Kaum Muslimiin yang menyaksikan mereka, terperanjat. Kekayaan Raja Tuma ‘luar biasa’ banyaknya. Pakaian sutra berkancing emas yang
dikeluarkan dari simpanan, sekitar 300 muatan.
Di luar kota, dipersiapkan tenda-tenda sutra gemerlapan, untuk mengumpulkan yang akan dibawa, oleh Raja Tuma dan lainnya. Ternyata harta kekayaan mereka banyak sekali.
Di luar kota, dipersiapkan tenda-tenda sutra gemerlapan, untuk mengumpulkan yang akan dibawa, oleh Raja Tuma dan lainnya. Ternyata harta kekayaan mereka banyak sekali.
Khalid memandang dengan heran. Bibirnya melafalkan, “Betapa banyak
sekali yang mereka bawa?” Lalu dengan bergetar, dia membaca Firman Allah Ta’ala, “Walau
laa an yakuunan naasu ummatan wachidatan laja’alnaa liman yakfuru bi
Al-Rocmaani li buyuutihim suqufan min fiddhotin wa ma’aarija alaihaa
yadlharuun.” [1]
Artinya: Kalau takkan berakibat manusia ‘menjadi umat satu’
(kafir semua), niscaya Kami telah menjadikan secara khusus, untuk orang yang
kufur pada Rohman:
1.
Atap-atap dari perak untuk rumah-rumah mereka.
2.
Demikian pula tangga yang mereka pergunakan
naik.
Mereka yang sibuk mengumpulkan harta, untuk dibawa keluar dari
negeri Damaskus itu, kelihatan ‘takut serangan’ Muslimiin. Mereka bergerak
cepat sekali, seperti himar yang ketakutan. Bahkan tidak ada yang menoleh ke
arah teman, karena terlalu tergesa-gesa ‘ingin segera’ pergi jauh.
Mereka telah berkumpul banyak sekali, akan meninggalkan kota.
Khalid mengangkat tangan lalu berdoa, “Ya Allah, jadikanlah itu
semua untuk kami. Berilah kami kekuasaan ‘menikmati’ itu semua. Jadikanlah ini
semua sebagai fasilitas kaum Muslimiin, aamin. Sungguh Engkau Maha
Mendengar doa.” [2]
Khalid mendekati pasukan Muslimiin dan berkata, “Saya punya
pandangan baik. Maukah kalian bergabung?.”
Mereka menjawab, “Kami akan ikut kau, dan takkan menentang.”
Khalid berkata, “Rawatlah kuda kalian, dan asahlah pedang kalian! Setelah tiga hari, saya akan mencari mereka, dengan harapan mendapatkan
rampasan harta, yang telah kalian saksikan. Saya yakin ‘mereka tidak
meninggalkan’ harta maupun pakaian yang pantas, di kota ini. Yang baik-baik
telah dibawa semuanya.”
Dengan berkendaraan, lautan manusia telah siap semuanya. Tuma
dan Harbis menghadap pada Abu Ubaidah, yang berkata, “Kalian telah menetapi
janji. Sekarang silahkan pergi ke manapun yang kalian inginkan. Kalian dijamin
aman, selama tiga hari.”
Mereka menyerahkan sejumlah harta pada Abu Ubaidah, lalu
berpamitan. Arak-arakan yang sangat panjang itu mengalir, meninggalkan negeri kelahiran,
Damaskus. Semua anak-cucu mereka dibawa, agar tidak bermasyarakat dengan kaum
Muslimiin. Derap kaki kuda mereka membahana.
Ponpes Kutubussittah Mulya Abadi Mulungan Sleman Jogjakarta Indonesia
[1] {وَلَوْلَا
أَنْ يَكُونَ النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً لَجَعَلْنَا لِمَنْ يَكْفُرُ
بِالرَّحْمَنِ لِبُيُوتِهِمْ سُقُفًا مِنْ فِضَّةٍ وَمَعَارِجَ عَلَيْهَا
يَظْهَرُونَ } [الزخرف: 33].
فلما نظر خالد
إلى ذلك رفع يديه إلى السماء وقال اللهم جعله لنا وملكنا إياه واجعل هذه الأمتعة
قوتا للمسلمين آمين إنك سميع الدعاء.
0 komentar:
Posting Komentar