SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

2011/03/20

Jesus AS Berbicara dengan Tengkorak.

Bismillahir Rohmaanir Raahiim
Bismillah Doa Dahsyat

Nama Jesus sebenarnya, Yasyu (يشوع), namun karena kaum Romawi terpengaruh oleh bahasa Yunani dalam penambahan us di belakang namanya, maka menjadi Jesus. Di Indonesia ditulis Yesus. [1] Al-Qur’an menyebut Isa AS, karena berbahasa Arab. 
Jesus yang saat ini disembah manusia, karena dianggap Tuhan atau Putra Tuhan, sebetulnya belum pernah mengaku Tuhan. [2] Yang pertama kali ‘mengajarkan’ Jesus Tuhan atau Putra Tuhan, orang bernama Paulus. Dia tokoh Yahudi yang memimpin memerangi secara besar-besaran pada pengikut Jesus. Itu terjadi 81 tahun setelah Jesus diangkat kelangit. 
Setelah melihat mayat berserakan banyak sekali, Paulus (بولس) stres. Singkat cerita, Paulus pura-pura menjadi pengikut Isa AS, sebagai upaya agar bisa mempelajari Taurat dan Injil. Setelah menguasai Taurat dan Injil selama setahun dari pengikut Isa as, maka dia mencari murid bernama Nastur (نسطور) untuk diajar bahwa Isa adalah Allah. Mungkin Nasthur inilah yang pernah dipilih menjadi wakil Paulus yang bertempat tinggal di Baitil-Maqdis. 

Paulus pergi ke Romawi untuk mengajarkan Al-Lahut wan-Nasut (اللاهوت والناسوت/Paham Tuhan Bersatu dengan Manusia). Namun saat itu ajaran dia belum bisa berkembang di Baitil-Maqdis maupun di Romawi. Dalam ajaran itu dia mengatakan Isa as bukanlah manusia, tetapi Putra Tuhan yang menjadi manusia.
Paulus juga mengangkat murid bernama Mulk yang diajar bahwa, sejak dulu hingga kapanpun Tuhan adalah Jesus.[3] 
Menurut Abu Nuaim dalam kitab Haditsnya bernama Chilyah. [4] 'Kaeb Al-Achbar' berkata, “Pada suatu hari, Isa AS menyusuri Jurang Kiamat.[5] (وادي القيامة) Yang nama lainnya, As-Shokhroh (الصخرة) artinya batu besar. Hari itu Jumat sore badal asar, berarti telah memasuki malam Sabtu.[6] Di dalam perjalanan itu, tiba-tiba beliau menjumpai tengkorak putih telah keropos. Tengkorak itu kepala orang yang telah wafat selama 94 tahun silam.
Isa memandangi tengkorak itu dengan takjub, lalu berdoa ‘ya Rabb, berilah idzin pada tengkorak ini agar:
1.     Berbicara pada saya dengan bahasa orang hidup.
2.     Memberi khabar pada saya 'adzab apa yang dia rasakan? Telah berapa lama dia mati? Apa yang telah dia saksikan? Matinya dulu bagaimana? Dan apa yang dia sembah sewaktu hidupnya ?’."
Tiba-tiba ada seruan dari langit ‘ya Ruh dan Kalimat Allah! [7] Tanyalah padanya! Dia akan menjawab kau!’. 
Isa shalat dua rakaat. [8] Selanjutnya mendekati dan mengulurkan tangannya untuk menyentuh tengkorak. Dia berdoa bismillaahi wabillah (بسم الله وبالله)’. Tiba-tiba tengkorak menjawab ‘tuan telah berdoa dengan Sebaik-Baik Asma dan telah minta pertolongan dengan sebutan itu’. 
Isa berkata ‘ya tengkorak yang telah keropos’.
Dia menjawab ‘(
لبيك وسعديك) ya saya mendengarkan, silahkan bertanya apa yang muncul di dalam hati tuan’.
Isa bertanya ‘kau telah mati selama berapa tahun?’.
Dia menjawab ‘tidak ada jiwa [9] yang menghitung berapa lama hidup, dan tidak ada ruh yang menghitung tahun di dalam kubur’.

