SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

Doa Meluluhkan Hati Seseorang

Ya Allah sungguh Engkau Maha Mulia Maha Besar. Sedangkan saya HambaMu yang sangat hina dina. Tiada upaya dan kekuatan kecuali karena Kau. Ya Allah, tundukkanlah

Doa Agar di Beri kerjaan Bisnis

Ya Allah, Raja segala Kerajaan, Tuhan memberikan Kerajaan pada yang Tuhan kehendaki, melepas Kerajaan dari yang Tuhan kehendaki, menjayakan orang yang Tuhan kehendaki, dan merendahkan orang yang Tuhan kehendaki

Sapaan Nabi Membuat Khowat Sungkan

Rasulullah SAW keluar dari tenda dan bersabda pada saya ‘hai Ayah Abdillah, apa yang mendorong kau duduk bersama mereka ?’

Hibah Menurut Bukhori

Hibah Menurut Bukhari Ibrahim Annakhai tergolong Tabiin yang sangar alim. Beliau murid Ibrhaim Attaimi, murid Amer bin Maimun, murid Abu Abdillah Al-Jadali, murid Khuzaimah sahabat Nabi SAW.

Masuk Surga Paling Awal

Rasulullah SAW bersabda, “Jibril AS telah datang untuk memegang tanganku untuk menunjukkan saya Pintu Gerbang Surga, yang akan dimasuki oleh umatku.”

2017/01/23

Lima Tokoh Yahudi Khaibar


Image result for Khaibar


أَفْضَى كُلّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا إلَى صَاحِبِهِ وَبَدَرَ مَرْحَبٌ مُحَمّدًا ، فَيَرْفَعُ السّيْفَ لِيَضْرِبَهُ فَاتّقَاهُ مُحَمّدٌ بِالدّرَقَةِ فَلَحِجَ سَيْفَهُ وَعَلَى مَرْحَبٍ دِرْعٌ مُشَمّرَةٌ فَيَضْرِبُ مُحَمّدٌ سَاقَيْ مَرْحَبٍ فَقَطَعَهُمَا . وَيُقَالُ لَمّا اتّقَى مُحَمّدٌ بِالدّرَقَةِ وَشَمّرَتْ الدّرْعُ عَنْ سَاقَيْ مَرْحَبٍ حِينَ رَفَعَ يَدَيْهِ بِالسّيْفِ فَطَأْطَأَ مُحَمّدٌ بِالسّيْفِ فَقَطَعَ رِجْلَيْهِ وَوَقَعَ مَرْحَبٌ ، فَقَالَ مَرْحَبٌ : أَجْهِزْ يَا مُحَمّدُ قَالَ مُحَمّدٌ ذُقْ الْمَوْتَ كَمَا ذَاقَهُ أَخِي مَحْمُودٌ وَجَاوَزَهُ وَمَرّ بِهِ عَلِيّ فَضَرَبَ عُنُقَهُ وَأَخَذَ سَلَبَهُ فَاخْتَصَمَا إلَى رَسُولِ اللّهِ صَلّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ فِي سَلَبِهِ فَقَالَ مُحَمّدُ بْنُ مَسْلَمَةَ يَا رَسُولَ اللّهِ وَاَللّهِ مَا قَطَعْت رِجْلَيْهِ ثُمّ تَرَكْته إلّا لِيَذُوقَ مُرّ السّلَاحِ وَشِدّةِ الْمَوْتِ كَمَا ذَاقَ أَخِي ، مَكَثَ ثَلَاثًا يَمُوتُ وَمَا مَنَعَنِي مِنْ الْإِجْهَازِ عَلَيْهِ شَيْءٌ قَدْ كُنْت قَادِرًا بَعْدَ أَنْ قَطَعْت رِجْلَيْهِ أَنْ أَجْهَزَ عَلَيْهِ . فَقَالَ عَلِيّ عَلَيْهِ السّلَامُ صَدَقَ ضَرَبْت عُنُقَهُ بَعْدَ أَنْ قَطَعَ رِجْلَيْهِ . فَأَعْطَى رَسُولُ اللّهِ صَلّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ مُحَمّدَ بْنَ مَسْلَمَةَ سَيْفَهُ وَدِرْعَهُ وَمِغْفَرَهُ وَبَيْضَتَهُ فَكَانَ عِنْدَ آلِ مُحَمّدِ بْنِ مَسْلَمَةَ سَيْفُهُ فِيهِ كِتَابٌ لَا يُدْرَى مَا هُوَ حَتّى قَرَأَهُ يَهُودِيّ مِنْ يَهُودِ تَيْمَاءَ فَإِذَا فِيهِ هَذَا سَيْفُ مَرْحَبْ مَنْ يَذُقْهُ يَعْطَبْ

