SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

Doa Meluluhkan Hati Seseorang

Ya Allah sungguh Engkau Maha Mulia Maha Besar. Sedangkan saya HambaMu yang sangat hina dina. Tiada upaya dan kekuatan kecuali karena Kau. Ya Allah, tundukkanlah

Doa Agar di Beri kerjaan Bisnis

Ya Allah, Raja segala Kerajaan, Tuhan memberikan Kerajaan pada yang Tuhan kehendaki, melepas Kerajaan dari yang Tuhan kehendaki, menjayakan orang yang Tuhan kehendaki, dan merendahkan orang yang Tuhan kehendaki

Sapaan Nabi Membuat Khowat Sungkan

Rasulullah SAW keluar dari tenda dan bersabda pada saya ‘hai Ayah Abdillah, apa yang mendorong kau duduk bersama mereka ?’

Hibah Menurut Bukhori

Hibah Menurut Bukhari Ibrahim Annakhai tergolong Tabiin yang sangar alim. Beliau murid Ibrhaim Attaimi, murid Amer bin Maimun, murid Abu Abdillah Al-Jadali, murid Khuzaimah sahabat Nabi SAW.

Masuk Surga Paling Awal

Rasulullah SAW bersabda, “Jibril AS telah datang untuk memegang tanganku untuk menunjukkan saya Pintu Gerbang Surga, yang akan dimasuki oleh umatku.”

2017/07/02

Dua Raja Berundi


Image result for dua raja romawi kuno


Penduduk Damaskus marah. Lautan pasukan mereka berbaris-baris memanjang sejauh satu farsakh (tiga mil). Mereka mengira yang akan datang, Abu Ubaidah dan pasukannya. Ternyata yang muncul Khalid dan pasukannya.

Saat itu, Rifaah bin Muslim sebagai pasukan Khalid.
Pasukan Damaskus yang berjumlah sangat banyak, mendekati Khalid dan pasukannya. Perisai Khalid bernama Maslamah telah diangkat. 
Pada pasukannya, Khalid berteriak, “Inilah hari istimewa yang takkan ada lagi yang menandingi! Pasukan berkuda mereka akan segera melancarkan serangan! Ayo kita berjihad! Tolonglah Allah! Agar Allah menolong kita! Bergabunglah pada kaum yang menyerahkan diri pada Allah! Sepertinya bala-bantuan untuk kalian di bawah pimpinan Abu Ubaidah, akan segera datang kemari!.”

Banyak pasukan Damaskus yang terkejut, saat Khalid berteriak keras, menggerakkan pasukan. Mereka makin terkejut ketika tiba-tiba Syurachbil, Abdur Rohman, dan Dhirar bin Al-Azwar, melancarkan serangan ganas bertubi-tubi.

Serangan selanjutnya, oleh Dhirar diarahkan pada enam orang di depannya. Perlawanan mereka dikalahkan dengan jurus-jurus mematikan. Dalam waktu cepat mereka tewas.
Sejumlah anak-panah dari pasukan Damaskus melesat bertubi-tubi, untuk menghentikan serangan Dhirar.

Setelah berhenti, Khalid mengucapkan rasa sukur pada Dhirar. Lalu perintah pada Abdur Rohman, “Serbulah mereka! Semoga Allah memberi Barakah padamu!.”
Abdur Rohman bergerak cepat mengayun-ayunkan pedang. 
Beberapa lawan berguguran karena amukannya yang terlalu dahsyat.

Khalid mempersiapkan serangan. Tombaknya telah diangkat lalu diayun-ayunkan. Ketangkasan dan keberanian dia yang luar-biasa, membuat pasukan Damaskus ketakutan.
Setelah melihat dia melancarkan serangan-mematikan, yang menewaskan sejumlah pasukan, Bathriq Kalus mengetahui Khalid yang dicari-cari

Kalus takut karena Khalid bergerak cepat mendekat. 
Kalus berlari ke belakang. Seorang bathriq bawahannya maju untuk menghalang-halangi serangan Khalid. Sejumlah anak-panah melesat bertubi-tubi ke arah Khalid. Subhanallah, Khalid tidak memperdulikan sejumlah anak-panah yang melukai. Dia justru meningkatkan serangan ganasnya hingga duapuluh pasukan tewas berserakan.