Tiba-tiba ada seruan dari langit ‘sungguh dia telah mati sejak 94 tahun yang lalu, tanyalah padanya!’. 
Isa bertanya ‘kau wafat karena apa?’. 
Tengkorak menjawab ‘hari itu saya sedang duduk. Tiba-tiba ada benda seperti anak panah [10] yang menancap perut saya. Rasanya panas seperti terbakar. Gambaran kebingungan saya saat itu, seperti lelaki di dalam kolam renang, tiba-tiba airnya panas. Dia berusaha keluar karena takut mati. Tiba-tiba malaikat maut [11] bersama pasukannya yang berwajah seperti anjing, datang pada saya. Taring mereka ditampakkan, mata mereka melotot merah bagai api menyala. Membawa gada untuk memukuli wajah dan pantat saya. Mereka mencabut ruh dari tubuhku. 
Malaikat maut mengambil dan meletakkan ruhku di atas bara dari Jahannam. Ruhku dibalut dengan kain jelek dari Jahannam. Dan dibawa oleh sejumlah malaikat menuju langit. Namun para malaikat di sana menolak masuk. Mereka menutup pintu-pintu langit agar ruh tidak bisa masuk. 
Tiba-tiba seorang datang untuk menyerukan ‘kembalikanlah ruh jelek ini pada tempatnya!’. 
Isa bertanya pada dia ‘gelap dan sempitnya kubur? Atau adzab Jahannam? Yang lebih berat kau rasakan?’.
Tengkorak menjawab ‘ya Ruhallah, di saat ruh dicabut dari jasad, di matanya tidak ada nur untuk mengetahui gelap dan terang. Di hatinya tak ada akal untuk mengetahui sempit dan luas. Begini saja, tuan akan saya khabari tentang 'Ketika Ruh Saya Dikembalikan' ke jasadnya. Selanjutnya saya dipikul di dalam kubur.
Di dalam kubur itulah, saya didatangi oleh dua malaikat yang tangan masing-masing membawa gada. Mereka mendudukkan lalu memukul saya, sekali. Saat itu saya yakin, bahwa langit tujuh runtuh, menimpa bumi. [12] Mereka memberi saya lembaran, dan perintah ‘tulislah semua yang pernah kamu amalkan!’. 
Saya mencatat semua yang pernah saya amalkan, hingga selesai. Mereka membukakan pintu menuju Jahannam untuk saya. Tiba-tiba api yang datang memenuhi kubur saya. Ular-ular berwajah bagaikan serigala, berdatangan. Lehernya bagaikan unta Bukhti. [13] Mereka mengigiti daging dan meremukkan tulang saya. Ada malaikat raksasa yang memasuki kubur saya, membawa gada besar yang di ujungnya ada ular Tsuban. (ثعبان)[14] Tidak bisa dijelaskan besarnya. Di sebelah bawahnya, beberapa kalajengking hitam, sebesar keledai (البغال) mengerikan. Lobang paku 360 biji pada gada sangat besar itu, menyemburkan 360 macam api yang berbeda dengan lainnya. 
Sejumlah malaikat memukul saya dengan gada itu. Api-apinya menyala membakar jasad saya. Ular besar dan kalajengking mendekati saya. Tiba-tiba ada yang menyeru ‘bawalah jiwa jelek itu kemari!’.
Sejumlah malaikat yang warnanya tidak diketahui, bertaring besar seperti tanduk, bermata bagaikan kilat, berjari besar seperti tanduk, menarik dan membawa saya, menuju seoang malaikat yang duduk di atas kursi. Yang perintah ‘bawalah jiwa jelek ini! Menuju Jahannam! Sebagai tempatnya.
1.     Saya segera dibawa oleh para malaikat menuju awal neraka Jahannam. Ternyata pintu itu lobang sempit penuh angin besar. Di sana saya dikejutkan oleh suara-suara guruh dan sambaran-sambaran petir, serta semburan api dahsyat. Api itu ternyata tidak hanya seperti api tuan, berwarna hitam kelam yang panasnya 60 x panasnya api tuan.
2.     Selanjutnya saya dibawa untuk dimasukkan ke pintu kedua. Ternyata api yang berada di dalamnya yang panasnya 60 x lipat itu, membakar api yang berada di luar, yang telah saya tinggalkan.
3.     Selanjutnya saya dibawa masuk ke pintu ketiga. Ternyata di dalamnya ada api yang 60 x jauh lebih panas, daripada api yang di pintu luar pertama dan kedua, yang telah saya tinggalkan. Api itu memakan bebatuan dan api dari luar pintu, yang bisa diraih.
4.     Lalu saya dimasukkan ke dalam pintu keempat, yang di dalamnya ada api melahap api luar pintu. Panasnya 60 x lipat daripada api semua sebelumnya. Ternyata ada pohon besar yang menggugurkan batu-batu hitam terbalut api. Yang lebih mengerikan, sejumlah kaum dipaksa agar makan batu-batuan itu. Saya bertanya ‘siapakah mereka ini?’. Ada yang menjawab ‘mereka kaum yang suka makan [15] harta-harta orang lain, dengan aniaya. [16] Dan menimbulkan permusuhan'. [17]
5.     Selanjutnya saya dibawa menuju pintu kelima. Di sana ada api dan kegelapan. Ternyata api di dalamnya 60 x lebih panas daripada seluruh api sebelumnya. Ada pohon yang membuat saya ngeri, buah-buahnya bagaikan kepala syaitan. Banyak sekali cacing hitam sepanjang 100 hasta. Selain itu ada sejumlah pria dipaksa agar makan cacing-cacing besar itu. Saya bertanya ‘apa ini?’. Ada yang menjawab ‘inilah pohon Zaqqum’. Saya bertanya ‘siapakah mereka itu?’. Sejumlah malaikat menjawab ‘mereka orang yang suka makan riba'. [18]
6.     Selanjutnya saya dibawa menuju ke pintu keenam. Ternyata apinya jauh lebih panas dan lebih gelap 60 x daripada semua sebelumnya. Yang membuat saya ngeri lagi, sumur-sumur yang dalamnya tidak bisa diperkirakan. Dan ternyata jauh di dalamnya ada kaum yang wajah mereka [19] membusuk, mengeluarkan nanah, yang baunya menjijikkan. Kalau nanah itu diteteskan ke bumi, niscaya seluruh bumi dipenuhi baunya yang tidak sedap. Ada lagi yang membuat saya tersiksa, angin yang dinginnya bisa menghapus panasnya api. Saya bertanya ‘apa ini?’. Beberapa malaikat menjawab ‘Zamharir’. Saya bertanya ‘siapa kaum yang wajah mereka membusuk itu?’. Mereka menjawab ‘para pezina'. [20] Lalu saya didatangkan pada malaikat berbentuk lelaki ‘duduk’ di atas kursinya, di pertengahan api. Dia dikelilingi para malaikat yang membawa gada api membara. Sang malaikat bertanya ‘apa yang disembah oleh ini dahulu ?’. Beberapa malaikat menjawab ‘dia dulu menyembah sapi, bukan Allah’. Dia perintah ‘bawalah dia menuju teman-temannya!’. Nabi Isa AS menyela ‘bagaimana kamu dulu menyebah sapi?’. Tengkorak menjawab ‘kami dulu menyembah dengan cara ‘bersujud dan memberikan sesaji’ Chimash (الحمَّص/Kacang) dan madu yang disaring’. Isa AS bertanya ‘dulu nabimu bernama siapa?’. Tengkorak menjawab ‘Ilyas AS’, lalu melanjutkan ceritanya:
7.     ‘Lalu mereka membawa saya menuju pintu ketujuh. Saya terkejut saat melihat 300 tembok membara memagari 300 perumahan membara. Tiap perumahan berisi 300 rumah membara. Di dalam semua rumah terdapat alat-alat siksa berjumlah 300, semuanya berbeda jenisnya. Yang pasti ada sejumlah ular, kalajengking dan Afai (الأفاعي/jenis ular besar). Saya dimasukkan kedalam sumur itu, dan dibakar dalam keadaan dibelenggu, bersama sahabat-sahabat saya. Sejumlah ular Afai (الأفاعي) menyerbu perut kami. Sejumlah ular lainnya menggigiti kami. Sejumlah malaikat memukul kami dengan gada. Sejak 94 tahun yang lalu, siksaan untuk kami tidak pernah diringankan sekejap matapun. Hanya setiap hari Jumat dan Kamis Allah Taala meringankan siksaan untuk kami. Akhirnya kami tahu hari Jumat dan Kamis karena keringanan yang rutin itu. 

