SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

Doa Meluluhkan Hati Seseorang

Ya Allah sungguh Engkau Maha Mulia Maha Besar. Sedangkan saya HambaMu yang sangat hina dina. Tiada upaya dan kekuatan kecuali karena Kau. Ya Allah, tundukkanlah

Doa Agar di Beri kerjaan Bisnis

Ya Allah, Raja segala Kerajaan, Tuhan memberikan Kerajaan pada yang Tuhan kehendaki, melepas Kerajaan dari yang Tuhan kehendaki, menjayakan orang yang Tuhan kehendaki, dan merendahkan orang yang Tuhan kehendaki

Sapaan Nabi Membuat Khowat Sungkan

Rasulullah SAW keluar dari tenda dan bersabda pada saya ‘hai Ayah Abdillah, apa yang mendorong kau duduk bersama mereka ?’

Hibah Menurut Bukhori

Hibah Menurut Bukhari Ibrahim Annakhai tergolong Tabiin yang sangar alim. Beliau murid Ibrhaim Attaimi, murid Amer bin Maimun, murid Abu Abdillah Al-Jadali, murid Khuzaimah sahabat Nabi SAW.

Masuk Surga Paling Awal

Rasulullah SAW bersabda, “Jibril AS telah datang untuk memegang tanganku untuk menunjukkan saya Pintu Gerbang Surga, yang akan dimasuki oleh umatku.”

2015/10/30

Amalkan Hadits Julaibib RA







Dengan isnad sampai Abu Barzah Al-Aslami, Imam Ahmad meriwayatkan:
“Sungguh Julaibib dulu, pernah berpapasan dan bergurau dengan sejumlah wanita. Maka saya berkata pada istri saya ‘di hari ini, Julaibib jangan masuk kerumah kalian! Kalau dia sampai masuk, akan saya tindak secara nyata! Akan saya tindak secara nyata!’.
Konon apabila seorang Anshor memiliki perempuan bujang, tidak dinikahkan hingga diketahui ‘nabi SAW menghendaki dia? Apa tidak?’.
Ternyata Rasulullah SAW bersabda pada lelaki Anshor ‘anak perempuanmu, nikahkan dengan saya!’.
Dia menjawab ‘ya, ini merupakan karomah (kemuliaan), dan hiburan mata, ya Rasulallah’.
Rasulullah SAW bersabda ‘maksud saya, bukan saya jadikan istri’.
Dia bertanya ‘untuk siapa? Ya Rasulallah?’.
Beliau menjawab ‘untuk Julaibib’.
Dia berkata ‘ya Rasulallah, saya akan berembuk dengan ibunya’.
Dia mendatangi istrinya, untuk berkata ‘Rasulullah SAW melamar anak perempuanmu’.
Istri menjawab ‘ya, ini hiburan mata’.
Dia berkata ‘Beliau melamar bukan untuk dirinya. Untuk Julaibib’.
Istri menjawab ‘masyak untuk Julaibib? Cih! Masyak untuk Julaibib? Cih! Tidak! Demi Umur Allah! Kau tidak boleh menikahkan dengan Julaibib!’.
Ketika dia berdiri akan pergi, untuk melaporkan pada Rasulillah SAW, mengenai pernyataan istri, anak perempuan dia berkata ‘siapa yang melamar saya? Melalui kalian?’.
Ibunya menjelaskan semuanya.
Dia berkata ‘masyak kalian menolak Perintah Rasulillah? Serahkan saya pada Beliau yang sungguh takkan menyia-nyiakan saya’.
Ayah dia datang pada Rasulallah SAW, untuk berkata ‘terserah Baginda, mengenai dia’.
Rasulullah SAW menikahkan dia dengan Julaibib.
Rasulullah SAW keluar untuk berperang.
Ketika telah membagi harta faik pada para sahabatnya, Rasulullah SAW bersabda ‘apa kalian kehilangan seorang teman?’.
Mereka berkata ‘kami kehilangan fulan dan fulan’.
Beliau perintah ‘ceklah! Apa kalian kehilangan seorang teman?!’.
Mereka menjawab ‘tidak’.
Beliau bersabda ‘tapi saya kehilangan Julaibib! Carilah! Di kalangan mayat korban perang!’.
Setelah dicari, ternyata dia di pertengahan tujuh mayat yang dibunuh yang berusaha membunuh. Mereka berkata ‘ya Rasulallah! Ini dia, di pertengahan tujuh mayat yang dibunuh, yang telah melawan untuk membunuh’.
Rasulullah SAW segera datang dan berdiri, untuk bersabda ‘dia telah membunuh mereka yang berusaha membunuh dia. Ini termasuk saya; saya termasuk dia’ (2 X atau 3 X). Lalu Beliau meletakkan Julaibib pada dua lengannya. Dan menggalikan kuburnya. Keranda dia dua lengan Rasulillah SAW.
Beliau SAW pula yang meletakkan dia di dalam kuburnya. Tidak dijelaskan bahwa Beliau memandikan dia RA.”