Artinya : Yang satu mendekati lainnya. Namun Marchab mendahului menyerang Muhammad dengan pedang. Pedang Marchab tergigit perisai Muhammad yang ditangkiskan. Kain penutup betis Marchab tersingkap; Muhammad memukulkan pedang secepat-cepatnya ke arah bawah, hingga dua betis Marchab patah menyemburkan darah. Ada yang memberitakan ‘di saat Muhammad menangkis pedang dengan perisainya; kain Marchab tersingkap. Dua betisnya tampak di saat Marchab memukulkan pedang ke arah Muhammad yang menunduk sambil mengayunkan pedang sekuat tenaga, hingga mematahkan dua kakinya. Marchab roboh lalu berkata, “Bunuhlah saya! hai Muhammad” Muhammad menjawab, “Rasakan kematian, sebagaimana Machmud sudaraku merasakan.” Akhirnya Muhammad meninggalkan dia. Namun Ali yang menjumpanya, membunuh dan memotong leher, dan merampas lucutan Marchab. Akhirnya Ali RA dan Muhammad, minta pengadilan Rasulallah صَلّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ. Muhammad berkata, “Ya Rasulallah, dia saya patahkan dua kakinya lalu kutinggalkan, agar merasakan pedihnya pedang dan beratnya sakarat, sebagaimana saudaraku telah merasakan. Dia telah saya biarkan sakarat tiga hari, meskipun sebetulnya saya mampu membunuh dia, setelah dua kakinya kupotong.” Ali عَلَيْهِ السّلَامُ berkata, “Dia benar, saya membunuh setelah dua kakinya dia patahkan.” Rasulallah صَلّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ memberikan pedang, baju-perang, topi-perang dan rumbai-topi-perang Marchab, pada Muhammad. Pedang tersebut dirumat di keluarga Muhammad bin Maslamah. Ditulisi dengan huruf yang tak bisa dibaca. Namun akhirnya ada seorang Yahudi Taimak yang bisa membaca, “Ini pedang Marchab. Barang siapa tertebas, tewas.”

Peperangan tersebut sangat seru dan menegangkan. Kaum Yahudi bertahan mati-matian karena berada di kandang yang paling mereka andalkan. Muslimiin berjuang mati-matian karena yakin bahwa pasti akan menang. Banyak yang luka, banyak pula yang gugur. Banyak yang ketakutan, banyak pula yang justru keberaniannya melonjak dan berkobar. Banyak yang menangis, banyak pula yang puas setelah merobohkan dan membunuh musuh. Banyak darah tumpah, banyak pula yang rasa kasihan dan cintanya terhadap sesama teman dan saudara, justru menjadi sempurna. Saat itu telah banyak kaum Yahudi yang menjadi korban keganasan perang. Tinggal tokoh-tokoh besar mereka yang masih berperang dengan garang. Banyak yang melaporkan, “Setelah Muhammad membunuh Marchab, Usair lelaki Yahudi kuat pendek, datang menantang ‘siapa berani melawanku? dengan suara keras. Muhammad mendekat. Mereka berdua bergerak cepat, saling memukulkan pedang. Namun tak lama kemudian, Usair tewas oleh tusukan pedang Muhammad. Tak lama kemudin, Yasir datang untuk menyerang Muhammad. Dia termasuk orang mereka paling kejam. Sebelum itu, dia memburu Muslimiin dengan tombaknya.
Ketika Ali bergerak menghadapi; Az-Zubair berkata, “Saya bersumpah jangan kau biarkan dia lepas.”
Ali melaksanakan perintah Az-Zubair, yakni melawan Yasir.
Sabda Nabi SAW, “لِكُلّ نَبِيّ حَوَارِيّ وَحَوَارِيّ الزّبَيْرُ وَابْنُ عَمّتِي – Setiap Nabi AS, memilikiHawari (pembela setia), dan Hawari-ku Az-Zubair, anak bibiku,” disabdakan, setelah Az-Zubair membunuh Yasir yang tertahan oleh amukan Ali RA. Setelah Marchab dan Yasir, dua tokoh Yahudi tewas terbunuh, Nabi bersabda “Berbahagialah, Khaibar telah menjadi lebar dan urusannya lancar.”
Kebetulan Marchab yang tewas, artinya dilebarkan; Yasir yang tewas, artinyalancar. 
Lelaki Yahudi tinggi besar bernama Amir, muncul. Rasulullah صَلّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ bertanya, “Apakah kira-kira tingginya ada limadzirak?.”
Satu dzirak: panjang mulai ujung jari tengah hingga ujung siku. Amir berbaju perang, menantang, “Siapa berani melawanku?,” sambil mengangkat-angkat pedangnya.
Beberapa orang menjauhi lelaki yang lihai berperang tersebut. Namun Ali justru mendekatinya. Berkali-kali pedang Ali memukul; namun dia tetap tegak berdiri. Akhirnya roboh karena dua betisnya patah menyemburkan darah, oleh pedang Ali. Sambaran pedang Ali beraksi, setelah dia roboh ke tanah, menghantarkan dia ke alam baka. Tak lama kemudian, pedangnya diambil oleh Ali. Dengan tewasnya tokoh-tokoh besar mereka:
1.     Charits.
2.     Marchab.
3.     Usair.
4.     Yasir.
5.     Dan Amir. Maka berakhirlah Perang Khaibar, karena mereka tokoh andalan kaum Yahudi.   

