SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

2015/04/10

PS 103: Pembebasan Syam






Nabi Isa (Yesus) AS mengharamkan babi dan arak, atas umatnya. Tokoh Nashrani yang pertama kali menghalalkan babi dan arak, Raja Qusthanthin (Konstantin). Raja Chimsh bernama Harbis, sebagai bawahan Raja Hiraqla tergolong penganut Nashrani, yang menghalalkan babi dan arak. 

Saat tahu bahwa pasukan Muslimiin di bawah komando Abu Ubaidah telah mengepung kotaHarbis ketakutan. Pasukan Harbis sama benci dan marah, karena jatah makan yang hanya sedikit itu, sebagai persediaan makan mereka, selama tiga hari.
Dari pasukan yang banyak sekali itu Harbis memilih 5.000 pasukan berkuda yang dari keturunan Zarawizah (الزراوزة) dan Amaliqah (العمالقة). Dari pasukan berkuda itu, ada 1.000 pasukan utama, yang dibusanai sutra Dibaj, dari kerajaan.

Harbis membuka gudang besar peninggalan kakeknya bernama Jirjis (جرجيس). [1] Beberapa model baju perang, bermacam-macam model topi perang, busur, anak panah panjang, dan peralatan perang lainnya, dibagi-bagikan pada pasukan. Harbis di pertengahan mereka, sibuk menggerakkan perang.
Dia mengatakan, “Raja Hiraqla pasti segera mengirimkan bala bantuan untuk kita.”

Dalam persiapan perhelatan perang akbar itu, Harbis kelihatan sibuk sekali. Dia memanggil sejumlah ulama dan rahib Nashrani untuk berkata, “Persiapkan peperangan ini, dengan penuh perhitungan! Berdoalah agar Al-Masih menolong kita menaklukkan kaum Arab! Sungguh doa kalian pasti makbul, tak mungkin ditolak.”  

Sejumlah pasukan Nashrani memenuhi Gereja Jirjis (جرجيس) yang agung. Di dalam Gereja itu dimainkan musik berjudul ‘perjuangan yang memacu semangat berperang. Tangisan Jemaat Gereja merata, karena musik dan isi lagu ‘merasuk’ ke jiwa. Dengan kalimat kafir, mereka berdoa dengan sepenuh hati, agar mendapat kemenangan. Pemanjatan doa berlangsung hingga hampir pagi.

Di pagi buta itu Harbis memasuki biara untuk dishalati-mati, oleh sejumlah rahib. [2] Itu merupakan upacara sacral, tanda dia akan perang mati-matian.

Dia memasuki istana yang di dalamnya telah tersedia babi panggang, dan arak sepenuh guci, berbahan perak bertabur emas. Babi panggang kesukaannya disantap hingga habis. Orang yang hobi memanjakan perut itu, minum arak hingga mabuk berat. Matanya melotot dan mulutnya mengigau.

Dia mengenakan busana mewah berbahan sutra Dibaj tebal yang telah dipersiapkan. Kepalanya berhelm perang yang diberi pelindung leher dari anyaman besi. Busana luarnya berlapis emas dan lehernya berkalung Salib dari jenis mutiara yang disebut Yaqut (الياقوت). Pedang yang dibawa buatan Hindia. Kuda tinggi besar yang telah dipersiapkan, dinaiki. Agar membawa dia menuju pintu gerbang Rostan.

Sejumlah tokoh agama yang disebut Bathriq, mengelilingi dan mengawal. Semua pintu gerbang kota Chimsh dibuka lebar dan pasukan yang banyaknya bagaikan semut, keluar berduyun-duyun untuk menyerbu pasukan Muslimiin. Sejumlah panji dan Salib berjumlah banyak, tampak mencolok.

Limaribu pasukan Chimsh paling mengerikan, dibawa oleh Batriq Harbis raja mereka. Mereka lah pasukan berani mati yang dibaris oleh Harbis di depan kota. Mereka bertahan mati-matian ketika ribuan pasukan Muslimiin menyerbu dengan ganas.

Gempuran pasukan Muslimiin pada mereka yang bertubi-tubi seakan-akan tidak mempan, karena pertahanan mereka terlalu kuat.
Harbis berteriak keras sekali agar pasukannya menyerbu, hingga pasukan Muslimiin kuwalahan melawan.
Gempuran pasukan Chimsh yang bertubi-tubi mematahkan serangan pasukan Muslimiin. Pasukan Muslimiin terdesak mundur bersamaan dengan amukan pasukan bersenjata tajam mematikan. Cukup banyak pasukan Muslimiin yang luka dan berguguran.

Abu Ubaidah susah saat menyaksikan pasukannya sama mundur ke belakang. Bibirnya meneriakkan, “Hai ahli Al-Qur’an! ayo maju! Semoga Allah memberi kalian Barokah! Inilah Hari-Hari Allah yang sangat penting!.”
Pasukan Muslimiin maju lagi untuk melancarkan serangan ganas. Khalid bin Al-Walid dan sejumlah pasukan dari Bani Makhzum mengamuk dengan pedang dan tombak, hingga pasukan Chimsh yang tewas banyak sekali.   
Sebelum melancarkan serangan atas pasukan ChimshIbnu Masruq perintah agar pasukan berathlil dan bertakbir. Tahlil dan takbir mereka membahana dan serangan mereka menggila, hingga musuh porak poranda. Banyak sekali pasukan Chimsh yang kabur lalu memasuki pintu gerbang kota, meninggalkan teman-teman mereka yang berserakan tewas.

