SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

2011/03/03

Iman Antarkan ke Surga



Iman Antarkan ke Surga



"Salah" anggapan 'asal berbuat baik' maka dia akan masuk surga.
Seorang yang selalu memuliakan tamu, sering bersedekah, selalu tersenyum, dan membantu saudara yang tertimpa musibah, 'tidak akan masuk surga' kalau tidak menyembah Allah. Sebaliknya, orang yang banyak berbuat kejelekan tapi memiliki iman, maka dia akan masuk surga, walaupun mungkin 'dia akan masuk' terlebih dahulu, di neraka. Untuk mencuci dosa-dosanya. Hadits berikut memperjelas keterangan ini:
Abu Sa’id berkata, “Kami pernah berkata, ‘Ya Rasulallah, bukankah di hari kiamat nanti kita akan melihat Tuhan kita?’
Nabi bersabda, ‘Apakah kalian merasa kesulitan 'melihat matahari dan bulan' ketika terang benderang?’
‘Tidak.’
‘Seperti itulah keadaan pada hari kiamat. Kalian tidak akan kesulitan melihat Tuhan.’
Lalu Nabi SAW bersabda lagi, ‘Akan ada penyeru yang menyeru, agar semua kaum datang menuju yang dulu menjadi sesembahan mereka!’ Para penyembah Salib, bergerak bersama Salib mereka. Para penyembah Berhala bergerak bersama Berhala mereka.
Semua penyembah, bergerak mengikuti yang mereka sembah. 
Yang tersisa hanya kaum Penyembah Allah yang baik maupun yang jelek, dan sisa-sisa ahli kitab.
Jahanam akan didatangkan seperti fatamorgana. 
Umat Yahudi ditanya, ‘Apa yang dulu kalian sembah?’ 
Mereka menjawab, ‘Kami dulu menyembah Uzair Putra Allah’.
‘Kalian bohong! Allah tidaklah beristri maupun berputra. Lalu apa yang kalian inginkan?’
‘Kami ingin Tuhan memberi kami minum.’
‘Minumlah!’
Sontak mereka berguguran ke Neraka Jahanam (yang dikira lautan bening).
Giliran umat Nasrani, ditanya, ‘Apa yang dulu kalian sembah?’
‘Kami dulu menyembah Al-Masih Putra Allah.’
‘Kalian bohong! Allah tak beristri dan tak berputra. Lalu apa yang kalian inginkan?’
‘Kami ingin Tuhan memberi kami minum.’
‘Minumlah!’
Mereka langsung berguguran (ke Neraka Jahanam, yang dikira lautan bening). Hanya tersisa kaum, yang dulu menyembah Allah, yang baik maupun yang jelek.
‘Apa yang membuat kalian masih di sini? Padahal orang-orang sudah pergi?’
‘Kami tidak mengikuti mereka, karena sejak dulu, kami tidak segolongan dengan mereka. Hari ini kami membutuhkan Allah. Kami telah mendengar penyeru menyerukan, ‘Semua kaum agar bergabung pada yang dulu disembah! Kami  menunggu Tuhan kami.’
Al-Jabbar (Allah Maha Pemaksa) datang pada mereka, ‘Aku Tuhan kalian.’ 
Mereka berkata ‘Engkau Tuhan kami.’ 
Orang-orang iman sudah tahu bahwa yang mengajak berbicara pada mereka, Allah. Tapi Allah ingin meyakinkan mereka dengan berfirman, ‘Apakah Tuhan kalian bertanda yang kalian kenali?’ 
Mereka berkata, ‘Betis.’ 
Allah menyingsingkan Betis-Nya. Semua orang iman, langsung bersujud pada-Nya.
Namun, kaum yang dulunya bersujud dengan riya’ (pamer supaya dilihat) dan sum’ah (pamer supaya didengar) tidak ikut bersujud. Mereka berusaha bersujud namun punggung mereka kembali tegak lagi, bagaikan papan. 

