SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

2011/03/03

Kerajaan Romawi dan Persia







Heraclius,  raja dari Romawi Timur yang sangat cerdasHanya diapernah kuwalahan menghadapi serangan Raja Barwiz dari PersiaSerangan dalam peperangan akbar tersebut, membuat jantung berdebar, karena banyak darah segar, tumpah, oleh kekejaman perang yang garang. Itu terjadi pada tahun 621 M. Satu tahun sebelum Nabi SAW hijrah ke Madinah. 

Barwis bin Hurmuz mengerahkan pasukan untuk merebut wilayah kekuasaan Heraklius: Syam, Mesir dan Asia Kecil, dan berhasillah akhirnya. Karena dua kerajaan adi-kuasa tersebut sangat berpengaruh di wilayah Arab dan sekitarnya; otomatis perjalanan perang, disimak oleh mereka. Kaum Kafir merasa bahagia sekali, karena raja Persia idola mereka, mengalahkan raja Romawi. 
Pada umat Islam, mereka berkata “Ye, Romawi kalah. Nasib kalian akan sepeti mereka. Suatu saat kalian akan kami kalahkan.” 

Tentu saja umat Islam marah, karena harapan mereka; 'Romawi menang' tak terwujud, ditambah dihina oleh kaum Kafir. Namun tak lama kemudian Allah berfirman:
الم (1) غُلِبَتِ الرُّومُ (2) فِي أَدْنَى الْأَرْضِ وَهُمْ مِنْ بَعْدِ غَلَبِهِمْ سَيَغْلِبُونَ (3) فِي بِضْعِ سِنِينَ لِلَّهِ الْأَمْرُ مِنْ قَبْلُ وَمِنْ بَعْدُ وَيَوْمَئِذٍ يَفْرَحُ الْمُؤْمِنُونَ (4) بِنَصْرِ اللَّهِ يَنْصُرُ مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ (5)  - Alif Laam Miim. (1) Romawi telah dikalahkan. (2) Di lebih dekatnya bumi; namun mereka setelah kalahnya akan mengalahkan. (3) Dalam bidh’i tahun. Milik Allah, segala perkara mulai sejak sebelum itu dan mulai sejak setelah itu. Dan di hari itu orang-orang Iman berbahagia. (4) Karena pertolongan Allah: Dia menolong orang yang Dia kehendaki, dan Dia Maha Mulia Maha penyayang.” (5)

Umat Islam benar-benar senang secara lahir maupun batin, karena Surat yang turun tersebut. Apa lagi dalamnya, dijelaskan:
” وَعْدَ اللَّهِ لَا يُخْلِفُ اللَّهُ وَعْدَهُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ (6) يَعْلَمُونَ ظَاهِرًا مِنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الْآَخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ (7) أَوَلَمْ يَتَفَكَّرُوا فِي أَنْفُسِهِمْ مَا خَلَقَ اللَّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا إِلَّا بِالْحَقِّ وَأَجَلٍ مُسَمًّى وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ بِلِقَاءِ رَبِّهِمْ لَكَافِرُونَ (8) أَوَلَمْ يَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَيَنْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ كَانُوا أَشَدَّ مِنْهُمْ قُوَّةً وَأَثَارُوا الْأَرْضَ وَعَمَرُوهَا أَكْثَرَ مِمَّا عَمَرُوهَا وَجَاءَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَمَا كَانَ اللَّهُ لِيَظْلِمَهُمْ وَلَكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ (9) ثُمَّ كَانَ عَاقِبَةَ الَّذِينَ أَسَاءُوا السُّوأَى أَنْ كَذَّبُوا بِآَيَاتِ اللَّهِ وَكَانُوا بِهَا يَسْتَهْزِئُونَ (10– Ini Janji Allah. Allah takkan menyelisihi Janji-Nya, tetapi sungguh lebih banyaknya manusia tidak tahu. (6) Mereka mengetahui lahiriah dari kehidupan dunia, sementara terhadap akhirat mereka lalai. (7) Apakah mereka tidak berpikir mengenai diri mereka; Allah tidak membuat beberapa langit dan bumi dan yang di antara itu, kecuali dengan tujuan benar dan tempo yang ditentukan. Dan sungguh kebanyakan dari manusia niscaya mengkufuri Bertemu Tuhan Mereka. (8) Apakah mereka belum pernah berjalan-jalan di atas bumi, untuk mengamati bagaimana akibat orang-orang sebelum mereka. Mereka dulu kekuatannya lebih dahsyat dari pada mereka (yang ini), dan lebih membekas di dalam bumi. Dan telah lebih banyak memakmurkannya. Rasul-Rasul mereka juga telah mendatangkan keterangan-keterangan pada mereka. Saat itu bukannya Allah menganiaya mereka; namun mereka sendiri yang telah menganiaya diri mereka. (9) Lalu akibat orang-orang yang telah melakukan kejelekan adalah jelek: karena mereka telah mendustakan ayat-ayat Allah dan menghinanya. (10).”


Raja Persia bernama Barwiz, termasuk orang terkaya sedunia saat itu. Dia memiliki sekitar 3.000 sampai 12.000 istri, dan puluhan ribu pacar, perak 120 juta mitsqal, emas, intan, berlian, dan batu-mulia lainnya yang banyak sekali, tidak bisa dihitung. Karena memang dia pecinta batu mulia. Jumlah gajahnya mencapai 1.000 ekor, kuda yang bagus 50.000 ekor.

Barwiz yang artinya dibuat menang, sangat berbahagia atas kemenangan besar dalam peperangan tersebut. “Apa lagi saat itu, dia bisa merampas pedang kesayangan Raja Hiraqla yang indah dan hebat, untuk melengkapi koleksinya,” tulis beberapa sejarahwan.

