Lautan pasukan Romawi kalap dan mengamuk.
Kaum Muslimiin melawan meskipun hati mereka bergetar.
Sa’id bin Zaid berteriak, “Teman-teman! Berhentilah di Hadirat Allah! Raja yang Maha Perkasa! Jangan lari, karena berakibat masuk neraka! Hai orang-orang iman! Hai yang hafal Al-Qur’an! Semangatlah!.”
Kaum Muslimiin melawan meskipun hati mereka bergetar.
Sa’id bin Zaid berteriak, “Teman-teman! Berhentilah di Hadirat Allah! Raja yang Maha Perkasa! Jangan lari, karena berakibat masuk neraka! Hai orang-orang iman! Hai yang hafal Al-Qur’an! Semangatlah!.”
Subahanallah, aneh sekali, perkataan dia membuat kaum Muslimiin bersemangat. Sehingga dengan keberanian penuh, mereka melawan pasukan Romawi.
Bahkan amukan mereka menggila, membuat lawan tewas berserakan.
Waktu shalat ashar tiba; kaum Muslimiin melancarkan serangan paling ganas hingga 3.010 tokoh militer dari mereka, tewas.
Tentara-tentara kroco yang tewas lebih banyak lagi.
Di antara tokoh penting yang tewas:
Di antara tokoh penting yang tewas:
1.
Ruman penguasa kota Amiroh.
2.
Damar penguasa kota Nawa.
3.
Kaukab penguasa kota Balqa (البلقاء).
4.
Lawi bin China penguasa kota Ghuzah.
5.
Dan lainnya.
Suasanya mencekam. Banyak mayat berserakan bermadi darah.
Bau anyir menusuk hidung.
Bau anyir menusuk hidung.
Dua kubu telah menarik pasukan masing-masing, karena telah lelah.
Wardan berjalan menuju barak. Perasaannya takut ‘jika kekalahan’ selanjutnya,
akan lebih mengerikan. Dalam hatinya terbayang, betapa kaum Muslimiin ‘sangat
tabah’, dan serangan mereka ‘dahsyat’ sekali.
Dalam Dewan Perang itu, para batriq telah berkumpul, untuk
mendengarkan khotbah Panglima Besar. Wardan yang ditunggu-tunggu akhirnya
menyampaikan khotbah, “Hai pemeluk agama Nashrani! Bagaimana pendapat kalian
mengenai kaum Arab yang kita perangi ini? Saya justru berpandangan! ‘Mereka
akan meraih’ kemenangan yang lebih besar lagi, daripada sebelumnya!
Pedang-pedang mereka tajam! Pasukan berkuda mereka memiliki ketabahan maksimal!
Serangan kalian justru tumpul. Ketaatan mereka pada pimpinan lebih tinggi dari
ketaatan kalian pada Tuhan kalian! Kekalahan yang kita derita ini karena dosa, kesalahan, kejahatan, dan kemaksiatan kita, terlalu banyak. Jalan terbaik
adalah ‘kita bertobat!’ Jika mau bertobat, saya yakin kita akan menang.
Namun jika tidak mau bertobat! Al-Masih justru akan memerangi hingga kalian
tewas. Ketahuilah bahwa Allah yang telah menindak kita, ‘Siksaan-Nya’ lebih
dahsyat. Dia telah mengerahkan kaum yang kita anggap remeh. Mereka orang-orang
kelaparan karena kekurangan pangan! Kelas mereka juga sangat rendah! Pakaian
mereka jelek karena miskin. Mereka menyerbu kita karena negerinya kekurangan
makanan. Kekurangan makan yang berlebihan membuat mereka tersiksa. Setelah
memasuki wilayah kita, mereka makan roti dan bermacam-macam buah, madu dan
anggur. Ada lagi yang ‘paling membuat’ mereka berbahagia! Para perempuan dan
harta kekayaan kita.”
Khotbah yang disampaikan dengan berapi-api itu, membuat Majlis
menangis, karena menyadari dosa mereka yang banyak. Dalam pertemuan agung itu,
kini terisi isak tangisan. Yang tadinya diam, akhirnya juga menangis
seperti lainnya. Hingga tak satupun tersenyum apalagi tertawa. Bahkan seakan-akan
dunia pun ikut menangis.
Dengan menangis, Wardan bertanya “Bagaimana pendapat kalian untuk mengatasi hal ini?!” pada hadirin, yang terdiri dari
para batriq (pejabat militer dan kepala gereja, yang sangat pandai
berperang. Setidaknya membawahi 5.000 pasukan).
Majlis tekejut oleh pertanyaan yang disampaikan dengan nada
tinggi.
Seorang batriq menjawab, “Ya Tuan Wardan! Tuan telah mendapat ujian berat! Kaum yang kita hadapi tidak bisa dikalahkan. Saya sendiri telah menyaksikan seorang mereka, menyerang pasukan kita, dengan membabi-buta. Tidak ada satu pun yang mundur meskipun harus mati. Yang membuat mereka bersemangat di dalam perang, nabi mereka berkata ‘jika dari kalian ada yang gugur maka masuk ke surga. Jika musuh gugur maka masuk neraka’. Selain itu, bagi mereka ‘mati dan hidup’ sama saja. Menurut saya, jalan paling tepat, menipu panglima mereka, untuk kita bunuh. Jika panglima mereka telah kita bunuh, pasti mereka akan lari ketakutan. Tapi hal ini tak mungkin terjadi kecuali dengan siasat yang tepat.”
Seorang batriq menjawab, “Ya Tuan Wardan! Tuan telah mendapat ujian berat! Kaum yang kita hadapi tidak bisa dikalahkan. Saya sendiri telah menyaksikan seorang mereka, menyerang pasukan kita, dengan membabi-buta. Tidak ada satu pun yang mundur meskipun harus mati. Yang membuat mereka bersemangat di dalam perang, nabi mereka berkata ‘jika dari kalian ada yang gugur maka masuk ke surga. Jika musuh gugur maka masuk neraka’. Selain itu, bagi mereka ‘mati dan hidup’ sama saja. Menurut saya, jalan paling tepat, menipu panglima mereka, untuk kita bunuh. Jika panglima mereka telah kita bunuh, pasti mereka akan lari ketakutan. Tapi hal ini tak mungkin terjadi kecuali dengan siasat yang tepat.”
0 komentar:
Posting Komentar