Khalid memacu kudanya agar berlari-cepat, di antara barisan kawan dan lawan. Kudanya loncat dan lari cepat mengikuti kemauannya, dan segera menantang perang satu lawan satu. 
Tak seorang pun dari mereka, berani mengabulkan tantangannya. Mereka berkata, “Yang akan kami hadapi selain dia!.”
Khalid menjawab, “Goblok! Masyak kalain takut pada saya yang hanya sendirian! Kami semua sama! Kalau berperang membahayakan!.”
Kebanyakan mereka tidak menjawab, karena tidak memahami bahasanya.

Azazir mendekati Kalus untuk berkata, “Bukankah kau telah diperintah oleh raja untuk memimpin pasukan yang dikirim kemari, untuk memerangi kaum Arab? Ayo maju! Lindungi negeri dan rakyat!.”
Kalus menjawab, “Kau yang lebih berhak memerangi mereka, karena kau telah lebih dulu memerangi. Semula kau berjanji takkan memerangi kaum Arab, kecuali jika Raja Hiraqla telah memberi ijin! Sekarang ijin telah turun dan suratnya sudah dibacakan! Ayo lawanlah mereka!.”

Pada mereka berdua, sejumlah pasukan Damaskus berkata“Diundi saja! Yang berkewajiban memerangi pimpinan kaum Arab, yang undiannya keluar!.”
Kalus berkata, “Jangan begitu! Sebaiknya kita berdua bersatu melawan dia! Demikan itu lebih menakutkan dia!.”
Raja Kalus takut jika perkataannya sampai ke telinga Raja Hiraqla, karena bisa berakibat dirinya dipecat atau dibunuh.

Dia dan Raja Azazir berundi, namun yang keluar undian dia.
Azazir perintah, “Kau yang bertugas melawan dia! Majulah! Tunjukkan keahlianmu bermain pedang!.”

Sambutan dan Doa



Image result for Khalid Pedang Allah



Arak-arakan berkuda Khalid dan pasukannya sampai di bukit kota Damaskus. Di situ, dia mendirikan panjinya bernama Iqab. Oleh karena itu tempat itu disebut Tsaniyatul-Iqab, yang artinya Bukit Panji Iqab. 

Lalu Khalid bergerak lagi menuju tempat, untuk beristirahat. Tempat itu sekarang disebut Dairu Khalid (Kampung Khalid). Di sana, dia menunggu pasukan lain yang belum datang.

Negeri Damaskus bergolak. Lautan lawan di sana telah berkumpul, untuk bersiap menghadapi Khalid dan pasukannya. Penduduk Sawad pun mengalir berdatanganmemadati negeri Damaskus yang indah. Di pertengahan mereka, barisan 12.000 pasukan berkuda gagah berani.

Benteng kota dihiasi Salib keramat, ditata rapi mengelilingi kota. Berita, “Khalid dan Pasukannya Bergerak Menuju Damaskus, telah sampai telinga Raja Hiraqla, di Anthaqiyah.


Di Anthaqiyah, sejumlah petinggi militer yang disebut 'Bathriq' berkumpul memenuhi ruangan megah. Mereka menunggu Khotbah Penting yang akan disampaikan oleh Raja Hiraqla.

Lalu berteriak, “Siapa kalian yang sanggup mengemban tugas menghalau mereka untuk mengamankan saya? Jika dia berhasil, akan saya beri Anugrah Kerajaan!.”
Seorang tokoh bernama Bathriq Kalus bin China yang sangat pandai dan pemberani, menyanggupi perintah. Nama dia sohor karena telah berjasa dalam sejumlah perang besar. Bahkan musuh-musuhnya dari Persia, mengakui kehebatannya.

