّحِيمِ?. Jawabannya “Huruf mim di dalam الرَّحْمنِ dibaca panjang lalu diakhiri huruf nunalif dan nun itulah yang diartikan Maha.” Sedangkan setelah huruf cha di dalam الرَّحِيمِ, ada huruf ya sukun, itulah yang diartikan Maha.” [Oleh Shobirun].

[1] Dengan Nama
[2] Allah
[3] Maha pengasih
[4] Maha penyayang
[5] As-Sayuthi menulis di dalam Al-Itqan: الثالث الاستعانة وهي الداخلة على آلة الفعل كباء البسملة – Yang ketiga ba kasrah bisa jadi istianah yang artinya minta tolong, maksudnya mempergunakan. Ba tersebut masuk pada alat fiil (berbuat), seperti ba dalam bismillah.