SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

Doa Meluluhkan Hati Seseorang

Ya Allah sungguh Engkau Maha Mulia Maha Besar. Sedangkan saya HambaMu yang sangat hina dina. Tiada upaya dan kekuatan kecuali karena Kau. Ya Allah, tundukkanlah

Doa Agar di Beri kerjaan Bisnis

Ya Allah, Raja segala Kerajaan, Tuhan memberikan Kerajaan pada yang Tuhan kehendaki, melepas Kerajaan dari yang Tuhan kehendaki, menjayakan orang yang Tuhan kehendaki, dan merendahkan orang yang Tuhan kehendaki

Sapaan Nabi Membuat Khowat Sungkan

Rasulullah SAW keluar dari tenda dan bersabda pada saya ‘hai Ayah Abdillah, apa yang mendorong kau duduk bersama mereka ?’

Hibah Menurut Bukhori

Hibah Menurut Bukhari Ibrahim Annakhai tergolong Tabiin yang sangar alim. Beliau murid Ibrhaim Attaimi, murid Amer bin Maimun, murid Abu Abdillah Al-Jadali, murid Khuzaimah sahabat Nabi SAW.

Masuk Surga Paling Awal

Rasulullah SAW bersabda, “Jibril AS telah datang untuk memegang tanganku untuk menunjukkan saya Pintu Gerbang Surga, yang akan dimasuki oleh umatku.”

2017/02/27

Kesepakatan Kerjasama



Image result for ameerahajidan umroh.com
بسم الله الرحمن الرحيم


Dengan ini kami namanya terlampir, yang berkantor di Sawahan Rt 05 Rw 10 Pandawaharjo, Sleman, Yogyakarta, mengajukan permohonan Kerjasama pada PT Ameera Hati Mulia, yang bergerak di Biro Perjalanan Haji Plus dan Umroh. Mengamalkan Firman yakni Ajaran Allah Al-'Aliim (يا ايها الذين امنوا اذا تداينتم بدين الى اجل مسمى فاكتبوه الايات).
Lama kerjasama 2 tahun, mulai tanggal 6 Februari, tahun 2017 hingga tanggal 6 Februari, tahun 2019.
Dan in syaa Allah Kerjasama, bisa diperpanjang.
Kewajiban kami, membantu kelancaran biro ini Bismillah.
Imbalan yang kami berikan, berupaya agar Biro ini berjalan dan beramal, sesuai Ilmu Allah Al-Aliiim. 



والله على ما نقول وكيل وله الحمد رب العالمين



KH Shabirun                  H Mahmud S                     H Amir





Saksi l                   Saksi ll  



Ponpes Kutubussittah Mulya Abadi Mulungan Sleman Jogjakarta Indonesia

2017/02/23

Cinta Ditolak Jangan Marah


Image result for Cinta Ditolak
Cinta Ditolak Jangan Marah

Suatu saat kau akan sadar
Bahwa cinta suci, Cinta Alloohu Akbar
Dengan Cinta-Nya, Dia akan 
Membuat kau cantik rupawan
Yakni bidari yang mengagumkan
Dan akan beri kau "Kerajaan"
Tentunya bila taati Perintah-Nya
Subhhana-Huu wa Taala 
La-Hul-Hamdu fil Aakhiroti wal Uulaa
Maka jika cintamu ditolak
Segeralah, Mbak!
Bersujud pada Al-Waduud

Maha Cinta adalah "Al-Waduud"

2017/02/21

Kritik dan Saran




Kritik dan Saran

Menyampaikan "Kritik dan Saran" adalah kebaikan. Hanya akan lebih baik, bila kalimatnya diperindah. Untuk itu, kita harus meredam benci dan marah, lalu mengasihani orang yang dikritik. Tapi, saya lebih senang menggunakan Istilah Rasulillah SAW "Nasehat" daripada istilah "Mengkritik."
Nasehat yang kurang indah, membuat muak umumnya orang. Sehingga 'mestinya' menyadarkan, tapi justru membuat tersinggung dan benci. Bahkan terkadang, penyampai nasehat "Disingkirkan atau dijauhi."
Yang bahaya jika nasehat pada penguasa yang mudah tersinggung, atau mudah dihasud. Seperti Said bin Jubair yang mengkritisi perkataan Raja Hajjaj. Panglima perang di bawah kendali Abdul-Malik ini, disebut raja karena memikiliki wilayah kekuasaan. Walaupun kedudukannya di bawah Abdul-Malik. Dia tersinggung dan marah hingga menebas leher Said yang mengkritisi ucapannya.

