SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

Doa Meluluhkan Hati Seseorang

Ya Allah sungguh Engkau Maha Mulia Maha Besar. Sedangkan saya HambaMu yang sangat hina dina. Tiada upaya dan kekuatan kecuali karena Kau. Ya Allah, tundukkanlah

Doa Agar di Beri kerjaan Bisnis

Ya Allah, Raja segala Kerajaan, Tuhan memberikan Kerajaan pada yang Tuhan kehendaki, melepas Kerajaan dari yang Tuhan kehendaki, menjayakan orang yang Tuhan kehendaki, dan merendahkan orang yang Tuhan kehendaki

Sapaan Nabi Membuat Khowat Sungkan

Rasulullah SAW keluar dari tenda dan bersabda pada saya ‘hai Ayah Abdillah, apa yang mendorong kau duduk bersama mereka ?’

Hibah Menurut Bukhori

Hibah Menurut Bukhari Ibrahim Annakhai tergolong Tabiin yang sangar alim. Beliau murid Ibrhaim Attaimi, murid Amer bin Maimun, murid Abu Abdillah Al-Jadali, murid Khuzaimah sahabat Nabi SAW.

Masuk Surga Paling Awal

Rasulullah SAW bersabda, “Jibril AS telah datang untuk memegang tanganku untuk menunjukkan saya Pintu Gerbang Surga, yang akan dimasuki oleh umatku.”

2016/02/27

Ali Imran 62 – 64




{إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْقَصَصُ الْحَقُّ وَمَا مِنْ إِلَهٍ إِلَّا اللَّهُ وَإِنَّ اللَّهَ لَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (62) فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِالْمُفْسِدِينَ (63) قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ (64)} [آل عمران: 62 - 64].

Artinya:
Sungguh ini niscaya kisah-kisah hak. Tiada Tuhan yang wajib disembah kecuali Allah. Sungguh Allah Maha Mulia Maha Bijaksana. [62].
Maka jika mereka berpaling, maka sungguh Allah Maha Alim mengenai kaum Mufsidin (Pembuat kerusakan). [63].
Katakan “Hai ahli kitab ! Ayo menuju kalimat sama di antara kami dan di antara kalian ‘bahwa kita :
1.     Takkan menyembah kecuali pada Allah.
2.     Takkan menyirikkan sesuatu dengan Dia.
3.     Sebagian kami takkan mengambil sesembahan pada yang lain selain Allah’.
Maka jika mereka berpaling, maka katakan ‘saksikan bahwa kami Muslim’.” [64].

Ayat 64 (يَا أَهْلَ الْكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلَا نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلَا يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ) di atas, pernah dikirimkan pada Hiraqla, oleh Rasulallah SAW, pada awal tahun 7 Hijriah. Bukhari meriwayatkan Jawaban Hiraqla atas surat tersebut:
“Kalau telah di sisinya SAW, niscaya aku basuh kakinya.” Lalu dia minta surat Rasulillah SAW yang diantarkan oleh Dihyah pada gubernur Bushra (Al-Harits bin Abi Syamrin Al-Ghasani), untuk Hiraqla.
Setelah dibaca, ternyata berisi : ‘Bismillaahir Rohmaanir Rohiim. Dari Muhammad, Hamba dan Utusan Allah SAW, untuk Hiraqla pembesar Romawi. Salam untuk orang yang mengikuti petunjuk’. Amma ba’du, sungguh saya mengajak kau dengan ajakan Islam. Islamlah! Kau akan selamat. Allah akan memberi kau pahala dua kelipatan. Jika berpaling, dosa kaum Arisiyin akan memberatkan kau. Hai ahli kitab ! Ayo menuju kalimat sama di antara kami dan di antara kalian ‘bahwa kita :
2.     Takkan menyirikkan sesuatu dengan Dia.
3.     Sebagian kami takkan mengambil sesembahan pada yang lain selain Allah’.
Maka jika mereka berpaling, maka katakan ‘saksikan bahwa kami Muslim’.” [1]

In syaa Allah bersambung.