Tsabit berkata “Dulu di kalangan kaum Anshar, tiada wanita bujang yang infaqnya lebih banyak daripada dia (janda Julaibib).”
Ishaq bin Abdillah bercerita pada Tsabit “Apa kau tahu doa Rasulillah SAW pada istri Julaibib?.
Jawab Tsabit “Ya Allah, tuangkan Kebaikan secara nyata, padanya. Jangan Kau jadikan kehidupannya Sulit.”
Ternyata tidak ada wanita bujang yang infaqnya lebih banyak daripada dia.
Riwayat ini dihadirkan oleh Ahmad dengan panjang. Muslim juga meriwayatkan. Nasai juga meriwayatkan Kisah Terbunuhnya, di dalam Fadhoilnya.
Di dalam Al-Istiab, Hafizh Abu Umar menjelaskan “Ketika menjawab di dalam pingitannya, wanita tersebut membaca Ayat:
‘Wamaa kaana limuminin walaa muminatin idzaa qadhaa Alloohu wa RasuuluHuu Amran an yakuna lahumul khiyarotu min amrihim’. Artinya ‘sejak dulu apabila Allah dan RasulNya telah menentukan Perintah, maka tidak ada hak pilih-pilih mengenai perkara mereka, bagi orang iman lelaki maupun perempuan’.” [1]