2017/02/19

The Historian’s History of the World




Image result for The Historian’s History of the World

The Historian’s History of the World

Encyclopedia raksasa The Historian’s History of the World, telah menyumbangkan berita penting Raja-Raja Fir’aun Ditemukan untuk kita, sebagai Mukjiat Muhammad SAW:


Nothing is modern discovery has more vividly and suddenly brought the ancient world home to the world of today than the finding of the actual bodies,
the very flesh and blood of the Pharaos marvellously preserved to us by the embalmers’s venerable art. The discovery has bridged the chasm between the ancient and the new as a midnight flash of lighting from the cloud to the earth.

Sebetulnya pernyataan yang artinya:  
Tiada penemuan moderen yang lebih menggemparkan, dan mendadak menghadirkan dunia kuno kembali lagi menuju dunia hari ini, daripada ditemukannya jasad-jasad Fir’aun secara nyata. Daging dan darah (mereka utuh). Luar bisa (itu semua telah) dipersiapkan untuk kita, oleh para ahli rempah-rempah senior yang kepandainnya sempurna. Penemuan itu telah menjembatani jurang waktu di antara kuno dan kini, (yang terangnya) bagaikan sinar kilat di tengah malam dari balik mendung menembus ke bumi. 
Bisa dikatakan hiperbola, karena berlebihan. Pernyataan mengagumkan bagi ilmuan sejarah itu, jika dibandingkan Firman Allah akan menjadi kecil sekali nilainya:
{وَجَاوَزْنَا بِبَنِي إِسْرَائِيلَ الْبَحْرَ فَأَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ وَجُنُودُهُ بَغْيًا وَعَدْوًا حَتَّى إِذَا أَدْرَكَهُ الْغَرَقُ قَالَ آمَنْتُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا الَّذِي آمَنَتْ بِهِ بَنُو إِسْرَائِيلَ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ () آلْآنَ وَقَدْ عَصَيْتَ قَبْلُ وَكُنْتَ مِنَ الْمُفْسِدِينَ () فَالْيَوْمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ آيَةً وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ عَنْ آيَاتِنَا لَغَافِلُونَ ()} [يونس: 90 - 92]

Artinya: 
Dan Kami telah membuat Bani Israil menyeberangi lautan. Sontak Fir’aun dan tentara-tentaranya mengikuti, untuk menangkap dan menindas mereka. (Pengejaran berlangsung) hingga ketika tenggelam menyergap, dia berkata, “Saya telah beriman bahwa sungguh tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali yang Bani Israil telah mengimani padaNya, dan saya tergolong Muslimiin.” (Dengan nada mencemooh, Allah bertanya, “Masyak sekarang (kau baru beriman), padahal sebelum ini, kau telah menentang dan telah tergolong kaum Pelaku Kerusakan? Maka di hari ini Kami selamatkan badanmu, agar kelak kau menjadi Ayat untuk orang di belakangmu. Dan sungguh kebanyakan dari manusia lalai dari Ayat-Ayat (Mukjiat-Mukjiat) Kami.”

Beberapa orang bertanya, “Kenapa آَلْآَنَ  diartikan ‘masyak sekarang (kau baru beriman)?’.” 
Jawabannya, “Karena asalnya a al aana. A pertama berguna bertanya dengan nada mencemooh (lil inkar). Sedangkan lafal (kau baru beriman) dimunculkan karena dikaitkan dengan pernyataan Fir’aun sebelum, dan setelahnya.”
Beberapa orang bertanya, “Kenapa آَيَةً diartikan Mukjiat, dan آَيَاتِنَا diartikan Mukjiat-Mukjiat Kami?.”
Jawabannya, “Karena berbicara tentang Mukjiat Nabi SAW berbentuk ramalan. Semua Mukjiat dalam Al-Qur’an, diistilahkan Ayat.”
Ada orang bertanya, “Kenapa kalimat بَغْيًا وَعَدْوًا difatchah akhir?.”
Jawabannya, “Karena menjelaskan yang mendorong Fir’aun dan pasukannya berlari mengejar (maf’ul li ajlih).”
Fulan bertanya, “Kenapa ada kalimat (Pengejaran itu berlangsung) hingga?.”
Ana menjawab, “Karena ada lafal حَتَّى.” 