وَلَوْ كُنْتُ عِنْدَهُ لَغَسَلْتُ عَنْ قَدَمِهِ. ثُمَّ دَعَا بِكِتَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الَّذِي بَعَثَ بِهِ دِحْيَةُ إِلَى عَظِيمِ بُصْرَى، فَدَفَعَهُ إِلَى هِرَقْلَ، فَقَرَأَهُ فَإِذَا فِيهِ " بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ، مِنْ مُحَمَّدٍ عَبْدِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ إِلَى هِرَقْلَ عَظِيمِ الرُّومِ: سَلاَمٌ عَلَى مَنِ اتَّبَعَ الهُدَى، أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أَدْعُوكَ بِدِعَايَةِ الإِسْلاَمِ، أَسْلِمْ تَسْلَمْ، يُؤْتِكَ اللَّهُ أَجْرَكَ مَرَّتَيْنِ، فَإِنْ تَوَلَّيْتَ فَإِنَّ عَلَيْكَ إِثْمَ الأَرِيسِيِّينَ " وَ {يَا أَهْلَ الكِتَابِ تَعَالَوْا إِلَى كَلِمَةٍ سَوَاءٍ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمْ أَنْ لاَ نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ وَلاَ نُشْرِكَ بِهِ شَيْئًا وَلاَ يَتَّخِذَ بَعْضُنَا بَعْضًا أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُولُوا اشْهَدُوا بِأَنَّا مُسْلِمُونَ}.

2016/02/20

Hibah Menurut Bukhari





Ibrahim Annakhai tergolong Tabiin yang sangar alim. Beliau murid Ibrhaim Attaimi, murid Amer bin Maimun, murid Abu Abdillah Al-Jadali, murid Khuzaimah sahabat Nabi SAW. Fatwa beliau banyak yang ditulis di dalam kitab Bukhari. Termasuk di antaranya : صحيح البخاري (3/ 158)

بَابُ هِبَةِ الرَّجُلِ لِامْرَأَتِهِ وَالمَرْأَةِ لِزَوْجِهَا
قَالَ إِبْرَاهِيمُ: «جَائِزَةٌ» وَقَالَ عُمَرُ بْنُ عَبْدِ العَزِيزِ: «لاَ يَرْجِعَانِ» وَاسْتَأْذَنَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نِسَاءَهُ فِي أَنْ يُمَرَّضَ فِي بَيْتِ عَائِشَةَ وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «العَائِدُ فِي هِبَتِهِ كَالكَلْبِ يَعُودُ فِي قَيْئِهِ» وَقَالَ الزُّهْرِيُّ: فِيمَنْ قَالَ لِامْرَأَتِهِ: هَبِي لِي بَعْضَ صَدَاقِكِ أَوْ كُلَّهُ، ثُمَّ لَمْ يَمْكُثْ إِلَّا يَسِيرًا حَتَّى طَلَّقَهَا فَرَجَعَتْ فِيهِ، قَالَ: «يَرُدُّ إِلَيْهَا إِنْ كَانَ خَلَبَهَا، وَإِنْ كَانَتْ أَعْطَتْهُ عَنْ طِيبِ نَفْسٍ لَيْسَ فِي شَيْءٍ مِنْ أَمْرِهِ خَدِيعَةٌ، جَازَ» قَالَ اللَّهُ تَعَالَى: {فَإِنْ طِبْنَ لَكُمْ عَنْ شَيْءٍ مِنْهُ نَفْسًا فَكُلُوهُ} [النساء: 4]
__________
[تعليق مصطفى البغا]                                                    
 [ش (صاقك) مهرك. (خلبها) خدعها. (فإن طبن) المعنى إن طابت أنفسهن لكم عن شيء من المهر فوهبنه لكم بكل رضى. (فكلوه هنيئا مريئا) طيبا محمود العاقبة لا ضرر فيه عليكم].


Artinya :


Ibrahim berkata, “(Demikian itu) boleh.”
Umar bin Abdil-Azir (termasuk Tabiin), mengatakan, “Mereka berdua tidak boleh menarik ulang (membatalkan) pemberian tersebut.”

Nabi SAW pernah minta ijin pada istri-istrinya, agar direlakan dirawat di rumah Aisyah RA. (Hukumnya sama dengan mereka memberi pada Nabi SAW dan Aisyah RA).
Nabi SAW bersabda, “Orang yang menarik ulang (membatalkan) pemberiannya, seperti anjing makan muntahnya.”

