SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

Doa Meluluhkan Hati Seseorang

Ya Allah sungguh Engkau Maha Mulia Maha Besar. Sedangkan saya HambaMu yang sangat hina dina. Tiada upaya dan kekuatan kecuali karena Kau. Ya Allah, tundukkanlah

Doa Agar di Beri kerjaan Bisnis

Ya Allah, Raja segala Kerajaan, Tuhan memberikan Kerajaan pada yang Tuhan kehendaki, melepas Kerajaan dari yang Tuhan kehendaki, menjayakan orang yang Tuhan kehendaki, dan merendahkan orang yang Tuhan kehendaki

Sapaan Nabi Membuat Khowat Sungkan

Rasulullah SAW keluar dari tenda dan bersabda pada saya ‘hai Ayah Abdillah, apa yang mendorong kau duduk bersama mereka ?’

Hibah Menurut Bukhori

Hibah Menurut Bukhari Ibrahim Annakhai tergolong Tabiin yang sangar alim. Beliau murid Ibrhaim Attaimi, murid Amer bin Maimun, murid Abu Abdillah Al-Jadali, murid Khuzaimah sahabat Nabi SAW.

Masuk Surga Paling Awal

Rasulullah SAW bersabda, “Jibril AS telah datang untuk memegang tanganku untuk menunjukkan saya Pintu Gerbang Surga, yang akan dimasuki oleh umatku.”

2011/06/30

Iblis Berdoa




Di dalam Masjid, Titis mendekati Giarto dan berkata, “Al-Chamdu lillah dalil yang saya cari-cari telah saya temukan.
Giarto bertanya, “Mengenai apa?.”
Dia duduk dan menjelaskan, “Thobaroni meriwayatkan:

Dari nabi SAW ‘sungguh ketika telah diturunkan ke bumi, Iblis berdoa ya Robbi, Kau telah menurunkan saya ke bumi, dan telah menjadikan saya sebagai makhluq yang dirojam, oleh karena itu buatkan rumah untukku’.
Allah berfirman ‘tempat pemandian umum’.
Allah berfirman ‘pasar-pasar dan persimpangan-persimpangan jalan’.
Dia berdoa ‘buatkan makanan untukku’.
Allah berfirman ‘semua makanan yang tidak dibacakan bismillah’.
Dia berdoa ‘buatkan minuman untukku’.
Dia berdoa, “Buatkan muadzin untukku’.
Allah berfirman ‘seruling-seruling (musik-musik)’.
Dia berdoa ‘buatkan Al-Qur’an untukku’.
Allah berfirman ‘syair (lagu)’.
Dia berdoa ‘buatkan kitab untukku’.
Allah berfirman ‘tato (gambar)’.
Dia berdoa ‘buatkan Hadits untukku’.
Allah berfirman ‘kebohongan’.
Dia berdoa ‘buatkan alat berburu untukku’.
Allah berfirman ‘para wanita’.” [1]

Dila berkata, “Dalam bahasa Arab sekarang  الْحَمَّامُ(chamam), kamar mandi.”
Lana berkata, “Kalau tato kitab Iblis, berarti TV, majalah-majalah, dan yang membuat orang lupa Allah, Kitab Modern Iblis.”
Tito menjawab, “Makanya kalau di kamar mandi atau di pemandian umum, rasanya kerasan sehingga berlama-lama.”


Tengah berkata, “Makanya jangan kau biarkan anak dan saudara perempuanmu menjadi alat Iblis berburu.”