[1] تفسير ابن كثير (6/ 422)
وَقَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا عَفَّانُ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ -يَعْنِي: ابْنَ سَلَمَةَ -عَنْ ثَابِتٍ، عَنْ كِنَانَةَ بْنِ نُعَيْمٍ الْعَدَوِيِّ، عَنْ أَبِي بَرْزَةَ الْأَسْلَمِيِّ أَنَّ جُلَيْبِيبًا كَانَ امْرَأً يَدْخُلُ عَلَى النِّسَاءِ يَمُرّ بِهِنَّ وَيُلَاعِبُهُنَّ، فَقُلْتُ لِامْرَأَتِي: لَا يَدْخُلْنَ الْيَوْمَ عَلَيْكُمْ جُليبيبُ، فَإِنَّهُ إِنْ دَخَلَ عَلَيْكُمْ لَأَفْعَلَنَّ وَلَأَفْعَلَنَّ. قَالَ: وَكَانَتِ الْأَنْصَارُ إِذَا كَانَ لِأَحَدِهِمْ أَيِّمٌ لَمْ يُزَوِّجْهَا حَتَّى يَعْلَمَ: هَلْ لِنَبِيِّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيهَا حَاجَةٌ أَمْ لَا؟ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِرَجُلٍ مِنَ الْأَنْصَارِ: "زَوِّجْنِي ابْنَتَكَ". قَالَ: نَعَمْ، وَكَرَامَةٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ ، ونُعْمَة عَيْنٍ. فَقَالَ: إِنِّي لَسْتُ أُرِيدُهَا لِنَفْسِي. قَالَ: فَلِمَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قال: لجليبيب فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أُشَاوِرُ أُمَّهَا. فَأَتَى أُمَّهَا فَقَالَ: رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْطُبُ ابْنَتَكِ؟ فَقَالَتْ: نَعَمْ ونُعمة عَيْنٍ. فَقَالَ: إِنَّهُ لَيْسَ يَخْطُبُهَا لِنَفْسِهِ، إِنَّمَا يَخْطُبُهَا لِجُلَيْبِيبٍ. فَقَالَتْ: أَجُلَيبيب إِنِيهِ ؟ أَجُلَيْبِيبٌ إنيِه ؟ لَا لَعَمْرُ اللَّهِ لَا تزَوّجُه. فَلَمَّا أَرَادَ أَنْ يَقُومَ لِيَأْتِيَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيُخْبِرُهُ بِمَا قَالَتْ أُمُّهَا، قَالَتِ الْجَارِيَةُ: مَنْ خَطَبَنِي إِلَيْكُمْ؟ فَأَخْبَرَتْهَا أُمُّهَا. قَالَتْ: أَتَرُدُّونَ على رسول الله صلى الله عليه وسلم أَمْرَهُ؟! ادْفَعُونِي إِلَيْهِ، فَإِنَّهُ لَنْ يُضَيِّعَنِي. فَانْطَلَقَ أَبُوهَا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: شأنَك بِهَا. فَزَوّجها جُلَيْبِيبًا. قَالَ: فَخَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي غَزَاةٍ لَهُ، فَلَمَّا أَفَاءَ اللَّهُ عَلَيْهِ قَالَ لِأَصْحَابِهِ: "هَلْ تَفْقِدُونَ مِنْ أَحَدٍ"؟ قَالُوا: نَفْقِدُ فَلَانًا وَنَفْقِدُ فَلَانًا. قَالَ: "انْظُرُوا هَلْ تَفْقِدُونَ مِنْ أَحَدٍ؟ " قَالُوا: لَا. قَالَ: "لَكِنِّي أَفْقِدُ جُلَيْبِيبًا". قَالَ: "فَاطْلُبُوهُ فِي الْقَتْلَى". فَطَلَبُوهُ فَوَجَدُوهُ إِلَى جَنْبِ سَبْعَةٍ قَدْ قَتَلَهُمْ ثُمَّ قَتَلُوهُ. [قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، هَا هُوَ ذَا إِلَى جَنْبِ سَبْعَةٍ قَدْ قَتَلَهُمْ ثُمَّ قَتَلُوهُ] . فَأَتَاهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَامَ عَلَيْهِ، فَقَالَ: قَتَلَ سَبْعَةً [وَقَتَلُوهُ] ، هَذَا مِنِّي وَأَنَا مِنْهُ. مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلَاثًا، ثُمَّ وَضَعَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى سَاعِدَيْهِ [وَحَفَرَ لَهُ، مَا لَهُ سَرِيرٌ إِلَّا سَاعِدُ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ]. ثُمَّ وَضَعَهُ فِي قَبْرِهِ، وَلَمْ يُذْكَرْ أَنَّهُ غَسَلَهُ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ. قَالَ ثَابِتٌ: فَمَا كَانَ فِي الْأَنْصَارِ أَيِّمٌ أَنْفَقَ مِنْهَا. وَحَدَّثَ إِسْحَاقُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي طَلْحَةَ ثَابِتًا: هَلْ تَعْلَمُ مَا دَعَا لَهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ فقال: "اللَّهُمَّ، صَبَّ عَلَيْهَا [الْخَيْرَ] صَبًّا، وَلَا تَجْعَلْ عَيْشَهَا كَدًّا" كَذَا قَالَ، فَمَا كَانَ فِي الْأَنْصَارِ أَيِّمٌ أَنْفَقَ مِنْهَا. هَكَذَا أَوْرَدَهُ الْإِمَامُ أَحْمَدُ بِطُولِهِ ، وَأَخْرَجَ مِنْهُ مُسْلِمٌ وَالنَّسَائِيُّ فِي الْفَضَائِلِ قِصَّةَ قَتْلِهِ . وَذَكَرَ الْحَافِظُ أَبُو عُمَرَ بْنُ عَبْدِ الْبَرِّ فِي "الِاسْتِيعَابِ" أَنَّ الْجَارِيَةَ لَمَّا قَالَتْ فِي خِدْرِهَا: أَتَرُدُّونَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمْرَهُ؟ تَلَتْ هَذِهِ الْآيَةِ: {وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ}.

