Khalid bersumpah, “Demi kehidupan yang telah dijalani oleh Rasulillah SAW! Keputusan
saya ini serius.” [1]
Mereka
mengamati Abu Sufyan menjawab, “Jangan menyelisihi Sunnatulloh! Karena akan menjadi orang lalim! [2] Saya yakin keputusan ini kurang
menguntungkan. Kalau tiap seorang kami ditugaskan memerangi 200 orang,
akan lebih ringan, daripada melawan 2.000
pasukan. Selain itu,
Allah Maha Penyayang pada Hamba-Hamba-Nya. Apa bedanya dengan perintah agar seorang melawan 60.000 pasukan
itu?! Ada kah yang mau
melaksanakan perintahmu yang berat itu?! Kalau
ada yang mau berarti bunuh diri, menganiaya
dirinya sendiri” pada Khalid.
Jawaban Khalid pada Abu Sufyan, “Hai Abu Sufyan! Di
zaman Jahiliah dulu,
kau sangat pemberani! Jangan setelah Islam, justru menjadi penakut! Amatilah
jagoan-jagoan dan pahlawan-pahlawan Tauhid! Jika kau amati sepak terjang
mereka! Kau akan sadar bahwa mereka menyerahkan diri sepenuhnya pada Allah! Mereka siap memerangi
musuh semata-mata karena Allah Ta’ala! Siapapun
yang sadar bahwa Allah menanggung dia! Pasti
ditolong oleh Allah! Meskipun dia menyeberangi kobaran api yang mengerikan” diperhatikan semua pasukan.
Abu Sufyan mengalah, “Terserah kaulah! Ayah Sulaiman! Saya hanya
kasihan pada pasukan Muslimiin. Kalau kau telah bertekat begitu, silahkan.
Tetapi hendaklah berjumlah 60 pasukan! Jangan 30 pasukan. Tiap seorang harus melawan 1.000 pasukan
berkuda.”
Khalid berkata, “Yang mulia! Tujuan saya
sebagai siasat menakut-nakuti mereka! Jika
mereka telah lari tunggang-langgang dan pulang oleh benturan Kekuatan Allah! Pasti akan ditanya
‘siapa lawan kalian?!’ Mereka akan menjawab ‘tigapuluh lelaki!’ Teman-teman
mereka pasti lalu takut! Dan Raja Mahan panglima besar mereka, akan sadar bahwa
pasukan kita yang hanya sedikit ini, akan mampu melawan mereka yang jumlahnya
melaut!.”
Dengan perasaan berdebar-debar, Abu Ubaidah membenarkan, “Kau
benar! Tetapi pasukan ‘berjumlah 60’ akan lebih baik, agar tolong menolong.”
Muslimiin sekitar 30.000 orang mengerumuni Abu Ubaidah dan Khalid RA.
Khalid mentaati perintah Abu Ubaidah dan berkata, “Pasukan yang akan saya tunjuk yang benar-benar tabah dan semangat berjihad! Keputusan tuan dan tujuan saya, akan saya sampaikan pada mereka. Kalau memang mereka senang ‘bertemu Allah’ dan berniat mencari pahala, pasti mengabulkan perintah. Tapi kalau mereka cinta kehidupan dunia dan takut mati, pasti takkan sanggup melaksanakan perintah ini.”
Khalid mentaati perintah Abu Ubaidah dan berkata, “Pasukan yang akan saya tunjuk yang benar-benar tabah dan semangat berjihad! Keputusan tuan dan tujuan saya, akan saya sampaikan pada mereka. Kalau memang mereka senang ‘bertemu Allah’ dan berniat mencari pahala, pasti mengabulkan perintah. Tapi kalau mereka cinta kehidupan dunia dan takut mati, pasti takkan sanggup melaksanakan perintah ini.”
Khalid telah mempersiapkan diri untuk gugur, demi Cinta dan Rido Allah.
Khalid memanggil 60 pasukan berkuda dari para sahabat
Rasulillah SAW. Dia berteriak, “Mana Umar Attamimi! Syurachbil bin Chsanah (شُرَحْبِيل بْن حَسَنَةَ) penulis Wahyu Rasulillah SAW!
Khalid bin Sa’ed! Yazid bin Abi Sufyan! Shafwan bin Umayah (صَفْوَانُ بْنُ أُمَيّةَ)! Sahl bin Amer! Dhirar bin Al-Azwar! Rafi
bin Umairah Atthoi (رافع بن عميرة الطائي)!
Zaid Al-Khail! Chudzaifah bin Al-Yaman (حُذَيْفَةُ
بْنُ الْيَمَانِ)! Qais bin Sa’ed! Ka’eb bin Malik! Suwaid bin Amer! Ubadah bin
Shamit (عُبَادَة بْن الصّامِتِ)! Jabir bin Abdillah!
Abu Ayub! Abdur Rohman bin Abi Bakr Asshiddiq RA! Abdullah bin Amer bin
Khatthab! Rafi bin Sahl (رافع بن سهل)!
