Dalam Al-Qur’an, terkadang, “Berkata ‘maksudnya berjanji’.”
Contoh:
1.
Kalimat ‘tuhsyaruun’ (kalian akan dikumpulkan),
dalam Surat Al-Mulk 24. Lengkapnya kalimat, “Katakan! ‘Dia yang membuat kalian
di bumi, dan kalian akan dikumpulkan padaNya’.” [1] Kepastian ini bisa
diketahui berdasarkan kalimat ayat setelahnya, yang artinya, “Namun mereka (justru)
berkata ‘kapan ini janji? Jika kalian telah benar?’.” [2] ‘Wa’ yang biasanya
diartikan ‘dan’, diartikan namun, karena huruf athof yang dilanjutkan
dengan kalimat yang bertentangan dengan maksud baik yang diharapkan.
2.
Dalam Surat Al-Baqarah 70; “Dan sungguh kami, in
syaa Allah niscaya kaum yang mendapatkan bimbingan.” [3]
3.
Dalam Surat Al-Kahfi 69; “Dia berkata ‘kau akan
jumpai saya, in syaa Allah, 1), sebagai orang yang sabar, 2), saya
takkan menentang perintah untuk kau’.” [4]
4.
Dalam Surat Asshoffat 102; “Dia berkata ‘ya
Ayahku, lakukan yang kau diperintah. Kau akan menjumpai saya, in syaa Allah,
tergolong kaum sabar’.” [5]
5.
Dalam Surat Al-Fath 27; “Niscaya Allah sungguh
telah menilai benar pada RasulNya, yakni mimpi tersebut ‘niscaya kalian sungguh
akan masuk Masjidal-Haram, in syaa Allah dalam kondisi aman’.” [6]
[5] {قَالَ
يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ}
[الصافات: 102].
[6] {لَقَدْ
صَدَقَ اللَّهُ رَسُولَهُ الرُّؤْيَا بِالْحَقِّ لَتَدْخُلُنَّ الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ
إِنْ شَاءَ اللَّهُ آمِنِينَ} [الفتح: 27].
0 komentar:
Posting Komentar