SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

Doa Meluluhkan Hati Seseorang

Ya Allah sungguh Engkau Maha Mulia Maha Besar. Sedangkan saya HambaMu yang sangat hina dina. Tiada upaya dan kekuatan kecuali karena Kau. Ya Allah, tundukkanlah

Doa Agar di Beri kerjaan Bisnis

Ya Allah, Raja segala Kerajaan, Tuhan memberikan Kerajaan pada yang Tuhan kehendaki, melepas Kerajaan dari yang Tuhan kehendaki, menjayakan orang yang Tuhan kehendaki, dan merendahkan orang yang Tuhan kehendaki

Sapaan Nabi Membuat Khowat Sungkan

Rasulullah SAW keluar dari tenda dan bersabda pada saya ‘hai Ayah Abdillah, apa yang mendorong kau duduk bersama mereka ?’

Hibah Menurut Bukhori

Hibah Menurut Bukhari Ibrahim Annakhai tergolong Tabiin yang sangar alim. Beliau murid Ibrhaim Attaimi, murid Amer bin Maimun, murid Abu Abdillah Al-Jadali, murid Khuzaimah sahabat Nabi SAW.

Masuk Surga Paling Awal

Rasulullah SAW bersabda, “Jibril AS telah datang untuk memegang tanganku untuk menunjukkan saya Pintu Gerbang Surga, yang akan dimasuki oleh umatku.”

2011/11/29

KW 155: Dakwah ke Negeri Izaz



 (Bagian ke-155 dari seri tulisan Khalid bin Walid)

Raja negeri Izaz bernama Daris telah tewas oleh putra-putranya sendiri.[1] Dan kerajaannya telah direbut oleh kaum Arab. Malik pemimpin pasukan Arab akan meninggalkan negeri Izaz
Tawanan perang yang terkumpul berjumlah 1.000 pemuda. Lelaki berumur dan para rahib berjumlah 245 orang. Wanita berumur dan anak-anak berjumlah 2.000 orang. Nenek-nenek berjumlah 280 orang.

Pada rahib berwajah cerah, Malik berkata, “Kalau firasat saya benar, rahib inilah yang dimaksud oleh Luqa dan adiknya bernama Lawan?.” 
Abul-Mundzir berkata, “Betul.” 
Malik bertanya, “Bapak tergolong ulama ahli kitab! Kenapa kau menyembunyikan kebenaran?.” 
Dia menjawab, “Demi Allah sebetulnya saya tidak berniat menyembunyikan kebenaran. Saya hanya takut dibunuh oleh kaum Romawi, karena menjelaskan kebenaran resikonya berat. Raja saja dibunuh oleh putra-putranya karena menolak kebenaran, berarti saya juga berbahaya kan? Jika menjelaskan kebenaran?.” 
Malik bertanya, “Maukah kau masuk Islam?.” 
Dia menjawab, “Saya takkan masuk Islam sehingga pertanyaan saya terjawab.” 
Malik mempersilahkan, “Bertanyalah!.” 
Ketika akan bertanya, Abul-Mundzir terkejut oleh teriakan, “Awaaas!.”
Malik terkejut dan bergerak cepat untuk melihat keadaan, menyangka bahwa ada serangan dari pasukan Izaz atau Romawi. 
Ternyata ada arak-arakan pasukan dari jauh makin mendekat. Beberapa orang mengingatkan pada Malik, “Waspadalah yang mulia! Ada kepulan debu pasukan berkuda dari Jalan Manbaj (مَنْبجَ) dan Buzaah (بُزاعَةَ)! Menuju kemari!.”[2] 

Setelah diamati dan ditunggu, ternyata arak-arakan 1.000 pasukan Muslimiin. Mereka membawa harta rampasan dan menggiring tawanan yang diikat. Pimpinan mereka Al-Fadhl bin Al-Abbas (الفضل بن العباس) RA. 
Mereka telah melaksanakan perintah dari Abu Ubaidah agar mengajak Islam dengan pedang pada kaum Manbaj, Al-Bab, dan Buzaah. Karena penduduk tiga kota itu membangkang maka diperangi dengan pedang hingga kalah.

Pasukan Muslimiin menjadi banyak sekali. Meraka saling bersalaman. 
Al-Fadhl bertanya pada Malik mengenai keadaan. 
Malik menjelaskan bahwa Allah telah menolong pasukanya menaklukkan kaum negeri Izaz, dan menghinakan penduduknya yang tidak beriman. Pembicaraan Malik berkembang ke kisah Luqa membunuh ayahnya. Lalu berkata, “Saya tidak segera pergi karena sedang bertanya-jawab dengan orang alim ini.”
Al-Fadhl bertanya, “Ya Alim, bertanyalah silahkan.” 
Abul-Mundzir bertanya, “Katakan padaku mengenai Ciptaan Allah, sebelum terciptanya beberapa langit dan bumi?.” 
Al-Fadhl menjawab, “Awal yang dicipta adalah Lauch (Papan) dan Qalam (Pena). 
Ada yang menjelaskan ‘Arasy (Singgasana) dan Kursi (Tempat-Kaki)’. 
Ada yang menjelaskan ‘waktu dan zaman’. 
Ada yang menjelaskan ‘jumlah dan hitungan’. 
Ada yang menjelaskan ‘jauharah (mutiara)’. 
Allah memandang; sontak mutiara itu berubah menjadi air. Lalu Dia membuat Arasy dengan mutiara jenis yaqut. Sejak zaman dulu Arasy Allah di atas air. Air yang dipandang oleh Allah mengombak, bergetar, dan berasap sebagai bahan membuat langit. Lalu Allah membuat bumi. 
Ada yang berkata ‘yang pertama kali dicipta adalah akal, agar nantinya yang berakal bisa mempergunakan ciptaan’. 
Ada yang berkata ‘yang pertama kali dicipta adalah sinar dan gelap. Sinar dan gelap dipanggil agar mau menyatakan bahwa Allah lah satu-satunya Tuhan yang harus disembah. Gelap tidak mau mengakui; terang mau menyatakan bahwa Allah lah satu-satunya Tuhan yang harus disembah. 
Sinar dibuat surga karena Allah ridha padanya. Gelap dibuat neraka karena Allah benci padanya. 
Ruh para syuhada dibuat dari nur. Ruh para orang celaka dibuat dari gelap. Semua itu akan kembali pada sumbernya’. 
Ada yang berkata ‘yang pertama kali dicipta adalah titik. Titik yang dilihat oleh Allah merendah dan berpencar menuju tujuh puluh arah, yang lalu dijadikan Kitab-Nya yang Maha Mulia. 
Maha Suci yang telah menyusun Kitab-Nya dari (Nuktah) Titik, dan membuat MakhluqNya dari Nuthfah (Sperma). Lalu mematikan dengan genggaman sekali, dan menghidupkan dengan  sekali pekikan sangkakala’.”
Abul-Mundzir dan penghuni benteng Izaz mendengarkan ucapan Al-Fadhl dengan terperangah. Penghuni benteng makin terperangah ketika mendengar Abul-Mundzir berkata, “Asyhadu an laaa Ilaaha illaa Allah wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah. Inilah ilmu pilihan para Nabi Allah Taala AS.” 
Mereka pun masuk Islam, kecuali sedikit yang tidak mau.

Bersambung.


[1] Ada sumber yang menjelaskan bahwa yang membunuh Raja Daris adalah anak perempuan dan istrinya sendiri. Tetapi penjelasan ini disalahkan oleh Al-Waqidi di dalam: فتوح الشام - (ج 1 / ص 225)
قال الواقدي: حدثني عبد الملك بن محمد عن أبيه حسان بن كعب عن عبد الواحد عن عبد الله بن قرط الأزدي أن فتح عزاز كان هكذا، والذي ذكر أن بأت دراس وزوجته قتلنه لم يصح والله أعلم
[2] Manbaj (مَنْبجَ) dan Buzaah (بُزاعَةَ) nama tempat dekat Aleppo (Chalab).

2011/11/28

Di Balik Cinta dan Benci


Image result for Cinta dan Benci

Sekitar tahun 15 Hijriah, ada seorang pangeran tampan yang tinggal di negeri Izaz, dekat Aleppo (Chalab). Pangeran bernama Lawan ini, putra satu-satunya dari istri Raja Daris penguasa negeri Izaz. Lawan yang telah jatuh cinta pada putri Raja Yuqana yang cantik jelita, 'punya kakak dari lain ibu', bernama Pangeran Luqa. Lawan melihat putri itu, ketika bermain ke kerajaan Aleppo beberapa bulan. Ketika memasuki istana Yuqana, Lawan terpana oleh putri yang kecantikannya sempurna, dikelilingi para pelayan dan kasimnya.

Lawan pulang ke rumah untuk melaporkan isi hatinya pada ibunya. Ibunya berkata, “Akan saya laporkan pada ayahmu, agar dia segera dilamar untuk dinikahkan dengan kau. Berapa maskawin yang diminta akan kami kabulkan.” 
Hati Lawan berbunga-bunga karena jawaban ibunya. Ketika hatinya sedang dilanda oleh rindu yang menggila, Lawan terkejut oleh berita, "Burung ayahnya pulang membawa surat dari tentara yang menjelaskan bahwa, 'Raja Yuqana calon mertua akan datang' untuk menyerang kerajaan ayahnya dengan membawa 100 pasukan berkuda."

Lawan yang Nashrani, telah mulai senang pada agama Islam, karena Pelajaran dari guru Injilnya bernama Abul-Mundzir. Lawan semakin benci ayahnya yang terlambat menikahkan dirinya dengan putri Yuqana. Selain itu ayahnya suka kasar dan suka menyakiti perasaan Lawan, ibu, dan para kakaknya.

