SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

2011/06/09

PK 8: Meracuni Nabi SAW

(Bagian ke-8 dari seri tulisan Perang Khaibar[1])
 Ketikan Khaibar telah ditaklukkan sepenuhnya oleh Rasulillah SAW, Zainab bintu Al-Charits bertanya-tanya, “Daging kambing bagian manakah yang paling menyenangkan pada Muhammad?.”
Beberapa orang menjawab, “Lengan dan belikat.”
Zainab mencari sejumlah kambingnya untuk disembelih.  Dia mencari racun yang disebut Labathi (لاَبَطِيّ). Racun jenis itulah yang ditentukan oleh sidang kaum Yahudi untuk meracuni nabi. Racun itu ditaruh pada lengan dan belikat kambing bakar dalam jumlah banyak. Matahari tenggelam di ufuk barat; Rasulullah SAW shalat maghrib. Seusai shalat Rasulullah pulang bertemu Zainab sedang duduk di depan rumah. Rasulullah SAW bertanya, “Ada apa?.”
Dia menjawab, “Ini hadiyah untuk tuan.”
Sejak dulu Rasulullah mau makan pemberian hadiyah, namun tidak mau makan pemberian zakat. Rasulullah perintah agar hidangan itu diletakkan. Zainab meletakkan hidangannya di hadapan Rasulullah. Rasulullah perintah pada para sahabat, “Mendekatlah untuk makan malam!.”
Para sahabat menegulurkan tangan untuk menyantap daging itu; Rasulullah mengambil satu lengan; Bisyr bin Al-Bara’ (بِشْرُ بْنُ الْبَرَاءِ) mengambil tulang berdaging. Rasulullah menggigit daging; Bisyr bin Bara’ juga menggigit daging. Rasulullah menggigit lagi; Bisyr bin Bara’ juga menggigit lagi. Tiba-tiba Rasulullah SAW bersabda, “Berhenti!, sungguh lengan ini memberi tahu saya bahwa telah diracun.”
Bisyr bin Bara’ berkata, “Demi Allah ya Rasulallah, sejak saya makan pertama kali telah merasakannya, namun saya tidak mau tuan keselak[2] makanan. Ketika tuan telah menggigit beberapa kali saya menjadi tenang karena tuan biasa-biasa saja. Saat itu saya yakin racun takkan mempan pada tuan.”
Di tempat itu juga Bisyr bin Bara’ berubah warnanya menjadi biru. Sebelum setahun dia meninggal karena racun itu. Ada yang menjelaskan saat itu juga Bisyr bin Bara’ meninggal; sementara nabi bertahan hidup tiga tahun setelah itu.
Rasulullah SAW memanggil Zainab untuk ditanya, “Kamu telah menaruh racun pada lengan itu kan?.”
Zainab menjawab, “Siapa yang memberi tahu tuan?.”
Rasulullah bersabda, “Lengan itu.”
Zainab menjawab, “Betul.”
Rasulullah bertanya, “Apa yang mendorongmu melakukan demikian?.”
Zainab menjawab, “Karena tun telah membunuh ayah, paman, dan suami saya. Dan telah menaklukkan kaum saya. Saya telah berkata ‘jika dia nabi maka lengan itu akan memberi tahu padanya mengenai tindakan saya, namun kalau hanya raja, maka kami pasti segera istirahat dari memikirkannya’.”

