SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

Doa Meluluhkan Hati Seseorang

Ya Allah sungguh Engkau Maha Mulia Maha Besar. Sedangkan saya HambaMu yang sangat hina dina. Tiada upaya dan kekuatan kecuali karena Kau. Ya Allah, tundukkanlah

Doa Agar di Beri kerjaan Bisnis

Ya Allah, Raja segala Kerajaan, Tuhan memberikan Kerajaan pada yang Tuhan kehendaki, melepas Kerajaan dari yang Tuhan kehendaki, menjayakan orang yang Tuhan kehendaki, dan merendahkan orang yang Tuhan kehendaki

Sapaan Nabi Membuat Khowat Sungkan

Rasulullah SAW keluar dari tenda dan bersabda pada saya ‘hai Ayah Abdillah, apa yang mendorong kau duduk bersama mereka ?’

Hibah Menurut Bukhori

Hibah Menurut Bukhari Ibrahim Annakhai tergolong Tabiin yang sangar alim. Beliau murid Ibrhaim Attaimi, murid Amer bin Maimun, murid Abu Abdillah Al-Jadali, murid Khuzaimah sahabat Nabi SAW.

Masuk Surga Paling Awal

Rasulullah SAW bersabda, “Jibril AS telah datang untuk memegang tanganku untuk menunjukkan saya Pintu Gerbang Surga, yang akan dimasuki oleh umatku.”

2015/12/22

Jadwal Ajaran Pondok

JADWAL ASRAMA PONDOK MULYA ABADI 

MULUNGAN - SLEMAN -JOGJAKARTA

TAHUN 2016



sunan i.majah (25 hari)
22 nov 2016 - 16 desember 2016

shohih bukhori (60 hari) 
22 des 2016 - 18 February 2017

2015/12/14

Ali Imran 30 – 32





{يَوْمَ تَجِدُ كُلُّ نَفْسٍ مَا عَمِلَتْ مِنْ خَيْرٍ مُحْضَرًا وَمَا عَمِلَتْ مِنْ سُوءٍ تَوَدُّ لَوْ أَنَّ بَيْنَهَا وَبَيْنَهُ أَمَدًا بَعِيدًا وَيُحَذِّرُكُمُ اللَّهُ نَفْسَهُ وَاللَّهُ رَءُوفٌ بِالْعِبَادِ (30) قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ (31) قُلْ أَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْكَافِرِينَ (32)} [آل عمران: 30 - 32].

Artinya:
Di hari semua jiwa menjumpai yang diamalkan berupa kebaikan, ‘hadir’. Begitu pula yang diamalkan berupa kejelekan. (Mereka) berharap ‘sungguh seandainya ada jarak jauh, di antara amalan (jelek tersebut) dan mereka’. Allah menyuruh kalian waspada pada DiriNya. Allah Maha Pengasih pada para hamba. [30].

Tentang Ayat ini, Ibnu Katsir menjelaskan, “Yang Maha Barokah dan Maha Tinggi mengkhabarkan pada para HambaNya bahwa, sungguh Dia tahu yang:
1.     ‘Samar-samar.
2.     Sama tersembunyi.
3.     Sama tampak'.
Tiada barang yang samar untukNya. Bahkan IlmuNya meliputi mereka dalam segala keadaan, mengenai semua yang digolongkan perempuan, dalam segala titik fokus, segala waktu, semua yang di beberapa langit dan bumi. BagiNya tidak ada yang lepas dari PengawasanNya meskipun hanya seberat semut, atau lebih kecil lagi. Di seluruh kawasan bumi, lautan, dan pegunungan. Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Artinya KekuasaanNya menembus semua itu.”  [1]

Katakan, “Jika kalian cinta Allah! Maka ikuti saya! Allah akan cinta kalian, dan mengampuni dosa-dosa kalian. Allah Maha Pengampun Maha Pengasih.” [31].


Katakan, “Taatlah Allah dan Rasul! Jika kalian berpaling, maka sungguh Allah tidak cinta kaum Kafir.” [32].




يُخْبِرُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى عِبَادَهُ أَنَّهُ يَعْلَمُ السَّرَائِرَ وَالضَّمَائِرَ وَالظَّوَاهِرَ، وَأَنَّهُ لَا يَخْفَى عَلَيْهِ مِنْهُمْ خَافِيَةٌ، بَلْ علمه محيط بهم في سائر الأحوال والآناث واللحظات وجميع الأوقات، وبجميع ما في السموات وَالْأَرْضِ، لَا يَغِيبُ عَنْهُ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ، وَلَا أَصْغَرُ مِنْ ذَلِكَ فِي جَمِيعِ أَقْطَارِ الْأَرْضِ وَالْبِحَارِ وَالْجِبَالِ، وَهُوَ {عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ} أَيْ: قُدْرَتُهُ نَافِذَةٌ فِي جَمِيعِ ذَلِكَ.

2015/12/12

Ali Imran 28 – 29





{لَا يَتَّخِذِ الْمُؤْمِنُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَلَيْسَ مِنَ اللَّهِ فِي شَيْءٍ إِلَّا أَنْ تَتَّقُوا مِنْهُمْ تُقَاةً وَيُحَذِّرُكُمُ اللَّهُ نَفْسَهُ وَإِلَى اللَّهِ الْمَصِيرُ (28) قُلْ إِنْ تُخْفُوا مَا فِي صُدُورِكُمْ أَوْ تُبْدُوهُ يَعْلَمْهُ اللَّهُ وَيَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (29) } [آل عمران: 28، 29].

Artinya:
Kaum Mukmin jangan mengambil kaum Kafir, sebagai kekasih selain kaum Mukmin! Barangsiapa melakukan itu, maka dia bukan yang berharga dari Allah. Kecuali jika kalian (Taqiyah) hati-hati secara nyata dari mereka. Allah menyuruh kalian waspada pada DiriNya. Dan pada Allah, Tempat Kembali. [28].
Bukhari menulis, “Al-Hasan berkata ‘(Taqiyah) hati-hati berlaku hingga Kiamat’.”

Katakan, “Jika kalian menyamarkan atau menampakkan yang di dalam dada-dada kalian, maka Allah tahu. Dia tahu yang di beberapa langit dan yang di bumi. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” [29].

Wudhu Tiga-Tiga



Utsman bin Affan RA minta air untuk dituangkan 3 x, atas dua dua tangannya. Setelah membasuh dua tangannya, dia memasukkan tangan kanannya ke dalam wadah (air). Lalu berkumur. Lalu menghirup air melalui hidung. Lalu membasuh wajahnya 3 x. Dan tangannya 3 x. Lalu mengusap rambutnya. Lalu membasuh dua kaki hingga dua mata kakinya 3 x. Lalu berkata:
“Rasulullah SAW bersabda ‘barangsiapa berwudhu seperti wudhu saya ini, lalu shalat dua rakaat. Dalam dua rakaat tersebut, dia (khusuk) tidak bercerita pada hatinya. Maka dosa yang telah dia dahulukan diampuni (oleh Allah)’.” [1]



159 - حَدَّثَنَا عَبْدُ العَزِيزِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الأُوَيْسِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، أَنَّ عَطَاءَ بْنَ يَزِيدَ، أَخْبَرَهُ أَنَّ حُمْرَانَ مَوْلَى عُثْمَانَ أَخْبَرَهُ أَنَّهُ، رَأَى عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ دَعَا بِإِنَاءٍ، فَأَفْرَغَ عَلَى كَفَّيْهِ ثَلاَثَ مِرَارٍ، فَغَسَلَهُمَا، ثُمَّ أَدْخَلَ يَمِينَهُ فِي الإِنَاءِ، فَمَضْمَضَ، وَاسْتَنْشَقَ، ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلاَثًا، وَيَدَيْهِ إِلَى المِرْفَقَيْنِ ثَلاَثَ مِرَارٍ، ثُمَّ مَسَحَ بِرَأْسِهِ، ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَيْهِ ثَلاَثَ مِرَارٍ إِلَى الكَعْبَيْنِ، ثُمَّ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «مَنْ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا، ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ لاَ يُحَدِّثُ فِيهِمَا نَفْسَهُ، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ»