Berita yang terkandung dalam dua Ayat itu:
1.            Kecepatan lari Bani Israil melampaui batas karena Allah yang membuat mereka lari menyeberang.
2.            Fir’aun dan pasukannya juga mengejar secepat-cepatnya, berdasarkan huruf fa (فَ) dan kalimat baghyan wa adwan (بَغْيًا وَعَدْوًا).
3.            Fir’aun berkata, “Saya telah beriman bahwa sungguh tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali yang Bani Israil telah mengimani padanya, dan saya tergolong Muslimiin” Bertepatan ketika dia telah disergap oleh ombak yang menenggelamkan. Karena, “Qaala (قَالَ/Fir’aun berkata) adalahjawab dari idzaa (إِذَا).”
4.            Alam semesta lebih taat pada Penciptanya daripada manusia, berdasarkan, Adrakahul-gharaq (أَدْرَكَهُ الْغَرَقُ).”
5.            Berita Fir’aun Mengejar, dilanjutkan hingga tenggelam, sakarat, dan disiksa. Bahkan hingga Ramalan (Nubuwat) Muhammad SAW tentang akan ditemukannya Fir'aun. Kalimat, “Aaal aana (آَلْآَنَ) dan seterusnya, pertanyaan dengan nada mencemooh. Karena Cemoohan Tuhan pada Hamba di alam Barzakh adalah siksaan. Kalau Cemoohan Allah untuk HambaNya yang masih hidup di dunia, hanya diperhatikan dan ditakuti oleh orang yang berakal tinggi. Ketika oleh Allah, ditegur, Lima tucharrimu maa achalla Allaahu lak (لِمَ تُحَرِّمُ مَا أَحَلَّ اللَّهُ لَكَ)?” Nabi Muhammad SAW sangat ketakutan, sehingga semua istrinya diilak. Karena Nabi sangat tahu Allah yang Maha Dahsyat harus diagungkan.
6.            Meskipun Mukjiat Allah berjumlah banyak sekali, tetapi kebanyakan manusia melalaikan.

2017/02/17

Kitabul-Washoya

Kitabul-Washoya  




Tsabit murid Anas mengajarkan, pada Abi Thalhah, Nabi SAW bersabda, “Pastikan (Bairuha) untuk para kaum Fakir kerabatmu !”  Maka Abi Thalhah menjadikan (Bairuha) untuk Hasan dan Ubai bin Kaeb.
Al-Anshari murid ayahnya, murid Tsumamah, murid Anas RA, menyampaikan semisal Hadits Tsabit, “Pastikan (Bairuha) untuk kaum Fakir kerabatmu !” Anas berkata, “Maka dia menjadikan (Bairuha) untuk Hasan dan Ubai bin Kaeb. Memang kekerabatan mereka berdua terhadap Abi Thalhah, lebih dekat dari pada saya (anak tiri).”
Konon kekerabatan (Hassan dan) Ubay, mulai dari :
1.            Abi Thahah (Zaid bin Sahl).
2.            Bin Al-Aswad.
3.            Bin Haram.
4.            Bin Amer.
5.            Bin Zaid Manat.
6.            Bin Adi.
7.            Bin Amer.
8.            Bin Malik.
9.            Bin Annajar. [1]  