Sebuah Jembatan didatangkan untuk dipasang di antara dua punggung Jahanam.
Kami bertanya, ‘Ya Rasulallah, jembatan apa itu?’ 
Nabi SAW bersabda, ‘Licin menggelincirkan.’ Di jembatan tersebut ada beberapa penyambar, pengait, dan Khasakah (dalam bahasa Jawa semacam ri kemarung atau ri pring ori) yang panjang dan lebar. Pengaitnya bermata tajam lumayan besar. Di kota Najed, duri seperti itu disebut duri Sa’dan.
Sebagian kaum iman berjalan di atas jembatan tersebut, dengan cepat, bagaikan kedipan mata. Sebagian bagaikan kilat. Sebagian bagaikan angin menyambar. Sebagian bagaikan kuda. Sebagian selamat tak terkena sambaran pengait. Sebagian selamat, tapi tergores pengait. Sebagian selamat tapi lalu terlempar ke Neraka Jahanam. Sebagian harus ditarik dengan paksa.
Di hari itu, bukan cuma kamu yang minta pada Allah, agar mereka diselamatkan. Tapi banyak juga yang iba, ingin menyelamatkan saudara-saudara.
Mereka berkata, ‘Wahai Tuhan kami, saudara-saudara kami dulu shalat, berpuasa, dan beramal bersama kami.’ 
Allah Ta’ala berfirman, ‘Pergilah segera! Keluarkanlah (dari Neraka)! Orang yang di dalam hatinya ada keimanan seberat/sebesar 1 dinar'.
Allah mengharamkan api neraka membakar wajah mereka.
Mereka mendatangi saudara-saudara mereka di neraka. Saat itu, ada yang telah terbenam hingga telapak kaki, di neraka. Ada juga yang tenggelam hingga pertengahan dua betis. Kaum iman mengeluarkan saudara-saudara yang mereka kenali di dalam neraka. Lalu kembali lagi menghadap Allah.
Allah berfirman, ‘Berangkatlah! Keluarkanlan orang yang dalam hatinya ada keimanan seberat dzarrah (semacam biji sawi)!’. 
Mereka mengeluarkan saudara-saudara mereka dari neraka.”
Abu Sa’id berkata, “Kalau kalian tidak mempercayai saya, maka bacalah ‘إِنَّ اللَّهَ لاَ يَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ وَإِنْ تَكُ  حَسَنَةً يُضَاعِفْهَا–Allah takkan melupakan sebobot dzarrah pun. Jika berupa kebaikan, Dia akan melipatkannya’. [Qs An-Nisa’ 40]. 

Para nabi, para malaikat, dan kaum iman, memberi syafa’at (pertolongan lewat Allah), pada kaum iman yang ada di dalam neraka.
Hinggga Al-Jabbar berfirman, ‘Kekuatan yang belum dipergunakan tinggal Syafa’at-Ku.’ 
Allah menggenggam dari neraka 'satu genggaman' untuk mengeluarkan kaum yang benar-benar telah hangus. Mereka diletakkan di sungai Air Kehidupan, yang berada di mulut-mulut surga. Lalu mereka tumbuh di dua pinggirannya, bagai biji-bijian yang tumbuh di dalam sampah banjir (banjir membawa unsur hara yang tinggi, sehingga biji-bijian akan tumbuh dengan sangat subur, di dalam bekas banjir).
Kalian pasti pernah menyaksikan hal tersebut, di sisi batu besar di sisi sebuah pohon. Tumbuhan yang condong ke arah matahari menjadi hijau, sedangkan bagian yang condong ke arah teduh 'memutih'.
Mereka keluar dari kawasan tersebut, dalam keadaan indah, mirip sekali 'mutiara'. 
Ada cap-cap di pundak-pundak mereka. Akhirnya mereka masuk surga. 

Saat itu, para penghuni surga berkata, ‘Mereka ini kaum yang dibebaskan oleh Allah. Allah telah memasukkan mereka ke surga, dengan tanpa amalan maupun kebaikan. 
Dilontarkan perkatan, ‘Apa yang telah kalian saksikan dan yang semisal itu (berupa pekarangan dan seisinya) adalah hak milik kalian’.” 