2015/10/22

Tumpahkan Cinta Beracun




Bila anda ingin menumpahkan cinta 
Pada putera atau puteri anda
Harus dengan perhitungan
Jika ayah dia mengamuk karena “Dia tidak ikut pengajian”
Jangan sontak membela anak di depan ayahnya! Kawan
Itu membahayakan
Lihatlah kaum di sekeliling kita
Mereka yakni anak-anak, menjadi kaum asyqaa
Itu bahasa Arab yang artinya lebih celaka atau sangat celaka

Bisikan Menghibur Membahayakan



Saodari dan ibu-ibu

Dipastikan anak senang dibela
Tapi itu BERBAHAYA
Niatmu “Menyayang” dengan cara demikian
Kalau kau benci kekerasan suami pada anak
Jangan bicara demikian pada anak
Bila dengan suami telah berduaan
Katakan
“Kau 'Hebat' hampir seperti Umar
Anakmu juga anakku
Kafarohnya tenggelamkan aku dalam cintamu!

2015/10/20

Ali Imran 10 - 12





Tafsir Ibnu Katsir
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

{إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَنْ تُغْنِيَ عَنْهُمْ أَمْوَالُهُمْ وَلَا أَوْلَادُهُمْ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا وَأُولَئِكَ هُمْ وَقُودُ النَّارِ (10) كَدَأْبِ آلِ فِرْعَوْنَ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا فَأَخَذَهُمُ اللَّهُ بِذُنُوبِهِمْ وَاللَّهُ شَدِيدُ الْعِقَابِ (11) قُلْ لِلَّذِينَ كَفَرُوا سَتُغْلَبُونَ وَتُحْشَرُونَ إِلَى جَهَنَّمَ وَبِئْسَ الْمِهَادُ (12)} [آل عمران: 10 - 12].

Artinya:
Sesungguhnya kaum Kafir, harta-harta mereka takkan menolak dari Allah, sedikitpun. Mereka bahan bakar neraka. [10].

Seperti kebiasaan keluarga Firaun dan kaum setelah mereka. Mendustakan Ayat-Ayat Kami, maka Allah menindak karena dosa-dosa mereka. Allah Maha Berat Siksa(Nya). [11].

Ibnu Abbas berkata, “Suatu saat, kami di Makkah. Di waktu malam, Rasulullah SAW berdiri untuk bersabda:
‘Bukankah hamba telah menyampaikan? Ya Allah, bukankah hamba telah menyampaikan?’ 3 X.
Sontak Umar bin Al-Khottob berdiri untuk berkata ‘betul!’.
Di pagi hari, nabi SAW bersabda:
1.     ‘Niscaya Islam akan berjaya dengan nyata. Hingga mengembalika kekufuran pada tempat-tempatnya.
2.     Niscaya kalian akan mengarungi lautan untuk Islam.
3.     Dan manusia akan kedatangan Zaman Belajar dan Baca Al-Qur’an. Hingga mereka berkata ‘kami telah membaca dan mengetahui. Siapa yang lebih baik daripada kami? Apa di dalam mereka ada kebaikannya?’.
Mereka berkata ‘ya Rasulallah, siapa mereka itu?’.
Nabi SAW bersabda ‘mereka golongan kalian, namun mereka bahan bakar nereka’.” [1]

Katakan pada kaum yang telah kafir, “Kalian akan dikalahkan! Dan akan dikumpulkan pada Jahannam! Sejelek-jelek hamparan!.” [12].

Bersambung, in syaa Allah.



وَقَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا أَبِي، حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي مَرْيَمَ، أَخْبَرَنَا ابْنُ لَهِيْعة، أَخْبَرَنِي ابْنُ الْهَادِ، عَنْ هِنْدَ بِنْتِ الْحَارِثِ، عَنْ أُمِّ الْفَضْلِ أَمِّ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ قَالَتْ: بَيْنَمَا نَحْنُ بِمَكَّةَ قَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ من اللَّيْلِ، فَقَالَ هَلْ بَلَّغْتُ، اللَّهُمَّ هَلْ بَلَّغْتُ ... " ثَلَاثًا، فَقَامَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ فَقَالَ: نَعَمْ. ثُمَّ أَصْبَحَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "لَيَظْهَرَنَّ الْإِسْلَامُ حَتَّى يَرُدَّ الْكُفْرَ إِلَى مَوَاطِنِهِ، وَلَتَخُوضُنَّ الْبِحَارَ بِالْإِسْلَامِ، وَلِيَأْتِيَنَّ عَلَى النَّاسِ زمان يتعلمون القرآن ويقرؤونه، ثُمَّ يَقُولُونَ: قَدْ قَرَأْنَا وَعَلِمْنَا، فَمَنْ هَذَا الَّذِي هُوَ خَيْرٌ مِنَّا، فَهَلْ فِي أُولَئِكَ مِنْ خَيْرٍ؟ " قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَمَنْ أولئك؟ قال: "أولئك منكم وأولئك هم وَقُودُ النَّارِ". وَكَذَا رَأَيْتُهُ بِهَذَا اللَّفْظِ.