[1] صحيح البخاري (4/ 6)
وَقَالَ ثَابِتٌ: عَنْ أَنَسٍ، قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِأَبِي طَلْحَةَ: «اجْعَلْهَا لِفُقَرَاءِ أَقَارِبِكَ» فَجَعَلَهَا لِحَسَّانَ، وَأُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ وَقَالَ الأَنْصَارِيُّ: حَدَّثَنِي أَبِي، عَنْ ثُمَامَةَ، عَنْ أَنَسٍ، مِثْلَ حَدِيثِ ثَابِتٍ، قَالَ: «اجْعَلْهَا لِفُقَرَاءِ قَرَابَتِكَ» ، قَالَ أَنَسٌ: فَجَعَلَهَا لِحَسَّانَ، وَأُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ وَكَانَا أَقْرَبَ إِلَيْهِ مِنِّي «وَكَانَ قَرَابَةُ حَسَّانَ، وَأُبَيٍّ مِنْ أَبِي طَلْحَةَ وَاسْمُهُ زَيْدُ بْنُ سَهْلِ بْنِ الأَسْوَدِ بْنِ حَرَامِ بْنِ عَمْرِو بْنِ زَيْدِ مَنَاةَ بْنِ عَدِيِّ بْنِ عَمْرِو بْنِ مَالِكِ بْنِ النَّجَّارِ، وَحَسَّانُ بْنُ ثَابِتِ بْنِ المُنْذِرِ بْنِ حَرَامٍ، فَيَجْتَمِعَانِ إِلَى حَرَامٍ وَهُوَ الأَبُ الثَّالِثُ، وَحَرَامُ بْنُ عَمْرِو بْنِ زَيْدِ مَنَاةَ بْنِ عَدِيِّ بْنِ عَمْرِو بْنِ مَالِكِ بْنِ النَّجَّارِ، فَهُوَ يُجَامِعُ حَسَّانَ، وَأَبَا طَلْحَةَ وَأُبَيًّا إِلَى سِتَّةِ آبَاءٍ، إِلَى عَمْرِو بْنِ مَالِكٍ وَهُوَ أُبَيُّ بْنُ كَعْبِ بْنِ قَيْسِ بْنِ عُبَيْدِ بْنِ زَيدِ بْنِ مُعَاوِيَةَ بْنِ عَمْرِو بْنِ مَالِكِ بْنِ النَّجَّارِ، فَعَمْرُو بْنُ مَالِكٍ يَجْمَعُ حَسَّانَ وَأَبَا طَلْحَةَ وَأُبَيًّا» وَقَالَ بَعْضُهُمْ: إِذَا أَوْصَى لِقَرَابَتِهِ فَهُوَ إِلَى آبَائِهِ فِي الإِسْلاَمِ "
__________
[تعليق مصطفى البغا]
 [ش (الأنصاري) هو محمد بن عبد الله بن المثنى بن عبد الله بن أنس بن مالك رضي الله عنه. (بعضهم) أراد أبا يوسف صاحب أبي حنيفة رحمهما الله تعالى]    



Doa yang Diminta Segera Wujud



Related image


1.     Ustadz Thoyyib Al-Belawe berkisah, “Ketika mengajarkan Al-Qur’an dan Al-Hadits di Sulawesi, saya ditangkap oleh oknum tentara. Di tengah perjalanan, saya berdoa ‘moga mobil yang membawa saya ini, mogok’. Tiba-tiba mobil mogok. Cukup lama membenahi mobilnya, hingga oknum itu melampiaskan kemarahannya pada beliau. Tangannya menampar, “Plak” pipi, hingga beliau bergumam, “Berarti doa yang langsung dikabulkan, tidak semuanya baik” buktinya ini. Pipinya memar oleh tamparan orang marah karena doa beliau yang tetangga Lukman Hakim.
2.     Di rumah mertua, saya pernah membaca yang intinya, ‘Soekarno pernah tepekur’. Hatinya berkata, “Beruntung sekali doa saya dulu tidak segera dikabulkan.” Wanita jelita anak seorang Belanda yang membuat tergila-gila, ternyata ‘tiba-tiba gila tak terobati’. Andai saat itu, doanya dikabulkan segera oleh Allah, berarti istri Soekarno gila.

Kesimpulan: Berdoalah sebanyak mungkin. Jika hari ini doa belum diwujudkan oleh Allah. Karena Allah sayang anda. Yang pasti agar di Surga nanti, anda surprise, karena doa tersebut. Di dunia juga akan segera terwujud, pada waktu yang paling tepat.  



