Yang paling seru Peperangan SayyidinaaAli RA. Karena mendapat doa
khusus dari Nabi SAW, maka dia mampu
membobol pintu gerbang kastil, berupa
besi besar lebar sangat berat. Hingga orang-orang terkejut oleh debam suaranya yang
membahana. Mereka berlarian
ketakutan hampir saja tak percaya; tapi nyata: pintu gerbang sangat besar hanya
dijinjing dengan tangan satu hingga perang usai. Diperkirakan jika mereka dihantam dengannya;
hancur-lebur menjadi darah.
Menurut Ibnu Ishaq[1], “Pada saat
Rasulullah SAW mengutus agar Abu Bakr RA membawa panjinya berwarna
putih, untuk menaklukkan penghuni kastil, ternyata tak juga meraih
kemenangan, meskipun telah diperjuangkan sekuat tenaga.
Paginya Rasulullah SAW mengutus Umar RA,
namun tak juga berhasil meraih kemenangan, meskipun segala upaya dan tenaga
telah dikerahkan.
Rasulullah SAW bersabda ‘Niscaya besok
pagi, panji ini akan aku berikan sungguh, pada pria yang cinta Allah dan
Rasul-Nya. Allah akan memberi kemenangan melalui dua tangannya. Dia bukan orang yang
mudah lari dari musuh’.
Rasulullah SAW berdoa dan meludahi
mata Ali yang saat itu sakit. Rasulullah SAW perintah ‘ambil panji ini! Dan segera berangkat
berjuang! Hingga Allah memberi Kemenangan!’.
Salamah yang saat itu menyaksikan, melaporkan, “Demi
Allah penyakit mata Ali langsung hilang. Dan dia bergegas melaksanakan tugas. Saya
mengikuti dia terus di belakangnya hingga dia menancapkan panjinya di
pertengahan tumpukan batu-batu besar di bawah kastil. Seorang Yahudi
menengok dia dari atas kastil,
untuk bertanya, “Siapa kau?.”
Ali menjawab, “Aku Ali bin Abi Thalib.”
Nyatanya Ali tak kembali ke hadirat Nabi
SAW, sebelum Allah memberi
dia Kemenangan.
Ibnu Ischaq sejarahwan Islam mendapat berita dari
Abdullah bin Al-Chusain,
dari sebagian keluarganya,
dari Abi Rafiq mantan hamba-sahaya Rasulillah SAW:
“Kami
dulu keluar bergabung pada Ali RA, di saat dia diutus oleh Rasulillah, agar membawa panji.
Ketika dia telah mendekati kastil; beberap lelaki datang menyerang dengan
garang, hingga terjadi pertempuran
sengit. Perisai Ali RA terlempar
dari tangannya, oleh pukulan pedang
seorang. Ali RA bergerak
cepat meraih dan membobol pintu besar di sisi
kastil, untuk menangkis serangan
berbahaya. Pintu sangat berat
dipergunakan sebagai perisai dalam perangnya, dalam waktu cukup lama. Hingga Allah memberi
dia kemenangan.
Setelah
peperangan berakhir,
dia melemparkan ke tanah. Saya telah mencoba bersama tujuh teman saya untuk mendirikan. Namun tidak mampu. [3]
Ilmuan Hadits, Ibnu Chajar Al-Asqalani penyarah Hadits Al-Bukhari melaporkan, “Bahkan
akhirnya pintu besi diangkat oleh empat puluh orang, namun tidak mampu.“
[4]
Meskipun secara sekilas seakan-akan
perjalanan sejarah Nabi SAW, mulai Perang Khaibar hingga Fatchu
Makkah, hanyalah kekerasan. Namun sesungguhnya yang benar adalah cinta kasih
dan akhlaq mulia yang mempesona. Mungkin karena pengaruh wahyu yang
diturunkan berwujud Surat Al-Fatch, sehingga Nabi SAW sangat
berhati-hati dalam menindak manusia. Terlalu banyak kesalahan kaum Khaibar atas Muslimiin. Pengusiran
Nabi SAW atas kaum
Khaibar jauh lebih indah,
dibanding dengan saat kaum selain Muslimiin
menindak kaum Yahudi dalam waktu sangat panjang. Kaum Yahudi diperangi dan
diusir oleh kaum Nashrani mulai
sejak Raja Qusthanthin (قسطنطين) atau Konstantin, hingga waktu yang
panjang sekali, yaitu hingga
Deklarasi Balvour, dengan perlakuan yang
jauh lebih kejam. Perang Salib Satu,
atau amukan Hitler,
atau amukan Raja Bukhtunashar atas mereka,
mungkin termasuk yang paling menonjol. Perang Khaibar sebagai training Nabi SAW dan kaum Muslimiin dalam
menindak manusia dengan bijak dan
indah. Karena keberhasilannya
maka sekitar 19 bulan setelahnya,
Nabi SAW mampu menaklukkan bangsa
Quraisy dengan cara yang indah sekali, melebihi indahnya yang dianggap paling
indah. Keindahan yang hakiki bukan pada lukisan atau music, atau atau gadis tercantik. Tetapi pada akhlaq
sempurna yang diperagakan dengan tulus dan sadar bahwa, Allah yang Esa, Firman-Nya Indah menggetarkan sukma.
Semoga Cerita Islami
berikutnya lebih bermanfaat. Alloohumma aamiiiin.
[2] Nabi Musa AS hingga wafat belum mampu menaklukkan kaum Jabbar
atau kaum Imlaq yang diperangi selama 40 tahun. Sedangkan Ali RA mampu menaklukkan penghuni kastil bahkan
menaklukkan penduduk Khaibar, karena Pertolongan Allahu Akbar, dengan cara yang
lebih dari mengagumkan.
وَذكر بن إِسْحَاقَ
مِنْ حَدِيثِ أَبِي رَافِعٍ قَالَ خَرَجْنَا مَعَ عَلِيٍّ حِينَ بَعَثَهُ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِرَايَتِهِ فَضَرَبَهُ رَجُلٌ مِنْ يَهُودَ فَطَرَحَ
تُرْسَهُ فَتَنَاوَلَ عَلِيٌّ بَابًا كَانَ عِنْدَ الْحِصْنِ فَتَتَرَّسَ بِهِ عَنْ
نَفْسِهِ حَتَّى فَتَحَ اللَّهُ عَلَيْهِ فَلَقَدْ رَأَيْتُنِي أَنَا فِي سَبْعَةٍ
أَنَا ثَامِنُهُمْ نَجْهَدُ عَلَى أَنْ نَقْلِبَ ذَلِكَ الْبَابَ فَمَا نَقْلِبُهُ.
وَلِلْحَاكِمِ
مِنْ حَدِيثِ جَابِرٍ أَنَّ عَلِيًّا حَمَلَ الْبَابَ يَوْمَ خَيْبَرَ وَأَنَّهُ جُرِّبَ
بَعْدَ ذَلِكَ فَلَمْ يَحْمِلْهُ أَرْبَعُونَ رَجُلًا وَالْجَمْعُ بَيْنَهُمَا أَنَّ
السَّبْعَةَ عَالَجُوا قَلْبَهُ وَالْأَرْبَعِينَ عَالَجُوا حَمْلَهُ وَالْفَرْقُ بَيْنَ
الْأَمْرَيْنِ ظَاهِرٌ.
0 komentar:
Posting Komentar