Orang yang pada istrinya, berkata, “Sebagian, atau semua maskawinmu, berikan padaku!” (Setelah diberi) tak lama kemudian, dia mentalak hingga istri menarik ulang (membatalkan pemberian tersebut). 
Oleh Azzuhri dikomentari, “Lelaki itu harus mengembalikan, jika tujuannya menipu. Namun jika wanita itu memberikan denganhati rela, bukan karena ditipu, maka pemberian tersebut sah. Allah Taala berfirman ‘{فَإِنْ طِبْنَ لَكُمْ عَنْ شَيْءٍ مِنْهُ نَفْسًا فَكُلُوهُ} [النساء: 4]. Maka jika mereka (istri) merelakan mengenai sesuatu (maskawin) pada kalian (suami), maka makanlah (manfaatkanlah) !’.”


Ali Imran 57 - 61






{وَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَيُوَفِّيهِمْ أُجُورَهُمْ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ (57) ذَلِكَ نَتْلُوهُ عَلَيْكَ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ (58) إِنَّ مَثَلَ عِيسَى عِنْدَ اللَّهِ كَمَثَلِ آدَمَ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ (59) الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَلَا تَكُنْ مِنَ الْمُمْتَرِينَ (60) فَمَنْ حَاجَّكَ فِيهِ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ فَقُلْ تَعَالَوْا نَدْعُ أَبْنَاءَنَا وَأَبْنَاءَكُمْ وَنِسَاءَنَا وَنِسَاءَكُمْ وَأَنْفُسَنَا وَأَنْفُسَكُمْ ثُمَّ نَبْتَهِلْ فَنَجْعَلْ لَعْنَتَ اللَّهِ عَلَى الْكَاذِبِينَ (61) } [آل عمران: 57 - 61].

Artinya:
Adapun orang-orang yang telah beriman dan beramal shalih, maka (Allah) balas pahala-pahala mereka. Allah tidak senang kaum Aniaya. [57].
Itu, Kami bacakan atas kau, berupa Ayat-Ayat dan peringatan bijaksana. [58].
Sungguh gambaran Isa di sisi Allah, bagaikan gambaran Adam AS. (Allah) cipta dari tanah, lalu berfirman, “Jadilah !” maka jadi. [59].
Kebenaran ini dari Tuhanmu, maka jangan tergolong kaum Ragu !. [60].
Maka barangsiapa membantah kau, setelah ilmu datang padamu, katakan, “Ayo kita ajak :
1.     Anak-anak kami ; anak-anak kalian.
2.     Wanita-wanita kami ; wanita-wanita kalian.
3.     Diri-diri kami ; diri-diri kalian !
Lalu kita Ibtihal (Berdoa dengan serius) ! Kita pastikan Laknat Allah atas kaum Bohong !.” [61].  

Ibnu Katsir menjelaskan, “Konon penyebab turun Ayat Mubahalah ini, dan sebelumnya, (Ayat awal hingga ini), karena tamu utusan Najran. Ketika itu, mereka datang untuk berdebat mengenai Isa AS. Mereka ada yang meyakini dia nabi AS, ada yang meyakini dia Tuhan. Maka Allah menurunkan pertengahan Surat ini, untuk membantah mereka. Sebagaimana penjelasan Muhammad bin Ishaq bin Yasar dan lainnya.
Di dalam kitab Sirahnya yang mashur, Ibnu Ishaq dan lainnya berkata, “Tamu utusan dari Najran yang datang pada Rasulillah berjumlah 60 orang, berkendaraan. Pengurus mereka berjumlah 14 orang, di antaranya:
1.     Al-Aqib, namanya Abdul-Masih.
2.     Assayid Al-Aiham.
3.     Abu Haritsah bin Alqamah, saudara Bakr bin Wail.
4.     Uwais Al-Harits.
5.     Zaid.
6.     Qais.
7.     Yazid.
8.     Nabih.
9.     Khuwailid.
10. Amer.
11. Khalid.
12. Abdullah.
13. Dan Yohanes.” [1]

In syaa Allah bersambung.