Mulungan Sleman Yogyakarta Indonesia Ponpes Kutubussittah Mulya Abadi

2017/02/13

Wa’tashimuu Bihablillaahi Jamii’an (1)






{وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ} [آل عمران: 103]

Artinya: Dan berpeganglah pada Tali Allah, dengan berjamaah! Jangan berpecah! Ingatlah Nikmat Allah, atas kalian! ; Ketika kalian menjadi musuh. Lalu (Allah) menyatukan antar hati kalian. Maka karena NikmatNya, kalian menjadi saudara (Jamaah). Kalian dulu di atas bibir jurang dari Neraka. Lalu (Allah) selamatkan kalian darinya. Seperti itulah, Allah jelaskan Ayat-Ayat-Nya pada kalian, agar kalian mendapat Hidayah.

Ibnu Katsir menulis: تفسير ابن كثير (2/ 89)
وَقَوْلُهُ: {وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلا تَفَرَّقُوا} قِيلَ {بِحَبْلِ اللَّهِ} أَيْ: بِعَهْدِ اللَّهِ، كَمَا قَالَ فِي الْآيَةِ بَعْدَهَا: {ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُوا إِلا بِحَبْلٍ مِنَ اللَّهِ وَحَبْلٍ مِنَ النَّاسِ} [آلِ عِمْرَانَ:112] أَيْ بِعَهْدٍ وَذِمَّةٍ (4) وَقِيلَ: {بِحَبْلٍ مِنَ اللَّهِ} يَعْنِي: الْقُرْآنَ، كَمَا فِي حَدِيثِ الْحَارِثِ الْأَعْوَرِ، عَنْ علِيّ مَرْفُوعًا فِي صِفَةِ الْقُرْآنِ: "هُوَ حَبْلُ اللهِ الْمتِينُ، وَصِرَاطُهُ الْمُسْتَقِيمُ".
Artinya:
FirmanNya, “(Dan berpeganglah pada Tali Allah, dengan berjamaah! Jangan berpecah! / وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلا تَفَرَّقُوا).”
Dijelaskan, “(بِحَبْلِ اللَّهِ / Pada Tali Allah), maksudnya ‘pada Aturan Allah’. Sebagaimana dalam Ayat setelahnya nanti (ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُوا إِلا بِحَبْلٍ مِنَ اللَّهِ وَحَبْلٍ مِنَ النَّاسِ / Hina dipastikan atas mereka, di mana saja mereka dijumpai. Kecuali dengan (berpegangan) Tali dari Allah, dan tali dari manusia). Maksudnya ‘dengan (mentaati) Aturan dan (menjadi) Dzimmah’.
Ada lagi yang menjelaskan, “(بِحَبْلٍ مِنَ اللَّهِ / dengan Tali Allah), maksudnya ‘Al-Qur’an’.”
Sebagaimana penjelasan di dalam Hadits Marfuk Al-Harits Al-A’war, dari Ali RA, mengenai Sifat Al-Qur’an, “Dia Tali Allah sangat kuat, dan JalanNya yang sangat lurus.”
Hadits khusus yang semakna dengan itu telah hadir:
قَالَ الْإِمَامُ الْحَافِظُ أَبُو جَعْفَرٍ الطَّبَرِيُّ: حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ يَحْيَى الْأُمَوِيُّ، حَدَّثَنَا أَسْبَاطُ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ أَبِي سُلَيْمَانَ العَرْزَمي، عَنْ عَطِيَّةَ عَنْ [أَبِي] سَعِيدٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "كِتَابُ اللهِ، هُوَ حَبْلُ اللهِ الْمَمْدُودُ مِنَ السَّمَاءِ إلَى الأرْضِ".
Artinya:
Imam Hafizh Abu Jakfar Atthobari berkata, “Said bin Yahya Al-Umawi, murid Asbath bin Muhammad, murid Abdil-Malik bin Abi Sulaiman Al-‘Arzami, murid Athiyah, murid Abi Said RA, berkata, Rasulullah SAW bersabda ‘Kitab Allah adalah Tali Allah yang dipanjangkan dari langit ke bumi’.”
Ibnu Marduwaih meriwayatkan dari jalur Ibrahim bin Muslim Al-Hajari, dari Abil-Ahwash, dari Abdillah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh Al-Qur’an ini adalah:
1.     Tali Allah Maha Kuat.
2.     Sinar yang menerangi.
3.     Obat bermanfaat.
4.     Penjaga untuk orang yang berpegangan dengannya.
5.     Penyelamat untuk orang yang mengikutinya.”
Diriwayatkan Hadits Zaid bin Arqam, juga seperti itu.
Waqik murid Al-A’masy, murid Abi Wail, bercerita pada kami, “Abdullah RA berkata, Rasulullah SAW bersabda, ‘sungguh Jalan ini, dihadiri oleh Syaitan, hai Abdullah, di Jalan ini! Kemari, ke Jalan ini! Dan berpeganglah pada Tali Allah! Sungguh Tali Allah ‘Al-Qur’an’. [1]



[1] تفسير ابن كثير (2/ 89)
وَقَوْلُهُ: {وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلا تَفَرَّقُوا} قِيلَ {بِحَبْلِ اللَّهِ} أَيْ: بِعَهْدِ اللَّهِ، كَمَا قَالَ فِي الْآيَةِ بَعْدَهَا: {ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُوا إِلا بِحَبْلٍ مِنَ اللَّهِ وَحَبْلٍ مِنَ النَّاسِ} [آلِ عِمْرَانَ:112] أَيْ بِعَهْدٍ وَذِمَّةٍ وَقِيلَ: {بِحَبْلٍ مِنَ اللَّهِ} يَعْنِي: الْقُرْآنَ، كَمَا فِي حَدِيثِ الْحَارِثِ الْأَعْوَرِ، عَنْ علِيّ مَرْفُوعًا فِي صِفَةِ الْقُرْآنِ: "هُوَ حَبْلُ اللهِ الْمتِينُ، وَصِرَاطُهُ الْمُسْتَقِيمُ".
وَقَدْ وَرَدَ فِي ذَلِكَ حَدِيثٌ خَاصٌّ بِهَذَا الْمَعْنَى، فَقَالَ الْإِمَامُ الْحَافِظُ أَبُو جَعْفَرٍ الطَّبَرِيُّ: حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ يَحْيَى الْأُمَوِيُّ، حَدَّثَنَا أَسْبَاطُ بْنُ مُحَمَّدٍ، عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ أَبِي سُلَيْمَانَ العَرْزَمي، عَنْ عَطِيَّةَ عَنْ [أَبِي] سَعِيدٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "كِتَابُ اللهِ، هُوَ حَبْلُ اللهِ الْمَمْدُودُ مِنَ السَّمَاءِ إلَى الأرْضِ") .
وَرَوَى ابْنُ مَرْدُويَه مِنْ طَرِيقِ إِبْرَاهِيمَ بْنِ مُسْلِمٍ الهَجَريّ، عَنْ أَبِي الأحْوَص، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "إنَّ هَذَا الْقُرْآنَ هُوَ حَبْلُ اللهِ الْمتِينُ، وَهُوَ النُّورُ الْمُبِينُ وهُوَ الشِّفَاءُ النَّافِعُ، عِصْمةٌ لِمَنْ تَمَسَّكَ بِهِ، ونَجَاةٌ لِمَنِ اتَّبَعَهُ") .
وُروي مِنْ حَدِيثِ حُذَيْفَةَ وَزَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ نَحْوُ ذَلِكَ. [وَقَالَ وَكِيع: حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ أَبِي وَائِلٍ قَالَ: قَالَ عَبْدُ اللَّهِ: إِنَّ هَذَا الصِّرَاطَ مُحْتَضَرٌ تَحْضُرُهُ الشَّيَاطِينُ، يَا عَبْدَ اللَّهِ، بِهَذَا الطَّرِيقِ هَلُمَّ إِلَى الطَّرِيقِ، فَاعْتَصَمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ فَإِنَّ حَبْلَ اللَّهِ الْقُرْآنُ]) .  


Lanjutannya