Ponpes Mulya Abadi Mulungan

2015/12/10

Ibnu Umar Salahkan Aliran Qodariyah


Ibnu Umar Salahkan Aliran Qodariyah



Yahya bin Yamar berkata, “Awal pendiri aliran Qodariyah, Makbad Al-Juhani, di Basrah. Untuk itulah saya bersama Humaid bin Abdirrohman Al-Himyari, haji atau umrah. Kami berkata ‘betapa bahagia kalau kita bisa bertemu seorang sahabat Rasulillah SAW. Untuk bertanya mengenai Faham yang didakwahkan oleh kaum Qodariyah’. Ternyata dengan TaufiqNya, Allah mempertemukan kami pada Abdullah bin Umar RA yang sedang masuk Masjid. Saya dan teman saya mengapit beliau. Saya yakin teman saya akan menyerahkan Tugas Bertanya pada saya, hingga saya bertanya, ‘ya Aba Abdirrohman, sungguh di tempat kami ada kaum yang membaca Al-Qur’an dan menghimpun ilmu. Mereka berfaham ‘Tidak ada qodar. Semua kejadian terjadi baru saja (bukan karena Qodar)’.
Beliau menjawab ‘kalau kau bertemu mereka, katakan! Sungguh saya lepas dari mereka! Mereka lepas dari saya! Demi yang digunakan bersumpah oleh Abdullah bin Umar, kalau seorang mereka benar-benar memiliki emas segunung Uhud, untuk diinfaqkan, maka Allah takkan menerima dari dia, sehingga dia beriman dengan Qodar’. Umar bin Al-Khattab RA pernah bercerita pada saya:
‘Suatu hari kami di sisi Rasulillah SAW. Tiba-tiba muncul lelaki berbusana sangat putih, berambut sangat hitam. Tidak ada tanda-tanda dia musafir, dan kami tidak mengenal dia. Akhirnya dia duduk mendekati nabi SAW. Dua lutunya ditempelkan pada dua lutut nabi SAW. Dua telapak tangannya diletakkan pada dua paha nabi SAW’.
Rasulullah SAW bersabda ‘Islam ialah:
1.     Bersaksi bahwa tiada Tuhan yang wajib disembah kecuali Allah, dan sungguh Muhammad Utusan Allah.
2.     Menegakkan shalat.
3.     Menunaikan zakat.
4.     Berpuasa di bulan Romadhan.
5.     Haji ke Baitullah, jika mampu perjalanannya’.
Dia berkata ‘kau telah benar’.
Kami heran padanya. Bertanya dan membenarkan nabi SAW.
Dia bertanya ‘kabari saya tentang Iman’.
Nabi bersabda ‘kau harus beriman pada:
1.     Allah.
2.     Para MalaikatNya.
3.     Kitab-KitabNya.
4.     Para UtusanNya.
5.     Hari Akhir.
6.     Qodar Baik dan JelekNya’.
Dia berkata ‘kau telah benar. Kabari saya tentang Ihsan’.
Nabi menjawab ‘Ihsan adalah, menyembah Allah seperti melihat Allah, jika kau tidak mampu melihat Allah, Dia melihat kau’.
Dia bertanya ‘kabari saya tentang Kiamat’.
Nabi menjawab ‘yang ditanya tidak lebih tahu daripada yang bertanya’.
Dia bertanya ‘beri kabar saya tentang tanda-tandanya’.
Nabi bersabda:
1.     ‘Jika budak perempuan melahirkan majikannya.
2.     Kau lihat kaum telanjang kaki, tak berbusana, miskin, penggembala kambing, mempertinggi bangunan (rumah)’.
Lalu dia pergi dan tidak muncul sampai tiga hari. Nabi bersabda ‘ya Umar, apa kau tahu yang bertanya kemarin?’.
Saya menjawab Allah dan RasulNya yang lebih tahu’.