Ponpes Mulya Abadi Mulungan

2017/01/11

Dibentak, “Masuk ke Kota!”


Image result for Khalid Pedang Allah


Di tengah kepungan tersebut, pasukan Muslimin kelihatan sangat sedikit. 
Peperangan yang tidak seimbang berlangsung mulai pagi hingga matahari bertengger di tengah kepala.


Suara kedua meledak, “Aku Abdur Rohman bin Abi Bakr !.”

Di tengah pasukan berkuda yang berdatangan itu, panji berkibar menari-nari di tangan Rafi bin Umairah.

Pasukan Bushro lunglai, ketika yakin bahwa Khalid telah datang di pertengahan bala-bantuan kaum Muslimiin. Mereka kabur meninggalkan gelanggang perang. 

Khalid berkata, “Memang keberanian Abu Ubaidah luar-biasa. Dia berani bukan ingin disanjung, namun belum tahu bahwa wilayah ini sangat berbahaya.”

Khalid menyuruh mereka berpindah untuk beristirahat, pada tempat yang nyaman.
Hingga dua hari, mereka beristirahat di dalam deretan tenda di hutan luas. 
Tiba-tiba pasukan berkuda dari Bushro berdatangan untuk menyerang.

Khalid berteriak, “Kaum Romawi datang kemari! Mereka tahu bahwa kita dan kuda kita capek! Ayo kita hadapi! Semoga Allah memberi Barokah pada kalian! Bersiaplah!.”
Mereka bergerak cepat menata barisan. Yang memimpin barisan sebelah kanan; Rafi bin Umairah Atthai. 
Yang memimpin barisan bagian kiri; pemuda bernama Dhirar bin Al-Azwar. 
Penyerang barisan tengah, dipimpin oleh Abdur Rohman bin Abi Bakr.
Pasukan paling menakutkan bernama Jaisyuzzachf (Pasukan Pengobrak-Abrik), dibagi menjadi dua. Yang satu di bawah pimpinan Al-Musayyab bin Najibah Al-Fazari; yang lain di bawah pimpinan Madzur bin Ghanim Al-Asyari (مذعور بن غانم الاشعري). 

Pada mereka, Khalid perintah, “Jika saya menyerang! Kalian semua menyeranglah!.”
Khalid masuk ke tengah barisan pasukannya, untuk menyampaikan pesan penting. Saat itu pasukannya telah tak sabar, ingin segera menyerang.