[1] المعجم الكبير للطبراني (8/ 207)
7837 - حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ، ثنا سَعِيدُ بْنُ أَبِي مَرْيَمَ، ثنا يَحْيَى بْنُ أَيُّوبَ، عَنْ عُبَيْدِ اللهِ بْنِ زَحْرٍ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ يَزِيدَ، عَنِ الْقَاسِمِ، عَنْ أَبِي أُمَامَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَنَّهُ قَالَ: " إِنَّ إِبْلِيسَ لَمَّا أُنْزِلَ إِلَى الْأَرْضِ قَالَ: يَا رَبِّ أَنْزَلْتَنِي إِلَى الْأَرْضِ، وَجَعَلْتَنِي رَجِيمًا أَوْ كَمَا ذَكَرَ فَاجْعَلْ لِي بَيْتًا، قَالَ: الْحَمَّامُ. قَالَ: فَاجْعَلْ لِي مَجْلِسًا، قَالَ: الْأَسْوَاقُ، وَمَجَامِعُ الطُّرُقِ. قَالَ: اجْعَلْ لِي طَعَامًا. قَالَ: مَا لَا يُذْكَرُ اسْمُ اللهِ عَلَيْهِ قَالَ: اجْعَلْ لِي شَرَابًا، قَالَ: كُلُّ مُسْكِرٍ. قَالَ: اجْعَلْ لِي مُؤَذِّنًا، قَالَ: الْمَزَامِيرُ. قَالَ: اجْعَلْ لِي قُرْآنًا. قَالَ: الشِّعْرُ. قَالَ: اجْعَلْ لِي كِتَابًا، قَالَ: الْوَسْمُ. قَالَ: اجْعَلْ لِي حَدِيثًا، قَالَ: الْكَذِبُ. قَالَ: اجْعَلْ لِي مَصَايِدَ، قَالَ: النِّسَاءُ ".  



Mulungan Sleman Yogyakarta Indonesia Ponpes Kutubussittah Mulya Abadi

Menindak Sadis Kaum Baik



Ketika pengikut Nabi Muhammad SAW di Makkah semakin banyak, kaum Kafir semakin benci, sehingga ada yang tega menyiksa dengan sadis. Kaum Iman sangat sedih dan terhina. Allah menghibur sekaligus mengajarkan Ilmu, melalui Wahyu yang disebut Surat Al-Buruj. Agar kaum Iman sabar dan bijaksana


بسم الله الرحمن الرحيم
وَالسَّمَاءِ ذَاتِ الْبُرُوجِ (1) وَالْيَوْمِ الْمَوْعُودِ (2) وَشَاهِدٍ وَمَشْهُودٍ (3) قُتِلَ أَصْحَابُ الْأُخْدُودِ (4) النَّارِ ذَاتِ الْوَقُودِ (5) إِذْ هُمْ عَلَيْهَا قُعُودٌ (6) وَهُمْ عَلَى مَا يَفْعَلُونَ بِالْمُؤْمِنِينَ شُهُودٌ (7) وَمَا نَقَمُوا مِنْهُمْ إِلَّا أَنْ يُؤْمِنُوا بِاللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ (8) الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ (9) إِنَّ الَّذِينَ فَتَنُوا الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ثُمَّ لَمْ يَتُوبُوا فَلَهُمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَلَهُمْ عَذَابُ الْحَرِيقِ (10) إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ذَلِكَ الْفَوْزُ الْكَبِيرُ (11) إِنَّ بَطْشَ رَبِّكَ لَشَدِيدٌ (12) إِنَّهُ هُوَ يُبْدِئُ وَيُعِيدُ (13) وَهُوَ الْغَفُورُ الْوَدُودُ (14) ذُو الْعَرْشِ الْمَجِيدُ (15) فَعَّالٌ لِمَا يُرِيدُ (16) هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْجُنُودِ (17) فِرْعَوْنَ وَثَمُودَ (18) بَلِ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي تَكْذِيبٍ (19) وَاللَّهُ مِنْ وَرَائِهِمْ مُحِيطٌ (20) بَلْ هُوَ قُرْآنٌ مَجِيدٌ (21) فِي لَوْحٍ مَحْفُوظٍ (22)

Artinya:
Demi langit yang memilik Buruj (jalan matahari dan bulan). Demi hari yang dijanjikan. Demi saksi dan yang disaksikan. Pelaku kejahatan dengan Jurang Api berkobar telah dilaknat. Ketika itu mereka duduk di atasnya. Mereka saksi atas yang mereka lakukan. Dan mereka (pelaku kejahatan) tidak menyiksa, kecuali karena sebagian mereka ‘beriman pada Allah yang Maha Mulia Maha Terpuji. Pemilik kerajaan beberapa langit dan bumi. Dan Allah Maha menyaksikan segala sesuatu. Sesungguhnya kaum yang telah merusak kaum Iman laki-laki dan perempuan, lalu tidak bertobat, mendapat siksa Jahanam dan siksa Bakar. Sesungguhnya orang-orang yang telah beriman dan beramal solih, berhak mendapat Surga-Surga yang dari bawahnya, mengalir sungai-sungai. Itu keuntungan sangat besar. Sungguh Pukulan Tuhanmu niscaya Sangat Dahsyat. Sungguh Dia memulai dan mengulangi. Dan Dia Maha Pengampun Maha Senang. Pemilik Arasy Maha Agung. Yang sangat melakukan pada yang Dia Kehendaki. Bukankah cerita Pasukan-pasukan Fir’aun dan Tsamud ‘telah datang padamu?’ Namun kaum Kafir dalam rangka mendustakan. Padahal Allah meliputi dari belakang mereka. Yang benar dia Al-Qur’an yang agung, di Lauch (Papan) yang dijaga.