Berita paling shohih mengeni peracunan atas nabi SAW adalah yang dari Bukhari:
- حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ ، حَدَّثَنَا اللَّيْثُ ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ أَبِي سَعِيدٍ ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّهُ قَالَ : لَمَّا فُتِحَتْ خَيْبَرُ أُهْدِيَتْ لِرَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم شَاةٌ فِيهَا سَمٌّ ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم اجْمَعُوا لِي مَنْ كَانَ هَاهُنَا مِنَ الْيَهُودِ فَجُمِعُوا لَهُ فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم إِنِّي سَائِلُكُمْ عَنْ شَيْءٍ فَهَلْ أَنْتُمْ صَادِقِيَّ عَنْهُ فَقَالُوا نَعَمْ يَا أَ بَا الْقَاسِمِ فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : مَنْ أَبُوكُمْ قَالُوا أَبُونَا فُلاَنٌ ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم كَذَبْتُمْ بَلْ أَبُوكُمْ فُلاَنٌ فَقَالُوا صَدَقْتَ وَبَرِرْتَ ، فَقَالَ : هَلْ أَنْتُمْ صَادِقِيَّ عَنْ شَيْءٍ إِنْ سَأَلْتُكُمْ عَنْهُ فَقَالُوا نَعَمْ يَا أَبَا الْقَاسِمِ وَإِنْ كَذَبْنَاكَ عَرَفْتَ كَذِبَنَا كَمَا عَرَفْتَهُ فِي أَبِينَا قَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : مَنْ أَهْلُ النَّارِ فَقَالُوا نَكُونُ فِيهَا يَسِيرًا ثُمَّ تَخْلُفُونَنَا فِيهَا فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم اخْسَؤُوا فِيهَا وَاللَّهِ لاَ نَخْلُفُكُمْ فِيهَا أَبَدًا ثُمَّ قَالَ لَهُمْ فَهَلْ أَنْتُمْ صَادِقِيَّ عَنْ شَيْءٍ إِنْ سَأَلْتُكُمْ عَنْهُ قَالُوا نَعَمْ ، فَقَالَ : هَلْ جَعَلْتُمْ فِي هَذِهِ الشَّاةِ سُمًّا فَقَالُوا نَعَمْ فَقَالَ مَا حَمَلَكُمْ عَلَى ذَلِكَ فَقَالُوا أَرَدْنَا إِنْ كُنْتَ كَذَّابًا نَسْتَرِيحُ مِنْكَ وَإِنْ كُنْتَ نَبِيًّا لَمْ يَضُرَّكَ.

Artinya (isnadnya tidak diartikan): Ketika Khaibar telah ditaklukkan; Rasulullah diberi hantaran hadiyah masakan kambing yang telah diracun. Rasulullah SAW bersabda, “Kumpulkan orang-orang Yahudi di sini untukku!.”
Maka kaum Yahudi dikumpulkan untuk menghadap Rasulullah SAW. Rasulullah SAW bersabda pada mereka, “Saya akan bertanya pada kalian tentang sesuatu, bukankah kalian sanggup menjawab dengan jujur?.”
Mereka menjawab, “Sanggup, ya ayah Qasim.”
Rasulullah bertanya, “Siapa ayah kalian?.”
Mereka menjawab, “Ayah kami fulan.” Maksudnya mereka menyebut nama ayah mereka masing-masing.
Rasulullah bersbda, “Kalian bohong, yang benar ayah kalian adalah fulan.” Maksudnya nama ayah mereka disebut oleh nabi satu persatu.
Mereka berkata, “Kau telah benar dan telah berbuat baik.”
Rasulullah bersabda, “Bukankah kalian sanggup menjawab dengan jujur padaku mengenai pertanyaan yang akan saya ajukan?.”
Mereka menjawab, “Sanggup ya ayah Qasim, karena kalau kami bohong kau pasti tahu sebagaimana mengenai kebohongan kami tentang ayah kami.”
Rasulullah bertanya, “Siapakah ahli nereka?.”
Mereka menjawab, “Kami akan di sana sebentar, lalu kalian yang akan menggantikan di dalamnya.”
Rasulullah SAW bersabda pada mereka, “Hinalah di dalamnya!, demi Allah kami takkan menggantikan kalian di dalamnya untuk selamanya.” Lalu bersabda, “Bukankah kalian sanggup menjawab dengan jujur padaku mengenai pertanyaan yang akan saya ajukan?.”
Mereka menjawab, “Sanggup.”
Rasulullah bertanya, “Bukankah kalian telah menaruh racun di dalam masakan kambing ini?.”
Mereka menjawab, “Betul.”
Rasulullah bertanya, “Apa yang mendorong kalian melakukan demikian?.”
Mereka menjawab, “Tujun kami jika kau pembual agar kami segera istirahat memikirkan kau, namun jika kau seorang nabi, pasti takkan mambahayakanmu.”

0 komentar:

Posting Komentar