SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

2011/11/15

Segala Puji Hak Allah



Image result for ‫الحمد لله‬‎


Segala Puji Hak Allah

Contoh nyata dari Nabi Musa AS, Ibnu Abbas RA, Khalid bin Al-Walid, dan Abu Qilabah, menunjukkan bahwa Kepandaian dan Kemampuan manusia dibatasi oleh Allah:
1). Nabi Musa pernah geregetan dan benci pada Nabi Khadhir AS yang diyakini sangat pandai, ternyata melakukan tindakan-tindakan yang dinilai dosa dan salah besar. Musa AS telah bergerak untuk meninggalkan Khadhir dengan berkata, “Kalau Eyang mau, mestinya bisa minta upah atas jasa mendirikan tembok yang hampir saja roboh ini?!.” Khadhir AS menarik gamis Musa AS sambil berkata, “Sebentar! Kita memang akan bepisah, namun akan saya jelaskan dulu mengenai tindakan-tindakan saya, yang membuat kau tak mampu bersabar.” Setelah Khadhir menjelaskan semua tindakan yang dinilai salah, Musa AS terperangah dan yakin sepenuhnya bahwa sehebat atau sepandai apapun manusia, tetaplah dibatasi oleh Allah. Ketika Musa AS telah mati-matian berjihad, untuk menaklukkan kaum Imlaq atau Amaliqah atau Jabbariin, tetap tidak berhasil. Bahkan sampai wafat kaum itu belum bisa ditaklukkan, padahal saat itu Nabi Musa AS telah dikultuskan oleh umatnya karena mukjizatnya yang sangat besar.
2). Ibnu Abbas RA adalah lautan ilmu yang sangat pandai, karena pernah mendapatkan doa dari nabi SAW. Walau begitu pernah melakukan kesalahan mengenai penentuan iddah wanita melahirkan yang ditinggalkan wafat oleh suami. Setelah Kuraib menyampaikan jawaban dari Ummu Salamah, beliau tahu bahwa yang benar iddah-nya jika telah melahirkan.
3). Pedang Allah bernama Khalid bin Al-Walid RA jika berperang seperti malaikat. Dalam waktu kurang dua tahun dia mampu merebut beberapa wilayah Syam yang tentaranya terkuat sejagad. Walau begitu beliau tidak mampu menaklukkan kota Damaskus meskipun seluruh tenaganya dikuras hingga habis. Kota besar itu justru ditaklukkan oleh Abu Ubaidah yang sangat sabar lembut dan sopan. Meskipun Khalid mampu menaklukkan 60.000 pasukan lawan hanya dengan 60 pasukan. Bahkan setelah itu, beliau mendampingi Abu Ubaidah dengan 41.000 pasukan, mampu menaklukkan satu juta enampuluh ribu pasukan Romawi. Namun beliau mendampingi Abu Ubaidah RA, tidak mampu menaklukkan pasukan Aleppo (Chalab), meskipun telah lima bulan menguras tenaga dan otak. Yang mampu menaklukkan justru pendatang baru bernama Damis yang sebetulnya hanya mantan hamba sahaya.
4). Umar bin Abdil-Aziz raja terbesar sejagad saat itu, pernah menggelar pengajian akbar yang diperkirakan diikuti ratusan ribu Muslimiin. Di dalam pengajian itu dia melontarkan pertanyaan mengenai Hukum Qasamah, maksudnya menindak orang, atas dasar sumpah 50 orang penuduh. Kebanyakan hadhirin menyatakan, “Menghukumi orang atas dasar sumpah 50 orang penuduh, disahkan. Nabi SAW pernah menghukumi demikian, begitu pula para Khalifah.” Abu Qilabah mempertahankan ilmu yang didapat dari guru besarnya, bernama Anas bin Malik RA: Bahwa demikian itu tidak boleh, dan nabi SAW belum pernah melaksanakan. Meskipun pendapatnya ditentang oleh hadhirin, bahkan oleh kerabat dekat Umar bin Abdil-Aziz, namun Abu Qilabah bersikukuh dengan hujahnya. Akhirnya hujah yang diterima oleh Umar justru yang dari Abu Qilabah, karena memang dia lebih menguasai Hadits yang disampaikan sebagai dalil atau hujah.

Dari itu semua tersimpul bahwa: Yang patut dipuji hanya Allah, sedangkan orang yang hebat atau alim, oleh Allah dibatasi. Kadang tidak tahu, kadang keliru atau tidak mampu. Inti yang saya pesankan, “Ketika kita berdoa ‘alhamdulillah’ berniatlah mengatakan ‘Segala Pujian sepenuh langit bumi bahkan lebih luas dari itu, adalah Hak Allah’. Karena memang ‘al’ dalam ‘alhamdu’ itu, untuk menyatakan menenggelamkan segala-galanya. Dalam istilah bahasa Arab disebut ‘listighraqil-jins’.”  


Mulungan Sleman Jogjakarta Indonesia Ponpes Kutubussittah Mulya Abadi

0 komentar:

Posting Komentar