Yazid bin Amir! Ubaid bin Aus! Malik bin Nashr! Nashr bin Al-Charits! Abdullah
bin Zhafar (عبد الله بن ظفر)! Abu Lubabah! Auf bin Abis! Ubadah bin
Abdillah! Rafi bin Ujrah (رافع بن عجرة)!
Ubaid bin Abdillah! Muqib bin Qais (معقب بن قيس)!
Hilal! Usaid
Assaidi (أسيد الساعدي)! Kilal bin
Al-Charits (كلال بن الحرث)! Chamzah bin Umar (حمزة بن عمر)! Yazid bin Amir!.” [3]
Al-Waqidi sejarawan Islam berkata:
“Sebetulnya
nama 60 orang 'disebut oleh Khalid'.
Tetapi daftar di atas
saya potong. Saya sengaja mendahulukan nama-nama kaum Anshar karena memang saat
itu Khalid menganggap mereka unggul. Keributan menyeruak keras dari beberapa
orang;
‘Sungguh hari ini Khaid
mengajukan kaum Anshar dan menyenyimpan kaum
Muhajiriin keluaga Mughirah. Mungkin untuk menguji kesabaran, atau agar tewas
di medan tempur, dan menyayang keluarga Mughirah!?’.”
Kaum Anshar terkejut oleh Khalid yang
datang dengan kuda, membelah
celah-celah mereka. Dia
berteriak, “Hai anak-cucu Amir! Demi Allah saya memilih dan perintah pada
kalian, karena saya benar-benar
cinta kalian! Bangga berjuang bersama
kalian dan bersama keimanan kalian! Karena
kalian jelas berhati bersih!.”
Sejumlah kaum Anshar menjawab, “Kau telah
benar hai Ayah Sulaiman” Lalu mereka menyalami.
Di hari yang sangat menegangkan itu,
pasukan berkuda berjumlah 60 orang, telah
berkumpul. Tiap seorang diperintah menghabisi satu Jaisy (جَيْشٌ) yang terdiri 1.000 pasukan
berkuda. Di antara mereka,
banyak yang menitikkan air-mata ketika berdoa ‘semoga Allah menolong’ mereka.
Khalid berkata pada mereka, “Hai Penolong-Penolong Allah! Bagaimana
tanggapan kalian? Mengenai rencana saya
bersama kalian ‘memerangi mereka’ yang akan menyerang
kalian ini?! Jika kalian gigih! Allah akan membantu
kalian dengan PertolonganNya karena kegigihan kalian! Dan kalian
akan membuat mereka porak-poranda! Ketahuilah
bahwa pasukan kalian akan menaklukkan mereka! Jika
kalian telah membuat mereka morat-marit! Sisa-sisa
mereka akan kabur ketakutan,
hingga pasukan lainnya juga akan kabur!.”
Dengan penuh semangat, sejumlah orang
berkata, “Ya Ayah Sulaiman!
Perintahlah kami terserah kau! Demi Allah,
kami akan memerangi musuh-musuh seperti kaum Penolong Agama Allah! Kami akan berserah pada Allah dan Kekuatan-Nya! Kami ingin mencari
akhirat!.”
Banyak pipi yang basah oleh air-mata,
ketika mereka berdoa dan menyerahkan
diri sepenuhnya pada Allah.
Khalid dan Abu Ubaidah mengucapkan, “Jazaakumulloohu
khoiro.” Artinya, semoga Allah membalas baik pada kalian.
Perintah Khalid meledak, “Bersiaplah!
Semoga Allah menyayang kalian! Siapkanlah senjata dan perbekalan kalian!
Peperangan akan dilakukan dengan jarak pendek dengan pedang! Karena tombak atau panah
sering meleset! Yang akan beraksi
adalah pedang dan perisai! Pilihlah
kuda kalian yang larinya cepat! Tapi jangan pinjaman dari kawannya! Kita sepakat akan berperang
mati-matian untuk berkumpul di alam kubur!.” [4]
[3] Kaum Sabar dalam
Perang Uhud, yang ketika itu dinyatakan oleh Allah ‘maka jika ada seratus
orang sabar dari kalian, akan mengalahkan duaratus’ juga dipanggil. {فَإِنْ
يَكُنْ مِنْكُمْ مِائَةٌ صَابِرَةٌ يَغْلِبُوا مِائَتَيْنِ} [الأنفال: 66].
Baca: Fa in yakun minkum miatun shaabiratun yaghlibuu miatain.
وقال لهم: تأهبوا
رحمكم الله وخذوا أسلحتكم وعدتكم وليكن قتالكم بالسيف ولا يأخذ أحد منكم رمحا فإن الرمح
خوان ربما زاغ عن الطعن ولا تأخذوا السهام فإنها منايا منها المخطىء ومنها المصيب والسيف
والحجف عليهما تدور دوائر الحرب واركبوا خيولكم السبق النواجي ولا يركب الرجل منكم
إلا جواده الذي يصبر به وتواعدوا أن الملتقى عند قبر.
Ponpes Mulya Abadi Mulungan Melati Sleman Yogyakarta Indonesia
Ponpes Mulya Abadi Mulungan Melati Sleman Yogyakarta Indonesia
0 komentar:
Posting Komentar