Melalui Surat itu, Allah mengingatkan ‘Tindakan kejam Raja Dzu Nuwas (ذو نُوَاسٍ)’ di negeri Yaman atau Najron. Yang terjadi 70 tahun sebelum Nabi Muhammad SAW lahir. “Dia dipanggil 'Dzu Nuwas (ذو نُوَاسٍ)' karena rambutnya gondrong terurai ke pundak,” terang sejarawan Islam penulis Tajul-Urus. 
Muslim juga meriwayatkan kisah ini, di dalam kitabnya, namun tidak menyebutkan namanya. 
Dzu Nuwas (ذو نُوَاسٍ) yang nama sebenarnya Yusuf atau Zur’ah, beragama Yahudi. Dan memaksa rakyatnya agar beragama Yahudi, dan agar menyembah kepadanya. 
Ketika seorang rahib bernama Faimiyun, beragama Islam penganut Isa AS, mendapat pengikut seorang remaja bernama Abdullah bin Tamir, atau Abdullah bin Tsamir, masyarakat awam mulai sadar bahwa ternyata ajaran Islam yang diajarkan oleh Faimiyun ‘sangat baik’.
Ketika Abdullah bin Tamir membunuh singa jantan besar, atau ular besar yang menghalang-halangi jalan raya, masyarakat Najron takjub dan mengatakan, “Dia telah berilmu tinggi.”
Guru Abdullah bin Tamir dua 1), penyihir Raja Dzu Nuwas yang sudah tua 2), Rahib Faimiyun yang tiap malam rumahnya terang, meskipun tiada api yang dinyalakan. Karena barokah dia membaca Taurat dan Injil. [1] 
Rahib Faimiyun pernah akan disergap ular TinninYaitu ular sangat besar berleher dan berkepala tujuh. Di hari Jumat itu, Sholih berteriak keras sekali, “Hai Faimiyun! Larilah agar tidak dimangsa oleh ular Tinnin!.” 
Tak tahunya ular itu mati karena didoai, hingga Sholih makin takjub pada Faimiyun.

Sebelum datang ke Najron, Faimiyun juga pernah berdoa hingga datang angin besar menumbangkan pohon sangat besar, yang disembah oleh masyarakat luas. Bahkan pernah ada orang mengundang dia ke rumahnya, “Saya ingin bicara penting.”
Setelah datang, Faimiyun melihat famili orang yang mengundang ‘berselimut rapat’ karena sakit keras tak terobati, atau kerasukan jin. Dia sembuh berkat doa Faimiyun.

Nama Abdullah bin Tamir melambung, ketika famili Raja Dzu Nuwas didoakan hingga sembuh dari butanya. Raja bertanya, “Siapa yang menyembuhkan kau?.”
Dia menjawab, “Tuhanku.”
Raja terkejut dan bertanya, “Berarti kamu punya Tuhan selain aku?.”
Dia menjawab, “Tuhan saya dan Tuhan tuan, Allah yang memiliki kerajaan beberapa langit dan bumi.”
Raja memanggil dan menyiksa hingga Faimiyun dan famili yang barusan sembuh dari kebutaan ‘tewas’. Lalu perintah pada pasukannya, “Bawalah dia ke tengah lautan sana! Untuk dilemparkan! Agar tewas!.”
Sejumlah pasukan mengikat dan membawa Abdullah bin Tamir, ke tengah laut, dengan perahu. Di sana Abdullah berdoa, “اللَّهُمَّ اكْفِنِيهِمْ بِمَا شِئْتَ.” Baca: Allahumma kfiniihim bimaa syi’Ta. Artinya: Ya Allah bereskanlah urusan saya terserah bagaimana Kau menghendaki.
Ada ombak besar mengamuk, menenggelamkan dan menewaskan pasukan. Abdullah bin Tamir selamat dan pulang menghadap raja.
Pada pasukan, Raja marah dan perintah, “Bawalah dia ke puncak gunung! Untuk dilemparkan! Agar tewas!.”
Sejumlah pasukan mengikat dan membawa Abdullah ke puncak gunung yang tinggi. Tetapi doa Abdullah mengakibatkan gunung bergoncang, hingga mereka jatuh dan tewas.
Abdullah selamat dan menghadap raja untuk berkata, “Kalau ingin membunuh saya, ambillah anak panahku ini. Untuk kau panahkan pada diriku. Sebelumnya, kumpulkanlah rakyat semuanya, di tanah lapang. Bacalah, “بِاسْمِ اللَّهِ رَبِّ الْغُلاَمِ,” lalu panahlah saya. [2]

