Nabi Isa (Yesus) AS mengharamkan babi dan arak, atas umatnya. Tokoh Nashrani yang pertama
kali menghalalkan babi dan arak, Raja Qusthanthin (Konstantin). Raja Chimsh bernama Harbis, sebagai bawahan Raja Hiraqla tergolong penganut Nashrani,
yang menghalalkan babi dan arak.
Saat
tahu bahwa pasukan Muslimiin di bawah komando Abu Ubaidah telah mengepung kota, Harbis
ketakutan. Pasukan Harbis sama
benci dan marah, karena jatah makan yang hanya sedikit itu, sebagai persediaan makan mereka, selama tiga hari.
Dari pasukan yang banyak sekali itu
Harbis memilih 5.000 pasukan berkuda yang dari keturunan Zarawizah (الزراوزة) dan Amaliqah (العمالقة).
Dari pasukan berkuda itu, ada
1.000 pasukan utama,
yang dibusanai sutra Dibaj,
dari kerajaan.
Harbis membuka gudang besar peninggalan kakeknya bernama Jirjis
(جرجيس). [1] Beberapa model baju
perang, bermacam-macam model topi perang, busur, anak panah panjang, dan
peralatan perang lainnya, dibagi-bagikan pada pasukan. Harbis di pertengahan
mereka, sibuk menggerakkan perang.
Dia mengatakan, “Raja Hiraqla pasti
segera mengirimkan bala bantuan untuk kita.”
Dalam persiapan perhelatan perang akbar
itu, Harbis kelihatan
sibuk sekali. Dia memanggil sejumlah ulama dan rahib Nashrani untuk berkata,
“Persiapkan peperangan ini,
dengan penuh perhitungan! Berdoalah agar Al-Masih menolong kita menaklukkan
kaum Arab! Sungguh doa kalian pasti makbul, tak mungkin ditolak.”
Sejumlah pasukan Nashrani memenuhi
Gereja Jirjis (جرجيس) yang agung. Di dalam
Gereja itu dimainkan musik berjudul ‘perjuangan’ yang memacu semangat
berperang. Tangisan Jemaat Gereja merata, karena
musik dan isi lagu ‘merasuk’
ke jiwa.
Dengan kalimat kafir, mereka berdoa dengan sepenuh hati, agar mendapat kemenangan. Pemanjatan
doa berlangsung hingga hampir pagi.
Di pagi buta itu Harbis memasuki biara
untuk dishalati-mati, oleh sejumlah rahib. [2] Itu merupakan
upacara sacral, tanda dia akan perang
mati-matian.
Dia memasuki istana yang di dalamnya
telah tersedia babi panggang,
dan arak sepenuh guci, berbahan perak bertabur emas. Babi
panggang kesukaannya disantap
hingga habis. Orang yang hobi memanjakan perut itu, minum arak
hingga mabuk berat. Matanya melotot dan mulutnya
mengigau.
Dia mengenakan busana mewah berbahan sutra Dibaj tebal yang telah dipersiapkan. Kepalanya
berhelm perang yang diberi pelindung leher dari anyaman besi. Busana luarnya berlapis emas dan lehernya berkalung Salib dari jenis
mutiara yang disebut Yaqut (الياقوت).
Pedang yang dibawa buatan Hindia. Kuda tinggi besar yang telah dipersiapkan,
dinaiki. Agar membawa dia menuju
pintu gerbang Rostan.
Sejumlah tokoh agama yang disebut Bathriq, mengelilingi dan
mengawal. Semua pintu gerbang
kota Chimsh dibuka lebar dan pasukan yang banyaknya bagaikan semut, keluar
berduyun-duyun untuk menyerbu pasukan Muslimiin. Sejumlah panji dan Salib
berjumlah banyak, tampak mencolok.
Limaribu pasukan Chimsh paling
mengerikan, dibawa oleh Batriq
Harbis raja mereka. Mereka lah pasukan berani mati yang dibaris oleh Harbis di
depan kota. Mereka bertahan mati-matian ketika ribuan pasukan Muslimiin
menyerbu dengan ganas.
Gempuran pasukan Muslimiin pada mereka
yang bertubi-tubi seakan-akan tidak mempan, karena pertahanan mereka terlalu kuat.
Harbis berteriak keras sekali agar
pasukannya menyerbu,
hingga pasukan Muslimiin kuwalahan melawan.
Gempuran pasukan Chimsh yang
bertubi-tubi mematahkan serangan pasukan Muslimiin. Pasukan Muslimiin terdesak
mundur bersamaan dengan amukan pasukan bersenjata tajam mematikan. Cukup banyak
pasukan Muslimiin yang luka dan berguguran.
Abu Ubaidah susah saat menyaksikan pasukannya sama mundur ke belakang. Bibirnya meneriakkan, “Hai ahli Al-Qur’an! ayo maju! Semoga Allah
memberi kalian Barokah! Inilah Hari-Hari Allah yang sangat
penting!.”
Pasukan Muslimiin maju lagi untuk
melancarkan serangan ganas. Khalid bin Al-Walid dan sejumlah pasukan dari Bani
Makhzum mengamuk dengan pedang dan tombak, hingga
pasukan Chimsh yang tewas
banyak sekali.
