SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

Doa Meluluhkan Hati Seseorang

Ya Allah sungguh Engkau Maha Mulia Maha Besar. Sedangkan saya HambaMu yang sangat hina dina. Tiada upaya dan kekuatan kecuali karena Kau. Ya Allah, tundukkanlah

Doa Agar di Beri kerjaan Bisnis

Ya Allah, Raja segala Kerajaan, Tuhan memberikan Kerajaan pada yang Tuhan kehendaki, melepas Kerajaan dari yang Tuhan kehendaki, menjayakan orang yang Tuhan kehendaki, dan merendahkan orang yang Tuhan kehendaki

Sapaan Nabi Membuat Khowat Sungkan

Rasulullah SAW keluar dari tenda dan bersabda pada saya ‘hai Ayah Abdillah, apa yang mendorong kau duduk bersama mereka ?’

Hibah Menurut Bukhori

Hibah Menurut Bukhari Ibrahim Annakhai tergolong Tabiin yang sangar alim. Beliau murid Ibrhaim Attaimi, murid Amer bin Maimun, murid Abu Abdillah Al-Jadali, murid Khuzaimah sahabat Nabi SAW.

Masuk Surga Paling Awal

Rasulullah SAW bersabda, “Jibril AS telah datang untuk memegang tanganku untuk menunjukkan saya Pintu Gerbang Surga, yang akan dimasuki oleh umatku.”

2015/09/28

Tatakerama




Mengatakan anaknya yang belum bisa bertanggung jawab, “Dia anak tidak bertanggung jawab!” Sepertinya benar, tapi kurang tepat. Karena kalimat itu bisa menjadi:
1.     Doa.
2.     Penilaian.
3.     Atau pernyataan putus asa.
4.     Menyelisihi ajaran nabi SAW “Al-Fael.”
Mestinya berkata, “Hasbiyalloohu laa Ilaaha illaa Huwa ‘alaiHi tawakkaltu wa Huwa Robbul ‘Arsyil ‘Azhiiiim (حَسْبِيَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ)” Artinya ‘semoga Allah membereskan (urusan) saya. Tiada Tuhan yang wajib disembah kecuali Dia. KepadaNya saya berserah. Dia Tuhan Arasy Maha Agung’.
Boleh ditambahi doa:

2015/09/27

Tafsir Ibnu Katsir





{ وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ وَاللَّهُ رَءُوفٌ بِالْعِبَادِ (207) يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ (208) فَإِنْ زَلَلْتُمْ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْكُمُ الْبَيِّنَاتُ فَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ (209) هَلْ يَنْظُرُونَ إِلَّا أَنْ يَأْتِيَهُمُ اللَّهُ فِي ظُلَلٍ مِنَ الْغَمَامِ وَالْمَلَائِكَةُ وَقُضِيَ الْأَمْرُ وَإِلَى اللَّهِ تُرْجَعُ الْأُمُورُ (210) } [البقرة: 207 - 210]





Artinya:
Sebagian manusia ada yang menukar dirinya mencari Keridhoan-Keridhoan Allah; Allah Maha Sayang pada para Hamba.  [207]

Ada huruf “Wa” dalam kaliamat ‘waminannaasi (وَمِنَ النَّاسِ)’ dan lainnya, yang tidak diartikan ‘tidak’, karena istinaf atau ibtidaiyyah.

Ibnu Katsir menjelaskan, “Ibnu Abbas, Anas, Said bin Al-Musayyab, Abu Utsman Annahdi, Ikrimah, dan Jamaah, berkata:
‘Ayat ini turun mengenai Shuhaib bin Sinan Arrumi. Sungguh ketika masuk Islam, dan akan hijrah, dia dihalang-halangi oleh masyarakat, jika hijrah membawa hartanya. Kalau mau, diperbolehkan hijrah tidak membawa harta. Dia memilih hijrah dengan meningalkan dan memberikan hartanya pada mereka’.
Maka Allah menurunkan Ayat di atas. 

Di ujung tanah Harrah, Umar dan sekelompok orang menjemput dia. Berkata "Tukar-menukar ini menguntungkan."
Dia menjawab "Kalian juga demikian. Allah takkan membuat kalian rugi, dalam tukar-menukar ini. Sebetulnya ini ada apa?" 
Mereka memberitakan bahwa Allah telah menurunkan Ayat di atas, mengenai dia. Diriwayatkan bahwa sungguh Rasulullah SAW bersabda padanya "Tukar-menukar ini menguntungkan, hai Shuhaib! Tukar-menukar ini menguntungkan, hai Shuhaib.” [1]

Ya khusus kaum yang telah beriman! Masuklah di dalam Islam secara menyeluruh! Jangan ikuti langkah-langkah Syaitan! Sungguh dia musuh nyata bagi kalian.[208]

Maka jika kalian tergelincir, setelah Keterangan-Keterangan datang pada kalian, maka ketahuilah bahwa sungguh Allah Maha Perkasa Maha Bijak. [209]

Bukankah mereka tidak menunggu? Kecuali DatangNya Allah dan Para Malaikat di atas mendung, pada mereka? Dan segala perkara diselesaikan? Dan segala perkara akan dikembalikan pada Allah. [210].

Huruf “Fii” Di dalam kalimat ‘fii zhulalin (فِي ظُلَلٍ)’ diartikan ‘di atas mendung’ karena isti’la’.




[1] تفسير ابن كثير (1/ 564)
قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ، وَأَنَسٌ، وَسَعِيدُ بْنُ الْمُسَيِّبِ، وَأَبُو عُثْمَانَ النَّهْدِيُّ، وَعِكْرِمَةُ، وَجَمَاعَةٌ: نَزَلَتْ فِي صُهيب بْنِ سنَان الرُّومِيِّ، وَذَلِكَ أنَّه لَمَّا أَسْلَمَ بِمَكَّةَ وَأَرَادَ الْهِجْرَةَ، مَنَعَهُ النَّاسُ أَنْ يُهَاجِرَ بِمَالِهِ، وإنْ أَحَبَّ أَنْ يَتَجَرَّدَ مِنْهُ وَيُهَاجِرَ، فَعَل. فَتَخَلَّصَ مِنْهُمْ وَأَعْطَاهُمْ مَالَهُ، فَأَنْزَلَ اللَّهُ فِيهِ هَذِهِ الْآيَةَ، فَتَلَقَّاهُ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ وَجَمَاعَةٌ إِلَى طَرَفِ الْحَرَّةِ. فَقَالُوا : رَبح الْبَيْعُ. فَقَالَ: وَأَنْتُمْ فَلَا أَخْسَرَ اللَّهُ تِجَارَتَكُمْ، وَمَا ذَاكَ؟ فَأَخْبَرُوهُ أَنَّ اللَّهَ أَنْزَلَ فِيهِ هَذِهِ الْآيَةَ. وَيُرْوَى أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَهُ: "ربِح الْبَيْعُ صُهَيْبُ، رَبِحَ الْبَيْعُ صُهَيْبُ".


Ponpes Mulya Abadi Mulungan 

2015/09/25

Yang Berhak Terima Zakat




Di dalam kitab Sunannya, Abau Dawud meriwayatkan, “Ziyad bin Harts datang untuk berbaiat pada nabi SAW. Hadits panjangnya diakhiri:
Lalu seorang lelaki datang pada baginda, untuk berkata ‘beri saya, sebagian zakat (shodaqoh)’.
Kepadanya, Rasulullah SAW bersabda ‘sungguh dalam urusan hukum zakat (shodaqoh), Allah Taala belum ridho pada nabi atau lainnya, sehingga dia menentukan, yakni membagi menjadi 8 bagian. Kalau kau termasuk delapan bagian tersebut, hakmu aku berikan kau’. [1]


[1] سنن أبي داود (2/ 117)
1630 - حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ، حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ يَعْنِي ابْنَ عُمَرَ بْنِ غَانِمٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ زِيَادٍ، أَنَّهُ سَمِعَ زِيَادَ بْنَ نُعَيْمٍ الْحَضْرَمِيَّ، أَنَّهُ سَمِعَ زِيَادَ بْنَ الْحَارِثِ الصُّدَائِيَّ، قَالَ: أَتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَبَايَعْتُهُ، فَذَكَرَ حَدِيثًا طَوِيلًا، قَالَ: فَأَتَاهُ رَجُلٌ، فَقَالَ: أَعْطِنِي مِنَ الصَّدَقَةِ، فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى لَمْ يَرْضَ بِحُكْمِ نَبِيٍّ وَلَا غَيْرِهِ فِي الصَّدَقَاتِ، حَتَّى حَكَمَ فِيهَا هُوَ، فَجَزَّأَهَا ثَمَانِيَةَ أَجْزَاءٍ، فَإِنْ كُنْتَ مِنْ تِلْكَ الْأَجْزَاءِ أَعْطَيْتُكَ حَقَّكَ»
__________

[حكم الألباني] : ضعيف.