Lawan dan kakaknya benci ketika ayah mereka mempersiapkan 4.000 pasukan lebih, untuk meringkus Yuqana dan 100 pasukannya, yang akan segera datang. Tetapi mereka berdua tidak bisa berkutik. Dalam waktu cepat Yuqana dan pasukannya telah ditahan di dalam penjara. Yuqana akan segera diserahkan pada Raja Hiraqla, agar disalib. Dan pasukannya akan segera dibunuh.

Di waktu mabuk berat dan tidur pulas, leher ayah Lawan ditebas oleh Luqa dan para saudaranya, dengan pedang. Lawan terkejut melihat kakak-kakaknya mengerumuni ayahnya yang tewas bersimbah darah. 
Lawan bertanya, “Siapa yang membunuh ayah saya?.” 
Para saudaranya menjawab, “Kami.” 
Lawan bertanya, “Kenapa?.” 
Mereka menjawab, “Mencari perhatian Allah. Kami mendengar kau bercakap-cakap dengan Yuqana dan pasukannya. Kami takut ayah tahu rencana kau akan membunuh dia, dan kau akan dikalahkan oleh pasukan ayah. Mumpung kau belum dibunuh, beliau kami bunuh.”

Kesimpulan dari kisah ini bahwa cinta, benci, rindu, marah, dendam, iri, selalu mewarnai perasaan dan menentukan langkah seorang. Orang paling hebat adalah yang bisa menaklukkan cinta, benci, marah, rindu, cinta, marah, dendam, iri. Akal yang dapat mengendalikan itu semua. Imam Achmad meriwayatkan di dalam: مسند أحمد - (ج 14 / ص 462)
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ وَلَكِنَّ الشَّدِيدَ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ
Artinya:
Dari Nabi SAW, “Kekuatan hakiki bukanlah kemampuan merobohkan lawan. Tetapi kekuatan sejati adalah yang mampu mengendalikan diri, ketika marah.”[1]

Dila berkata, “Makanya jangan takut melangkah, karena penentu segala-galanya adalah yang Maha Kuasa.”
Lana menukas, “Kalau saya dengan kisah ini, justru teringat Firman ‘Wallaahu Ghaalibun alaa amri-Hii walaakinna aktsarannasi laa ya’lamuun’ yang artinya: Sementara Allah mengalahkan Perkara-Nya tetapi sungguh lebih banyaknya manusia tidak tahu.”[2]


[1] Lafal Haditsnya memang begitu, namun sebetulnya yang dimaksud dia mampu mengendalikan cinta, benci, rindu, cinta, marah, dendam, iri. Al-Qur’an dan Al-Hadits tidak akan dipahami secara sempurna dengan tanpa menggunakan akal.
[2] وَاللَّهُ غَالِبٌ عَلَى أَمْرِهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ [يوسف/21].  


Mulungan Sleman Jogjakarta Indonesia Ponpes Kutubussittah Mulya Abadi

Bedah Dailami






Seingat saya KH Iskandar pernah menjelaskan Hadits ini:
2685 - اقرأوا يس فان فيها عشر بركات ما قرأها جائع إلا شبع وما قرأها عار إلا اكتسى وما قرأها اعزب إلا تزوج وما قرأها خائف إلا أمن وما قرأها محزون إلا فرح وما قرأها مسافر إلا أعين على سفره وما قرأها رجل ضلت له ضالة إلا وجدها وما قرئت على ميت إلا خفف عنه وما قرأها عطشان إلا روى وما قرأها مريض إلا برئ { الديلمى عن على وفيه مسعدة بن اليسع كذاب }
Artinya:
Bacalah Surat Yasin karena di dalamnya ada 10 barakah:
1.     Tiada orang lapar yang membacanya kecuali pasti kenyang.
2.     Orang telanjang yang membacaya tiada lain kecuali pasti mendapatkan busana.
3.     Orang single yang membacanya tiada lain kecuali pasti segera menikah.
4.     Orang ketakutan yang membacanya tiada lain kecuali diqodar aman.
5.     Orang susah yang membacanya tiada lain kecuali pasti diqodar bahagia.
6.     Musafir yang membacaya tiada lain kecuali pasti segera sampai pada tujuannya.
7.     Orang kehilangan barang yang membacanya tiada lain kecuali pasti menemukan barang hilangnya.
8.     Jika dibacakan pada orang sakarat tiada lain kecuali pasti dipermudahkan meninggalnya.
9.     Orang kehausan yang membacanya tiada lain kecuali pasti segera mendapat minuman.
10.               Orang sakit yang membacanya tiada lain kecuali pasti segera disembuhkan.
Hadits ini diriwayatkan oleh Dailami dari Ali RA. Sayang di dalamnya ada perowi bernama Masadah bin Al-Yasa (مسعدة بن اليسع) pendusta, yakni Hadits ini tidak shahih. Bahkan ada yang menjelaskan "Maudhuk."


Untuk targhib atau memberi semangat baca Al-Qur’an, maka boleh juga kita membaca Surat Yasin dengan harapan diridhai oleh Allah, diberi surga yang tinggi, dan diberi 10 atau satu, dari antara 10 keutamaan di atas.