Hampir semua hadirin memandang dan mendengar Kalus berkata, “Saya akan membela Tuan! Mereka akan saya usir agar pergi!.”


Sebuah upacara akbar digelar untuk Pemberangkatan Bathriq Kalus, yang akan membawa 5.000 pasukan berkuda, untuk memerangi kaum Arab. Rakyat yang melaut banggamenyaksikan Raja Hiraqla menyerahkan Salib-Emas pada Bathriq Kalus yang berada di depan 5.000 pasukan berkudanya.

Hiraqla perintah, “Bawalah Salibmu ini di depanmu! Agar menolong kau!.”
Kalus menerima Salib-Emas. Pekikan terompet membahana seakan-akan membelah langit, di tengah penonton berjejal yang mengelu-elukan.

Arak-arakan pasukan berkuda yang dibawa oleh Kalus, berlari menuju kota Chimsh (Homs). Debu-debu beterbangan. Rakyat memadati sepanjang jalan, yang dilewati pasukan berkuda, dari raja sesembahan mereka.

Pasukan pertahanan kota itu telah siaga-penuh. Barisan pasukan berpedang, berderet memanjang jauh, membuat hati berdebar. 
Sejumlah pejabat di pertengahan mereka yang melaut, menyambut kedatangan pasukan dari raja tersebut. Orang-orang penting itu terdiri dari para pejabat militer, para ulama, dan para rahib.


Sehari-semalam, Kalus dan pasukannya singgah di Chimsh (Homs). Ketika pagi telah terang, dia membawa pasukannya berarak-arak menuju Baklabak (Balbek).

Kota itu telah dipenuhi lautan manusia. Sejumlah wanita menangis sambil menampar pipi, dan berkata, “Yang mulia! Pasukan Arab telah merebut kota Arakah, Chauran, dan Bushra!.”
Kalus terkejut dan bertanya, “Bagaimana mungkin mereka mampu mengalahkan Pasukan Chauran dan Bushra?.”
Sambil menangis, mereka menjawab, “Mereka menyerang terus tak kenal lelah. Pimpinan mereka telah bergerak kemaridari Iraq. Dialah yang telah merebut kota Arakah!.”
Kalus bertanya, “Siapa nama dia?!.”
Dengan serempak, wanita-wanita menjawab, “Khalid bin Al-Walid."
Kalus bertanya, “Berapa jumlah pasukannya?.”
Mereka menjawab, “Seribu limaratus pasukan berkuda.”
Kalus bersumpah, “Demi kebenaran Al-Masih! Leher dia akan saya potong! Kepalanya akan saya jadikan hiasan ujung tombakku!.”

Kalus menggiring arak-arakan pasukannya menuju Damaskus
Kota megah itu penduduknya siaga penuh. Yang berkuasa di negeri tersebut Bathriq Azazir, di bawah kendali Raja Hiraqla.

Azazir didampingi sejumlah pejabat tinggimenyambut kedatangan Kalus. Di situ, ‘Surat Perintah Raja Hiraqladibacakan. 
Dengan sombong, Kalus bertanya, “Bukankah kalian akan senang jika saya memerangi dan mengusir musuh kalian dari negeri kalian ini?!.”
Jawaban mereka meledak menggemuruh, “Betul!."
Kalus berkata, “Kalau begitu suruhlah agar Azazir pergi! Saya yang akan memerangi mereka dengan pasukan saya! Tak seorang pun boleh campur-tangan dalam urusan ini!.”
Beberapa orang menjawab dengan terbata-bata, “Tuan! Bagaimana mungkin pimpinan kami disuruh pergi? Padahal musuh sudah bergerak kemari?.”
Azazir marah-marah di depan Kalus yang sombong.
Sebelum itu mereka telah sepakat akan memerangi kaum Arab bergantian. Sehari dilawan oleh Kalus dan pasukannya. Hari berikutnya dilawan oleh Azazir dan pasukannya.