SELAMAT DATANG DI BLOG PONDOK PESANTREN MULYA ABADI, JL. MAGELANG KM 8.5 SLEMAN YOGYAKARTA, SEMOGA BLOG INI BISA MENJADI SILATURAHMI KITA UNTUK SALING BERBAGI

2017/01/23

Lima Tokoh Yahudi Khaibar


Image result for Khaibar


أَفْضَى كُلّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا إلَى صَاحِبِهِ وَبَدَرَ مَرْحَبٌ مُحَمّدًا ، فَيَرْفَعُ السّيْفَ لِيَضْرِبَهُ فَاتّقَاهُ مُحَمّدٌ بِالدّرَقَةِ فَلَحِجَ سَيْفَهُ وَعَلَى مَرْحَبٍ دِرْعٌ مُشَمّرَةٌ فَيَضْرِبُ مُحَمّدٌ سَاقَيْ مَرْحَبٍ فَقَطَعَهُمَا . وَيُقَالُ لَمّا اتّقَى مُحَمّدٌ بِالدّرَقَةِ وَشَمّرَتْ الدّرْعُ عَنْ سَاقَيْ مَرْحَبٍ حِينَ رَفَعَ يَدَيْهِ بِالسّيْفِ فَطَأْطَأَ مُحَمّدٌ بِالسّيْفِ فَقَطَعَ رِجْلَيْهِ وَوَقَعَ مَرْحَبٌ ، فَقَالَ مَرْحَبٌ : أَجْهِزْ يَا مُحَمّدُ قَالَ مُحَمّدٌ ذُقْ الْمَوْتَ كَمَا ذَاقَهُ أَخِي مَحْمُودٌ وَجَاوَزَهُ وَمَرّ بِهِ عَلِيّ فَضَرَبَ عُنُقَهُ وَأَخَذَ سَلَبَهُ فَاخْتَصَمَا إلَى رَسُولِ اللّهِ صَلّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ فِي سَلَبِهِ فَقَالَ مُحَمّدُ بْنُ مَسْلَمَةَ يَا رَسُولَ اللّهِ وَاَللّهِ مَا قَطَعْت رِجْلَيْهِ ثُمّ تَرَكْته إلّا لِيَذُوقَ مُرّ السّلَاحِ وَشِدّةِ الْمَوْتِ كَمَا ذَاقَ أَخِي ، مَكَثَ ثَلَاثًا يَمُوتُ وَمَا مَنَعَنِي مِنْ الْإِجْهَازِ عَلَيْهِ شَيْءٌ قَدْ كُنْت قَادِرًا بَعْدَ أَنْ قَطَعْت رِجْلَيْهِ أَنْ أَجْهَزَ عَلَيْهِ . فَقَالَ عَلِيّ عَلَيْهِ السّلَامُ صَدَقَ ضَرَبْت عُنُقَهُ بَعْدَ أَنْ قَطَعَ رِجْلَيْهِ . فَأَعْطَى رَسُولُ اللّهِ صَلّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ مُحَمّدَ بْنَ مَسْلَمَةَ سَيْفَهُ وَدِرْعَهُ وَمِغْفَرَهُ وَبَيْضَتَهُ فَكَانَ عِنْدَ آلِ مُحَمّدِ بْنِ مَسْلَمَةَ سَيْفُهُ فِيهِ كِتَابٌ لَا يُدْرَى مَا هُوَ حَتّى قَرَأَهُ يَهُودِيّ مِنْ يَهُودِ تَيْمَاءَ فَإِذَا فِيهِ هَذَا سَيْفُ مَرْحَبْ مَنْ يَذُقْهُ يَعْطَبْ