Rakyat Najron telah berkumpul banyak sekali, untuk menyaksikan 'raja memanah Abdullah. 
Kaum yang benci agama Abdullah bersuka ria; kaum yang senang, sedih sekali. 
Ketika raja berteriak, “بِاسْمِ اللَّهِ رَبِّ الْغُلاَمِ,”; rakyat Najron terkejut oleh anak panah yang melesat cepat menembus pelipis Abudullah.
Banyak orang yang puas atas gugurnya Abdullah. Namun 20.000 orang di antara mereka, memekikkan, “Aamannaa bi Robbil ghulam,” artinya, kami semua beriman pada Tuhan pemuda itu. 
Kemurkaan raja memuncak. Dia perintah agar jurang-jurang dipenuhi tumpukan kayu sebanyak-banyaknya. Untuk membakar kaum pengikut agama Nabi Isa AS, yang diajarkan oleh Faimiyun dan Abdullah bin Tamir. 

ولم ينج منهم سوى رجل واحد يقال له: دوس ذو ثَعلبان، ذهب فارسا، وطَرَدُوا وراءه فلم يُقدَر عليه، فذهب إلى قيصر ملك الشام، فكتب إلى النجاشي ملك الحبشة، فأرسل معه جيشًا من نصارى الحبشة يقدمهم أرياط وأبرهة، فاستنقذوا اليمن من أيدي اليهود، وذهب ذو نواس هاربًا فَلَجَّج في البحر، فغرق. واستمر مُلْكُ الحبشة في أيدي النصارى سبعين سنة، ثم استنقذه سيف ابن ذي يزن الحميري من أيدي النصارى، لما استجاش بكسرى ملك الفرس، فأرسل معه من في السجون، وكانوا قريبًا من سبعمائة، ففتح بهم اليمن، ورجع الملك إلى حمير


Artinya:
Dari orang 20.000 itu, tak seorang pun selamat dari pembakaran masal. Kecuali seorang lelaki bernama Daus Dzu Tsa’laban. [3] Dia berlari dengan kuda menghindari kejaran pasukan berkuda, yang tak mampu menangkap. Kudanya dipacu sekencang-kencangnya menuju raja Syam. 
Raja Syam kirim surat pada raja Najasyi penguasa negeri Chabasyah, agar menyerang kerajaan Najron. 
Raja Najasyi mengirim pasukan Nashrani Chabasyah di bawah pimpinan Aryath dan Abrahah, untuk menolong kaum Nashrani Najron Yaman, dari penganiayaan penguasa Yahudi.
Dzu Nuwas melarikan diri ke tengah laut, hingga tenggelam dan tewas. 

Hari-hari berikutnya kerajaan Najron atau Tubak dikusai oleh kaum Nashrani, selama 70 tahun. Kerajaan itu direbut lagi oleh Saif bin Dzi Yazan Al-Chimyari (سيف ابن ذي يزن الحميري), atas bantuan Kisro raja Persia. 
Saif bin Dzi Yazan mengelurkan sekitar 700 orang dari penjara, agar mendukung perjuangannya melawan kaum Nashrani. Hingga dia berhasil memenangkan peperangan. Dan kerajaan Chimyar, Najron, atau Tubak, kembali lagi merdeka.   