Di saat kami sedang menikmati keringanan siksaaan, ada seruan yang sampai pada saya ‘keluarkanlah jiwa jelek ini menuju tengkoraknya (
جمجمتها)! Yang tergolek di jurang Kiamat! Karena Ruchullah [21] telah memberi syafaat padanya'. 
Saya dikeluarkan menuju kemari. Saya mohon pada tuan Ruch dan Kalimat Allah.[22] Agar  berdoa 'agar Tuhan tuan memberi ampunan pada saya, dan agar memberi syafaat pada tuan mengenai diri saya'. 
Isa AS melakukan shalat dua rakaat lalu berdoa pada Tuhannya ‘ya Tuhan dan Khaliq hamba (يا إلهي وخالقي), utuslah jiwa jelek ini pada hamba’.
Tengkorak itu bersama Nabi Isa AS, karena diutus oleh Allah. Hingga Isa AS diangkat ke langit, dan Allah menggenggam lagi pada tengkorak itu.” 

Seorang Ustadz menegur "Jumjumah adalah kerangka manusia." 
Saya menjawab "Kerangka adalah haikal; sedangkan jumjumah adalahtengkorak."  
Ustadz lain nyeletuk, "Mbok yang dibahas keimanan." 
Saya menjawab "Akhi, ini termasuk pembahasan iman pada malaikat, Nabi Isa AS dan hari akhir."