وَكَانَ سَبَبُ نُزُولِ هَذِهِ الْمُبَاهَلَةِ وَمَا قَبْلَهَا مِنْ أَوَّلِ السُّورَةِ إِلَى هُنَا فِي وفد نجران، أن النصارى حين قَدِمُوا فَجَعَلُوا يُحَاجّون فِي عِيسَى، وَيَزْعُمُونَ فِيهِ مَا يَزْعُمُونَ مِنَ الْبُنُوَّةِ وَالْإِلَهِيَّةِ، فَأَنْزَلَ اللَّهُ صَدْرَ هَذِهِ السُّورَةِ رَدا عَلَيْهِمْ، كَمَا ذَكَرَهُ الْإِمَامُ مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ بْنِ يَسَار وَغَيْرُهُ. قَالَ ابْنُ إِسْحَاقَ فِي سِيرَتِهِ الْمَشْهُورَةِ وَغَيْرُهُ: وقَدم عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَفْدُ نَصَارَى نَجْران، سِتُّونَ رَاكِبًا، فِيهِمْ أربعة عَشرَ رجلا من أشرافهم يؤول إِلَيْهِمْ أَمْرُهُمْ، وَهُمْ: الْعَاقِبُ، وَاسْمُهُ عَبْدُ الْمَسِيحِ، وَالسَّيِّدُ، وَهُوَ الأيْهَم، وَأَبُو حَارِثَةَ بْنُ عَلْقَمَةَ أخو بكر بن وائل، وأويس الْحَارِثِ وَزَيْدٌ، وَقَيْسٌ، وَيَزِيدُ، وَنَبِيهٌ، وَخُوَيْلِدٌ، وَعَمْرٌو، وخالد، وعبد الله، وَيُحَنَّس.

2016/02/12

Ali Imran 53 - 56





{رَبَّنَا آمَنَّا بِمَا أَنْزَلْتَ وَاتَّبَعْنَا الرَّسُولَ فَاكْتُبْنَا مَعَ الشَّاهِدِينَ (53) وَمَكَرُوا وَمَكَرَ اللَّهُ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ (54) إِذْ قَالَ اللَّهُ يَا عِيسَى إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ إِلَيَّ وَمُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا وَجَاعِلُ الَّذِينَ اتَّبَعُوكَ فَوْقَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأَحْكُمُ بَيْنَكُمْ فِيمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ (55) فَأَمَّا الَّذِينَ كَفَرُوا فَأُعَذِّبُهُمْ عَذَابًا شَدِيدًا فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمَا لَهُمْ مِنْ نَاصِرِينَ (56)} [آل عمران: 53 - 56].

Artinya:
(Ya) Tuhan kami, kami telah beriman pada yang telah Kau turunkan, dan telah mengikuti Rasul, maka tulislah kami bersama kaum Syahidiin. [53].

Mereka bermakar; Allah bermakar. Allah lebih baiknya kaum Makar. [54].

Ibnu Katsir menulis:
“Lalu yang Maha Tinggi memberitakan Tokoh-tokoh Bani Israil yang bertekat merusak, melakukan kejahatan, dan menyalib Isa bin Maryam AS. Mereka merintangi dan melaporkan Isa pada penguasa yang kafir. Kata mereka ‘di sini ada lelaki menyesatkan masyarakat, dan menghalang-halangi agar mereka tidak taat raja. Memecah-belah persatuan, dan memisahkan orang-tua dan anaknya’. Fitnah yang muncul dari mereka disampaikan. Mereka menuduh Isa AS pembohong dan anak zina. Raja marah dan perintah agar Isa ditangkap, disalib dan disiksa.
Setelah mengepung, mereka yakin akan segera mampu menangkap Isa AS. Namun Allah menyelamatkan dia dari mereka. Melalui celah bawah atap (Rauzanah), Allah mengangkat Isa AS ke langit, dan orang di sisinya AS, dibuat mirip Isa AS.
Di malam gelap, mereka memasuki rumah yang di dalamnya ada lelaki yang diyakini oleh mereka, sebagai Isa AS. Dia ditangkap, dihinakan, dan disalib, oleh mereka. Dan kepalanya diberi duri.
Inilah Makar Allah pada mereka. Menyelamatkan dan mengangkat NabiNya AS dari pertengahan mereka, dan membiarkan mereka bingung di dalam kesesatan. Mereka bertekat meringkus yang mereka cari.
Allah membuat hati mereka keras dan menentang kebenaran. Dan memberi warisan mereka ‘hina’ hingga hari (Tanad / Seruan) Kiamat. Oleh karena itu, Allah berfirman ‘(وَمَكَرُوا وَمَكَرَ اللَّهُ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ / Mereka bermakar; Allah juga bermakar. Allah sebaik-baik para Pemakar’).” [1]