Hikmah yang terkandung di dalam surat itu di antaranya: Menindak sadis atas orang baik sejak dulu telah terjadi. Oleh karena itu, penguasa atau orang berpengaruh, jangan gegabah mengatakan sesat pada suatu kaum. Karena bisa berakibat fatal yang merugikan orang lemah seperti kisah di atas.

Eno bertanya, “Apa betul matahari juga berjalan?.”

Liti menjawab, “Selain berputar juga berkeliling ke kiri jauh di bawah Arasy, melewati 12 tempat yang disebut Al-Buruj. Lihatlah gambarnya.”


Ponpes Mulya Abadi Mulungan


[1] Di zaman Isa AS, Taurat masih dijadikan rujukan, berdasarkan, “وَإِذْ عَلَّمْتُكَ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَالتَّوْرَاةَ وَالْإِنْجِيلَ.” Baca: Wa idz ‘allamtukal kitaaba wal chikmata wattauroota wal Injiil. Artinya: Dan ketika Aku (Allah) mengajarkan kitab, Chikmah, Taurot dan Injil, padamu.
[2] Baca: Bismillahi Robbil-Ghulam. Artinya: Dengan Nama Allah Tuhan pemuda ini.
[3] Sebagian riwayat menjelaskan, “Dia membawa kitab suci yang telah terbakar sebagian, pada raja Syam. Sebagai bukti penganiayaan Raja Dzu Nuwas atas kaum Nashrani.” Di bawah ini 'lukisan ketika pendamping Raja Dzu Nuwas membakar 20.000 kaum Muslim' dengan jurang berapi. Di bawahnya lagi, gambar 12 buruj melingkar, jalan matahari dan bulan.









2011/06/29

Diskusi (مناظرة/munadliroh)


Para ulama asyik ber-munadliroh (مناظرة/diskusi) tentang, “Segala sesuatu akan berbuah tergantung dari niatnya,” atau, “Satu benda bisa berakibat tiga kemungkinan: pahala, penutup kebutuhan, atau dosa.” Bukhari meriwayatkan:
2371- حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ يُوسُفَ ، أَخْبَرَنَا مَالِكُ بْنُ أَنَسٍ ، عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ ، عَنْ أَبِي صَالِحٍ السَّمَّانِ ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ : الْخَيْلُ لِرَجُلٍ أَجْرٌ وَلِرَجُلٍ سِتْرٌ ، وَعَلَى رَجُلٍ وِزْرٌ فَأَمَّا الَّذِي لَهُ أَجْرٌ فَرَجُلٌ رَبَطَهَا فِي سَبِيلِ اللهِ فَأَطَالَ بِهَا فِي مَرْجٍ ، أَوْ رَوْضَةٍ فَمَا أَصَابَتْ فِي طِيَلِهَا ذَلِكَ مِنَ الْمَرْجِ ، أَوِ الرَّوْضَةِ كَانَتْ لَهُ حَسَنَاتٍ وَلَوْ أَنَّهُ انْقَطَعَ طِيَلُهَا فَاسْتَنَّتْ شَرَفًا ، أَوْ شَرَفَيْنِ كَانَتْ آثَارُهَا وَأَرْوَاثُهَا حَسَنَاتٍ لَهُ وَلَوْ أَنَّهَا مَرَّتْ بِنَهَرٍ فَشَرِبَتْ مِنْهُ وَلَمْ يُرِدْ أَن يَسْقِيَ كَانَ ذَلِكَ حَسَنَاتٍ لَهُ فَهِيَ لِذَلِكَ أَجْرٌ وَرَجُلٌ رَبَطَهَا تَغَنِّيًا وَتَعَفُّفًا ثُمَّ لَمْ يَنْسَ حَقَّ اللهِ فِي رِقَابِهَا ، وَلاَ ظُهُورِهَا فَهِيَ لِذَلِكَ سِتْرٌ وَرَجُلٌ رَبَطَهَا فَخْرًا وَرِيَاءً وَنِوَاءً لأَهْلِ الإِسْلاَمِ فَهِيَ عَلَى ذَلِكَ وِزْرٌ وَسُئِلَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم ، عَنِ الْحُمُرِ فَقَالَ مَا أُنْزِلَ عَلَيَّ فِيهَا شَيْءٌ إِلاَّ هَذِهِ الآيَةُ الْجَامِعَةُ الْفَاذَّةُ {فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ ، وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ}. صحيح البخاري ـ حسب ترقيم فتح الباري - (3 / 149)