Sebelum
melancarkan serangan atas pasukan Chimsh, Ibnu
Masruq perintah agar pasukan berathlil
dan bertakbir. Tahlil dan takbir mereka membahana dan serangan mereka menggila, hingga musuh porak
poranda. Banyak sekali pasukan Chimsh yang kabur lalu memasuki pintu gerbang kota, meninggalkan teman-teman
mereka yang berserakan tewas.
Beberapa saat setelah mengadakan
pertemuan, untuk menentukan
tindakan, pasukan Chimsh keluar lagi dari pintu gerbang, untuk menyerbu pasukan Muslimiin. Serangan
mereka sangat mengerikan,
anak panah panjang berjumlah banyak sekali menyambar-nyambar tak henti-henti.
Khalid merasa tertantang. Dia
mengibarkan panjinya dan menggerakkan pasukannya dengan teriakan, “Serang mereka!
Semoga Allah memberi kalian Barokah! Demi Allah, di sini ada rampasan
perang dan rampasan pahala!.”
Pasukan Khalid menyerbu dengan ganas
sekali.
Seorang bathriq berbaju perang dan
berperisai, menyerang dengan pedang atas
Khalid, yang segera menangkis
dan membabatkan pedangnya sekuat tenaga. “Tang” Pedang Khalid membentur
keras pada helm bathriq, lalu
loncat meninggalkan tangkainya yang di genggaman. Sang bathriq menggeser
kudanya, untuk mendekat dan menangkap
Khalid. Di dalam pelukan, Khalid memeluk jauh lebih erat, hingga mata si bathriq terbelalak
dan tulang rusuknya patah, lemas, dan tewas, dengan lidah terjulur.
Khalid mengambil pedang bathriq, untuk ditebaskan ke
beberapa arah. Sejumlah perisai
ditangkiskan oleh musuh, mengeluarkan sinar dan
berteriak, “Dar! Tang! Crang! Dang!.”
Pedang Khalid diayun-ayun dan mulutnya
berteriak, perintah agar pasukannya menyerbu. Pasukan Khalid bergerak cepat
menerjang dan menyerang dengan garang. Sejumlah musuh menghindari tebasan
pedangnya yang mematikan. Sejumlah yang lain lari
jauh dengan ketakutan, setelah melihat teman-teman mereka tewas.
Beberapa mayat pasukan Chimsh beserakan, ditinggal lari oleh teman-teman
mereka.
Khalid berteriak menakutkan, “Akulah
pahlawan perkasa bernama Khalid bin Al-Walid, sahabat Rasulillah SAW” Lalu mengamuk bersama
pasukannya. Serangan dia
dan pasukannya yang menggila,
berlangsung hingga matahari bergeser ke tengah langit.
Amukan pasukan Chimsh juga membabi buta, hinggu dua kubu
banyak yang terluka dan tewas. Badan yang panas terasa makin panas oleh baju
perang yang membungkus, sehingga Khalid keluar dari medan perang, untuk mendinginkan
badan. Keringatnya bercucuran.
Pasukan Muslimiin dari Bani Makhzum
banyak yang luka, hingga darah yang
mengucur dari lengan,
membasahi baju perang mereka. Khalid di depan pasukannya, melantunkan syair pemacu semangat:
Sejak hari mengerikan melanda 'seluruh kaum Romawi celaka’
Kusaksian perang
menggila
Berkali-kali mereka
tak berdaya
Berkali-kali kaum
Romawi kutinggalkan dalam keadaan nestapa
Abu Ubaidah perintah, “Hai Aba Sulaiman!
Mendekatlah pada Tuhanmu! Sungguh
kau telah berjihad dengan penuh semangat,
untuk Allah.”
Marqal bin Hasyim berteriak, agar pasukannya
menyerang. Pasukannya
yang terdiri dari Bani Zuhroh menyerang bagian kanan.
Maisarah bin Masruq juga perintah agar
pasukannya menyerbu pasukan Chimsh dari arah kiri.
Ikrimah bin Abi Jahl juga perintah pada
pasukannya dari Bani Makhzum agar menyerbu. Dalam keadaan yang sangat
mendebarkan itu yang dipikir oleh pasukan Muslimiin hanyalah, agar mati syahid atau
agar menang. [3]
[1] Jirjis dalam bahasa
selain Arab disebut Zarzis atau Georges. Sepertinya Jirjis yang ini bukan nabi
AS. Ibnul-Atsir menulis: “Nabi Jirjis AS orang Moushul, hidup pada zaman Raja
Dazanah (دازانه).”
قال فناداه الأمير
أبو عبيدة لله درك يا أبا سليمان لله ربك لقد جاهدت في الله حق جهاده فلما نظر المرقال
بن هاشم بن عتبة بن أبي وقاص إلى غفلة الروم صاح في بني زهرة وحملوا في ميمنة الروم
وحمل ميسرة بن مسروق العبسي في قومه وحمل عكرمة بن أبي جهل وحوله جمع كثير من بني مخزوم
وحمل المسلمون بأجمعهم وقد اطلعوا على الشهادة وأيقنوا بالعناية.
Mulungan Sleman Yogyakarta Indonesia Ponpes Kutubussittah Mulya Abadi
Mulungan Sleman Yogyakarta Indonesia Ponpes Kutubussittah Mulya Abadi
0 komentar:
Posting Komentar