Kebahagiaan kaum Kafir Makkah tiba-tiba berubah, oleh Firman Allah di atas. Apalagi saat itu, tokoh orang Islam bernama Abu Bakr As-Shiddiq menyatakan dengan tegas, “Kaum Romawi akhirnya akan menang.”
Tentu saja banyak orang Kafir yang membantah pernyataan tersebut, karena kekuatan kerajaan Kisra, jauh di atas kekuatan kerajaan Romawi, menurut mereka. Walau begitu, yang berani membantah Abu Bakr, hanya tokoh kaum Kafir berperawakan tinggi besar, bernama Umayah bin Khalaf. Perdebatan seru mereka berdua, berakhir dengan taruhan seratus unta, untuk yang benar tebakannya. Saat itu taruhan dan perjudian belum diharamkan, di dalam Islam.

Raja Barwiz memang sangat kejam dan menakutkan. Dia pernah perintah agar Badzan membunuh sejumlah 36 ribu  orang, yang dirantai di dalam sel-sel tahanannya. Namun Badzan menolak dengan tegas. Hal itu mengakibatkan tahanan-tahanan tersebut dendam, dan memusuhi Barwiz. Bahkan orang yang gila harta, tahta, dan wanita ini, perintah agar semua pasukannya yang kabur di saat berperang melawan kaum Romawi ‘dibunuh’. Tentu saja mereka marah hingga memusuhi dia.

Yang pasti bahwa, kebejadan moralnya yang diyakini akan mempermudahkan meraih ambisinya; ternyata justru menjadi jebakan rahasia yang menjerumuskan pada kematian bahkan membawa ke Neraka.

Tahun 622 M, terjadi lagi peperangan sengit antara Romawi dan Persia; orang-orang yang gugur banyak sekali. Peperangan yang berkobar-kobar itu berlangsung lama, seakan tak mengenal lelah, meskipun korbannya yang berjatuhan semakin banyak. Terlalu banyak penderitaan, isakan, jeritan dan tangisan, karena peperangan melanda mereka terlalu lama. Namun banyak juga yang merasa puas, karena telah membunuh para lawannya.

Bulan Juli tahun 626 M, telah muncul dan menyapa; namun mereka tak mempedulikan. Karena disibukkan oleh keinginan membunuh lawan. Itu semua mengingatkan pada kita bahwa orang terbaik sejagad adalah Muhammad SAW, karena Perang Fathu-Makkah yang diperkirakan 'Akan Membuat Banjir Darah' sebagai balas dendam dari kekejaman mereka yang tak terhingga; ternyata justru mendampakkan banjir air mata bahagia, membasahi pipi dan jenggot mereka. Sepertinya kenyataan tersebut di pamerkan oleh Tuhan dalam Al-Qur’an:
إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا لِيَغْفِرَ لَكَ اللَّهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ وَيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكَ وَيَهْدِيَكَ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا – Sungguh Kami telah memberi Kemenangan yang nyata untukmu, sebagai alasan Allah:
1.     Mengampuni dosamu yang telah berlalu dan yang berakhir.
2.     Dan menyempurnakan Nikmat-Nya untukmu.
3.       Dan menunjukkan kau pada Jalan Lurus.”

Di saat menjelaskan Anugrah yang akan diberikan pada Nabi dalam Fathu-Makkah yang bersejarah, Allah menjelaskan, tiga tujuan utamanya, di balik itu. Bahkan Allah menjelaskan satu lagi “وَيَنْصُرَكَ اللَّهُ نَصْرًا عَزِيزًا – Dan sebagai Upaya Allah akan menolong kau, dengan Pertolongan yang Dahsyat.”



Di awal bulan Desember tahun 626 M, Pertolongan datang untuk kaum Romawi. Peperangan meledak dahsyat di daerah Ninawa, tempat kelahiran Nabi Yunus AS. Pasukan Persia yang gugur banyak sekali. Hal tersebut membuat pasukan Romawi makin giat dan semangat berjuang, untuk negerinya. Selama 9 bulan mereka berjuang mati-matian menyerang, hingga kaum Persia berguguran memenuhi medan perang yang sangat luas.

Dipastikan saat itu, bala-tentara malaikat maut berdatangan mencabut ruh manusia besar-besaran. Raja Barwiz lari ketakutan menuju kerajaannya. Selanjutnya kemenangan kaum Romawi makin sempurna, karena panglima perang kerajaan Persia berkhianat, yakni justu membantu raja Romawi. 

Bulan Februari tahun 628 M, bulan yang penuh derita bagi Raja Barwiz. Tidak hanya pasukannya yang diobrak-abrik oleh kaum Romawi, tetapi bahkan dia dibunuh setelah dua matnya dibutakan, oleh putranya bernama Syiruwih.

Kemenangan besar yang diraih membuat Heraclius (Hiraqla) sangat bahagia. Sebagai rasa sukur, dia merencanakan melunasi nadzar, yakni mengamalkan Haji-Masyiyan (Haji-Jalan-Kaki) mulai dari Chimsh (Homs) hinga Baitil-Madis. Hiraqla menjadi raja terbesar sejagad di mata kaum Kafir, setelah menaklukkan Raja Barwiz.

Yang perlu dicatat tentang kemenangan Hiraqla atas Barwiz adalah,لِلَّهِ الْأَمْرُ مِنْ قَبْلُ وَمِنْ بَعْدُ – Milik Allah, segala perkara dari sejak sebelum itu, dan dari sejak setelah itu.

Karena mutlak hanya Allah, yang membuat Hiraqla mampu menaklukkan Barwiz (Abruiz).   

0 komentar:

Posting Komentar