Artinya : Yang satu mendekati lainnya. Namun Marchab mendahului menyerang Muhammad dengan pedang. Pedang Marchab tergigit perisai Muhammad yang ditangkiskan. Kain penutup betis Marchab tersingkap; Muhammad memukulkan pedang secepat-cepatnya ke arah bawah, hingga dua betis Marchab patah menyemburkan darah. Ada yang memberitakan ‘di saat Muhammad menangkis pedang dengan perisainya; kain Marchab tersingkap. Dua betisnya tampak di saat Marchab memukulkan pedang ke arah Muhammad yang menunduk sambil mengayunkan pedang sekuat tenaga, hingga mematahkan dua kakinya. Marchab roboh lalu berkata, “Bunuhlah saya! hai Muhammad” Muhammad menjawab, “Rasakan kematian, sebagaimana Machmud sudaraku merasakan.” Akhirnya Muhammad meninggalkan dia. Namun Ali yang menjumpanya, membunuh dan memotong leher, dan merampas lucutan Marchab. Akhirnya Ali RA dan Muhammad, minta pengadilan Rasulallah صَلّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ. Muhammad berkata, “Ya Rasulallah, dia saya patahkan dua kakinya lalu kutinggalkan, agar merasakan pedihnya pedang dan beratnya sakarat, sebagaimana saudaraku telah merasakan. Dia telah saya biarkan sakarat tiga hari, meskipun sebetulnya saya mampu membunuh dia, setelah dua kakinya kupotong.” Ali عَلَيْهِ السّلَامُ berkata, “Dia benar, saya membunuh setelah dua kakinya dia patahkan.” Rasulallah صَلّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ memberikan pedang, baju-perang, topi-perang dan rumbai-topi-perang Marchab, pada Muhammad. Pedang tersebut dirumat di keluarga Muhammad bin Maslamah. Ditulisi dengan huruf yang tak bisa dibaca. Namun akhirnya ada seorang Yahudi Taimak yang bisa membaca, “Ini pedang Marchab. Barang siapa tertebas, tewas.”

Peperangan tersebut sangat seru dan menegangkan. Kaum Yahudi bertahan mati-matian karena berada di kandang yang paling mereka andalkan. Muslimiin berjuang mati-matian karena yakin bahwa pasti akan menang. Banyak yang luka, banyak pula yang gugur. Banyak yang ketakutan, banyak pula yang justru keberaniannya melonjak dan berkobar. Banyak yang menangis, banyak pula yang puas setelah merobohkan dan membunuh musuh. Banyak darah tumpah, banyak pula yang rasa kasihan dan cintanya terhadap sesama teman dan saudara, justru menjadi sempurna. Saat itu telah banyak kaum Yahudi yang menjadi korban keganasan perang. Tinggal tokoh-tokoh besar mereka yang masih berperang dengan garang. Banyak yang melaporkan, “Setelah Muhammad membunuh Marchab, Usair lelaki Yahudi kuat pendek, datang menantang ‘siapa berani melawanku? dengan suara keras. Muhammad mendekat. Mereka berdua bergerak cepat, saling memukulkan pedang. Namun tak lama kemudian, Usair tewas oleh tusukan pedang Muhammad. Tak lama kemudin, Yasir datang untuk menyerang Muhammad. Dia termasuk orang mereka paling kejam. Sebelum itu, dia memburu Muslimiin dengan tombaknya.
Ketika Ali bergerak menghadapi; Az-Zubair berkata, “Saya bersumpah jangan kau biarkan dia lepas.”
Ali melaksanakan perintah Az-Zubair, yakni melawan Yasir.
Sabda Nabi SAW, “لِكُلّ نَبِيّ حَوَارِيّ وَحَوَارِيّ الزّبَيْرُ وَابْنُ عَمّتِي – Setiap Nabi AS, memilikiHawari (pembela setia), dan Hawari-ku Az-Zubair, anak bibiku,” disabdakan, setelah Az-Zubair membunuh Yasir yang tertahan oleh amukan Ali RA. Setelah Marchab dan Yasir, dua tokoh Yahudi tewas terbunuh, Nabi bersabda “Berbahagialah, Khaibar telah menjadi lebar dan urusannya lancar.”
Kebetulan Marchab yang tewas, artinya dilebarkan; Yasir yang tewas, artinyalancar. 
Lelaki Yahudi tinggi besar bernama Amir, muncul. Rasulullah صَلّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ bertanya, “Apakah kira-kira tingginya ada limadzirak?.”
Satu dzirak: panjang mulai ujung jari tengah hingga ujung siku. Amir berbaju perang, menantang, “Siapa berani melawanku?,” sambil mengangkat-angkat pedangnya.
Beberapa orang menjauhi lelaki yang lihai berperang tersebut. Namun Ali justru mendekatinya. Berkali-kali pedang Ali memukul; namun dia tetap tegak berdiri. Akhirnya roboh karena dua betisnya patah menyemburkan darah, oleh pedang Ali. Sambaran pedang Ali beraksi, setelah dia roboh ke tanah, menghantarkan dia ke alam baka. Tak lama kemudian, pedangnya diambil oleh Ali. Dengan tewasnya tokoh-tokoh besar mereka:
1.     Charits.
2.     Marchab.
3.     Usair.
4.     Yasir.
5.     Dan Amir. Maka berakhirlah Perang Khaibar, karena mereka tokoh andalan kaum Yahudi.   

Ponpes Mulya Abadi Mulungan

0 komentar:

Posting Komentar