2015/10/16

Ibnu Majah; Allah Lunasi Hutang




(سنن ابن ماجه - (ج 7 / ص 244)
2399 - حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا عَبِيدَةُ بْنُ حُمَيْدٍ عَنْ مَنْصُورٍ عَنْ زِيَادِ بْنِ عَمْرِو بْنِ هِنْدٍ عَنْ ابْنِ حُذَيْفَةَ هُوَ عِمْرَانُ عَنْ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ مَيْمُونَةَ قَالَ كَانَتْ تَدَّانُ دَيْنًا فَقَالَ لَهَا بَعْضُ أَهْلِهَا لَا تَفْعَلِي وَأَنْكَرَ ذَلِكَ عَلَيْهَا قَالَتْ بَلَى إِنِّي سَمِعْتُ نَبِيِّي وَخَلِيلِي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدَّانُ دَيْنًا يَعْلَمُ اللَّهُ مِنْهُ أَنَّهُ يُرِيدُ أَدَاءَهُ إِلَّا أَدَّاهُ اللَّهُ عَنْهُ فِي الدُّنْيَا

Arti (selain isnadnya): 
Dari putra Chudzaifah bernama Imran, “Dulu Ibu kaum Mukminiin bernama Maimunah, berhutang sesuatu. Sebagian ahlinya menegur ‘jangan kau lakukan.' Dan mengingkari atasnya. 
Maimunah menjawab, ‘biarlah! Sungguh saya pernah mendengar nabi dan idolaku SAW bersabda: 
Muslim berhutang sesuatu, tahu bahwa Allah akan melunaskan dia, tiada lain kecuali pasti Allah melunaskan dia di dunia’.” 

Maksudnya kalau punya hutang agar menyadari bahwa Allah pasti menolong melunasi. Agar berdoa, tawakkal, berusaha, dan melunasi. [1] Doa Agar Dapat Melunasi Hutang berada di sini.



[1] Tentang itu, Bukhari meriwayatkan: صحيح البخاري (3/ 116)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ أَخَذَ أَمْوَالَ النَّاسِ يُرِيدُ أَدَاءَهَا أَدَّى اللَّهُ عَنْهُ، وَمَنْ أَخَذَ يُرِيدُ إِتْلاَفَهَا أَتْلَفَهُ اللَّهُ».

2015/10/15

Ambil Hajar Aswad 2




Penjelasan Al-Qaramithah Ambil Hajar Aswad
Dibawa ke Negeri mereka. [1]
Pembahasan Kejadian Besar tahun 339 H.

Di bulan Dzul-Qadah tahun yang dibarokahi  ini, Hajar Aswad Al-Makki (Asli dari Makkah) dikembalikan lagi ke Baitullah. Tadinya diambil oleh Al-Qaramithah, pada tahun 317 H, sebagaimana penjelasan yang telah lewat. Pemimpin pencurian Hajar Aswad, Raja Abu Thahir Sulaiman bin Abi Said Al-Husain Al-Janabi.
Musibah besar tersebut, membuat umat Islam sangat sedih. Sungguh seorang Amir bernama Bahkam dari Turki, telah menyerahkan uang 50.000 dinar, agar Hajar Aswad dikembalikan, namun Al-Qaramithah dan kaumnya menolak, “Dulu kami mengambil ini atas perintah! Maka kami takkan mengembalikan! Kecuali dengan perintah orang yang pernah perintah agar kami mengambil!.”