Artinya (isnadnya tidak diartikan): Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, “Ada kuda yang menjadi pahala bagi seorang lelaki, ada kuda menjadi penutup (kebutuhan) bagi seorang lelaki, ada kuda yang menjadi dosa bagi seorang lelaki:
Adapun yang menjadi pahala untuk lelaki yaitu yang dia mengikatnya untuk Sabilillah, lalu dia menggembala di ladang atau kebun. Apapun yang didapatkan oleh kuda itu di kebun atau ladang menjadi beberapa kebaikan untukknya. Kalau kuda itu lepas dari talinya hingga berlari menyeberangi satu atau dua bukit, maka bekas-bekas dan kotorannya menjadi kebaikan-kebaikan untuknya. Kalau kuda itu datang pada sungai untuk minum airnya, maka menjadi beberapa kebaikan untuknya meskipun pemiliknya tidak menghendaki memberi minum padanya. Kuda itu untuk orang tersebut menjadi pahala.
Lelaki yang memelihara kudanya untuk mencukupi kebutuhan dan agar tidak minta tolong lalu tidak melupakan hak Allah mengenai leher dan punggung kuda (untuk menolong), maka menjadi penutup kebutuhan.
Lelaki yang memelihara kuda untuk kesombongan dan pamer dan untuk memerangi pemeluk Islam, menjadi dosa atasnya.
Rasulullah SAW ditanya tentang himar (keledai). Dia menjawab, “Tentang itu tidak ada yang diturunkan padaku kecuali ini aya yang memuat yang tunggal: {فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ ، وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ}. Baca: Faman ya’mal mitsqaala dzarratin khairan yarah. Waman ya’mal mitsqaala dzarratin syarran yarah.  
Artinya: Maka barang siapa beramal kebaikan sebobot dzarrah, akan melihatnya; barang siapa beramal kejelekan sebobot dzarrah akan melihatnya.”

Diskusi berkembang pada Hadits yang membahas tentang muballigh yang mendapat doa baik dari nabi SAW:   

1523- حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بن عَبْدِ اللَّهِ الْحَضْرَمِيُّ ، حَدَّثَنَا عُقْبَةُ بن مُكْرَمٍ ، حَدَّثَنَا يُونُسُ بن بُكَيْرٍ ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بن إِسْحَاقَ ، عَنْ عَمْرِو بن أَبِي عَمْرٍو ، عَنْ مُحَمَّدِ بن جُبَيْرِ بن مُطْعِمٍ ، عَنْ أَبِيهِ ، قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِخَيْفِ مِنًى ، يَقُولُ : نَضَّرَ اللَّهُ عَبْدًا ، سَمِعَ مَقَالَتِي ، فَحَفِظَها ثُمَّ أَدَّاهَا إِلَى ، مَنْ لَمْ يَسْمَعْهَا فَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ لا فِقْهَ لَهُ ، وَرُبُّ حَامِلِ فِقْهٍ إِلَى مَنْ هُوَ أَفْقَهُ مِنْهُ ، ثَلاثٌ لا يَغِلُّ عَلَيْهِنَّ قَلْبُ مُؤْمِنٍ : إِخْلاصُ الْعَمَلِ لِلَّهِ ، وَطَاعَةُ ذَوِي الأَمْرِ ، وَلُزُومُ الْجَمَاعَةِ ، فَإِنَّ دَعْوَتَهُمْ تَكُونُ مِنْ وَرَائِهِمْ . المعجم الكبير للطبراني - (2 / 165)
Artinya (isnadnya tidak diartikan): Jubair bin Muth’im berkata, “Saya pernah mendengar Rasulallah SAW bersabda di Khaif Mina ‘semoga Allah memberi sinar pada hamba yang mendengar makalah (sabda)ku untuk menjaga lalu menyampaikannya pada orang yang tidak mendengarnya. Seringkali pembawa fiqih (kefahaman) tidak memahami fiqih, seringkali pembawa fiqih menyampaikan fiqih (kefahaman) pada orang yang lebih faham darinya. Hatinya orang iman tidak boleh berubah pada tiga:
Ikhlas dalam beramal.
Taat pada penguasa perkara.
Menetapi berjamaah. Karena doa mereka di belakang mereka’.”