Beberapa saat setelah mengadakan pertemuan, untuk menentukan tindakan, pasukan Chimsh keluar lagi dari pintu gerbang, untuk menyerbu pasukan Muslimiin. Serangan mereka sangat mengerikan, anak panah panjang berjumlah banyak sekali menyambar-nyambar tak henti-henti.

Khalid merasa tertantang. Dia mengibarkan panjinya dan menggerakkan pasukannya dengan teriakan, “Serang mereka! Semoga Allah memberi kalian Barokah! Demi Allah, di sini ada rampasan perang dan rampasan pahala!.”
Pasukan Khalid menyerbu dengan ganas sekali.
Seorang bathriq berbaju perang dan berperisai, menyerang dengan pedang atas Khalid, yang segera menangkis dan membabatkan pedangnya sekuat tenaga. “Tang” Pedang Khalid membentur keras pada helm bathriq, lalu loncat meninggalkan tangkainya yang di genggaman. Sang bathriq menggeser kudanya, untuk mendekat dan menangkap Khalid. Di dalam pelukan, Khalid memeluk jauh lebih erat, hingga mata si bathriq terbelalak dan tulang rusuknya patah, lemas, dan tewas, dengan lidah terjulur.
Khalid mengambil pedang bathriq, untuk ditebaskan ke beberapa arah. Sejumlah perisai ditangkiskan oleh musuhmengeluarkan sinar dan berteriak, “Dar! Tang! Crang! Dang!.”

Pedang Khalid diayun-ayun dan mulutnya berteriak, perintah agar pasukannya menyerbu. Pasukan Khalid bergerak cepat menerjang dan menyerang dengan garang. Sejumlah musuh menghindari tebasan pedangnya yang mematikan. Sejumlah yang lain lari jauh dengan ketakutan, setelah melihat teman-teman mereka tewas.

Beberapa mayat pasukan Chimsh beserakan, ditinggal lari oleh teman-teman mereka.
Khalid berteriak menakutkan, “Akulah pahlawan perkasa bernama Khalid bin Al-Walid, sahabat Rasulillah SAW” Lalu mengamuk bersama pasukannya. Serangan dia dan pasukannya yang menggila, berlangsung hingga matahari bergeser ke tengah langit.

Amukan pasukan Chimsh juga membabi buta, hinggu dua kubu banyak yang terluka dan tewas. Badan yang panas terasa makin panas oleh baju perang yang membungkus, sehingga Khalid keluar dari medan perang, untuk mendinginkan badan. Keringatnya bercucuran.
Pasukan Muslimiin dari Bani Makhzum banyak yang luka, hingga darah yang mengucur dari lengan, membasahi baju perang mereka. Khalid di depan pasukannya, melantunkan syair pemacu semangat:

Sejak hari mengerikan melanda 'seluruh kaum Romawi celaka
Kusaksian perang menggila
Berkali-kali mereka tak berdaya
Berkali-kali kaum Romawi kutinggalkan dalam keadaan nestapa

Abu Ubaidah perintah, “Hai Aba Sulaiman! Mendekatlah pada Tuhanmu! Sungguh kau telah berjihad dengan penuh semangat, untuk Allah.”

Marqal bin Hasyim berteriak, agar pasukannya menyerang. Pasukannya yang terdiri dari Bani Zuhroh menyerang bagian kanan.
Maisarah bin Masruq juga perintah agar pasukannya menyerbu pasukan Chimsh dari arah kiri.
Ikrimah bin Abi Jahl juga perintah pada pasukannya dari Bani Makhzum agar menyerbu. Dalam keadaan yang sangat mendebarkan itu yang dipikir oleh pasukan Muslimiin hanyalah, agar mati syahid atau agar menang. [3]







[1] Jirjis dalam bahasa selain Arab disebut Zarzis atau Georges. Sepertinya Jirjis yang ini bukan nabi AS. Ibnul-Atsir menulis: “Nabi Jirjis AS orang Moushul, hidup pada zaman Raja Dazanah (دازانه).”
[2] Kaum Arab menganggap Gubernur Harbis, raja di bawah Raja Hiraqla.
[3] فتوح الشام (1/ 144)
قال فناداه الأمير أبو عبيدة لله درك يا أبا سليمان لله ربك لقد جاهدت في الله حق جهاده فلما نظر المرقال بن هاشم بن عتبة بن أبي وقاص إلى غفلة الروم صاح في بني زهرة وحملوا في ميمنة الروم وحمل ميسرة بن مسروق العبسي في قومه وحمل عكرمة بن أبي جهل وحوله جمع كثير من بني مخزوم وحمل المسلمون بأجمعهم وقد اطلعوا على الشهادة وأيقنوا بالعناية.   


Mulungan Sleman Yogyakarta Indonesia Ponpes Kutubussittah Mulya Abadi

0 komentar:

Posting Komentar