Di tahun itu, mereka membawa Hajar Aswad ke Kufah. Digantung pada tujuh tiang (Masjid Agung), agar dilihat oleh orang banyak.
Saudara Abu Thahir menulis: “Dulu kami mengambil ini, atas perintah. Maka sungguh kami mengembalikan, dengan perintah orang yang dulu perintah mengambil. Agar haji dan manasik manusia sempurna.
Hajar Aswad dikirimkan ke Makkah dengan unta pendek, tanpa imbalan uang tebusan. Rombongan pembawa Hajar Aswad sampai di Makkah pada bulan Dzul-Qadah, dan segala Puja dan Anugrah hak Allah. Hajar Aswad yang hilang dari Makkah selama 22 tahun, dikembalikan lagi. Umat Isam sangat berbahagia.
Lebih dari seorang berkata, “Sungguh setelah mengambil Hajar Aswad, kaum Qaramithah membawa dengan sejumlah unta kuat. Namun kawanan unta keberatan, dan kelasa (punuk) mereka terluka. Ketika mengembalikan Hajar Aswad ke Makkah, yang membawa hanya unta satu pendek dan lemah. Namun mampu mengangkat, dan kelasanya tak mendapatkan luka sedikitpun." [2]  


Ponpes Mulya Abadi Mulungan



[1] Kelanjutan tulisan yang lalu.
[2] البداية والنهاية إحياء التراث (11/ 252)
ثم دخلت سنة تسع وثلاثين وثلثمائة فِي هَذِهِ السَّنَةِ الْمُبَارَكَةِ فِي ذِي الْقَعْدَةِ مِنْهَا رُدَّ الْحَجَرُ الْأَسْوَدُ الْمَكِّيُّ إِلَى مَكَانِهِ في البيت، وقد كان القرامطة أخذوه في سنة سبع عشرة وثلثمائة كَمَا تَقَدَّمَ، وَكَانَ مَلِكُهُمْ إِذْ ذَاكَ أَبُو طاهر سليمان بن أبي سعيد الحسين الجنابي، ولما وقع هذا أعظم المسلمون ذلك، وَقَدْ بَذَلَ لَهُمُ الْأَمِيرُ بَجْكَمُ التُّرْكِيُّ خَمْسِينَ ألف دينار على أن يردوه إلى موضعه فلم يفعلوا، وقالوا: نحن أخذناه بأمر فلا نَرُدُّهُ إِلَّا بِأَمْرِ مَنْ أَخَذْنَاهُ بِأَمْرِهِ فَلَمَّا كَانَ فِي هَذَا الْعَامِ حَمَلُوهُ إِلَى الْكُوفَةِ وَعَلَّقُوهُ عَلَى الْأُسْطُوَانَةِ السَّابِعَةِ مِنْ جَامِعِهَا لِيَرَاهُ الناس، وكتب أخو أَبِي طَاهِرٍ كِتَابًا فِيهِ: إِنَّا أَخَذْنَا هَذَا الْحَجَرَ بِأَمْرٍ وَقَدْ رَدَدْنَاهُ بِأَمْرِ مَنْ أَمَرَنَا بِأَخْذِهِ لِيَتِمَّ حَجُّ النَّاسِ وَمَنَاسِكُهُمْ ثُمَّ أَرْسَلُوهُ إلى مكة بغير شئ عَلَى قَعُودٍ، فَوَصَلَ فِي ذِي الْقَعْدَةِ مِنْ هَذِهِ السَّنَةِ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ وَالْمِنَّةُ، وَكَانَ مُدَّةُ مغايبته عنده ثنتين وعشرين سنة، ففرح المسلمون لذلك فَرَحًا شَدِيدًا وَقَدْ ذَكَرَ غَيْرُ وَاحِدٍ أَنَّ القرامطة لما أَخَذُوهُ حَمَلُوهُ عَلَى عِدَّةِ جِمَالٍ فَعَطِبَتْ تَحْتَهُ واعترى أسنمتها القرح، ولما ردوه حمله قعود واحد ولم يصبه أذى.

2015/10/13

Ambil Hajar Aswad


k


Penjelasan Al-Qaramithah Ambil Hajar Aswad
Dibawa ke Negeri mereka. [1]

Pada zaman Sultan Al-Muqtadir, “Terjadi kejahatan besar” di Makkah. Kaum Syiah membunuh jamaah Haji dan mengambil Hajar Aswad.