(HR Bukhori)


Rujukan:
صحيح البخاري (9/ 129)
7439 - حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ، حَدَّثَنَا اللَّيْثُ بْنُ سَعْدٍ، عَنْ خَالِدِ بْنِ يَزِيدَ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي هِلاَلٍ، عَنْ زَيْدٍ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الخُدْرِيِّ، قَالَ: قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ هَلْ نَرَى رَبَّنَا يَوْمَ القِيَامَةِ؟ قَالَ: «هَلْ تُضَارُونَ فِي رُؤْيَةِ الشَّمْسِ وَالقَمَرِ إِذَا كَانَتْ صَحْوًا؟» ، قُلْنَا: لاَ، قَالَ: «فَإِنَّكُمْ لاَ تُضَارُونَ فِي رُؤْيَةِ رَبِّكُمْ يَوْمَئِذٍ، إِلَّا كَمَا تُضَارُونَ فِي رُؤْيَتِهِمَا» ثُمَّ قَالَ: " يُنَادِي مُنَادٍ: لِيَذْهَبْ كُلُّ قَوْمٍ إِلَى مَا كَانُوا يَعْبُدُونَ، فَيَذْهَبُ أَصْحَابُ الصَّلِيبِ مَعَ صَلِيبِهِمْ، وَأَصْحَابُ الأَوْثَانِ مَعَ أَوْثَانِهِمْ، وَأَصْحَابُ كُلِّ آلِهَةٍ مَعَ آلِهَتِهِمْ، حَتَّى يَبْقَى مَنْ كَانَ يَعْبُدُ اللَّهَ، مِنْ بَرٍّ أَوْ فَاجِرٍ، وَغُبَّرَاتٌ مِنْ أَهْلِ الكِتَابِ، ثُمَّ يُؤْتَى بِجَهَنَّمَ تُعْرَضُ كَأَنَّهَا سَرَابٌ، فَيُقَالُ لِلْيَهُودِ: مَا كُنْتُمْ تَعْبُدُونَ؟ قَالُوا: كُنَّا نَعْبُدُ عُزَيْرَ ابْنَ اللَّهِ، فَيُقَالُ: كَذَبْتُمْ ، لَمْ يَكُنْ لِلَّهِ صَاحِبَةٌ وَلاَ وَلَدٌ، فَمَا تُرِيدُونَ؟ قَالُوا: نُرِيدُ أَنْ تَسْقِيَنَا، فَيُقَالُ: اشْرَبُوا، فَيَتَسَاقَطُونَ فِي جَهَنَّمَ، ثُمَّ يُقَالُ لِلنَّصَارَى: مَا كُنْتُمْ تَعْبُدُونَ؟ فَيَقُولُونَ: كُنَّا نَعْبُدُ المَسِيحَ ابْنَ اللَّهِ، فَيُقَالُ: كَذَبْتُمْ، لَمْ يَكُنْ لِلَّهِ صَاحِبَةٌ، وَلاَ وَلَدٌ، فَمَا تُرِيدُونَ؟ فَيَقُولُونَ: نُرِيدُ أَنْ تَسْقِيَنَا، فَيُقَالُ: اشْرَبُوا فَيَتَسَاقَطُونَ فِي جَهَنَّمَ، حَتَّى يَبْقَى مَنْ كَانَ يَعْبُدُ اللَّهَ مِنْ بَرٍّ أَوْ فَاجِرٍ، فَيُقَالُ لَهُمْ: مَا يَحْبِسُكُمْ وَقَدْ ذَهَبَ النَّاسُ؟ فَيَقُولُونَ: فَارَقْنَاهُمْ، وَنَحْنُ أَحْوَجُ مِنَّا إِلَيْهِ اليَوْمَ، وَإِنَّا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي: لِيَلْحَقْ كُلُّ قَوْمٍ بِمَا كَانُوا يَعْبُدُونَ، وَإِنَّمَا نَنْتَظِرُ رَبَّنَا، قَالَ: فَيَأْتِيهِمُ الجَبَّارُ فِي صُورَةٍ غَيْرِ صُورَتِهِ الَّتِي رَأَوْهُ فِيهَا أَوَّلَ مَرَّةٍ، فَيَقُولُ: أَنَا رَبُّكُمْ، فَيَقُولُونَ: أَنْتَ رَبُّنَا، فَلاَ يُكَلِّمُهُ إِلَّا الأَنْبِيَاءُ، فَيَقُولُ: هَلْ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُ آيَةٌ تَعْرِفُونَهُ؟ فَيَقُولُونَ: السَّاقُ، فَيَكْشِفُ عَنْ سَاقِهِ، فَيَسْجُدُ لَهُ كُلُّ مُؤْمِنٍ، وَيَبْقَى مَنْ كَانَ يَسْجُدُ لِلَّهِ رِيَاءً وَسُمْعَةً، فَيَذْهَبُ كَيْمَا يَسْجُدَ، فَيَعُودُ ظَهْرُهُ طَبَقًا وَاحِدًا، ثُمَّ يُؤْتَى بِالْجَسْرِ فَيُجْعَلُ بَيْنَ ظَهْرَيْ جَهَنَّمَ "، قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَمَا الجَسْرُ؟ قَالَ: " مَدْحَضَةٌ مَزِلَّةٌ، عَلَيْهِ خَطَاطِيفُ وَكَلاَلِيبُ، وَحَسَكَةٌ مُفَلْطَحَةٌ لَهَا شَوْكَةٌ عُقَيْفَاءُ، تَكُونُ بِنَجْدٍ، يُقَالُ لَهَا: السَّعْدَانُ، المُؤْمِنُ عَلَيْهَا كَالطَّرْفِ وَكَالْبَرْقِ وَكَالرِّيحِ، وَكَأَجَاوِيدِ الخَيْلِ وَالرِّكَابِ، فَنَاجٍ مُسَلَّمٌ، وَنَاجٍ مَخْدُوشٌ، وَمَكْدُوسٌ فِي نَارِ جَهَنَّمَ، حَتَّى يَمُرَّ آخِرُهُمْ يُسْحَبُ سَحْبًا، فَمَا أَنْتُمْ بِأَشَدَّ لِي مُنَاشَدَةً فِي الحَقِّ، قَدْ تَبَيَّنَ لَكُمْ مِنَ المُؤْمِنِ يَوْمَئِذٍ لِلْجَبَّارِ، وَإِذَا رَأَوْا أَنَّهُمْ قَدْ نَجَوْا، فِي إِخْوَانِهِمْ، يَقُولُونَ: رَبَّنَا إِخْوَانُنَا، كَانُوا يُصَلُّونَ مَعَنَا، وَيَصُومُونَ مَعَنَا، وَيَعْمَلُونَ مَعَنَا، فَيَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى: اذْهَبُوا، فَمَنْ وَجَدْتُمْ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالَ دِينَارٍ مِنْ إِيمَانٍ فَأَخْرِجُوهُ، وَيُحَرِّمُ اللَّهُ صُوَرَهُمْ عَلَى النَّارِ، فَيَأْتُونَهُمْ وَبَعْضُهُمْ قَدْ غَابَ فِي النَّارِ إِلَى قَدَمِهِ، وَإِلَى أَنْصَافِ سَاقَيْهِ، فَيُخْرِجُونَ مَنْ عَرَفُوا، ثُمَّ يَعُودُونَ، فَيَقُولُ: اذْهَبُوا فَمَنْ وَجَدْتُمْ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالَ نِصْفِ دِينَارٍ فَأَخْرِجُوهُ، فَيُخْرِجُونَ مَنْ عَرَفُوا، ثُمَّ يَعُودُونَ، فَيَقُولُ: اذْهَبُوا فَمَنْ وَجَدْتُمْ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ مِنْ إِيمَانٍ فَأَخْرِجُوهُ، فَيُخْرِجُونَ مَنْ عَرَفُوا " قَالَ أَبُو سَعِيدٍ: فَإِنْ لَمْ تُصَدِّقُونِي فَاقْرَءُوا: {إِنَّ اللَّهَ لاَ يَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ وَإِنْ تَكُ حَسَنَةً يُضَاعِفْهَا} [النساء: 40] ، " فَيَشْفَعُ النَّبِيُّونَ وَالمَلاَئِكَةُ وَالمُؤْمِنُونَ، فَيَقُولُ الجَبَّارُ: بَقِيَتْ شَفَاعَتِي، فَيَقْبِضُ قَبْضَةً مِنَ النَّارِ، فَيُخْرِجُ أَقْوَامًا قَدْ امْتُحِشُوا، فَيُلْقَوْنَ فِي نَهَرٍ بِأَفْوَاهِ الجَنَّةِ، يُقَالُ لَهُ: مَاءُ الحَيَاةِ، فَيَنْبُتُونَ فِي حَافَتَيْهِ كَمَا تَنْبُتُ الحِبَّةُ فِي حَمِيلِ السَّيْلِ، قَدْ رَأَيْتُمُوهَا إِلَى جَانِبِ الصَّخْرَةِ، وَإِلَى جَانِبِ الشَّجَرَةِ، فَمَا كَانَ إِلَى الشَّمْسِ مِنْهَا كَانَ أَخْضَرَ، وَمَا كَانَ مِنْهَا إِلَى الظِّلِّ كَانَ أَبْيَضَ، فَيَخْرُجُونَ كَأَنَّهُمُ اللُّؤْلُؤُ، فَيُجْعَلُ فِي رِقَابِهِمُ الخَوَاتِيمُ، فَيَدْخُلُونَ الجَنَّةَ، فَيَقُولُ أَهْلُ الجَنَّةِ: هَؤُلاَءِ عُتَقَاءُ الرَّحْمَنِ، أَدْخَلَهُمُ الجَنَّةَ بِغَيْرِ عَمَلٍ عَمِلُوهُ، وَلاَ خَيْرٍ قَدَّمُوهُ، فَيُقَالُ لَهُمْ: لَكُمْ مَا رَأَيْتُمْ وَمِثْلَهُ مَعَهُ "
__________