[1] Sebelum ejaan baru di indonesia juga ditulis Jesus.

[2] Karena umatnya banyak yang menyembah padanya maka di hari kebangkitan nanti dia akan sangat ketakutan pada Tuhan. Apa lagi setelah Tuhan bertanya padanya “Betulkah kamu dulu pernah berkata pada manusia ‘sembahlah saya dan ibu saya sebagai dua Tuhan selain Allah?’.” Abu Rauq berkata “Saat dia mendengar pertanyaan ini, seluruh sendi tulangnya gemetar; seluruh pori-pori tempat tumbuhnya bulu mengucurkan darah. Selanjutnya menjawab Allah azza wajalla ‘Maha Suci Tuhan, hamba tidak berhak mengatakan yang bukan hak hamba. Jika hamba pernah mengucapkannya pasti Tuhan telah mengetahuinya. Tuhan tahu yang di dalam hati hamba; sementara hamba tidak tahu yang di dalam dzat Tuhan. Sungguh Tuhanlah yang maha Tahu barang-barang ghoib’.”  
[3] Tafsir Al-Qurthubi 6/24 Maktabatus-Syamilah.
[4] Kitab ini sangat digemari kaum Shufi.
[5] Jurang itu bisa juga disebut Jurang Golgota yang artinya tengkorak. Di atas jurang itu adalah gunung Golgota, wallaahu a’lam.
[6] Ada yang meriwayatkan tanggal 27 Ramadhon.
[7] Dua nama kehormatan Isa as.
[8] Diperkirakan yang dibaca surat Tabarok.
[9] Yang menghitung berapa lama hidup adalah akal.
[10] Mungkin memang anak panah yang menancap dari seorang yang tak diketahui, wallaahu a’lam.
[11] Ibnu Chajar Al-Asqalani mengutip ucapan Ibnu Umar “Malaikat maut pernah berdoa ‘ya Rabbi, sunggsuh hamba Tuhan bernama Ibrahim menggerutu belum mau mati’. Allah berfirman ‘katakan padanya fans yang lama tak bertemu pada yang diidolakan pasti rindu!’. Setelah jawaban Allah disampaikan pada Ibrahim, dijawab ‘betul ya Tuhanku, saya rindu ingin segera bertemu Tuhan’. Tak lama kemudian malaikat maut memberi parhum; dan Ibrahim menghirupnya hingga akhirnya wafat.”
Di halaman yang berbeda Ibnu Chajar Al-Asqalani mengutib nukilan Qurthubi “Yang akan menyembelih maut di jembatan anatara surga dan neraka nanti adalah Nabi Yahya atau jibril as di hadapan Nabi Muhammad saw.”
Syamsud-Din menulis dalam syarach Bukhari “Malaikat maut memberi minum paada Nabi Nuh as yang sedang ketakutan. Setelah Nuh selesai minum, wafat.”
[12] Mungkin karena gadanya terlalu besar dan berat.
[13] Jenis unta berleher panjang.
[14] Jenis ular yang sangat besar lagi panjang.
[15] Atau mengambil.
[16] Curang termasuk di sini.
[17] Jahat termasuk di sini.
[18] Memang cepat kaya dan pekerjaannya juga enak, tapi dampaknya mengerikan.
[19] Mungkin karena dosa dari memamerkan kecantikan atau ketampanan mereka waktu di dunia. Dan kemaluan mereka tentunya jauh lebih busuk.
[20] Mungkin rasanya nikmat, tapi dampaknya mengerikan.
[21] Nama lain Nabi Isa as.
[22] Dua nama lain Nabi Isa as.

5 komentar:

  1. Tolong dicek:
    Pada no 6, baris 1 tertulis: ....menuju ke langit keenam.... disini yang dimaksud memang langit ataukah pintu --> tolong di cermati ulang.

    Masih no baris ke 11, tertulis Mereka menjab.... apakah yang manjwab --> tolong di cermati ulang.

    AJKK, Syamsul A. Siradz (Pogong)

    BalasHapus
  2. yang benar pintu keenam.
    Yang menjawab para malaikat lainnya. AJKK

    BalasHapus
  3. Bagaimana bisa percaya kalau "Legenda" ditanggapi dengan "Legenda"

    BalasHapus
  4. Yang pasti ada rujukannya: حلية الأولياء وطبقات الأصفياء (6/ 10)

    BalasHapus
  5. masyaalloh, cerita yang betul2 menarik dan asyik untuk disimak serta diambil untuk diambil manfaatnya agar tidak terjerat dalam dosa dan dosa

    BalasHapus