Dalam Al-Bidayah, Ibnu Katsir menjelaskan:
Dalam aksi jahat ini, kafilah dari Iraq dipimpin oleh Amir bernama Manshur Addailami. Mereka sampai Makkah dengan selamat. Di Makkah telah berkumpul kafilah dari segala penjuru dunia. Semua tempat dan jalan di sana, penuh manusia.
Di hari Tarwiyah, mereka tidak sadar bahwa tiba-tiba Al-Qirmithi dan jamaahnya muncul. Merampok dan membunuh mereka secara besar-besaran. Pembunuhan jamaah haji secara besar-besaran terjadi di :
1.                   Berberapa tanah lapang.
2.                   Lereng-lereng.
3.                   Masjidil-Haram.
4.                   Di dalam Kabah.
Pimpinan mereka Abu Thahir Laknatullah, duduk di pintu Kabah. Sejumlah jamaah pria di sekelilingnya, gugur.
Di Masjidil-Haram, di bulan Haram, di hari paling mulia yakni Hari Tarwiyah, dilakukan pembantaian manusia dengan pedang.
Abu Thahir (pemimpin aksi jahat tersebut) berkata, “Aku Allah dan dengan Allah! Aku mencipta makhluq! Aku membinasakan mereka!.”
Orang-orang belari dari kejaran Abu Thahir dan pasukannya. Mereka yang menggelayut pada selambu Kabah, sedikitpun tidak membuat iba pada Abu Thahir. Dalam keadaan menggelayut, mereka dibunuh.
Mereka yang thawaf juga dibunuh.
Di hari itu, sejumlah Ulama Ahli Hadits yang thawaf juga dibunuh. Setelah menyelesaikan thawaf, mereka ditebas dengan pedang.
Setelah selesai Abu Thahir membaca syair:
Kau lihat kaum Cinta, roboh di rumah-rumah mereka. Seperti sejumlah pemuda Ashabul-Kahfi. Mereka nanti takkan tahu berapa lama tinggal di sini.

Setelah pembantaian jamah Haji dengan kejam selesai, Al-Qaramithi (Abu Thahir) yang dilaknat oleh Allah, perintah agar jenazah-jenazah korban dikubur, di sumur Zamzam. Di Tanah Haram dan Masjidil-Haram, dia mengubur mayat berjumlah sangat banyak.

Oh betapa gila, korban pembunuhan berserakan di mana-mana. Tempat-tempat penguburan dan tempat lainnya menjadi menakutkan. Mayat-mayat dikubur, tidak dimandikan, tidak dikafani, dan tidak dishalati. Karena meninggal ketika ihram, dan sebagai Shuhada. Dia merobohkan kubah (atap) sumur Zamzam. Dan perintah agar pintu Kabah dilepas.
Dia melepaskan selimut Kabah, untuk dipotong-potong. Dibagikan pada para sahabatnya.
Dia perintah lelaki agar naik Kabah, untuk mengambil Talang Kabah.
Ketika berusaha melepaskan Talang Kabah, dia terjungkir hingga kepalanya membentur tanah dan tewas menuju Neraka. Dia tidak berhasil mengambil Talang Kabah.
Abu Thahir perintah agar Hajar Aswad diambil paksa. Seorang lelaki memukulkan benda keras di tangannya, sambil berkata, “Mana burung-burung Ababil? Mana batu-batu dari Sijjil?” Dan berhasil mengambil Hajar Aswad.
Di waktu sore, Hajar Aswad mereka ambil, dibawa pulang ke negeri mereka. Selama 22 tahun, Hajar Aswad di tempat mereka.

“Lalu mereka mengembalikan lagi, sebagaimana yang akan kami jelaskan nanti, di Bab Kejadian Tahun 339 H. Sungguh kita milik Allah, dan akan kembali padaNya” Terang Ibnu Katsir. [2]

In syaa Allah bersambung.