Dari tengah barisan pasukan Bushro, muncul lelaki berkuda berbusana mewah. Emas dan mutiara-merah yang dikenakan, gemerlapan. Ternyata dia berteriak, “Hai kaum Arab! Suruhlah pimpinan kalian tertinggi agar kemari! Saya penguasa kota Bushra!” dengan bahasa Arab yang fasih.
Khalid bergegas mendekati. 
Bathriq itu bertanya, “Kau pimpinan kaum ini?!.”
Khalid menjawab, “Kata mereka begitu! Tapi ini hanya selama saya taat Allah dan RasulNya. Jika telah menentang Allah dan RasulNya, saya tidak berhak menjadi pimpinan mereka!.”
Dia berkata, “Saya lelaki pandai di mata raja-raja Romawi. Kebenaran takkan samar bagi orang yang teliti. Ketahuilah bahwa saya telah membaca kitab-kitab kuno dan berita orang-orang dahulu. Di sana tertulis: Sunguh Allah akan mengutus lelaki dari Quraisy bernama Muhammad bin Abdillah SAW, sebagai Rasul.”
Khalid berkata, “Demi Allah itu nama nabi kami.”
Dia berkata, “Dia mendapatkan Kitab-Suci.”
Khalid berkata, “Betul! Bernama Al-Qur’an!.”
Lelaki bernama Bathriq Rumas (Abdul-Malik) itu, bertanya, “Apa dia mengharamkan arak?.”
Mata dia terbelalak ketika Khalid menjawab, “Betul! Barang siapa minum arak; kami pukul. Barangsiapa berzina; kami dera, jika telah muchson (terjaga), kami rajam.”
Dia bertanya, “Apa dia mewajibkan agar kalian melakukan sholat?.”
Khalid menjawab, “Betul! Sehari-semalam lima kali!.”
Dia bertanya, “Apa dia mewajibkan berjihad?.”
Khalid menjawab, “Kalau hukumnya tidak wajib; buat apa kami kemari memerangi kalian?!.”
Dia berkata, “Demi Allah, saya tahu bahwa agama kalian benar. Saya cinta kalian, dan telah menyuruh agar kaum saya takut kalian. Tetapi mereka bersikeras.”
Khalid perintah, “Katakan ‘laa Ilaaha illaa Allah; Muhammad Utusan Allah !’ Kau akan mempunyai hak yang sama dengan kami, dan menanggung kewajiban yang sama dengan kami!.”
Dia berkata, “Saya telah Islam. Tetapi takut dibunuh dan dirampas harem saya, oleh kaum saya. Saya akan pulang untuk menyuruh agar kaum saya takut kalian. Siapa tahu Allah memberi Petunjuk pada mereka.”
Khalid berkata, “Jika kau kembali pada kaummu, sebelum berperang dengan saya; saya justru mengkhawatirkan keselamatanmu dari amukan kaummu. Seranglah saya sebelum kau pulang ! Agar mereka tidak menyangka jelek padamu!.”

Abdul-Malik menyerang dengan garang pada Khalid, yang menangkis dan menghindar, lalu menyerang dengan ganas. Hingga dia kuwalahan bertahan. 
Abdul-Malik berkata, “Jangan kau hentikan serangan ini, hingga Tuan Dirjan melihat kita berperang! Dia Bathriq atasan saya, utusan Raja Hiraqla yang berbahaya bagi kau.”
Dengan menyerang, Khalid menjawab, “Allah akan menolong saya menaklukkan dia.”

Abdul-Malik surut ke belakang lalu kabur, setelah pedang Khalid menyambar bertubi-tubi. Kudanya dipacu agar lari cepat, menuju barisan pasukannya.

Mereka bertanya, “Kenapa Tuan berlari pulang?.”
Abdul-Malik menjawab, “Ternyata mereka hebat. Kalian pasti takkan mampu menghadapi serangan mereka. Mereka pasti akan segera menguasai negeri-negeri Syam. Wilayah kekuasaan saya juga pasti segera mereka rebut. Kabulkan keinginan mereka! Ayo kota ini kita serahkan pada mereka; seperti kaum Arakah dan Sakhnah menyerahkan kota mereka!.”
Kaumnya terkejut ketika mendengar ucapannya. Beberapa bentakan dan suara ricuh bersaut-sautan membisingkan. Mereka kalap ingin membunuh dia. 

2017/01/07

PS 194: Pembebasan Syam



 Image result for Tarabulus
Cerbung  (Cerita bersambung)


Jirfas telah membagi harta kekayaan yang dibawa, pada pasukanya. Dan duduk santai hingga petang. Sejumlah kuda mereka memakan rumput. Ketika malam makin kelam, dia dan pasukannya naik kuda berarak-arak.
Tiba-tiba dipaksa berhenti dan dikepung oleh Yuqana dan kaumnya. Namun tidak dibunuh, hanya ditangkap.
Pasukan berkuda Yuqana telah mengepung mereka dari segala penjuru. Agar tidak ada yang kabur. Ketika semua telah ditahan, pasukan Yuqana berusaha melepaskan Al-Charits bin Sulaim dan keluarganya.
Al-Charits berbisik, “Saya berpandangan ‘biarkan kami terikat seperti ini! Karena muslihat ini berpahala dari Allah. Bawalah kami ke negeri musuh, dalam keadaan seperti ini! Niscaya kalian bisa menaklukkan negeri-negeri di sepanjang Sachil (Pantai) yang kalian serang.”
Dengan tersenyum, Yuqana berkata, “Ini siasat yang sangat jitu!.”
Lalu perintah agar mereka diikat lagi. Dan perintah 2.000 pasukanyna, agar bersembunyi.
Pasukan Filanthanus 3.000 orang, juga diikat bersama mereka. Yuqana berpesan, “Jika para utusanku telah datang, maka majulah!.”
Dan perintah agar mereka mengenakan busana model Romawi, agar seperti pasukan Qaisariyah (قيسارية) yang mereka tangkap.
Mereka berjalan berarak-arak menuju Tharabulus (Tripoli).
Dengan bahagia, penduduk keluar menyambut kehadiran mereka. Penduduk telah membaca surat Raja Filasthin :
“Sungguh saya telah mengirimkan 3.000 pasukan berkuda pada kalian. Dibawah pimpinan Jirfas bin Shaliba.”
Penduduk yang melaut menonton Yuqana dan pasukannya masuk ke kerajaan. Di dalamnya telah berkumpul :
1.     Sejumlah tokoh.
2.     Sejumlah Bathriq (Pimpinan perang yang membawahi minimal 5.000 pria).
3.     Dan sejumlah Kasim (budak rendahan yang sering dibentak-bentak oleh majikan).
Ketika ruangan megah itu telah penuh, Yuqana perintah agar mereka ditangkap semuanya. Lalu berkhotbah, “Hai kaum Tharabulus! Sungguh Allah SWT telah menolong Islam dan pemeluknya! Sungguh kami dulu, di dalam kehidupan yang gelap! Menyembah Salib, Patung, dan binatang Qurban! Bahkan kami menganggap Allah beristri dan berputra! Hingga kami kedatangan kaum Arab! Dan mendapatkan Hidayah! Hingga kami bergabung pada mereka! Berkat Nabi SAW mereka yang penjelasannya telah dituturkan oleh Allah di dalam Taurat! Yang pernah diberitakan oleh Isa Al-Masih. Islam agama yang benar! Perkataan dia SAW benar! Umatnya perintah kebaikan dan mencegah dari kemungkaran! Mereka menegakkan shalat! Menunaikan zakat! Berbicara benar! Mengikuti kebenaran! Mentauhidkan dan mensucikan Allah! Mengingkari ‘Allah beristri dan berputra!’ Dan berjihad di JalanNya! Yang diperintahkan oleh para Nabi dan Rasul AS! Silahkan memeluk Islam! Atau membayar pajak! Jika membangkang, kalian akan aku jadikan budak, untuk kaum Arab! Ini perintah saya! Wassalam!.

Melalui khotbah Yuqana, mereka menyadari bahwa Yuqana telah mengampuni pasukan-pasukan mereka. Bahkan di jalan, Yuqana telah menangkap pasukan raja mereka.
Dengan ketakutan, mereka berkata, “Yang Mulia, perintah anda akan kami lakukan” pada Yuqana.
Sebagian mereka ada yang beriman, sebagian lagi sanggup menyerahkan pajak. Dan mereka diperlakukan dengan adil, oleh Yuqana.
Yuqana perintah kaum, agar keluar dari persembunyian. Agar melepaskan ikatan kaum Tawanan. Karena berusaha lari, maka kaum Tawanan ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara.
Yuqana mengirimkan berita Kemenangan pada Abu Ubaidah RA. Yang diutus membawa Berita, Al-Harits bin Sulaim. Dengan pesan, “Hai Abdallah, pimpinlah rombongan ini, untuk menyampaikan berita Kemenangan!.”
Al-Harits menjawab, “Akan saya lakukan segera, in syaa Allah Taala.” Lalu berjalan bersama sejumlah kaum, menuju Abu Ubaidah RA.
Pada Abu Ubaidah, dia mengucapkan Salam, dan menyerahkan surat. Setelah membaca surat dengan cermat, Abu Ubaidah bertanya, “Bukankah kau yang minta ‘Ijin Perjalanan’ ke Wadi Bani Ahmar, bersama kaummu? Lalu siapa yang membawa kau hingga sampai Tharabulus?” pada Al-Harits.
Abu Ubaidah makin heran, ketika dijawab, “Ini karena Qodhok dan Qodar Allahu Akbar. Sungguh Yuqana telah menyerbu, menangkap, dan menawan kami. (Dan seterusnya)” oleh Al-Harits.
Dengan takjub dia berdoa, “Ya Allah, tetapkan mereka, dengan PertolonganMu!” untuk Yuqana dan pasukannya.