4695 - حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُعَاذٍ، حَدَّثَنَا أَبِي، حَدَّثَنَا كَهْمَسٌ، عَنِ ابْنِ بُرَيْدَةَ، عَنْ يَحْيَى بْنِ يَعْمَرَ، قَالَ: كَانَ أَوَّلَ مَنْ تَكَلَّمَ فِي الْقَدَرِ بِالْبَصْرَةِ مَعْبَدٌ الْجُهَنِيُّ فَانْطَلَقْتُ أَنَا وَحُمَيْدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْحِمْيَرِيُّ حَاجَّيْنِ، أَوْ مُعْتَمِرَيْنِ، فَقُلْنَا: لَوْ لَقِينَا أَحَدًا مِنْ أَصْحَابِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلْنَاهُ عَمَّا يَقُولُ هَؤُلَاءِ فِي الْقَدَرِ، فَوَفَّقَ اللَّهُ لَنَا عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ دَاخِلًا فِي الْمَسْجِدِ، فَاكْتَنَفْتُهُ أَنَا وَصَاحِبِي فَظَنَنْتُ أَنَّ صَاحِبِي سَيَكِلُ الْكَلَامَ إِلَيَّ، فَقُلْتُ: أَبَا عَبْدِ الرَّحْمَنِ، إِنَّهُ قَدْ ظَهَرَ قِبَلَنَا نَاسٌ يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ وَيَتَفَقَّرُونَ الْعِلْمَ يَزْعُمُونَ أَنْ لَا قَدَرَ، وَالْأَمْرَ أُنُفٌ، فَقَالَ: إِذَا لَقِيتَ أُولَئِكَ فَأَخْبِرْهُمْ أَنِّي بَرِيءٌ مِنْهُمْ، وَهُمْ بُرَآءُ مِنِّي، وَالَّذِي يَحْلِفُ بِهِ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ لَوْ أَنَّ لِأَحَدِهِمْ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا فَأَنْفَقَهُ مَا قَبِلَهُ اللَّهُ مِنْهُ حَتَّى يُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ، ثُمَّ قَالَ: حَدَّثَنِي عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ، قَالَ: بَيْنَمَا نَحْنُ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ، شَدِيدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، لَا يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ وَلَا نَعْرِفُهُ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ، وَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ، أَخْبِرْنِي عَنِ الْإِسْلَامِ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «الْإِسْلَامُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ، وَتُقِيمَ الصَّلَاةَ، وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ، وَتَصُومَ رَمَضَانَ، وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيلًا» قَالَ: صَدَقْتَ، قَالَ: فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ الْإِيمَانِ، قَالَ: «أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ، وَمَلَائِكَتِهِ، وَكُتُبِهِ، وَرُسُلِهِ، وَالْيَوْمِ الْآخِرِ، وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ» قَالَ: صَدَقْتَ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ الْإِحْسَانِ، قَالَ: «أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ» قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ، قَالَ: «مَا الْمَسْئُولُ عَنْهَا، بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ» قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَاتِهَا، قَالَ: «أَنْ تَلِدَ الْأَمَةُ رَبَّتَهَا، وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ، رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُونَ فِي الْبُنْيَانِ» ، قَالَ: ثُمَّ انْطَلَقَ، فَلَبِثْتُ ثَلَاثًا، ثُمَّ قَالَ: «يَا عُمَرُ، هَلْ تَدْرِي مَنِ السَّائِلُ؟» قُلْتُ: اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ، قَالَ: «فَإِنَّهُ جِبْرِيلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِينَكُمْ»
__________

[حكم الألباني] : صحيح





   

2015/12/09

Berita untuk Mendidik


Berita untuk Mendidik


Sampaikan Berita Sehat
Firman Allah Berita Paling Sehat
Sabda Rasulillah SAW berita memikat

Berita para sahabat RA nabi SAW berhikmat

Dulu di Madain (kota megah di Persia), Hudzaifah pernah menjelaskan beberapa hal yang pernah disabdakan oleh Rasulullah SAW, yang sedang murka pada para sahabat RA. 
Beberapa orang yang mendengar penjelasan Hudzaifah, pergi mendatangi Salman RA. Melaporkan penjelasan Hudzaifah. Dan dijawab, “Hudzaifah lebih tahu yang dia katakan.”