Ponpes Mulya Abadi Mulungan



[2] البداية والنهاية إحياء التراث (11/ 182)
ذِكْرُ أَخْذِ الْقَرَامِطَةِ الْحَجَرَ الْأَسْوَدَ إِلَى بِلَادِهِمْ فيها خرج ركب العراق وأمير هم مَنْصُورٌ الدَّيْلَمِيُّ فَوَصَلُوا إِلَى مَكَّةَ سَالِمِينَ، وَتَوَافَتِ الركوب هناك من كل مكان وجانب وفج، فَمَا شَعَرُوا إِلَّا بِالْقِرْمِطِيِّ قَدْ خَرَجَ عَلَيْهِمْ فِي جَمَاعَتِهِ يَوْمَ التَّرْوِيَةِ، فَانْتَهَبَ أَمْوَالَهُمْ وَاسْتَبَاحَ قتالهم، فقتل في رحاب مكة وشعابها وفي المسجد الحرام وفي جوف الكعبة من الحجاج خلقاً كثيراً، وجلس أمير هم أبو طاهر لَعْنَةُ اللَّهِ عَلَى بَابِ الْكَعْبَةِ، وَالرِّجَالُ تُصْرَعُ حوله، والسيوف تعمل في النَّاس في المسجد الحرام في الشهر الحرام فِي يَوْمِ التَّرْوِيَةِ، الَّذِي هُوَ مِنْ أَشْرَفِ الأيام، وهو يقول: إنا الله وبالله، أنا أنا أخلق الخلق وأفنيهم أنا فكان الناس يفرون منهم فَيَتَعَلَّقُونَ بِأَسْتَارِ الْكَعْبَةِ فَلَا يُجْدِي ذَلِكَ عَنْهُمْ شَيْئًا بَلْ يُقْتَلُونَ وَهُمْ كَذَلِكَ، وَيَطُوفُونَ فَيُقْتَلُونَ فِي الطَّوَافِ، وَقَدْ كَانَ بَعْضُ أَهْلِ الْحَدِيثِ يَوْمَئِذٍ يَطُوفُ، فَلَمَّا قَضَى طَوَافَهُ أَخَذَتْهُ السُّيُوفُ، فَلَمَّا وَجَبَ أَنْشَدَ وَهُوَ كَذَلِكَ: تَرَى الْمُحِبِّينَ صَرْعَى فِي دِيَارِهِمُ * كَفِتْيَةِ الْكَهْفِ لَا يَدْرُونَ كم لبثوا فلما قضى القرمطي لعنه الله أمره وفعل ما فعل بالحجيج من الأفاعيل القبيحة، أمر أن تدفن القتلى في بئر زمزم، ودفن كثيراً منهم في أماكنهم من الحرم، وفي الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَيَا حَبَّذَا تِلْكَ الْقِتْلَةُ وَتِلْكَ الضجعة، وذلك المدفن والمكان، ومع هذا لم يُغَسَّلُوا وَلَمْ يُكَفَّنُوا وَلَمْ يصلِّ عَلَيْهِمْ لِأَنَّهُمْ محرمون شهداء في نفس الأمر وَهَدَمَ قُبَّةَ زَمْزَمَ وَأَمَرَ بِقَلْعِ بَابِ الْكَعْبَةِ وَنَزَعَ كُسْوَتَهَا عَنْهَا، وَشَقَّقَهَا بَيْنَ أَصْحَابِهِ، وَأَمَرَ رجلاً أن يصعد إلى ميزاب الكعبة فيقتلعه، فسقط على أم رأسه فمات إلى النار فعند ذلك انكف الخبيث عَنِ الْمِيزَابِ، ثُمَّ أَمَرَ بِأَنْ يُقْلَعَ الْحَجَرُ الأسود فجاءه رجل فضربه بِمُثْقَلٍ فِي يَدِهِ وَقَالَ: أَيْنَ الطَّيْرُ الْأَبَابِيلُ، أَيْنَ الْحِجَارَةُ مِنْ سِجِّيلٍ؟ ثُمَّ قَلَعَ الْحَجَرَ الأسود وأخذوه حين راحوا معهم إلى بلادهم، فمكث عِنْدَهُمْ ثِنْتَيْنِ وَعِشْرِينَ سَنَةً حَتَّى رَدُّوهُ، كَمَا سنذكره في سنة تسع وثلاثين وثلثمائة فَإِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ.