SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

2015/09/27

Tafsir Ibnu Katsir





{ وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ وَاللَّهُ رَءُوفٌ بِالْعِبَادِ (207) يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ (208) فَإِنْ زَلَلْتُمْ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْكُمُ الْبَيِّنَاتُ فَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ (209) هَلْ يَنْظُرُونَ إِلَّا أَنْ يَأْتِيَهُمُ اللَّهُ فِي ظُلَلٍ مِنَ الْغَمَامِ وَالْمَلَائِكَةُ وَقُضِيَ الْأَمْرُ وَإِلَى اللَّهِ تُرْجَعُ الْأُمُورُ (210) } [البقرة: 207 - 210]





Artinya:
Sebagian manusia ada yang menukar dirinya mencari Keridhoan-Keridhoan Allah; Allah Maha Sayang pada para Hamba.  [207]

Ada huruf “Wa” dalam kaliamat ‘waminannaasi (وَمِنَ النَّاسِ)’ dan lainnya, yang tidak diartikan ‘tidak’, karena istinaf atau ibtidaiyyah.

Ibnu Katsir menjelaskan, “Ibnu Abbas, Anas, Said bin Al-Musayyab, Abu Utsman Annahdi, Ikrimah, dan Jamaah, berkata:
‘Ayat ini turun mengenai Shuhaib bin Sinan Arrumi. Sungguh ketika masuk Islam, dan akan hijrah, dia dihalang-halangi oleh masyarakat, jika hijrah membawa hartanya. Kalau mau, diperbolehkan hijrah tidak membawa harta. Dia memilih hijrah dengan meningalkan dan memberikan hartanya pada mereka’.
Maka Allah menurunkan Ayat di atas. 

Di ujung tanah Harrah, Umar dan sekelompok orang menjemput dia. Berkata "Tukar-menukar ini menguntungkan."
Dia menjawab "Kalian juga demikian. Allah takkan membuat kalian rugi, dalam tukar-menukar ini. Sebetulnya ini ada apa?" 
Mereka memberitakan bahwa Allah telah menurunkan Ayat di atas, mengenai dia. Diriwayatkan bahwa sungguh Rasulullah SAW bersabda padanya "Tukar-menukar ini menguntungkan, hai Shuhaib! Tukar-menukar ini menguntungkan, hai Shuhaib.” [1]

Ya khusus kaum yang telah beriman! Masuklah di dalam Islam secara menyeluruh! Jangan ikuti langkah-langkah Syaitan! Sungguh dia musuh nyata bagi kalian.[208]

Maka jika kalian tergelincir, setelah Keterangan-Keterangan datang pada kalian, maka ketahuilah bahwa sungguh Allah Maha Perkasa Maha Bijak. [209]

Bukankah mereka tidak menunggu? Kecuali DatangNya Allah dan Para Malaikat di atas mendung, pada mereka? Dan segala perkara diselesaikan? Dan segala perkara akan dikembalikan pada Allah. [210].

Huruf “Fii” Di dalam kalimat ‘fii zhulalin (فِي ظُلَلٍ)’ diartikan ‘di atas mendung’ karena isti’la’.




[1] تفسير ابن كثير (1/ 564)
قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ، وَأَنَسٌ، وَسَعِيدُ بْنُ الْمُسَيِّبِ، وَأَبُو عُثْمَانَ النَّهْدِيُّ، وَعِكْرِمَةُ، وَجَمَاعَةٌ: نَزَلَتْ فِي صُهيب بْنِ سنَان الرُّومِيِّ، وَذَلِكَ أنَّه لَمَّا أَسْلَمَ بِمَكَّةَ وَأَرَادَ الْهِجْرَةَ، مَنَعَهُ النَّاسُ أَنْ يُهَاجِرَ بِمَالِهِ، وإنْ أَحَبَّ أَنْ يَتَجَرَّدَ مِنْهُ وَيُهَاجِرَ، فَعَل. فَتَخَلَّصَ مِنْهُمْ وَأَعْطَاهُمْ مَالَهُ، فَأَنْزَلَ اللَّهُ فِيهِ هَذِهِ الْآيَةَ، فَتَلَقَّاهُ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ وَجَمَاعَةٌ إِلَى طَرَفِ الْحَرَّةِ. فَقَالُوا : رَبح الْبَيْعُ. فَقَالَ: وَأَنْتُمْ فَلَا أَخْسَرَ اللَّهُ تِجَارَتَكُمْ، وَمَا ذَاكَ؟ فَأَخْبَرُوهُ أَنَّ اللَّهَ أَنْزَلَ فِيهِ هَذِهِ الْآيَةَ. وَيُرْوَى أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَهُ: "ربِح الْبَيْعُ صُهَيْبُ، رَبِحَ الْبَيْعُ صُهَيْبُ".


Ponpes Mulya Abadi Mulungan 

0 komentar:

Posting Komentar