Pada pasukan elit, Khalid perintah, “Saya ingin kalian menyerang mereka! Yang sedang merindukan Wardan dan pasukan elitnya!.”
Pasukan elit Khalid pemotong kepala Wardan Musuh Allah, begerak cepat menuju lautan lawan.
Khalid menyeru, “Hai Musuh Allah!! Ini kepala Wardan pimpinan
kalian! Akulah Khalid bin Al-Walid sahabat Rasulillah SAW!.”
Khalid melemparkan kepala Wardan, dan menyerang. Diikuti oleh
sejumlah pasukan.
Di tempat lain, Abu Ubaidah bergegas melancarkan serangan dan
berkata, “Hai ahli Al-Qur’an pelindung agama! Dan pahlawan Muslimiin! Ayo
serang!.”
Pasukan Romawi terkejut, ketika melihat kepala Wardan berlumuran
darah, jatuh di pertengahan mereka. Mereka berlari ketakutan bagai kuda, takut
singa. Atau bagai ombak terhempas jauh ke daratan. Hal itulah yang mempermudah
pasukan Muslimiin membunuh mereka dari belakang. Sejak setelah sholat subuh
hingga maghrib, pedang, tombak, dan panah Muslimiin, menghabisi mereka yang
berjumlah sangat banyak.
Amir bin Thufail yang saat itu mengikuti peperangan tersebut,
sebagai pasukan Abu Ubaidah berkata, “Kami mengejar pasukan Romawi sampai ke
jalan Ghuzah. Tiba-tiba datang pasukan berkuda yang kami kira bala-bantuan dari
Raja Hiraqla. Debu-debu beterbangan banyak sekali. Setelah kami amati, ternyata
mereka pasukan kiriman Abu Bakr As-Shiddiq. Mereka bergabung pada kami untuk
memerangi pasukan Romawi.”
Dari pasukan Romawi sejumlah 90.000 itu, yang gugur 50.000
orang. Sisa-sisa mereka yang masih hidup, berlari kencang menuju dua arah,
Damaskus dan Caesarea (Qaisariyah / قيسارية).
Kaum Muslimiin mendapat rampasan perang banyak sekali, di antaranya: Salib-Salib dari emas, dari perak, dan benda-benda berharga selain itu. Semua rampasan perang dikumpulkan menjadi satu, termasuk mahkota Wardan yang gemerlapan.
Khalid berkata, “In syaa Allah rampasan perang tidak
akan saya bagi, sebelum kita menaklukkan kota Damaskus.”
Tanggal 6 Jumadayil Awal tahun 13 Hijriah, hari indah yang
bersejarah bagi kaum Muslimiin. Di sore hari itu, mereka berhasil menaklukkan
kota Ajnadin dengan heroik, tepatnya 23 malam sebelum Abu Bakr RA wafat.
Kemenangan akbar itu diterima dengan penuh rasa syukur. Bagi
mereka, tidak ada ‘hari yang lebih indah’ dari pada hari itu. Itu semua sebagai
bukti bahwa Allah lah yang mengatur segala-galanya, sebagaimana FirmanNya, “Dzaalika
bi anna Allaha Huwal Chaqqu wa annaHuu yuhyil mautaa wa annaHuu ‘alaa kulli
syai’in qodiir.” [1]
Artinya: Itu semua menunjukkan bahwa:
1.
Sungguh Allah benar-benar ada.
2. Dialah yang sedang
maupun akan menghidupkan yang sama mati.
3. Dan Maha Kuasa atas
segala sesuatu.
بسم الله الرحمن الرحيم
Dari Khalid bin Al-Walid Al-Makhzumi (خالد
بن الوليد المخزومي) untuk Khalifah Rasulillah SAW. Salam untuk yang mulia. Amma
ba’d:
Sungguh saya memuji Allah, satu-satunya Tuhan yang berhak
disembah. Saya mendoakan sholawat pada Nabi-Nya, Muhammad SAW. Puji sukur saya
pada kaum Muslimiin juga saya ucapkan. Semoga kerusakan melanda kaum sombong
yang musyrik. Semoga Bi’ah (Gereja) mereka hancur.
Sungguh kami telah melawan kaum Nashrani di kota Ajnadin. Mereka
membawa beberapa Salib, dan bersumpah atas nama agama Nashrani bahwa, ‘takkan
lari dan takkan mundur’. Setelah kami serang dengan memohon pertolongan serta
tawakkal pada Allah pencipta kita, Allah memberi kami ketabahan dan
pertolongan. Dan memastikan musuh-musuh kami takluk. Mereka kami bunuh di
jurang-jurang dan tanah lapang. Jumlah kaum musyrik yang kami bunuh 50.000
orang. Muslimiin yang mati syahid di hari pertama dan kedua 450 orang. Surat
ini saya tulis pada hari Kamis tanggal 2 Jumadayil Akhir. Setelah ini in
syaa Allah, kami akan segera ke kota Damaskus. Doakan agar Allah
menolong kami.
والسلام عليك وعلى جميع المسلمين ورحمة
الله وبركاته
[1] {ذَلِكَ
بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّهُ يُحْيِ الْمَوْتَى وَأَنَّهُ عَلَى كُلِّ
شَيْءٍ قَدِيرٌ} [الحج: 6].
0 komentar:
Posting Komentar