Mereka mendatangi Hudzaifah untuk mengatakan, “Kami telah melaporkan perkataan anda pada Salman, ternyata beliau tidak membenarkan dan tidak mendustakan perkataan anda.”

Hudzaifah segera datang pada Salman yang sedang di kebun sayurnya. Lalu berkata, “Ya Salman! Apa yang menghalang-halangi kau? Membenarkan Kajian yang telah saya dengar dari Rasulullah SAW?.”
Salman menjawab, “Dulu ketika marah dan ridhoRasulullah SAW bersabda pada para sahabatnya (apa adanya). Apa kau tak mau menghentikan perbuatanmu? Karena kalau kau (memberitakan semua berita dari nabi SAW), samadengan mewariskan :
1.     Rasa cinta para Sahabat Nabi SAW.
2.     Rasa benci pada sejumlah Sahabat Nabi SAW (yang lain).

Dengan ini, berarti kau meletakkan peselisihan dan perpecahan? Padahal sungguh saya pernah tahu, sungguh Rasulullah SAW pernah berkhotbah:
‘Mana seorang umat yang saya umpat sekali atau saya laknat sekali, di dalam kemarahan saya, hakikinya saya cucu Adam yang bisa marah seperti mereka. Hakikinya Allah mengutus saya sebagai Rohmat untuk seluruh alam. Maka jadikanlah umpatan dan laknat tersebut, sebagai Sholawat di hari Kiamat’.
Demi Allah kau harus mengehentikan kelakuanmu! Atau saya laporkan melalui surat pada Umar RA.” [1]


Kesimpulan : Kalau semua berita diberitakan, justru bisa membuat manusia rusak. Yang benar agar berita disusun, agar indah dan bermanfaat.

Ponpes Kutubussittah Mulya Abadi Mulungan Sleman Jogjakarta Indonesia


4659 - حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ يُونُسَ، حَدَّثَنَا زَائِدَةُ بْنُ قُدَامَةَ الثَّقَفِيُّ، حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ قَيْسٍ الْمَاصِرُ، عَنْ عَمْرِو بْنِ أَبِي قُرَّةَ، قَالَ: كَانَ حُذَيْفَةُ بِالْمَدَائِنِ فَكَانَ يَذْكُرُ أَشْيَاءَ قَالَهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لِأُنَاسٍ مِنْ أَصْحَابِهِ فِي الْغَضَبِ، فَيَنْطَلِقُ نَاسٌ مِمَّنْ سَمِعَ ذَلِكَ مِنْ حُذَيْفَةَ فَيَأْتُونَ سَلْمَانَ فَيَذْكُرُونَ لَهُ قَوْلَ حُذَيْفَةَ، فَيَقُولُ سَلْمَانُ: حُذَيْفَةُ أَعْلَمُ بِمَا يَقُولُ، فَيَرْجِعُونَ إِلَى حُذَيْفَةَ فَيَقُولُونَ لَهُ قَدْ ذَكَرْنَا قَوْلَكَ لِسَلْمَانَ فَمَا صَدَّقَكَ وَلَا كَذَّبَكَ، فَأَتَى حُذَيْفَةُ سَلْمَانَ وَهُوَ فِي مَبْقَلَةٍ فَقَالَ: يَا سَلْمَانُ، مَا يَمْنَعُكَ أَنْ تُصَدِّقَنِي بِمَا سَمِعْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ فَقَالَ سَلْمَانُ: إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَغْضَبُ فَيَقُولُ فِي الْغَضَبِ لِنَاسٍ مِنْ أَصْحَابِهِ، وَيَرْضَى فَيَقُولُ فِي الرِّضَا لِنَاسٍ مِنْ أَصْحَابِهِ، أَمَا تَنْتَهِي حَتَّى تُوَرِّثَ رِجَالًا حُبَّ رِجَالٍ وَرِجَالًا بُغْضَ رِجَالٍ، وَحَتَّى تُوقِعَ اخْتِلَافًا وَفُرْقَةً؟ وَلَقَدْ عَلِمْتَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطَبَ فَقَالَ: «أَيُّمَا رَجُلٍ مِنْ أُمَّتِي سَبَبْتُهُ سَبَّةً، أَوْ لَعَنْتُهُ لَعْنَةً فِي غَضَبِي، فَإِنَّمَا أَنَا مِنْ وَلَدِ آدَمَ أَغْضَبُ كَمَا يَغْضَبُونَ، وَإِنَّمَا بَعَثَنِي رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ، فَاجْعَلْهَا عَلَيْهِمْ صَلَاةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ» وَاللَّهِ لَتَنْتَهِيَنَّ أَوْ لَأَكْتُبَنَّ إِلَى عُمَرَ
__________

[حكم الألباني] : صحيح

Yaa laitanii kuntu turooban



Tentang itu, Ibnu Katsir menjelaskan, (besok) orang kafir akan berkata, “O, andainya saya dulu tanah.”
Maksudnya ‘di hari itu, orang kafir berangan-angan kalau dulunya di kampung dunia, sebagai tanah. Tidak dijadikan makhluq, dan tidak keluar berbentuk makhluq. Itu terjadi pada waktu dia melihat Adzab Allah, dan menyadari amalan-amalannya yang jelek telah ditulis oleh para makailat Assafaroh Al-Kirom Al-Baroroh (para utusan mulia yang baik).

Ada yang berkilah ‘hakikinya dia berangan-angan demikian, ketika Allah mengadili hewan-hewan yang pernah hidup di dunia. Hewan-hewan akan diadili dengan Adil, oleh Allah yang takkan condong sebelah. Hingga Allah mengadili kambing bertanduk pendek yang pernah ditanduk oleh kambing bertanduk panjang’. Jika telah selesai mengadili mereka, Allah berfirman ‘jadilah tanah!’ pada mereka yang lalu menjadi tanah.
Saat itulah, orang kafir berkata ‘o, seandainya saya telah menjadi tanah’. Maksudnya ‘o, seandainya saya dulu hewan, agar kembali menjadi tanah lagi (seperti mereka)’.

Sungguh Bahasan ini, telah hadir di dalam Hadits Asshur (Sangkakala). Di sana banyak Atsar (Hadits) dari Abi Hurairah, Abdillah bin Amer, dan lainnya RA.” [1]


Ponpes Mulya Abadi Mulungan.



وَيَقُولُ الْكَافِرُ يَا لَيْتَنِي كُنْتُ تُرَابًا أَيْ: يَوَدُّ الْكَافِرُ يَوْمَئِذٍ أَنَّهُ كَانَ فِي الدَّارِ الدُّنْيَا تُرَابًا، وَلَمْ يَكُنْ خُلِقَ، وَلَا خَرَجَ إِلَى الْوُجُودِ. وَذَلِكَ حِينَ عَايَنَ عَذَابَ اللَّهِ، وَنَظَرَ إِلَى أَعْمَالِهِ الْفَاسِدَةِ قَدْ سُطَّرت عَلَيْهِ بِأَيْدِي الْمَلَائِكَةِ السَّفَرة الْكِرَامِ البَرَرة، وَقِيلَ: إِنَّمَا يَوَدُّ ذَلِكَ حِينَ يَحْكُمُ الله بين الْحَيَوَانَاتِ الَّتِي كَانَتْ فِي الدُّنْيَا، فَيَفْصِلُ بَيْنَهَا بِحُكْمِهِ الْعَدْلِ الَّذِي لَا يَجُورُ، حَتَّى إِنَّهُ لِيَقْتَصَّ لِلشَّاةِ الجمَّاء مِنَ الْقَرْنَاءِ. فَإِذَا فَرَغَ مِنَ الْحُكْمِ بَيْنَهَا قَالَ لَهَا: كُونِي تُرَابًا، فتصير تُرَابًا. فَعِنْدَ ذَلِكَ يَقُولُ الْكَافِرُ: يَا لَيْتَنِي كُنْتُ تُرَابًا أَيْ: كُنْتُ حَيَوَانًا فَأَرْجِعُ إِلَى التُّرَابِ. وَقَدْ وَرَدَ مَعْنَى هَذَا فِي حَدِيثِ الصُّوَرِ الْمَشْهُورِ وَوَرَدَ فِيهِ آثَارٌ عَنْ أَبِي هُرَيرة، وَعَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو، وَغَيْرِهِمَا..



2015/12/08

Masuk Surga Paling Awal




Yang masuk surga paling awal setelah Nabi Muhammad SAW, Abu Bakr RA. Berdasarkan Riwayat Abi Dawud yang artinya:
Rasulullah SAW bersabda, “Jibril AS telah datang untuk memegang tanganku untuk menunjukkan saya Pintu Gerbang Surga, yang akan dimasuki oleh umatku.”
Abu Bakr RA berkata, “Ya Rasulallah, saya telah berangan-angan ‘seandainya saat itu, saya bersama baginda, hingga bisa melihat Pintu Gerbang Surga.”
Rasulullah SAW bersabda, “Ingat! Sungguh kau ya Aba Bakr, awal orang yang masuk Surga, dari umatku.” [1]

Kesimpulan, “Berdasarkan Firman Allah ‘Derajat-Derajat untuk (mereka) semuanya, bergantung pada yang telah mereka amalkan. Tuhanmu tak lupa yang mereka amalkan’. [2]
Berarti Abu Bakr RA masuk Surga paling awal setelah nabi SAW, karena amalannya.

Memang Al-Bani menganggap Hadits ini dhoif. Tetapi ada Hadits shohih riwayat Bukhari yang memperkuat Hadits ini. Dan telah diterjemahkan."




[1] سنن أبي داود (4/ 213)
4652 - حَدَّثَنَا هَنَّادُ بْنُ السَّرِيِّ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ مُحَمَّدٍ الْمُحَارِبِيِّ، عَنْ عَبْدِ السَّلَامِ بْنِ حَرْبٍ، عَنْ أَبِي خَالِدٍ الدَّالَانِيِّ، عَنْ أَبِي خَالِدٍ، مَوْلَى آلِ جَعْدَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَتَانِي جِبْرِيلُ فَأَخَذَ بِيَدِي فَأَرَانِي بَابَ الْجَنَّةِ الَّذِي تَدْخُلُ مِنْهُ أُمَّتِي» فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَدِدْتُ أَنِّي كُنْتُ مَعَكَ حَتَّى أَنْظُرَ إِلَيْهِ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ «أَمَا إِنَّكَ يَا أَبَا بَكْرٍ أَوَّلُ مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مِنْ أُمَّتِي»
__________

[حكم الألباني] : ضعيف


[2] {وَلِكُلٍّ دَرَجَاتٌ مِمَّا عَمِلُوا وَمَا رَبُّكَ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ} [الأنعام: 132].

2015/12/07

Untuk BKIW




Bismillahi wabillah. Assalamu alaikum. Masih terkenang Umrah beberapa tahun silam, bersama BKIW. Saat itu masa peralihan. Masa perubahan menjadi dewasa. Namanya saat itu Baitulloh Tour. Moga nama yang ini “BKIW” Paling barokah.
Pada Allah, kami berserah:


2015/12/05

Fiqhul-Asmaaul-Husnaa (1)




Bismillaah wabillaah wal-hamdu lillah beberapa hari yang lalu Ustadz Khalil memberi saya Kitab Fiqhul-Asmaaul-Husnaa (Memahami Asmaul Husna), tulisan Syaikh Abdurrozzaq bin Abdil-Muhsin Al-Badr.
                                                            
Di halaman 11 ditulis yang artinya:

Sungguh memahami Nama-Nama Allah yang Indah merupakan Ilmu yang sangat mulia, bahkan Kefahaman yang sangat besar (manfaatnya). Dan ini merupakan ilmu utama yang harus diletakkan di awal. Nabi SAW bersabda:
“Barangsiapa dikehendaki baik, oleh Allah diberi Kefahaman dalam urusan agama.” [HR Bukhari wa Muslim].