Ketika (itu) Allah berfirman, “Ya Isa, sungguh Aku:
1.     Mewafatkan kau.
3.     Mensucikan kau dari kaum yang telah kafir.
4.     Menjadaikan kaum yang mengikuti kau, di atas kaum yang telah kafir, sampai Kiamat.
Lalau kepadaKu, tempat kembali kalian. Maka Aku tegakkan Hukum antar kalian, mengenai yang telah kalian perselisihkan. [55].

Maka adapun kaum yang telah kafir, akan Kami adzab dengan Adzab Dahsyat di dunia dan akhirat. Dan mereka tak memiliki penolong. [56].

In syaa Allah bersambung.



ثُمَّ قَالَ تَعَالَى مُخْبِرًا عَنْ [مَلَأِ] بَنِي إِسْرَائِيلَ فِيمَا هَمُّوا بِهِ مِنَ الْفَتْكِ بِعِيسَى، عَلَيْهِ السَّلَامُ، وَإِرَادَتِهِ بِالسُّوءِ والصَّلب، حِينَ تمالؤوا عَلَيْهِ وَوَشَوا بِهِ إِلَى مَلِكِ ذَلِكَ الزَّمَانِ، وَكَانَ كَافِرًا، فأنْهَوا إِلَيْهِ أَنَّ هَاهُنَا رَجُلًا يُضِلُّ النَّاسَ وَيَصُدُّهُمْ عَنْ طَاعَةِ الْمَلِكِ، وَيُفَنِّد الرَّعَايَا، وَيُفَرِّقُ بَيْنَ الْأَبِ وَابْنِهِ إِلَى غَيْرِ ذَلِكَ مِمَّا تَقَلَّدُوهُ فِي رِقَابِهِمْ وَرَمَوْهُ بِهِ مِنَ الْكَذِبِ، وَأَنَّهُ وَلَدُ زَانِيَةٍ حَتَّى اسْتَثَارُوا غَضَبَ الْمَلِكِ، فَبَعَثَ فِي طَلَبِهِ مَنْ يَأْخُذُهُ وَيَصْلُبُهُ ويُنَكّل بِهِ، فَلَمَّا أَحَاطُوا بَمَنْزِلِهِ وَظَنُّوا أَنَّهُمْ قَدْ ظَفروا بِهِ، نَجَّاهُ اللَّهُ مِنْ بَيْنِهِمْ، وَرَفَعَهُ مِنْ رَوْزَنَة ذَلِكَ الْبَيْتِ إِلَى السَّمَاءِ، وَأَلْقَى اللَّهُ شَبَهَهُ عَلَى رَجُلٍ [مِمَّنْ]كَانَ عِنْدَهُ فِي الْمَنْزِلِ، فَلَمَّا دَخَلَ أُولَئِكَ اعْتَقَدُوهُ فِي ظُلْمَةِ اللَّيْلِ عِيسَى، عَلَيْهِ السَّلَامُ، فَأَخَذُوهُ وَأَهَانُوهُ وَصَلَبُوهُ، وَوَضَعُوا عَلَى رَأْسِهِ الشَّوْكَ. وَكَانَ هَذَا مِنْ مَكْرِ اللَّهِ بِهِمْ، فَإِنَّهُ نَجَّى نَبِيَّهُ وَرَفَعَهُ مِنْ بَيْنِ أَظْهُرِهِمْ، وَتَرَكَهُمْ فِي ضَلَالِهِمْ يَعْمَهُونَ، يَعْتَقِدُونَ أَنَّهُمْ قَدْ ظَفِرُوا بطَلبتِهم، وَأَسْكَنَ اللَّهُ فِي قُلُوبِهِمْ قَسْوَةً وَعِنَادًا لِلْحَقِّ مُلَازِمًا لَهُمْ، وَأَوْرَثَهُمْ ذِلَّةً لَا تُفَارِقُهُمْ إِلَى يَوْمِ التَّنَادِ؛ وَلِهَذَا قَالَ تَعَالَى: {وَمَكَرُوا وَمَكَرَ اللَّهُ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ} .