[تعليق مصطفى البغا]
7001 (6/2706) -[ش أخرجه مسلم في الإيمان باب معرفة طريق الرؤية رقم 183
(ما يحبسكم) ما يمنعكم من الذهاب ويقعدكم عنه. (الجبار) الله سبحانه وتعالى والجبار العالي العظيم الذي لا يقهره أحد ويقهر كل من عداه

(آية) علامة. (مدحضة) من دحضت رجله إذا زلقت ومالت. (مزلة) موضع تزلق فيه الأقدام. (خطاطيف) جمع خطاف وهو حديدة معوجة يختطف بها الشيء. وفي معناها (الكلاليب) فهي جمع كلوب وهو حديدة معطوفة الرأس يعلق عليها اللحم وقيل هي ما يتناول به الحداد الحديد من النار. (حسكة) شوكة صلبة. (مفلطحة) عريضة. (عقيفة) منعطفة معوجة وفي نسخة (عقيفاء) . (بنجد) مكان مرتفع. (مخدوش) مخموش ممزوق. (مكدوس) مصروع أو مدفوع مطرود. (بأشد) بأكثر. (مناشدة. .) مطالبة في حق ظهر لكم في الدنيا. (من المؤمن. .) من طلب المؤمنين من الله في الآخرة. (في إخوانهم) في شأن نجاة إخوانهم من النار وفي نسخة (وبقي إخوانهم) . (مثقال) وزن. (صورهم) معالم خلقتهم فلا تغيرها النار. (ذرة) مثل للقلة في الوزن وقيل غير ذلك. (امتشحوا) من المحش وهو احتراق الجلد وظهور العظم. (حميل السيل) ما يحمله ويجئ به السيل من طين ونحوه فإنه إذا جاءت فيه حبة واستقرت على شط مجرى السيل نبتت في يوم وليلة فشبه بها سرعة عود أبدانهم وأجسامهم إليهم بعد إحراق النار لها].



0 komentar:

Posting Komentar